Kabupaten Maros
Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar kualitas Wikipedia. |
![]() | Artikel ini mungkin terlalu panjang untuk dibaca dan dipahami secara nyaman. |
Kabupaten Maros | |
---|---|
Kabupaten | |
Transkripsi lainnya | |
• Lontara Bug | ᨀᨅᨘᨄᨈᨛ ᨆᨑᨚ |
• Lontara Mak | ᨀᨅᨘᨄᨈᨙ ᨆᨑᨚ |
![]() Menara karst di Desa Salenrang, Kabupaten Maros | |
Julukan: Butta Salewangang, Kupu-Kupu Raja, Laskar Marusu, The Kingdom of Butterfly, Butta Bugisi-Mangkasara | |
Motto: Menuju Maros Lebih BAIK (Bersih, Aman, Inovatif, dan Kreatif) | |
![]() Lokasi di Sulawesi Selatan dan di Indonesia | |
Negara | ![]() |
Provinsi | ![]() |
Ibu Kota | Kota Turikale (9 Mei 2011 - sekarang) Kota Maros (4 Juli 1959 - 9 Mei 2011) |
Hari Jadi | 4 Juli 1959 Perda Kab. Maros No. 03 Tahun 2012 |
Dibentuk | 1471 (Abad 15) Sinkronisasi Referensi Lontara Maros, Lontara Gowa, dan Lontara Bone |
Pendiri | Karaeng Loe Ri Pakere |
Dinamai berdasarkan | Kerajaan Marusu' |
Kecamatan | 14 |
Kelurahan/Desa | 103 |
Pemerintahan | |
• Jenis | Kabupaten |
• Badan | Pemerintahan Daerah Tingkat II |
• Bupati | Chaidir Syam (PAN) |
• Wakil Bupati | Suhartina Bohari |
Luas | |
• Total | 1.619,12 km2 (4.000.930 acre) |
Ketinggian | 881 m (2,890 ft) |
Populasi (2021)[3] | |
• Total | 388.738 |
• Peringkat | 8 dari 24 daerah (Sulawesi Selatan) |
• Kepadatan | 240,09/km2 (62,180/sq mi) |
Demonim | Marosnese To Maru' Tau Maru' |
Demografi | |
• Suku bangsa | Bugis, Makassar, Toraja, Mandar, Madura, Jawa, dll. |
• Agama | Islam 97,95% Kristen 1,68% - Protestan 1,50% - Katolik 0,18% Hindu 0,02% Buddha 0,02% Lainnya 0,33%[4] |
• Bahasa | Dentong, Bugis, Makassar, Melayu Makassar, Jawa, Madura, Indonesia |
Zona waktu | UTC+8 (WITA) |
Kode Pos | 90511-90565 |
Kode area telepon | +62 0411 |
Geocode | ID-SL |
Kode ISO 3166 | ID-SN |
Pelat kendaraan | DD xxxx D*/T* |
Kode administrasi | 73.09 |
APBD | Rp. 1.497.906.779.871[5]tahun 2019 |
PAD | Rp. 285 miliar[5]tahun 2019 |
Belanja Daerah | Rp. 1.551.449.773.598[5]tahun 2019 |
IPM | ![]() Tinggi (2021)[6] |
Bandar udara utama | Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Kecamatan Mandai |
Pelabuhan Laut utama | Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari Kecamatan Bontoa |
Situs web | maroskab |
Kabupaten Maros (Lontara Bugis: ᨈᨊ ᨆᨑᨘ (Tana Maru'); Lontara Makassar: ᨅᨘᨈ ᨆᨑᨘᨔᨘ (Butta Marusu'); Inggris: Maros Regency ) adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Jauh dari sebelumnya Kabupaten Maros adalah salah satu bekas daerah kerajaan di Sulawesi Selatan. Di daerah ini pernah berdiri Kerajaan Marusu' dengan raja pertama bergelar Karaeng Loe Ri Pakere. Maros memperoleh status sebagai kabupaten pada tanggal 4 Juli 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959. Pada tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Maros berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 3 Tahun 2012. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Turikale. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak 353.121 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 218,09 jiwa/km² pada tahun 2019.[2][7]
Bersama Kabupaten Takalar dan Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros dikenal sebagai kabupaten penyangga Kota Makassar. Karena Kabupaten Maros merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan tersebut dengan jarak kedua kota tersebut berkisar 30 km dan sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata.
Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegang peranan penting terhadap pembangunan Kota Makassar karena sebagai daerah perlintasan yang sekaligus sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian utara yang dengan sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap pembangunan di Kabupaten Maros. Di daerah ini juga terdapat banyak tempat wisata andalan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Makassar dan Sulawesi Selatan, yaitu Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung dan objek wisata batu karst terbesar kedua di dunia Rammang-Rammang, selain itu Kabupaten Maros juga memiliki potensi ekonomi karena Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin berada di Kabupaten Maros.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Kondisi Geografis[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Maros terletak di bagian barat Sulawesi Selatan antara 40°45′-50°07’ lintang selatan dan 109°205′-129°12′ bujur timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa sebelah selatan, Kabupaten Bone di sebelah timur dan Selat Makassar di sebelah barat. Kabupaten Maros berada pada rentang ketinggian antara 0 m sampai dengan lebih dari 1.000 m dari permukaan laut. Di wilayah Kabupaten Maros terdapat beberapa gunung dengan jenis gunung yang tidak aktif dan tidak begitu tinggi, seperti Gunung Barro-Barro, Rammang-Rammang, Samaenre, Bulu Saraung, dan Bulu Saukang. Bulu Saukang adalah gunung yang tertinggi di wilayah Kabupaten Maros dengan ketinggian mencapai 260 m di atas permukaan laut.
Dilihat dari lokasi geografi dan topografinya, dari 103 desa/kelurahan yang ada di kabupaten Maros, 10 desa berada pada wilayah pantai, 5 desa berada pada wilayah lembah, 28 desa berada pada wilayah perbukitan, dan sisanya 60 desa/kelurahan berada pada wilayah dataran/landai. Kecamatan Tompobulu merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah kecamatan Turikale. Kondisi Topografi Kabupaten Maros sangat bervariasi mulai dari wilayah datar sampai bergunung-gunung. Hampir semua di kecamatan terdapat daerah pedataran yang luas keseluruhan sekitar 70.882 ha atau 43,8% dari luas wilayah Kabupaten Maros. Sedangkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng di atas dari 40% atau wilayah yang bergunung-gunung mempunyai luas 49.869 ha atau 30,8 dari luas wilayah Kabupaten Maros.
Dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, ke ibu kota Kabupaten Maros berjarak kurang lebih 30 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam melewati jalan provinsi yang cukup baik dan lancar. Selanjutnya dari ibu kota Kabupaten Maros sampai ke kota-kota kecamatan di kabupaten tersebut juga dihubungkan oleh jalan aspal yang cukup baik. Namun demikian, belum semua desa-desa di Kabupaten Maros yang terhubungkan dengan jalan beraspal atau beton sampai ke ibu kota kecamatan masing-masing. Masih cukup banyak desa yang dusun-dusunnya hanya terhubungkan oleh jalan setapak. Dusun-dusun tersebut terutamanya ditemukan pada lokasi dimana masyarakat membuka perkampungan dengan merambah atau membuka hutan.
Iklim[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan pencatatan Badan Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rata-rata Suhu udara bulanan di Kabupaten Maros adalah 27,20 °C tiap bulannya. Suhu bulanan paling rendah adalah 23,7 °C (terjadi pada bulan Agustus 2017) sedangkan paling tinggi adalah 33,2 °C (terjadi pada bulan September 2017).
Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata sekitar 297 mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan berkisar 204 hari selama tahun 2017, dengan rata-rata suhu udara minimum 24,4 °C dan rata-rata suhu udara maksimum 31,2 °C.
Penyinaran matahari selama tahun 2017 rata-rata berkisar 58 %. Secara geografis daerah ini terdiri dari 10 % (10 desa) adalah pantai, 5 % (5 desa) adalah kawasan lembah, 27 % (28 desa) adalah lereng/ bukit dan 58 % (60 desa) adalah dataran.
Suhu dan Kelembaban Udara[sunting | sunting sumber]
Bulan | Suhu Udara (°C) | Kelembaban Udara (%) | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
Maksimal | Minimal | Rata-rata | Maksimal | Minimal | Rata-rata | |
Januari | 30,00 | 24,60 | 26,80 | 96 | 68 | 85 |
Februari | 29,60 | 24,10 | 26,10 | 97 | 76 | 89 |
Maret | 30,40 | 24,10 | 26,60 | 97 | 71 | 86 |
April | 31,70 | 24,60 | 27,60 | 94 | 57 | 81 |
Mei | 32,10 | 25,20 | 28,10 | 94 | 59 | 78 |
Juni | 30,90 | 24,50 | 27,00 | 93 | 60 | 83 |
Juli | 31,10 | 23,10 | 26,60 | 92 | 49 | 77 |
Agustus | 32,30 | 23,10 | 27,20 | 75 | 56 | 72 |
September | 33,50 | 22,80 | 27,90 | 78 | 31 | 65 |
Oktober | 33,10 | 23,60 | 28,10 | 92 | 48 | 71 |
November | 31,70 | 24,40 | 27,80 | 97 | 67 | 82 |
Desember | 30,30 | 24,20 | 26,80 | 96 | 68 | 85 |
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros |
Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari[sunting | sunting sumber]
Bulan | Tekanan Udara (mb) | Kecepatan Angin (knot) | Penyinaran Matahari (%) |
---|---|---|---|
Januari | 1.010,5 | 3 | 40 |
Februari | 1.012,5 | 3 | 32 |
Maret | 1.010,3 | 3 | 52 |
April | 1.010,1 | 3 | 82 |
Mei | 1.010,3 | 3 | 67 |
Juni | 1.010,3 | 3 | 65 |
Juli | 1.010,9 | 3 | 74 |
Agustus | 1.011,6 | 4 | 94 |
September | 1.011,8 | 4 | 90 |
Oktober | 1.011,7 | 4 | 91 |
November | 1.011,2 | 3 | 66 |
Desember | 1.010,4 | 3 | 47 |
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros |
Curah Hujan dan Hari Hujan[sunting | sunting sumber]
Bulan | Curah Hujan (mm³) | Hari Hujan |
---|---|---|
Januari | 523 | 25 |
Februari | 667 | 19 |
Maret | 594 | 25 |
April | 213 | 18 |
Mei | 109 | 15 |
Juni | 150 | 15 |
Juli | 51 | 5 |
Agustus | 1 | 2 |
September | 8 | 4 |
Oktober | 116 | 9 |
November | 184 | 20 |
Desember | 798 | 28 |
Sumber Data: Stasiun Klimatologi Kelas I Maros (BMKG) dalam BPS Kabupaten Maros |
Batas wilayah[sunting | sunting sumber]
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Bone |
Timur | Kabupaten Bone dan Kabupaten Gowa |
Selatan | Kabupaten Gowa dan Kota Makassar |
Barat | Selat Makassar |
Sungai[sunting | sunting sumber]
Gunung[sunting | sunting sumber]
Demografi[sunting | sunting sumber]
Mata Pencaharian[sunting | sunting sumber]
Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Maros, yaitu bekerja sebagai petani sawah/tambak, peternak, pedagang, sopir, guru, pegawai pemerintahan, buruh pabrik/bangunan, dan lain-lain. Dari sekian banyak bidang pekerjaan tersebut, petani sawah/tambak dan pedagang adalah yang mayoritas di Kabupaten Maros.
Jumlah Penduduk[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Maros memiliki luas 1.619,12 km² dan penduduk berjumlah 349.822 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 216,06 jiwa/km² pada tahun 2018.
Tahun | Laki-laki | Perempuan | Total Penduduk (jiwa) | Pertumbuhan Penduduk (jiwa) | Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) |
---|---|---|---|---|---|
1992 | - | - | 234.575 | - | - |
2001 | - | - | 274.394 | - | - |
2002 | - | - | 277.137 | - | - |
2003 | 140.717 | 146.043 | 286.760 | - | - |
2004 | 141.957 | 147.427 | 289.384 | - | - |
2005 | 145.393 | 151.057 | 296.450 | - | - |
2006 | 145.601 | 152.017 | 297.618 | - | - |
2007 | 141.001 | 158.661 | 299.662 | - | - |
2008 | 148.959 | 154.252 | 303.211 | - | - |
2009 | 152.215 | 158.562 | 310.777 | - | - |
2010 | - | - | 319.008 | - | - |
2011 | 158.182 | 165.915 | 324.097 | - | - |
2012 | 160.180 | 167.818 | 327.998 | - | - |
2013 | 162.088 | 169.708 | 331.796 | - | - |
2014 | 164.008 | 171.588 | 335.596 | - | - |
2015 | 165.881 | 173.419 | 339.300 | - | - |
2016 | 167.724 | 175.166 | 342.890 | - | - |
2017 | 169.433 | 176.950 | 346.383 | - | - |
2018 | 171.117 | 178.705 | 349.822 | - | 216,06 |
2019 | - | - | 353.121 | - | - |
Indeks Pembangunan Manusia[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Maros termasuk kategori daerah yang memiliki IPM yang sedang dengan capaian 68,94 (2018). Untuk melihat capaian IPM dapat dilihat melalui pengelompokan IPM ke dalam 4 kategori, yaitu: IPM < 60 = IPM rendah, 60 ≤ IPM < 70 = IPM sedang, 70 ≤ IPM < 80 = IPM tinggi, dan IPM ≥ 80 = IPM sangat tinggi. Walaupun belum beranjak dari IPM kategori sedang, IPM Kabupaten Maros terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2010.
- Keterangan
IPM: | Indeks Pembangunan Manusia |
AHH: | Angka Harapan Hidup |
HLS: | Harapan Lama Sekolah |
RLS: | Rata-rata Lama Sekolah |
PP: | Pengeluaran Perkapita |
Tahun | AHH | HLS | RLS | PP | Hasil IPM | Perubahan IPM |
---|---|---|---|---|---|---|
2010 | 68,42 | 10,82 | 6,88 | 8.919,90 | 64,07 | ![]() |
2011 | 68,44 | 11,18 | 7,10 | 9.068,87 | 64,95 | ![]() |
2012 | 68,47 | 11,57 | 7,12 | 9.154,84 | 65,50 | ![]() |
2013 | 68,49 | 11,96 | 7,14 | 9.257,95 | 66,06 | ![]() |
2014 | 68,50 | 12,37 | 7,17 | 9.354,53 | 66,65 | ![]() |
2015 | 68,55 | 12,67 | 7,19 | 9.468,48 | 67,13 | ![]() |
2016 | 68,58 | 12,96 | 7,20 | 9.758,00 | 67,76 | ![]() |
2017 | 68,60 | 12,97 | 7,42 | 10.121,00 | 68,42 | ![]() |
2018 | 68,74 | 12,99 | 7,43 | 10.558,00 | 68,94 | ![]() |
2019 | 68,98 | 13,02 | 7,46 | 10.981,00 | 69,50 | ![]() |
2020 | 69,02 | 13,04 | 7,73 | 10.963,00 | 69,86 | ![]() |
2021 | 69,04 | 13,16 | 8,01 | 70,41 | ![]() | |
Sumber Data: Badan Pusat Statistik RI |
Bahasa[sunting | sunting sumber]
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Maros adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat dua bahasa daerah di Kabupaten Maros,[8] yaitu bahasa Makassar dan bahasa Bugis (khususnya dialek Dentong).[9]
Indeks desa membangun kabupaten[sunting | sunting sumber]
Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL). Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah desa, yaitu tipologi dan modal sosial.
Tahun | Nilai Rata-Rata IDM Kabupaten | Status IDM Kabupaten | Peringkat | Referensi | |
---|---|---|---|---|---|
Dalam Provinsi | Nasional | ||||
2010 | |||||
2011 | |||||
2012 | |||||
2013 | |||||
2014 | |||||
2015 | |||||
2016 | 0,5889 | tertinggal | 13 | 150 | [10] |
2017 | |||||
2018 | 0,6106 | berkembang | 9 | 163 | [11] |
2019 | 0,6467 | berkembang | 10 | 166 | [12] |
2020 | 0,6606 | berkembang | 8 | 182 | [13] |
2021 | 0,6787 | berkembang | 9 | 177 | [14] |
2022 | 0,7387 | maju | 6 | 101 | |
![]() |
IDM Kabupaten Maros Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI |
![]() |
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Bupati dan Wakil Bupati[sunting | sunting sumber]
Kerajaan Marusu (1471–) | |||||
---|---|---|---|---|---|
No. | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
TBA |
Karaeng Loe Ri Pakere | To Manurung | 1471 | TBA | |
TBA |
Karaengta Barasa Sultan Muhammad Ali | Karaeng | TBA | TBA | |
TBA |
Kare Yunusu Sultan Muhammad Yunus | Karaeng | TBA | TBA | |
TBA |
La Mamma Daeng Marewa Matinroe Ri Samangki | Karaeng | TBA | TBA | |
TBA |
Andi Abdul Latifu Daeng Mattana Matinroe | Karaeng | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA |
Masa Pendudukan ![]() | |||||
---|---|---|---|---|---|
No. | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | TBA | TBA | TBA |
Masa Pendudukan ![]() | |||||
---|---|---|---|---|---|
No. | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
TBA |
TBA | Resident | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Resident | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Resident | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Resident | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Resident | TBA | TBA |
Masa Pendudukan Hindia Belanda (–1942) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
No. | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima | Keterangan |
TBA |
Assistant–Resident | 1824 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten | ||
TBA |
Jan Hendrik Gabriël Vosmaer (1801–1834) |
Assistant–Resident | 1830 | 1834 | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
J. R. Eilers | Assistant–Resident | 1838 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten | |
TBA |
C. S. R. Wijamalen | Assistant–Resident | 1841 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten | |
TBA |
D. F. Schaap | Assistant–Resident | 1 Oktober 1846 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
E. F. Graaf van Bentheim Teeklenburg Rheda[15] | Assistant–Resident | 1850 | 1853 | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
Grudelbach | Assistant–Resident | 1857 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
P. C. Wijnmalen | Assistant–Resident | 1858 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
P. A. Bol | Assistant–Resident | 1860 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
J. A. Bakkers | Assistant–Resident | 1861 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
F. E. P. van den Bossche | Assistant–Resident | 1864 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
C. J. Gersen | Assistant–Resident | 1870 | 1876 | Afdeling Noorder-Distrikten | |
TBA |
E. W. E. Burger[16] | Assistant–Resident | 30 Mei 1880 | 1883 | Afdeling Noorder-Distrikten, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
J. Dirksen | Assistant–Resident | 1893 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten | |
TBA |
E. E. Klerks | Assistant–Resident | 4 Mei 1899 | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten | |
TBA |
A. C. Veenhuijzen[17] | Controleur | 1 Februari 1900 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
R. H. V. de Lannoy[17] | Controleur | 1 Februari 1900 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
H. de Vogel MHzn.[17] | Controleur | 1 Februari 1900 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
A. L. M. Clignett[17] | Controleur | 6 April 1900 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
Th. T. Laging Tobias | Aspirant-Controleur | 1901 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
O. M. Goedhart[17] | Controleur | 20 Juli 1902 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
E. Dhomen[17] | Controleur | 19 Oktober 1902 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
J. de Haan[17] | Controleur | 14 Februari 1903 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
H. M. Lublink Weddik[17] | Controleur | 9 Juni 1904 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
P. J. Ketting Olivier[17] | Controleur | 9 Juni 1904 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
H. Radesma[17] | Adspirant-Controleur | 5 Desember 1904 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
W. M. Palm[17] | Adspirant-Controleur | 5 Desember 1904 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
J. J. G. Kruseman[17] | Adspirant-Controleur | 9 Desember 1904 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
Th. Volmering | Controleur | 15 Juli 1914 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
![]() |
Pieter Karel Willem Lakeman (1881–1966) |
Gediplomeerd-Gesaghebber | 23 Maret 1918 | 31 Juli 1920 | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden |
TBA |
![]() |
Jan Hendrik Boestra (1894–1966) |
Gediplomeerd-Gesaghebber | 31 Juli 1920 | 12 Agustus 1921 | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden |
TBA |
A. S. L. Spoor[18] | Controleur | 1924 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
Saloko Daeng Malawa | Controleur | 7 Mei 1928 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
IJ. P. Visser[19] | Controleur | 8 Maret 1929 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
Dr. J. F. Stutterheim[20] | Controleur 1 E Klasse | 30 Desember 1939 | TBA | Onderafdeeling Maros, Afdeeling Makassar, Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden | |
TBA |
Mr. S. D. Emanuels[20] | Assisten–Resident | 7 Februari 1940 | TBA | TBA | |
TBA |
J. D. Mesman | Assistant–Resident | TBA | TBA | Afdeling Noorder-Distrikten | |
TBA |
Toewan Petoro | Controleur | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
H. E. D. Engelhard | Amblewaar ter beschikking | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
Symphonie van Schubert | Controleur | TBA | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Adspirant-Controleur | TBA | TBA | TBA |
Masa Pendudukan ![]() | |||||
---|---|---|---|---|---|
No. | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
TBA |
TBA | Bunken Kanriken | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Bunken Kanriken | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Bunken Kanriken | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Bunken Kanriken | TBA | TBA |
Masa Pendudukan ![]() | |||||
---|---|---|---|---|---|
No. | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
TBA |
W. G. van der Wolk[21] | Controleur | 2 September 1946 | 1947 | |
TBA |
TBA | Controleur | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Controleur | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Controleur | TBA | TBA |
Masa Pemerintahan ![]() ![]() | |||||
---|---|---|---|---|---|
No. | Foto | Nama | Pangkat / Jabatan | Tahun Penugasan | Tahun Serah Terima |
TBA |
TBA | Bertuurshoofd | 1946 | TBA | |
TBA |
TBA | Bertuurshoofd | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Bertuurshoofd | TBA | TBA | |
TBA |
TBA | Bertuurshoofd | TBA | 1950 |
Masa Pemerintahan ![]() ![]() ![]() | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
No. | Kepala Daerah | Jabatan | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
![]() |
(Karaeng Lau) (?–?) |
(Kepala Pemerintahan Negeri) |
|||||||
![]() |
(?–?) |
(Kepala Pemerintahan Negeri) |
|||||||
![]() |
(?–?) |
(Kepala Pemerintahan Negeri) |
|||||||
![]() |
H. Nurdin Johan (?–?) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
|||||||
![]() |
Kol. Inf. (Purn.) H. Muhammad Yasin Limpo (1924–2009) |
(Kepala Daerah) |
|||||||
![]() |
Drs. H. Muhammad Nur Tahir (?–?) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
|||||||
![]() |
Letkol. (Purn.) Andi R. Makmur Daeng Sitakka (1921–?) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
|||||||
![]() |
Letkol. H. Muhammad Kasim Daeng Marala (?–?) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
|||||||
![]() |
Drs. H. Abdul Malik Hambali (1938–) |
(Kepala Daerah) |
|||||||
![]() |
Kol. Kes (Purn.) drg. Kamaruddin Baso (1929–2013) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
Dipilih oleh DPRD Maros / Pemilu Tidak Langsung | ||||||
Brigjen. Pol. (Purn.) Drs. H. Muhammad Arief Wangsa (1941–) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
Dipilih oleh DPRD Maros / Pemilu Tidak Langsung | |||||||
![]() |
Drs. H. Andi Muhammad Alwy Rum S.H. (1944–2021) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
Dipilih oleh DPRD Maros / Pemilu Tidak Langsung | ||||||
![]() |
Drs. H. Nasrun Amrullah (1954–2011) |
(Kepala Daerah) Defintitif |
Dipilih oleh para Anggota DPRD Maros atas Rekomendasi Pemerintahan Pusat / Pemilu secara tidak langsung atau perwakilan melalui Pilkada Maros 1994 | ||||||
![]() |
Drs. H. Mirdin Kasim S.H., M.Si. (?–2004) |
KDH (Kepala Daerah) |
Dipilih oleh Gubernur Sulawesi Selatan atas Rekomendasi Kemendagri | ||||||
![]() |
Drs. Andi Pamadengrukka Mappanyompa (1941–) |
KDH (Kepala Daerah) |
Dipilih oleh Gubernur Sulawesi Selatan | ||||||
![]() |
Drs. Smith Pabbola (?–?) |
KDH (Kepala Daerah) |
Dipilih oleh Gubernur Sulawesi Selatan | ||||||
![]() |
Drs. H. Andi Nadjamuddin Aminullah B.A. (1943–) |
(Kepala Daerah) Definitif |
Dipilih oleh para Anggota DPRD Maros / Pemilu secara tidak langsung atau perwakilan melalui Pilkada Maros 1999 |
Drs. H. Andi Paharuddin | |||||
![]() |
Drs. H. Muhammad Farid Suaib |
Dipilih oleh Gubernur Sulawesi Selatan | |||||||
![]() |
Drs. H. Andi Nadjamuddin Aminullah B.A. (1943–) |
Dipilih oleh Rakyat Maros / Pemilu secara langsung melalui Pilkada Maros 2005 |
Drs. H. Andi Paharuddin | ||||||
![]() |
Ir. H. Muhammad Hatta Rahman M.M. (1966–) |
Dipilih oleh Rakyat Maros / Pemilu secara langsung melalui Pilkada Maros 2010 |
Drs. H. Andi Harmil Mattotorang M.M. | ||||||
![]() |
Ir. H. Baharuddin M.M. (?–) |
Dipilih oleh Gubernur Sulawesi Selatan | |||||||
![]() |
Ir. H. Andi Herry Iskandar M.Si. (1958–) |
Dipilih oleh Gubernur Sulawesi Selatan | |||||||
![]() |
Ir. H. Muhammad Hatta Rahman M.M. (1966–) |
Dipilih oleh Rakyat Maros / Pemilu secara langsung melalui Pilkada Maros 2015 |
Drs. H. Andi Harmil Mattotorang M.M. | ||||||
![]() |
Andi Davied Syamsuddin S.STP, M.Si. (1978–) |
Dipilih oleh Gubernur Sulawesi Selatan | |||||||
![]() |
H. Andi Syafril Chaidir Syam S.I.P., M.H. (1977–) |
Dipilih oleh Rakyat Maros / Pemilu secara langsung melalui Pilkada Maros 2020 |
Hj. Suhartina Bohari S.E. |
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maros[sunting | sunting sumber]
No. | Ketua | Wakil Ketua I | Wakil Ketua II | Periode | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
1. | 1959-1965 | Orde Lama | |||
2. | 1965-1971 | Masa Transisi & Orde Baru | |||
3. | 1971–1977 | Orde Baru | |||
4. | 1977–1982 | ||||
5. | 1982–1987 | ||||
6. | 1987–1992 | ||||
7. | 1992–1997 | ||||
8. | 1997–1999 | Orde Baru & Masa Transisi | |||
9. | 1999–2004 | Era Reformasi[17][30] | |||
10. | ![]() H. Andi Burhanuddin PS (Golkar; 2004–2009) |
![]() Ir. H. Muhammad Hatta Rahman, M.M. (PAN; 2004–2009) |
![]() H. Andi Fahry Makkasau (Golkar; 2004–2009) |
2004–2009 | |
11. | ![]() Hj. Andi Ermawati Nadjamuddin, S.H. (Golkar; 29 Oktober 2009–20 Agustus 2014) |
![]() Ir. H. Muhammad Hatta Rahman, M.M. (PAN; 29 Oktober 2009–2010) ![]() H. Andi Syafril Chaidir Syam, S.I.P., M.H. (PAN; 2010–20 Agustus 2014) |
![]() H. Sudirman Sirajuddin, S.E. (Demokrat; 29 Oktober 2009–20 Agustus 2014) |
2009–2014 | |
12. | ![]() H. Andi Syafril Chaidir Syam, S.I.P., M.H. (PAN; 2014–20 Agustus 2019) |
![]() H. Muhammad Rusdi Rasyid, S.E. (Golkar; 10 Maret 2016–2018) ![]() H. Andi Patarai Amir, S.E. (Golkar; 2018–20 Agustus 2019) |
![]() Drs. H. Irwansyah Kasim Daeng Marala (Gerindra; 2014–2015) ![]() H. Muhammad Yusuf Damang, S.Sos. (Gerindra; 2015–2019) Andi Makmur Akmal (Gerindra; 2019–20 Agustus 2019) |
2014–2019 | |
13. | ![]() H. Andi Patarai Amir, S.E. (Golkar; 3 September 2019–sekarang) |
![]() H. Andi Syafril Chaidir Syam, S.I.P., M.H. (PAN; 3 September 2019–15 September 2020) ![]() Hj. Haeriah Rahman, S.P. (PAN; 14 Desember 2020–sekarang) |
![]() Hj. Fatmawati, S.M. (NasDem; 3 September 2019–sekarang) |
2019–sekarang |
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Maros dari tahun 1959-2024:
Partai Politik/Golongan | Jumlah Kursi dari Periode ke Periode | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1959-1965 | 1965-1971 | 1971-1977 | 1977-1982 | 1982-1987 | 1987-1992 | 1992-1997 | 1997-1999 | 1999-2004 | 2004-2009 | 2009-2014 | 2014-2019 | 2019-2024 | 2024-2029 | |
PKB | (baru) 3 | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
TBA | ||||||||
Gerindra | (baru) 0 | ![]() |
![]() |
TBA | ||||||||||
PDI-P | (baru) 3 | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
TBA | ||||||||
Golkar | (baru) 16 | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
TBA | ||
NasDem | ![]() |
TBA | ||||||||||||
PKS | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
TBA | |||||||||
PPP | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
TBA | ||||
PAN | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
TBA | |||||||||
Hanura | ![]() |
![]() |
TBA | |||||||||||
Demokrat | ![]() |
![]() |
![]() |
TBA | ||||||||||
PBB | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
TBA | |||||||||
PBR | ![]() |
|||||||||||||
PDK (termasuk PPDK) | ![]() |
|||||||||||||
PKPB | ![]() |
|||||||||||||
Merdeka | ![]() |
|||||||||||||
ABRI | (baru) 3 | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||||||
Non ABRI/Sipil | (baru) 15 | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||||
Jumlah Anggota | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() | |
Jumlah Partai/Golongan | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Maros terdiri dari 14 kecamatan, 23 kelurahan, dan 80 desa. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan jumlah penduduk sebesar 397.937 jiwa dengan sebaran penduduk 246 jiwa/km².[31][32]
Daftar kecamatan dan jumlah kelurahan masing-masing kecamatan di Kabupaten Maros, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
73.09.03 | Bantimurung | 2 | 6 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.05 | Bontoa | 1 | 8 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.02 | Camba | 2 | 6 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.10 | Cenrana | 7 | Desa | ||
73.09.12 | Lau | 4 | 2 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.06 | Mallawa | 1 | 10 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.01 | Mandai | 2 | 4 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.04 | Maros Baru | 3 | 4 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.08 | Marusu | 7 | Desa | ||
73.09.13 | Moncongloe | 5 | Desa | ||
73.09.09 | Simbang | 6 | Desa | ||
73.09.07 | Tanralili | 1 | 7 | Desa | |
Kelurahan | |||||
73.09.11 | Tompobulu | 8 | Desa | ||
73.09.14 | Turikale | 7 | - | Kelurahan | |
TOTAL | 23 | 80 |
Kondisi Alam[sunting | sunting sumber]
Kawasan Hutan[sunting | sunting sumber]
Kawasan hutan di Kabupaten Maros menurut kategori hutan dapat dibagi atas 3 jenis, yakni hutan menurut fungsinya (Hutan Lindung, Hutan Produksi Biasa/Terbatas, dan Taman Nasional). Luas total kawasan hutan di Kabupaten Maros tahun 2015 adalah 65.022 Ha, yang terdiri atas 14.611 Ha hutan lindung, 15.365 Ha hutan produksi biasa, 6.434 Ha hutan produksi terbatas, dan 28.610 Ha taman nasional.
No. | Kecamatan | Fungsi Kawasan | Taman Nasional | Total Kawasan Hutan (Ha) | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Hutan Lindung | Hutan Produksi | |||||
Hutan Produksi Biasa | Hutan Produksi Terbatas | |||||
1. | Kecamatan Bantimurung | 2.417 | 94 | - | 6.750 | 9.261 |
2. | Kecamatan Bontoa | 323 | - | - | - | 323 |
3. | Kecamatan Camba | - | - | 1.283 | 3.623 | 4.906 |
4. | Kecamatan Cenrana | 4.972 | 1.672 | 2.244 | 2.825 | 11.713 |
5. | Kecamatan Lau | 87 | - | - | - | - |
6. | Kecamatan Mallawa | 574 | 2.473 | 1.586 | 10.024 | 14.658 |
7. | Kecamatan Mandai | - | - | - | - | - |
8. | Kecamatan Maros Baru | - | - | - | - | - |
9. | Kecamatan Marusu | - | - | - | - | - |
10. | Kecamatan Moncongloe | - | - | - | - | - |
11. | Kecamatan Simbang | 16 | 561 | - | 4.184 | 4.762 |
12. | Kecamatan Tanralili | - | 543 | - | - | 543 |
13. | Kecamatan Tompobulu | 6.222 | 10.022 | 1.321 | 1.204 | 18.769 |
14. | Kecamatan Turikale | - | - | - | - | - |
Jumlah | 14.611 | 15.365 | 6.434 | 28.610 | 65.022 | |
Sumber Data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Maros dalam BPS Kabupaten Maros |
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa wilayah kecamatan yang memiliki kawasan hutan adalah sebanyak 9 kecamatan. Luas kawasan hutan yang terbanyak di Kabupaten Maros adalah Kecamatan Tompobulu dan Mallawa.
Persebaran Hutan[sunting | sunting sumber]
Berikut ini nama-nama persebaran hutan di Kabupaten Maros:
- Hutan Mangrove di Desa Bonto Bahari
- Hutan Mangrove Kuri Caddi di Desa Nisombalia
- Hutan Pinus Pendidikan Unhas di Bengo-Bengo Kecamatan Cenrana
- Hutan Pinus Cenrana
- Hutan Pinus di Desa Bonto Manurung
- Hutan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung
- Hutan Tanralili
Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 43 pasar yang tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Maros. Sedangkan jumlah pedagang menurut skalanya 147 pedagang menengah, 3.629 pedagang kecil, dan 17.462 pedagang mikro.
Sistem Kepercayaan[sunting | sunting sumber]
Masyarakat Bugis di Kabupaten Maros menganut agama Islam. Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama sebagai berikut:
- Patoto-e : dewa penentu nasib
- Dewata Seuwa-e : dewa tunggal
- Turie a'rana : kehendak tertinggi
Masyarakat Bugis Maros menganggap bahwa budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) tersebut didasarkan atas lima unsur pokok panngaderreng (aturan adat yang keramat dan sakral), yaitu sebagai berikut:
- Ade (ada dalam bahasa Makassar)
- Bicara
- Rapang
- Wari'
- Sara'
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Tempat peribadatan umat islam yang berupa masjid, langgar/musholla pada tahun 2012 masing-masing berjumlah 728 dan 50. Tempat peribadatan untuk umat kristiani dan katolik sebanyak 22 yang terdapat di 9 kecamatan. Jumlah jamaah haji yang diberangkatkan dari Kabupaten Maros setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada Tahun 2012 jumlah Jamaah Haji perempuan sebanyak 209 orang dan laki-laki sebanyak 104 orang.[33]
Agama yang Dianut[sunting | sunting sumber]
Tabel penduduk Kabupaten Maros menurut agama yang dianutnya tahun 2017 sebagai berikut:
Kecamatan | Islam | Protéstan | Katolik | Hindu | Buddha | Konghucu | Lainnya |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bantimurung | 30.525 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Bontoa | 26.974 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Camba | 12.760 | 9 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Cenrana | 15.469 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Lau | 24.487 | 0 | 138 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Mallawa | 10.900 | 0 | 2 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Mandai | 35.054 | 0 | 538 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Maros Baru | 24.404 | 13 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Marusu | 26.065 | 130 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Moncongloe | 19.666 | 63 | 650 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Simbang | 31.218 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Tanralili | 24.897 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Tompobulu | 17.989 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Turikale | 41.221 | 111 | 445 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Total | 341.629 | 317 | 1.773 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Pertanian[sunting | sunting sumber]

Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil tanaman pangan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Predikat sebagai lumbung padi nasional mengukuhkan posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen tanaman pangan yang cukup potensial. Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan. Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah lumbung padi di Sulawesi Selatan. Luasnya area persawahan dan juga iklim yang mendukung menjadikan Kabupaten Maros setiap tahun selalu swasembada beras. Produksi padi Kabupaten Maros tahun 2018 sebesar 3.278.113,56 kwintal yang dipanen dari areal seluas 50.523 ha. Sebagian besar produksi padi di Kabupaten Maros dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 98,99 % dari seluruh produksi padi. Sedangkan 1,01 % dihasilkan oleh padi ladang. Produksi jagung Kabupaten Maros pada tahun 2018 sebesar 488.101.029 kwintal dengan luas panen 9.556 ha.
Produksi Tanaman Pangan[sunting | sunting sumber]
Produksi padi sawah dan padi ladang tahun 2018 menurut kecamatan di Kabupaten Maros sebagai berikut:
Kecamatan | Padi Sawah (kwintal) | Padi Ladang (kwintal) | Total produksi (kwintal) |
---|---|---|---|
Bantimurung | 710.608 | 3.384 | 713.992 |
Bontoa | 215.542,40 | 0 | 215.542,40 |
Camba | 198.752,16 | 7.560 | 206.312,16 |
Cenrana | 169.380 | 993,60 | 170.373,60 |
Lau | 336.208,20 | 0 | 336.208,20 |
Mallawa | 145.433,60 | 4.018,50 | 149.452,10 |
Mandai | 163.514 | 0 | 163.514 |
Maros Baru | 133.032,50 | 0 | 133.032,50 |
Marusu | 72.352 | 0 | 72.352 |
Moncongloe | 117.656,36 | 0 | 117.656,36 |
Simbang | 363.880 | 0 | 363.880 |
Tanralili | 244.343,84 | 4.200 | 248.543,84 |
Tompobulu | 242.928 | 14.726,40 | 257.654,40 |
Turikale | 129.600 | 0 | 129.600 |
Total | 3.243.231,06 | 34.882,50 | 3.278.113,56 |
Tanaman Andalan Daerah[sunting | sunting sumber]
- Padi Sawah
- Padi Ladang
- Jagung
- Kedelai
- Kacang Tanah
- Ubi Kayu
- Ubi Jalar
- Bawang Merah
- Cabai
- Petsai
- Kemiri
- Mangga
- Durian
- Jeruk
- Pisang
- Pepaya
- Nanas
- Semangka
- Kelapa Hibrida
- Kopi Robusta
- Lada
- Kakao
- Jambu Mete
- Aren
- Kapuk
- Pala
- Cengkeh
- Kelapa Dalam
- Vanili
- Padi Varietas Padi Banda (Varietas Lokal)
- Padi Varietas Padi Lapang (Varietas Lokal)
Perikanan[sunting | sunting sumber]
Komoditas Andalan Daerah[sunting | sunting sumber]


- Udang Sitto
- Bale Bolu (Ikan Bandeng)
- Kepiting Dato
- Sunu (Ikan Kerapu)
- Ikan Mujair
- Salamata (Ikan Barramundi/Kakap putih)
Sumberdaya Perikanan Lainnya[sunting | sunting sumber]
- Ikan Kandea (Ikan tawas)
- Ikan Oseng
- Ikan Mas Sungai
- Ikan Gabus
- Ikan Samelang
- Ikan Sidat/Massapi
- Belut Sawah/Lenrong
- Ceda-Ceda (sejenis kerang)
- Biri-biri (sejenis kerang)
- Bakaleng (sejenis kerang)
- Baja Salo (sejenis kerang pasir sungai)
- Rambo-Rambo (sejenis kerang hijau)
- Kepiting Sungai
- Ikan Binisi
- Kepiting Bakau
- Rajungan
Pertambangan[sunting | sunting sumber]
Pertambangan di Kabupaten Maros memiliki potensi cukup besar. Beberapa jenis tambang yang dapat dikembangkan di Kabupaten Maros, seperti potensi tambang batu bara di Kecamatan Mallawa, bahan baku semen yang ada di Kecamatan Bantimurung, Bontoa, bahan baku marmer dan beberapa jenis potensi tambang lainnya. Potensi tambang saat ini yang telah dieksplorasi adalah semen yang dikelola oleh investor dalam negeri (PT. Semen Bosowa) yang berada di Desa Baruga Kecamatan Bantimurung. Potensi tambang ini memiliki prospek pengembangan dan pangsa pasar yang luas baik pasar lokal, regional, nasional maupun ekspor. Prospek inilah yang memiliki nilai strategis sehingga diperlukan suatu penetapan fungsi kawasan pertambangan di Kabupaten Maros.
Berikut ini adalah daftar kawasan pertambangan di Kabupaten Maros:
- Tambang Batu Kapur di Desa Tukamasea Kecamatan Bantimurung
- Tambang Batu Kapur di Desa Baruga Kecamatan Bantimurung
- Tambang Pasir di Sungai Maros Kelurahan Boribellaya Kecamatan Turikale
- Tambang Pasir di Sungai Bukkamata Kecamatan Simbang
- Tambang Tanah Merah di Kecamatan Tanralili
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana perhubungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang mobilitas penduduk dan distribusi barang dalam memperlancar roda perekonomian di suatu wilayah. Kondisi prasarana dan sarana sektor perhubungan suatu wilayah akan menentukan tingkat kelancaran komunikasi dan mobilitas penduduk serta memberikan gambaran pencapaian pembangunan. Panjang jalan di Kabupaten Maros pada tahun 2018 untuk jalan kabupaten adalah 1.032,13 km. Kondisi jalan yang dalam kondisi baik 327,08 km, kondisi sedang sepanjang 311,53 km, rusak 152,52 km, dan rusak berat 241 km.
Kendaraan[sunting | sunting sumber]
- Perahu Jolloro'
- Pete-Pete
- Bendi
- Becak
- Kuda
- Motor
- Mobil
- Bus
- Lepa-Lepa (sejenis perahu sampan)
- Lopi-Lopi (sejenis perahu sampan)
- Kapal Sungai
Terminal[sunting | sunting sumber]
- Terminal Angkutan Darat Marusu
- Terminal Pasar Lama (Pasar Sentral Maros)
- Terminal Pasar Rakyat Pakalu
- Terminal Pasar Rakyat Batangase
- Terminal Pasar Baru (Pasar Tramor Butta Salewangang Maros)
Pelabuhan[sunting | sunting sumber]
- Pelabuhan Perikanan Bonto Bahari
- Pelabuhan Rakyat Kuri Lompo
Bandar Udara[sunting | sunting sumber]
- Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang berada di wilayah Kabupaten Maros memiliki nilai strategis dalam konstalasi pengembangan wilayah. Bandar udara memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem transportasi nasional (SISTRANAS), dimana wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan, sehingga hubungan antar wilayah secara nasional dapat dilakukan dengan transportasi udara yang memiliki keunggulan dibandingkan moda transportasi lainnya, seperti moda angkutan laut. Potensi inilah yang menjadi peluang strategis pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Maros. Lokasi bandara udara berada di Kecamatan Mandai yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar dan merupakan bagian dari rencana pengembangan Kota Baru Metropolitan Mamminasata.
Dermaga[sunting | sunting sumber]
- Dermaga Rammang-Rammang I
- Dermaga Rammang-Rammang II
- Dermaga Bonto Bahari
- Dermaga Tapieng Boribellaya
- Dermaga Labuhan

Seni dan Budaya[sunting | sunting sumber]
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Salah satu kebudayaan yang juga menjadi daya tarik terbesar suatu daerah adalah tempat wisata. Untuk wilayah Kabupaten Maros sendiri secara umum bisa dibilang memiliki objek wisata yang begitu bervariasi yang tersebar di empat belas kecamatan baik wisata alam maupun wisata buatan. Wilayah Kabupaten Maros merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi objek dan daya tarik wisata berupa wisata alam, religi, edukasi, kuliner, seni budaya, dan sejarah. Untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Kabupaten Maros maka pembangunan fasilitas penunjang menjadi prioritas utamanya agar sektor pariwisata di Kabupaten Maros mampu menjadi penyumbang pendapatan/devisa bagi daerah Kabupaten Maros selain sektor pertambangan, pertanian, dan perikanan serta sektor jasa lainnya. Adapun fasilitas penunjang yang dimaksud diantaranya hotel (hotel berbintang dan hotel non berbintang beserta akomodasinya) dan rumah makan atau restoran. Sub-sub tempat wisata alam dapat dijumpai di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, yakni CA Bantimurung,CA Karaenta, TWA Gua Pattunuang, dan TWA Bantimurung. Wisata alam adalah wisata yang berbasis pada alam, baik panorama alam, kondisi alam, keunikan alam, dan bentukan alam.
Wisata Sejarah[sunting | sunting sumber]

- Situs Prasejarah Leang Akkarrasa Rammang-Rammang: Situs prasejarah ini menyimpan peninggalan prasejarah berupa dua buah gua yang terdapat lukisan prasejarah/kepurbakalaan pada dinding gua yang terdiri dari lukisan cakra 3 buah, lukisan babi rusa 3 ekor, lukisan ikan 1 ekor, dan lukisan perahu 1 buah. Situs prasejarah ini terletak di Desa Salenrang Kecamatan Bontoa.
- Kompleks Makam Kassi Kebo: Kompleks makam ini merupakan tempat penguburan Karaeng Marusu dan keluarganya. Lokasi ini berada di Jl. Taqwa Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru.
- Kompleks Makam Karaeng Simbang: Kompleks makam ini adalah tempat penguburan Karaeng Simbang dan keluarganya. Makam ini berada di Desa Samangki Kecamatan Simbang.
- Bangunan Pertahanan Jepang: Bangunan Pertahanan Jepang ini berada di Lingkungan Sanggalea Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale. Bangunan ini berbentuk terowongan bawah tanah yang terbuat dari cor beton dibangun pada tahun 1942.
- Pendopo Pallantikang Karaeng Marusu: Pendopo ini merupakan tempat pelantikan Karaeng Marusu pada masa kerajaan. Tempat ini berada di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Maros Baru.
- Rumah Adat Karaeng Loe Ri Pakere: Rumah adat ini dahulunya adalah istana raja Marusu pertama Karaeng Loe Ri Pakere sekitar abad XV. Rumah adat ini berada di lokasi Dusun Pakere Desa Bontotallasa Kecamatan Simbang yang merupakan salah satu rumah adat yang ada di Kabupaten Maros.
- Objek Wisata Bulu Sipong: Adalah objek wisata alam yang terletak di Desa Bonto Somba Kecamatan Tompobulu dengan jarak tempuh dari Kota Turikale 25 Km. Bulu Sipong memiliki 5 buah gua yang kesemuanya menyimpan bukti peninggalan prasejarah yang mirip dengan Taman Prasejarah Leang-Leang. Yang membedakannya adalah letak kawasan ini berdiri sendiri, sehingga masyarakat sekitar memberi julukan “Bulu Sipong” yang berarti “gunung yang berdiri sendiri”.
- Taman Makam Pahlawan Maros di Maccopa, Kelurahan Taroada
- Benteng Valkenburg Maros di Solojirang, Kelurahan Turikale
Wisata Alam[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Maros menghadirkan paket wisata alam. Paket perjalanan wisata ini diberikan mengingat sejumlah daya tarik wisata ini termasuk dalam jenis wisatawan minat khusus. Pendampingan diberikan dalam bentuk penyediaan pemanduan serta penyediaan fasilitas wisata yang membutuhkan keahlian atau peralatan khusus, antara lain:
- Tracking atau Jelajah Hutan – Membutuhkan pemandu yang menguasai medan dan memiliki kecakapan interpretasi serta kemampuan melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Pembuatan jalur tracking dengan berbagai rute dilakukan demi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Peminat kegiatan ini cukup besar terutama wisatawan yang menyukai kegiatan penjelajahan.
- Caving atau Penelusuran Gua – Secara umum kegiatan ini membutuhkan perlengkapan lapangan yang mampu menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan berwisata. Karenanya dibutuhkan tenaga pemandu yang memiliki keahlian dan teknik rescue di dalam gua serta kemampuan interpretasi dan pengetahuan dasar tentang gua.
- Rock Climbing atau Panjat Tebing – Merupakan kegiatan yang membutuhkan peralatan khusus, seperti halnya penelusuran gua, kegiatan panjat tebing juga membutuhkan tenaga pemandu yang cakap dan menguasai teknik climbing yang baik.
- Animal Watching atau Pengamatan Satwa – Kegiatan minat khusus yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan akan satwa khas dan endemik yang masih hidup bebas di alam bebas. Kegiatan ini dapat dilakukan di kawasan Pattunuang dan Karaenta dengan mengamati kehidupan kera hitam Sulawesi (macaca maura), tarsius spectrum dan beragam jenis burung. Wisatawan yang meminati kegiatan ini mayoritas wisatawan mancanegara.
Cagar Budaya[sunting | sunting sumber]
- Cagar Budaya Bulu Sipong: Situs gua prasejarah Bulu Sipong adalah nama bukit karst yang berdiri sendiri dan berada di tengah hamparan sawah yang luas. Di kawasan Bulu Sipong terdapat beberapa gua yang memiliki tinggalan budaya berupa gambar cap tangan, babi rusa, perahu, dan ikan.
- Cagar Budaya Leang Panning'e: Merupakan gua yang selain memiliki stalaktit dan stalakmit juga akan memberikan kenyamanan tersendiri karena gua tersebut diameternya cukup luas dan lapang. Di sekitar gua tersebut juga terdapat sumber air dan gua yang dihuni oleh kelelawar sehingga masyarakat setempat memberi julukan “Leang Panning'e” yang berarti “gua kelelawar”.
Gua[sunting | sunting sumber]

Situs leang prasejarah di Kabupaten Maros berjumlah 55, terdapat di Kelurahan Leang-Leang dan Kalabbirang, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat leang-leang prasejarah lainnya. Di wilayah Kabupaten Maros inilah pertama kali ditemukan lukisan pada dinding gua tepatnya di leang Pettae. Sejak tahun 1980-an situs gua prasejarah ini telah dikembangkan menjadi Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang dan menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Kabupaten Maros. Di sekitar Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang ini terdapat banyak gugusan bukit karst yang memiliki tinggalan leang prasejarah dengan masing-masing keunikannya. Jarak antar satu leang dengan leang lainnya relatif dekat dan terlihat mengelompok sehingga memudahkan kita untuk mengunjunginya. Salah satu alternatif jalur kunjungan wisata gua prasejarah di Kabupaten Maros ini dapat dimulai dari Taman Prasejarah Leang-Leang, dimana di taman ini kita bisa melihat aneka ragam tinggalan arkeologis di Leang Pettae dan Petta Kere. Aksesibilitas menuju objek ini relatif mudah dengan adanya jalan poros kelurahan.
Objek kedua adalah leang Bulu Ballang. Selain temuan berupa sebaran sisa sampah dapur berupa cangkang mollusca, ditemukan juga porselin dan gerabah. Dinding leangnya dapat dan sering kali dimanfaatkan sebagai areal latihan panjat tebing dengan jalur yang dimulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga menantang. Objek ketiga adalah Leang Cabbu. Berbeda dengan leang Bulu Ballang, di sebelah kiri leang Cabbu telah dijadikan tempat latihan para pemanjat tebing, sehingga tidaklah mengherankan jika pada dinding itu banyak ditemukan hanger atau penahan gantungan. Tepat berhadapan dengan mulut leang terlihat aktivitas pertambangan, hamparan sawah dan bentangan perbukitan karst. Objek keempat adalah Leang Sampeang. Pada leang ditemukan gambar manusia berwarna hitam yang tidak terdapat di leang-leang yang lain. Untuk sampai di objek ini, terdapat jalur penyeberangan basah melewati sungai dan pendakian. Objek selanjutnya adalah Leang Ulu Leang yang memiliki panorama lingkungan menawan dengan tinggalan arkeologi yang beragam mulai dari sebaran mollusca, alat batu dan lukisan dinding gua. Objek terakhir adalah leang Balimukang. Selain tersaji temuan sebaran fragmen mollusca, porselin dan gerabah, di lokasi situs ditawarkan pula areal latihan panjat tebing.
Kawasan karst Maros-Pangkep terbentang seluas 43.750 hektar yang terdiri dari areal penambangan seluas 20.000 hektar dan 23.750 hektar lainnya menjadi bagian dari 43.750 hektar kawasan konservasi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Pembagian tersebut dilakukan karena pada saat akan diusulkan menjadi taman nasional, di kawasan ini sudah banyak perusahaan yang mendapat izin melakukan kegiatan penambangan, diantaranya PT Semen Bosowa, PT Semen Tonasa dan puluhan perusahaan lain yang menambang marmer dan batu kapur. Penambangan yang dilakukan di kawasan karst Maros-Pangkep ini merupakan ancaman terhadap ekosistem dan kelestarian situs gua prasejarah dan tinggalan budaya prasejarah yang tersimpan di dalamnya. Salah satu aspek ekosistem yang terancam adalah ketersediaan air tanah di sekitar kawasan karst. Dari tinjauan hidrologis, daerah karst berpotensi sebagai wadah cadangan air. Hal ini terlihat pada beberapa gua yang di dalamnya terdapat su ngai bawah tanah. Disamping itu, di kawasan ini dijumpai sejumlah sumber air berupa sungai besar dan sebagian bermuara di Air Terjun Bantimurung. Selain dikhawatirkan mengancam ketersediaan air, aktivitas penambangan juga dikhawatirkan dapat menghilangkan bukti-bukti sejarah karena gua-gua tersebut menyimpan sejumlah artefak sisa peradaban manusia masa prasejarah.
Pantai[sunting | sunting sumber]
- Wisata Pantai Pasir Putih & Mangrove Kuri Caddi Nisombalia Selat Makassar: Pantai Kuri adalah salah satu potensi wisata alam yang menawarkan panorama yang menarik bernuansa pantai dengan pasir putih yang membentang sepanjang pesisir pantai. Di sekitarnya juga terdapat aktivitas nelayan yang sekaligus melengkapi kegiatan atraksi wisata pantai. Pada sore hari, lokasi ini dapat disaksikan terbenamnya matahari (sunset) yang menambah nuansa objek, disamping ombak yang lebih tenang sehingga dapat mandi di pantai. Hamparan pasir pantai yang luas dan bersih dapat mendukung kegiatan wisata/rekreasi sambil berjemur. Letak Pantai Kuri sangat strategis karena berada di antara Ibu Kota Maros dan Kota Makassar, menjadikan tempat ini menjadi tujuan pertama yang dapat dikunjungi oleh wisatawan setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
- Wisata Pantai & Mangrove Dermaga Sabang Bonto Bahari Selat Makassar
Agrowisata[sunting | sunting sumber]
Agrowisata atau Wisata Agro adalah wisata yang berkaitan dengan kegiatan pertanian berupa perkebunan, peternakan, perikanan, dan persawahan. Adapun objek agrowisata di Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:
- Kebun Raya Pucak/Taman Safari Pucak: Terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu, 20 km dari Kota Turikale atau 39 km dari Kota Makassar. Alamnya yang asri dengan perkebunan yang terbentang luas, sangat cocok menjadi tempat agrowisata dan tempat peristirahatan melepas lelah dengan luas areal 150 Ha, kawasan ini dipersiapkan sebagai lokasi kebun binatang terbesar di kawasan Timur Indonesia.
- Pucak Teaching Farm/Kawasan Agrowisata Pucak: Merupakan daerah pegunungan yang terletak di Desa Pucak Kecamatan Tompobulu. Luas kawasan agrowisata Pucak adalah 107,5 Ha dengan rencana zoning yang terdiri dari zona pariwisata dan kebudayaan, zona perkebunan, zona pertanian, pzona peternakan, dan zona kehutanan.
Kebun Raya berdasarkan Peraturan Presiden nomor 93 Tahun 2011 adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ (di luar habitat) yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan.
Pembangunan Kebun Raya di provinsi-provinsi di seluruh Indonesia dicanangkan oleh pemerintah sebagaimana dalam arahan Presiden RI pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tanggal 11 Agustus 2004 di Puspitek Serpong, dan telah ditindaklanjuti dengan surat Menteri Riset dan Teknologi nomor 77/M/VIII/2004 tanggal 23 Agustus 2004 kepada seluruh Gubernur untuk merealisasikan pembangunan kebun raya yang dikoordinasi oleh LIPI.
Ekowisata[sunting | sunting sumber]
- Danau Kassi Kebo Bantimurung
- Secara administratif, Danau Kassi Kebo Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
- Wae Merrunge Tompo Balang
- Secara administratif, Wae Merrunge Tompo Balang terletak di Lingkungan Tompo Balang, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
- Bendungan Pannampu
- Secara administratif, Bendungan Pannampu terletak di Dusun Pajjaiyang, Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
- Sumber Air Panas Reatoa
- Secara administratif, Sumber Air Panas Reatoa terletak di Dusun Reatoa, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Selain sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat, juga dijadikan sebagai laboratorium alam, riset biologi, dan ilmu pengetahuan oleh mahasiswa untuk melakukan penelitian. Lokasi sumber air panas ini berjarak sekitar 15 km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota Kabupaten Maros.
- Bukit Kanari Cenrana
- Secara administratif, Bukit Kanari Cenrana terletak di Dusun Malaka, Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Suguhan pemandangan indah dari ketinggian bisa dinikmati dari Bukit Kanari. Di sini juga banyak hiasan-hiasan penunjang kegiatan swafoto. Konon, pengunjung akan bertemu dengan jodohnya selepas dari tempat wisata ini.
- Bukit Teletubbies Maros
- Secara administratif, Bukit Teletubbies Maros terletak di Dusun Watang Bengo, Desa Limampoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Gundukan bukit yang berwarna hijau terlihat sejauh mata memandang. Bentuknya akan membuat kita mengingat masa kecil saat menonton serial Teletubbies. Kesejukannya juga membuat pengunjung betah dan enggan pulang. Kegiatan camping pun cocok untuk dilakukan di tempat wisata ini.
- Bulu Tombolo Pattiro
- Secara administratif, Bulu Tombolo Pattiro terletak di Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.
- Ekowisata Tabbua
- Secara administratif, Ekowisata Tabbua terletak di Lingkungan Balombong, Kelurahan Mattiro Deceng, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.
- Helena Sky Bridge Bantimurung
- Secara administratif, Helena Sky Bridge Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros.
- Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung

- Secara administratif, Penangkaran Kupu-Kupu Bantimurung terletak di Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Sebagai tempat perkembangbiakan kupu-kupu terbesar di dunia dan mendapat pengakuan dari publik internasional yang membuat tempat ini dijuluki the kingdom of butterfly.
- Secara administratif, Wisata Alam Rammang-Rammang terletak di Dusun Rammang-Rammang dan Dusun Kampung Berua Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Wisata Alam Rammang-Rammang menyediakan wisata kuliner cafe, susur sungai, pemandangan menara karst, outbound area, flying fox (di Dusun Rammang-Rammang), susur gua bersejarah, pemandangan pohon lontar dan nipah. Di situs prasejarah Rammang-Rammang terdapat 3 situs gua prasejarah yang masing-masing memiliki peninggalan yang berbeda, salah satunya adalah Gua Berlian (di Dusun Rammang-Rammang). Lukisan dinding di gua prasejarah yang ada di Rammang-Rammang menggambarkan aktivitas berburu yang dilakukan masyarakat pesisir, hal ini tergambar dari lukisan perahu, kura-kura, dan ikan. Sungai Pute Rammang-Rammang merupakan salah satu sungai di Kabupaten Maros yang memiliki panorama alam yang indah. Pohon bakau dan nipah yang tumbuh di sisi kiri dan kanan sungai mempercantik kawasan ini, ditambah dengan pemandangan singkapan batu-batu kapur yang menyembul dari dasar sungai dan tersebar di sepanjang alur sungai. Sesekali pengunjung dapat menyaksikan satwa-satwa endemik seperti kera Sulawesi, elang Sulawesi, dan berbagai jenis kupu-kupu. Gugusan pegunungan kapur di Kabupaten Maros ini memiliki pesona yang tak kalah dari negara lain, seperti Cina ataupun Vietnam. Semakin indah dengan hamparan sawah hijau di tengah-tengahnya. Tak hanya itu, di sini kamu bisa menemukan objek wisata lain seperti Telaga Bidadari, Hutan Batu Kapur, dan Gua Telapak Tangan. Di lokasi ini terdapat pula Bukit Batu Ammarrung (di Dusun Rammang-Rammang), Batu Purba Passaung (di Dusun Rammang-Rammang), dan Taman Batu. Objek wisata Rammang-Rammang merupakan bagian dari kawasan karst Maros-Pangkep dimana merupakan kawasan karst (kapur) terbesar dan terluas di Indonesia dan terluas kedua di dunia setelah yang di Cina. Para pelancong bisa berfoto dengan latar belakang panorama formasi bebatuan eksotis layaknya di Madagaskar, Afrika.
- Wisata Padang Loang
- Secara administratif, Wisata Padang Loang terletak di Dusun Bentenge, Desa Bentenge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Wisata ini menyediakan tempat camping atau perkemahan, pemandangan danau dan hutan yang masih asri.
- Wisata Puncak Bulu Saukang
- Secara administratif, Wisata Puncak Bulu Saukang terletak di Dusun Balocci, Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Sebagai wisata pendakian, menyajikan pemandangan di titik tertinggi di Kabupaten Maros dan dapat melihat pemandangan Kota Makassar dari jauh.
- Wisata Puncak Gunung Barro-Barro
- Secara administratif, Wisata Puncak Gunung Barro-Barro terletak di Lingkungan Pakalu, Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Dengan ketinggian 100 m di atas permukaan laut, dapat melihat pemandangan indah di wilayah Kecamatan Bantimurung bahkan Kecamatan Turikale sebagai ibu kota Kabupaten Maros.
- Wisata Ta'deang
- Secara administratif, Wisata Ta'deang terletak di Dusun Samanggi, Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Sebagai wisata piknik, berkemah, outbound mahasiswa-mahasiswa Makassar. Area yang lapang, sungai yang mengalir sepanjang tahun memberikan kesejukan pada wilayah ini.
- Kampung Berua Rammang-Rammang
- Secara administratif, Kampung Berua Rammang-Rammang terletak di Dusun Kampung Berua, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
Sungai[sunting | sunting sumber]

- Susur Sungai Pute: Daerah ini subur dengan aliran Sungai Pute yang memiliki lebar 2 sampai 40 meter dan dapat menikmati pesona terang bulan di area pedesaan memanjakan mata.
Daftar hari penting[sunting | sunting sumber]
- 17 Januari: Hari Bersejarah Kepahlawanan (17 Januari 1946)
- 9 Mei: Kota Turikale Ditetapkan Sebagai Ibu Kota Kabupaten Maros (9 Mei 2011)
- 21 Mei: Berdirinya Persekutuan Adat Lima Kerajaan yang disebut “Toddolimaya ri Marusu” (21 Mei 1977)
- 4 Juli: Hari Jadi Kabupaten Maros (4 Juli 1959)
- 3 Agustus: Pembentukan Kecamatan Lau, Kecamatan Moncongloe, dan Perubahan Nama Kecamatan Maros Utara Menjadi Kecamatan Bontoa (3 Agustus 2001)
- 4 Oktober: Hari Bersejarah Keagamaan (4 Oktober 1834)
- 17 Oktober: Hari Jadi Maros (17 Oktober 1471)
Flora dan Fauna[sunting | sunting sumber]
Rujukan[sunting | sunting sumber]

- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-07. Diakses tanggal 2015-12-02.
- ^ a b Kabupaten Maros Dalam Angka 2020. Maros: BPS Kabupaten Maros. 27 April 2020. ISBN 73080.2003 Periksa nilai: invalid character
|isbn=
(bantuan). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-17. Diakses tanggal 2020-09-16. - ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-24. Diakses tanggal 12 April 2022.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Maros". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 16 September 2020.
- ^ a b c Limonu, Najmi (2019-07-02). "APBD Perubahan Kabupaten Maros Ditetapkan Rp 1,497 Triliun". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-22. Diakses tanggal 2019-08-22.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 12 April 2022.
- ^ maroskab.bps.go.id (2019-08-16). "Kabupaten Maros Dalam Angka 2019". maroskab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-23. Diakses tanggal 2019-08-23.
- ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN 9786028449182. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-05-24.
- ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 23 Mei 2020.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-29. Diakses tanggal 2022-05-30.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-09. Diakses tanggal 2022-06-09.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2019). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Tahun 2019. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-23. Diakses tanggal 2022-06-23.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-28. Diakses tanggal 2022-05-28.
- ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-27. Diakses tanggal 2022-05-27.
- ^ Neerlands-Oost-Indië: Reizen (edisi ke-ke-1). 1860. Diakses tanggal 16 Oktober 2020.
- ^ Onnen, Dr. H. (1906). Natuurkundig Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (edisi ke-ke-1). Diakses tanggal 5 Januari 2021.
- ^ a b c d e f g h i j k l m Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indië 1906 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1906. Diakses tanggal 16 Oktober 2020. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1922 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1922. Diakses tanggal 5 Januari 2021.
- ^ Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1931 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1931. Diakses tanggal 4 Januari 2021.
- ^ a b Regeerings Almanak voor Nederlandsch-Indie 1941 Tweede Gedelte: Kalender en Personalia (edisi ke-ke-1). 1941. Diakses tanggal 16 Oktober 2020.
- ^ P. J. Drooglever, M. J. B. Schouten (1999). Guide to the Archives on Relations Between the Netherlands and Indonesia 1945-1963. Diakses tanggal 5 Januari 2021.
- ^ "Bupati Maros, Korupsi, dan Kemenangan Golkar". wa-iki.blogspot.com. September 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2021.
- ^ a b c d Pusat Informasi Pemilu "CENTRO: Centre for Electoral Reform". Daftar Pelaksanaan Pilkada di Indonesia Diarsipkan 2021-12-18 di Wayback Machine.. Diakses dari ditpolkom.bappenas.go.id pada 27 Februari 2021
- ^ "Ramadhan Saat Sangat Spesial Bagi Bupati Maros". maroskab.go.id. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 28 Desember 2020.
- ^ "Sekda Maros Jadi Pelaksana Tugas Harian Bupati Maros". maroskab.go.id. 12 Agustus 2015. Diakses tanggal 28 Desember 2020.
- ^ "Pelantikan Penjabat Bupati Maros Andi Herry Iskandar". maroskab.go.id. 27 Agustus 2015. Diakses tanggal 28 Desember 2020.
- ^ "Gubernur Sulsel Lantik Bupati dan Wakil Bupati Maros". maroskab.go.id. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 28 Desember 2020.
- ^ Ikhsan WR, Andi Muhammad (17 Februari 2021). "Ditunjuk Sebagai Plh Bupati Maros, Davied Syamsuddin: Saya Tidak Akan Gunakan Mobil Dinas". makassar.tribunnews.com. Diakses tanggal 17 Februari 2021.
- ^ a b Fajar, Ihwan (26 Februari 2021). "Usai Dilantik, Chaidir-Suhartina Disambut di Kantor Bupati Maros". kabar.news. Diakses tanggal 26 Februari 2021.
- ^ Wakil Ketua dan Dua Anggota DPRD Kabupaten Maros Dilantik, diakses 21 Januari 2021.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ maroskab.bps.go.id (2013-08-16). "Maros Dalam Angka 2013". maroskab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-24. Diakses tanggal 2019-06-25.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]

- Kabupaten Maros di YouTube
- Kabupaten Maros di Instagram
- Kabupaten Maros di Facebook
- (Indonesia) Situs web resmi Pemerintah Kabupaten Maros
![]() |
![]() |
![]() ![]() |
![]() |
![]() |
Selat Makassar | ![]() |
![]() ![]() | ||
| ||||
![]() | ||||
![]() |
![]() ![]() |
![]() |