Kabupaten Bantaeng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Bantaeng
Dari kiri ke kanan, atas ke bawah: Pemandangan Alam Pantai Akkarena Bantaeng, Pemandangan Gunung Lompobattang di wilayah Kabupaten Bantaeng, Air terjun di Bonto Lojong, RSUD Bantaeng, Jalan poros di Bantaeng
Julukan: 

Makassar: Butta Toa (ᨅᨘᨈ ᨈᨚᨕ)
tanah tua/tanah bersejarah[1]
Peta
Kabupaten Bantaeng di Sulawesi
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng
Peta
Kabupaten Bantaeng di Indonesia
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng
(Indonesia)
Koordinat: 5°30′S 119°54′E / 5.5°S 119.9°E / -5.5; 119.9
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
Dasar hukumKetetapan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Nomor: Des 52/2/18-104, Tanggal 4 September 1963
Hari jadi7-0 Desember 1254
Ibu kotaBantaeng
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 8
  • Kelurahan: 21
  • Desa: 46
Pemerintahan
 • BupatiAndi Abu Bakar (Pj.)
 • Wakil Bupati-
Luas
 • Total395,83 km2 (152,83 sq mi)
Populasi
 • Total196.716
 • Kepadatan497/km2 (1,290/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,47%
Kristen 0,41%
- Protestan 0,30%
- Katolik 0,11%
Buddha 0,06%
Lainnya 0,05%[3]
 • IPMKenaikan 68,73 (2020)
Sedang[4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
Kode BPS
7303
Kode area telepon0413
Kode ISO 3166ID-SN
Pelat kendaraanDD xxxx F*
Kode Kemendagri73.03
Kode SNI 7657:2023BAN
APBDRp 1.027.830.000.000,00- (TA 2023)[6]
PADRp 191.840.000.000,00- (TA 2023)[6]
DAURp 484.434.076.000,00- (TA 2023)
DAKRp 44.338.113.000,00- (fisik, TA 2023)
Rp 122.814.980.000,00- (nonfisik, TA 2023)
Rp 167.153.093.000,00- (total, TA 2023)
Situs webwww.bantaengkab.go.id
Pemandangan jalan di Bantaeng
Pemandangan jalan di Bantaeng di sekitar tahun 1900
Peta Administrasi Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Bantaeng (Makassar: ᨀᨅᨘᨄᨈᨙ ᨅᨈᨕᨙ) adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia dan ibu kota kabupaten Bantaeng adalah kecamatan Bantaeng. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Bantaeng tahun 2021, penduduk kabupaten ini ditahun 2020 berjumlah 196.716 jiwa, dengan kepadatan 497 jiwa/km2.[2] Pada zaman kolonial Belanda, wilayah ini disebut dengan Bonthain.[7]

Bantaeng saat ini sedang dibangun Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah ini adalah pabrik pengolahan nikel yang saat ini dikelola oleh PT Huadi Nickel Alloy Indonesia. Kawasan industri ini bertujuan untuk memajukan sektor hilirisasi nikel di Indonesia.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada titik 5°21'23" - 5°35'26" Lintang Selatan dan 119°51'42" - 120°5'26" Bujur Timur. Kabupaten ini berada dibagian selatan provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak 125 Km kearah selatan dari Makassar.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai
Timur Kabupaten Bulukumba
Selatan Kabupaten Jeneponto dan Laut Flores
Barat Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto

Luas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah 395.83 km2. Kabupaten Bantaeng terletak pada garis lintang antara 5°21’13’’ - 5°35’26’’ Lintang Selatan dan 119°51’42’’ - 120°05’27’’ Bujur Timur. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa, sedangkan bagian selatan berbatasan dengan laut Flores. Bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba, sedangkan bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto. Wilayah Kabupaten Bantaeng terbagi menjadi pegunungan, dataran, dan pantai yang aman sebagai pelabuhan. Perkembangan wilayah Kabupaten Bantaeng merupakan akibat baik dari ketersediaan air dari pegunungan melalui sungai, terhubungnya wilayah Bantaeng dengan wilayah lain melalui laut, dan tersedianya lahan yang memadai bagi pemukiman masyarakat. Pengembangan komoditas pertanian dan perkebunan terjadi karena ruang daratan yang subur. Pada masa kerajaan di Sulawesi Selatan, wilayah Kabupaten Bantaeng menjadi daerah yang diperebutkan antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone.[8]

Topografi[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 kilometer yang cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut. Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi pegunungan Lompobattang. Sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan persawahan.

Penggunaan Lahan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 395,83 km² atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha. Kabupaten Bantaeng yang luasnya mencapai 0,63% dari luas Sulawesi Selatan, masih memiliki potensi alam untuk dikembangkan lebih lanjut. Lahan yang dimilikinya ± 39.583 Ha. Di Kabupaten Bantaeng mempunyai hutan produksi terbatas 1.262 Ha dan hutan lindung 2.773 Ha. Secara keseluruhan luas kawasan hutan menurut fungsinya di kabupaten Bantaeng sebesar 6.222 Ha (2006).

Demografi[sunting | sunting sumber]

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Bantaeng adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat satu bahasa daerah di Kabupaten Bantaeng,[9] yaitu bahasa Makassar.[10]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]

No Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Bupati Periode Ref.
1 A. Rifai Bulu 1960 1965   N/A 1
2 Aru Saleh 1965 1966   N/A 2
3 Solthan 1966 1971   N/A 3
4 H. Solthan 1971 1978   N/A 4
5 Darwis Wahab 1978 1983 N/A 5
1983 1988 6
6 Malingkai Maknun 1988 1993   N/A 7
7 Muhammad Said Saggaf 1993 1998   N/A 8
8 Azikin Solthan 1998 2003 Abd. Azis Muttalib 9
2003 2008 10
9 Nurdin Abdullah 15 Agustus 2008 15 Agustus 2013   Andi Asli Mustajab 11
15 Agustus 2013 15 Agustus 2018   Muhammad Yasin 12 [11]
10 Ilham Syah Azikin 26 September 2018 26 September 2023   Sahabuddin 13
Representatif
  Non-Partisan/Penugasan Pemerintah

Pelaksana tugas Bupati[sunting | sunting sumber]

Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Potret Pelaksana tugas Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Bupati Definitif
Ashari Fakhsirie Radjamilo
(Penjabat)
16 Agustus 2018 26 September 2018 [12] Transisi
Andi Abubakar
(Penjabat)
26 September 2023 Petahana [13] Transisi


Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]


Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Bantaeng dalam dua periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019 2019–2024
PKB Kenaikan 3 Steady 3
Gerindra 1 Kenaikan 2
Golkar Penurunan 3 Penurunan 2
NasDem (baru) 3 Penurunan 2
PKS Kenaikan 4 Steady 4
PPP Kenaikan 2 Kenaikan 5
PAN Penurunan 2 Kenaikan 4
Hanura Steady 3 Penurunan 1
Demokrat Kenaikan 2 Steady 2
PKPI (termasuk PKP) Kenaikan 2 Penurunan 0
Jumlah Anggota Steady 25 Steady 25
Jumlah Partai Penurunan 10 Penurunan 9

Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Bantaeng terdiri dari 8 Kecamatan, 21 Kelurahan dan 46 Desa dengan luas wilayah 395,83 km² dan jumlah penduduk sebesar 196.358 jiwa dengan sebaran penduduk 496 jiwa/km².[14][15]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bantaeng, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah Desa Status Daftar
Desa/Kelurahan
73.03.02 Bantaeng 8 1 Desa
Kelurahan
73.03.01 Bissappu 7 4 Desa
Kelurahan
73.03.03 Eremerasa 9 Desa
73.03.06 Gantarangkeke 2 4 Desa
Kelurahan
73.03.05 Pajukukang 10 Desa
73.03.08 Sinoa 6 Desa
73.03.04 Tompobulu 4 6 Desa
Kelurahan
73.03.06 Uluere 6 Desa
TOTAL 21 46

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa (2008)[16] dengan rincian laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Dan ditahun 2020, berdasarkan data registrasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng 2021, penduduk Bantaeng berjumlah 196.716 jiwa.[2]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Bantaeng saat ini sedang dibangun Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah ini adalah pabrik pengolahan nikel yang saat ini dikelola oleh PT Huadi Nickel Alloy Indonesia. Kawasan industri ini bertujuan untuk memajukan sektor hilirisasi nikel di Indonesia. Bijih nikel disuplai dari wilayah lain seperti Luwu Timur, Kolaka, dan Bombana.[17][18]

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Tempat Wisata[sunting | sunting sumber]

1. Pemandian Eremerasa (Ermes)

Ermes merupakan tempat wisata alam yang berupa kolam permandian yang airnya bersumber langsung dari mata air. Permandian yang letaknya sekitar 12 km dari kota Bantaeng ini memiliki dua kolam renang, satu untuk pengunjung dewasa dan satunya lagi diperuntukkan bagi pengunjung anak-anak.

2. Air Terjun Bissappu

Letaknya sekitar 5 km dari jalan poros Bantaeng - Jeneponto merupakan air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 85 m

3. Agrowisata Loka'

Loka merupakan sebuah daerah yang terletak di kaki pegunungan Lompobattang berjarak 20 km dari kota Bantaeng menyajikan pemandangan pegunungan yang indah di mana kita dapat melihat laut dari ketinggian. Dapa dijadikan sebagai tempat wisata keluarga favorit yang dapat mengajarkan kepada anak-anak tentang tanaman sayuran seperti Kubis, Wortel, Kentang, Bawang serta buah-buahan seperti Stroberi, Apel, dan Paprika.

4. Pantai Seruni

Merupakan spot paling banyak dikunjungi oleh warga bantaeng menawarkan jajanan ringan seperti gorengan, minuman dingin dan panas. di sini terdapat pula lintasan joging yang mengelilingi lapangan kecil. Pantai ini akan ramai dari sore hari hingga malam oleh orang-orang yang duduk bercengkrama dengan kerabat dan keluarga. Pada pagi hari dijadikan sebagai tempat olahraga.

5. Pantai Marina

Destinasi wisata yang tergolong baru ini menawarkan beberapa fasilitas seperti Rest Area yang di dalamnya terdapat Masjid, Kios-kios jajanan dan cindera mata khas bantaeng, Gasebo, dll. Pada kawasan pantainya menawarkan fasilitas penginapan dan gasebo-gasebo kecil yang dapat anda gunakan untuk keluarga.

6. Pasar Lambocca

Destinasi wisata yang tergolong baru ini merupakan sebuah pasar tradisional/rakyat yang telah di revitalisasi oleh pemerintah dan salah satu perbankan nasional. wisata belanja aneka kebutuhan dan kuliner lokal bantaeng, diantaranya kue baruasa balanda, Cucuru Bayao, Biji Nangka, Kentang Rebus, serta Kaloli dan lain-lain sembari menikmati pemandangan petani rumput laut yang sedang beraktivitas. selain itu, anda bisa menikmati sensasi transportasi tradisional dokar. Saat ini pasar rakyat ini masih beroperasi dua kali seminggu yaitu Senin dan Kamis, mudah-mudahan ke depan bisa beroperasi setiap hari.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Afifiyah, Siti (26 Oktober 2019). "Legenda Berdarah Bungung Barania Bantaeng". www.tagar.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-26. Diakses tanggal 12 September 2023. 
  2. ^ a b c "Kabupaten Bantaeng Dalam Angka 2020" (pdf). www.bantaengkab.bps.go.id. 27 April 2020. hlm. 7, 66. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-12. Diakses tanggal 16 September 2020. 
  3. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Bantaeng". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-17. Diakses tanggal 16 September 2020. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan 2019-2020". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 12 April 2021. 
  5. ^ Ainun, Nur (4 Februari 2023). "Kode Provinsi Sulawesi Selatan Lengkap 24 Kabupaten/Kota". www.detik.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-05. Diakses tanggal 10 Agustus 2023. 
  6. ^ a b Tim redaksi djpk.kemenkeu.go.id (2023). "APBD Tahun Anggaran 2023 Kabupaten Bantaeng". djpk.kemenkeu.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 10 Agustus 2023. 
  7. ^ Hasrianti; Mansyur, Syahruddin. "THE DUTCH COLONIAL TRAIL NORTHEAST OF BONTHAIN BAY". Walennae: Journal Arkeologi Sulawesi Selatan dan Tenggara. Departemen Arkeologi - Universitas Hasanuddin. 
  8. ^ Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 34–35. ISBN 978-602-1289-43-3. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2021-02-10. 
  9. ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN 9786028449182. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-30. Diakses tanggal 2020-05-23. 
  10. ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses tanggal 23 Mei 2020. 
  11. ^ "Bupati Bantaeng Resmi Dilantik". Tribun Timur Online. 15 Agustus 2013. Diakses tanggal 3 Februari 2017. 
  12. ^ Hermawan, Edi (16 Agustus 2018). Latif, Hasriyani, ed. "Usai Dilantik Pj Bupati Bantaeng, Malam Ini Ashari Langsung Pimpin Upacara Taptu". TribunNews. Diakses tanggal 27 Agustus 2018. 
  13. ^ Khairina, ed. (26 September 2023). "Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Resmi Lantik 3 Pj Bupati dan 1 Pj Wali Kota". Kompas.com. Diakses tanggal 26 September 2023. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ Sumber: Data BPS Kabupaten Bantaeng tahun 2008
  17. ^ Rusdianto, Eko (2019-04-30). "Menilik Pabrik Smelter Nikel di Bantaeng". mongabay.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-25. Diakses tanggal 2023-08-04. 
  18. ^ "Komisi VII Minta Pemerintah Perhatikan Kawasan Industri Bantaeng". dpr.go.id. DPR RI. 2022-09-28.