Kota Makassar
Kota Makassar Ujung Pandang ᨀᨚᨈ ᨆᨀᨔᨑ 𑻠𑻶𑻦 𑻥𑻠𑻰𑻭 | ||
---|---|---|
Sulawesi ![]() | ||
![]() | ||
| ||
Motto: Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut Ke Pantai | ||
![]() Letak Makassar di Sulawesi Selatan | ||
Koordinat: 5°07′59″S 119°24′49″E / 5.1331°S 119.4136°E | ||
Negara | ![]() | |
Provinsi | Sulawesi Selatan | |
Tanggal peresmian | 9 November 1607 | |
Pemerintahan | ||
• Wali Kota | Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto | |
• Wakil Wali Kota | Hj. Fatmawati Rusdi, SE, MM | |
Luas | ||
• Total | 175,77 km2 (67,87 sq mi) | |
Populasi | ||
• Total | 1.508.154 jiwa | |
• Kepadatan | 8.580/km2 (22,200/sq mi) | |
Demografi | ||
• Agama | Islam 82,36% Kristen 15,19% - Protestan 9,61% - Katolik 5,58% Buddha 1,42% Hindu 0,76% Konghucu 0,27%[2] | |
• Bahasa | Makassar, Indonesia | |
Zona waktu | WITA (UTC+08:00) | |
Kode telepon | +62 411 | |
Kode Kemendagri | 73.71 ![]() | |
Kode SNI | MKS | |
Jumlah kecamatan | 15 | |
Jumlah kelurahan | 153 | |
DAU | Rp 1.408.063.374.000,- (2020)[3] | |
IPM | ![]() ( Sangat Tinggi )[4] | |
Bandar udara | Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin | |
Pelabuhan | Pelabuhan Soekarno Hatta | |
Situs web | makassarkota.go.id |
Kota Makassar (Bahasa Makassar: 𑻠𑻶𑻦 𑻥𑻠𑻰𑻭, ᨀᨚᨈ ᨆᨀᨔᨑ, transliterasi: Kota Mangkasara'; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujung Pandang) adalah ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur dan pada masa lalu pernah menjadi ibu kota Negara Indonesia Timur dan Provinsi Sulawesi. Makassar terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Menurut Bappenas, Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya.[5][6] Dengan memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa, kota ini berada di urutan kelima kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan.[7][8] Secara demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan beragam suku bangsa yang menetap di dalamnya, di antaranya yang signifikan jumlahnya adalah Suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai di pelosok kota adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.
Sejarah[sunting | sunting sumber]

Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan Majapahit.[9] Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna (1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar mengembangkan kota Makassar.[10] Ia memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.[10]
Pada abad ke-16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan di sana dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di Kepulauan Maluku dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.Semua keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa, dan Sultan Awalul Islam, Raja Tallo).
Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda melalui VOC. Pada tahun 1669, Belanda, bersama dengan La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa kerajaan sekutu Belanda Melakukan penyerangan terhadap kerajaan Islam Gowa-Tallo yang mereka anggap sebagai Batu Penghalang terbesar untuk menguasai rempah-rempah di Indonesia timur. Setelah berperang habis-habisan mempertahankan kerajaan melawan beberapa koalisi kerajaan yang dipimpin oleh belanda, akhirnya Gowa-Tallo (Makassar) terdesak dan dengan terpaksa menanda tangani Perjanjian Bongaya.
Penamaan[sunting | sunting sumber]
Kota ini dahulu bernama Ujung Pandang dan dipakai dari kira-kira tahun 1971 sampai tahun 1999. Alasan untuk mengganti nama Makassar menjadi Ujung Pandang dengan alasan politik, antara lain karena Makassar adalah nama sebuah suku bangsa padahal tidak semua penduduk kota Makassar adalah anggota dari etnik Makassar.
Perang Dunia Kedua dan pendirian Republik Indonesia sekali lagi mengubah wajah Makassar. Hengkangnya sebagian besar warga asingnya pada tahun 1949 dan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing pada akhir tahun 1950-an menjadikannya kembali sebuah kota provinsi. Bahkan, sifat asli Makassar pun semakin menghilang dengan kedatangan warga baru dari daerah-daerah pedalaman yang berusaha menyelamatkan diri dari kekacauan akibat berbagai pergolakan pasca revolusi. Antara tahun 1930-an sampai tahun 1961 jumlah penduduk meningkat dari kurang lebih 90.000 jiwa menjadi hampir 400.000 orang, lebih daripada setengahnya pendatang baru dari wilayah luar kota. Hal ini dicerminkan dalam penggantian nama kota menjadi Ujung Pandang berdasarkan julukan ”Jumpandang” yang selama berabad-abad lamanya menandai Kota Makassar bagi orang pedalaman pada tahun 1971. Baru pada tahun 1999 kota ini dinamakan kembali Makassar, tepatnya 13 Oktober berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 Nama Ujung Pandang dikembalikan menjadi Kota Makassar dan sesuai Undang-Undang Pemerintahan Daerah luas wilayah bertambah kurang lebih 4 mil kearah laut 10.000 Ha, menjadi 27.577Ha [11]
Ujung Pandang sendiri adalah nama sebuah kampung dalam wilayah Kota Makassar. Bermula di dekat Benteng Ujung Pandang sekarang ini, membujurlah suatu tanjung yang ditumbuhi rumpun-rumpun pandan. Sekarang Tanjung ini tidak ada lagi. Nama Ujung Pandang mulai dikenal pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-X, Tunipalangga yang pada tahun 1545 mendirikan benteng Ujung Pandang sebagai kelengkapan benteng-benteng kerajaan Gowa yang sudah ada sebelumnya, antara lain Barombong, Somba Opu, Panakukang dan benteng-benteng kecil lainnya.
Setelah bagian luar benteng selesai, didirikanlah bangunan khas Gowa (Balla Lompoa) di dalamnya yang terbuat dari kayu. Sementara di sekitar benteng terbentuk kampung yang semakin lama semakin ramai. Disanalah kampung Jourpandan (Juppandang). Sedangkan Benteng dijadikan sebagai kota kecil di tepi pantai Losari.
Beberapa tahun kemudian benteng Ujung Pandang jatuh ke tangan Belanda, usai perang Makassar, dengan disetujuinya Perjanjian Bungaya tahun 1667, benteng itu diserahkan. Kemudian Speelmen mengubah namanya menjadi Fort Rotterdam. Bangunan-bangunan bermotif Gowa di Fort Rotterdam perlahan-lahan diganti dengan bangunan gaya barat seperti yang dapat kita saksikan sekarang.
Ihwal nama Kota Makassar berubah menjadi Ujung Pandang terjadi pada tanggal 31 Agustus 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1971. Tak kala itu Kota Makassar dimekarkan dari 21 kilometer persegi menjadi 115,87 Kilometer persegi, terdiri dari 11 wilayah kecamatan dan 62 lingkungan dengan penduduk sekitar 700 ribu jiwa. Pemekaran ini mengadopsi sebagian dari wilayah tiga kabupaten yakni Kabupaten Maros, Gowa dan Pangkajene Kepulauan. Sebagai “kompensasinya” nama Makassar diubah menjadi Ujung Pandang.
Tentang kejadian bersejarah tersebut, Wali kotamadya Ujung Pandang Kolonel H. M. Daeng Patompo (alm) terpaksa menyetujui perubahan, demi perluasan wilayah kota. Sebab Bupati Gowa Kolonel K. S. Mas’ud dan Bupati Maros Kolonel H.M. Kasim DM menentang keras pemekaran tersebut. Untunglah pertentangan itu dapat diredam setelah Pangkowilhan III Letjen TNI Kemal Idris menjadi penengah, Walhasil Kedua Bupati daerah tersebut, mau menyerahkan sebagian wilayahnya asalkan nama Makassar diganti.
Sejak awal proses perubahan nama Makassar menjadi Ujung Pandang, telah mendapat protes dari kalangan masyarakat. Terutama kalangan budayawan, seniman, sejarawan, pemerhati hukum dan pebisnis. Bahkan ketika itu sempat dideklarasikan Petisi Makassar oleh Prof. Dr. Andi Zainal Abidin Farid SH, Prof. Dr. Mattulada dan Drs. H. D. Mangemba, dari deklarasi petisi Makassar inilah polemik tentang nama terus mengalir dalam bentuk seminar, lokakarya dan sebagainya.
Beberapa seminar yang membahas tentang polemik penggantian nama Makassar antara lain:
- Seminar Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 1981 di Hotel Raodah. diselenggarakan oleh SOKSI Sulsel.
- Diskusi panel Makassar Bersinar diselenggarakan tanggal 10 November 1991 di Gedung Harian Pedoman Rakyat lantai III.
- Seminar Penelusuran Hari Lahirnya Makassar diselenggarakan tanggal 21 Agustus 1995 di Makassar Golden Hotel.
Namun Pemerintah Daerah maupun DPRD setempat, tidak juga tergugah untuk mengembalikan nama Makassar pada ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Nasib kota “Daeng” ini nyaris tak menentu, hingga akhirnya dipenghujung masa jabatan Presiden B.J. Habibie, nama Makassar dikembalikan, namun justru tanpa melalui proses yang berbelit.
Dalam konsideran Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1999, di antaranya menyebutkan bahwa perubahan itu wujud keinginan masyarakat Ujung Pandang dengan mendapat dukungan DPRD Ujung Pandang dan perubahan ini sejalan dengan pasal 5 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1999, bahwa perubahan nama daerah, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.[12]
Seiring perubahan dan pengembalian nama Makassar, maka nama Ujung Pandang kini tinggal kenangan dan selanjutnya semua elemen masyarakat kota mulai dari para budayawan, pemerintah serta masyarakat kemudian mengadakan penelurusan dan pengkajian sejarah Makassar, Hasilnya Pemerintah Daerah Nomor 1 Tahun 2000, menetapkan Hari jadi Kota Makassar, tanggal 9 November 1607. Dan untuk pertama kali Hari Jadi Kota Makassar ke 393, diperingati pada tanggal 9 November 2000. Nama Makassar berasal dari sebuah kata dalam bahasa Makassar "Mangkasarak" yang berarti yang metampakkan diri atau yang bersifat terbuka.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi.
Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai “Waterfront City” yang di dalamnya mengalir beberapa sungai seperti Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut.[13]
Batas wilayah[sunting | sunting sumber]
Secara administratif, batas wilayah Kota Makassar adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Maros |
Timur | Kabupaten Maros |
Selatan | Kabupaten Gowa |
Barat | Selat Makassar |
Letak Kota Makassar adalah di bagian selatan dari Pulau Sulawesi. Perkembangan wilayah Kota Makassar dimulai di sepanjang pesisir pantai yang berada di antara dua sungai besar, yaitu sungai Jeneberang dan sungai Tallo. Perbatasan Makassar bagian utara merupakan pedalaman yang didiami suku Bugis sedangkan perbatasan selatan didiami oleh suku Makassar. Perkembangan kota Makassar sebagai kota perdagangan dan kota pelabuhan ditunjang oleh wilayah utara. Wilayah pedalaman membawa komoditas sumber daya alam ke Makassar untuk dijual ke pasar. Bagian barat dari kota Makassar adalah selat Makassar dan terdapat sejumlah pulau kecil. Pulau-pulau ini digunakan sebagai penunjang perkembangan kota, yakni sebagai pelindung dan memenuhi kebutuhan kota Makassar. Keberadaan pulau-pulau kecil digunakan sebagai pencegah gangguan badai dan ombak yang mengganggu perahu atau kapal-kapal yang melakukan perdagangan di pelabuhan Makassar. Masyarakat kota Makassar di pulau-pulau kecil ini sebagian besar dihuni oleh orang-orang suku Makassar yang mata pencahariannya berhubungan dengan laut.[14]
Iklim[sunting | sunting sumber]
Kota Makassar memiliki kondisi iklim tropis yang bertipe iklim tropis muson (Am), hal tersebut ditandai dengan kontrasnya jumlah rata-rata curah hujan di musim penghujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung sejak bulan November hingga bulan Maret dan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei hingga bulan September. Wilayah Kota Makassar memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C. Rata-rata curah hujan per tahun di wilayah ini berkisar antara 2700–3200 milimeter.
Data iklim Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 37 (99) |
32 (90) |
36 (97) |
38 (100) |
41 (106) |
42 (108) |
39 (102) |
37 (99) |
37 (99) |
38 (100) |
37 (99) |
35 (95) |
42 (108) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.7 (87.3) |
31 (88) |
31.3 (88.3) |
32 (90) |
32.1 (89.8) |
32.5 (90.5) |
33.4 (92.1) |
34.3 (93.7) |
34.8 (94.6) |
34.6 (94.3) |
33.5 (92.3) |
31.3 (88.3) |
32.63 (90.77) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.9 (80.4) |
26.9 (80.4) |
27.3 (81.1) |
27.8 (82) |
27.8 (82) |
27.7 (81.9) |
27.1 (80.8) |
27.2 (81) |
28 (82) |
28.1 (82.6) |
28.1 (82.6) |
27.1 (80.8) |
27.5 (81.47) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.2 (73.8) |
22.7 (72.9) |
23.3 (73.9) |
23.6 (74.5) |
23.4 (74.1) |
22.9 (73.2) |
21.7 (71.1) |
20.1 (68.2) |
21.2 (70.2) |
21.7 (71.1) |
22.7 (72.9) |
23 (73) |
22.46 (72.41) |
Rekor terendah °C (°F) | 20 (68) |
21 (70) |
21 (70) |
17 (63) |
20 (68) |
18 (64) |
17 (63) |
17 (63) |
19 (66) |
19 (66) |
20 (68) |
21 (70) |
17 (63) |
Presipitasi mm (inci) | 734 (28.9) |
563 (22.17) |
391 (15.39) |
235 (9.25) |
97 (3.82) |
66 (2.6) |
48 (1.89) |
15 (0.59) |
32 (1.26) |
83 (3.27) |
273 (10.75) |
549 (21.61) |
3.086 (121,5) |
Rata-rata hari hujan | 27 | 26 | 23 | 18 | 8 | 6 | 4 | 1 | 2 | 7 | 17 | 24 | 163 |
% kelembapan | 86 | 86 | 85 | 83 | 81 | 79 | 74 | 68 | 66 | 71 | 80 | 85 | 78.7 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 155 | 171 | 186 | 210 | 248 | 252 | 279 | 304 | 300 | 305 | 270 | 158 | 2.838 |
Sumber #1: Climate-Data.org[15] & Weatherbase[16] | |||||||||||||
Sumber #2: Weather2travel[17] |
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]
No | Wali Kota[18] | Mulai Menjabat | Akhir Jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Zaman Kolonial Belanda | ||||||||
1 | J.E. Dambrink | 1918 | 1931 | 1 | ||||
2 | J.H. de Groot | 1927 | 1931 | 2 | ||||
3 | G.H.J. Beikenkamp | 1931 | 1932 | 3 | ||||
4 | F.C. van Lier | 1932 | 1933 | 4 | ||||
5 | Ch.H. ter Laag | 1933 | 1934 | 5 | ||||
6 | J. Leewis | 1934 | 1936 | 6 | ||||
7 | H.F. Brune | 1936 | 1942 | 7 | ||||
Zaman Kolonial Jepang | ||||||||
1 | B. Yamasaki | 1942 | 1945 | 8 | ||||
Zaman Revolusi Kemerdekaan Indonesia | ||||||||
1 | Nadjamuddin Daeng Malewa | 17 Agustus 1945 | 11 September 1945 | 9 | ||||
- | H.F. Brune | 1945 | 1945 | |||||
2 | D.M. van Swietene | 1945 | 1946 | 10 | ||||
Negara Indonesia Timur | ||||||||
3 | Abdul Hamid Daeng Magassing | 24 Desember 1946 | 27 Desember 1949 | 11 | ||||
4 | Salawati Daud | 27 Desember 1949 | 17 Agustus 1950 | 12 | ||||
Republik Indonesia | ||||||||
5 | ![]() |
J.M. Qaimuddin | 1950 | 1951 | 13 | |||
6 | J. Mewengkang | 1951 | 1951 | 14 | ||||
7 | ![]() |
Sampara Daeng Lili | 1951 | 1952 | 15 | |||
8 | ![]() |
Achmad Dara Syachruddin | 1952 | 1956 | 16 | |||
9 | ![]() |
Mohammad Junus Daeng Mile | 1956 | 1957 | 17 | |||
10 | ![]() |
Abdul Latif Daeng Masikki | 1958 | 1961 | 18 | |||
11 | ![]() |
H. Arupala |
1959 | 1962 | 19 | |||
12 | ![]() |
Kol. H. Muhammad Daeng Patompo |
1962 | 1978 | 20 | |||
21 | ||||||||
22 | ||||||||
13 | ![]() |
Kol. Abustam |
1978 | 1983 | 23 | |||
14 | ![]() |
Kol. Jancy Raib |
1983 | 1988 | 24 | |||
15 | ![]() |
Kol. Suwahyo |
1988 | 1993 | 25 | |||
— | Kol. Andi Muhammad Ghalib, S.H., M.H. (Penjabat) |
1993 | 1994 | — | ||||
16 | ![]() |
H. Andi Malik Baso Masry, S.E., M.Si. |
1994 | 1999 | 26 | |||
— | ![]() |
Drs. H. Andi Mochammad Alwy Rum (Pelaksana Tugas) |
1999 | Mei 1999 | — | — | ||
17 | ![]() |
Drs. H. Baso Amiruddin Maula, S.H., M.Si. |
Mei 1999 | 2004 | 27 | |||
18 | ![]() |
Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, M.M. |
8 Mei 2004 | Agustus 2008 | 28 | Andi Herry Iskandar | ||
19 | ![]() |
Ir. H. Andi Herry Iskandar, M.Si. |
Agustus 2008 | 8 Mei 2009 | — | |||
(18) | ![]() |
Dr. Ir. H. Ilham Arief Sirajuddin, M.M. |
8 Mei 2009 | 8 Mei 2014 | 29 | Supomo Guntur | ||
20 | ![]() |
Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto |
8 Mei 2014 | 8 Mei 2019 | 30 | Syamsu Rizal | ||
— | Muhammad Anshar (Pelaksana Harian) |
8 Mei 2019 | 13 Mei 2019 | — | [19] | — | ||
— | ![]() |
Dr. Muhammad Iqbal Samad Suhaeb S.E., M.T. (Penjabat) |
13 Mei 2019 | 13 Mei 2020 | [20] | |||
— | ![]() |
Prof. Dr. Ir. Yusran Jusuf M.Si., I.P.U. (Penjabat) |
13 Mei 2020 | 26 Juni 2020 | [21] | |||
— | ![]() |
Prof. Dr. Eng. Ir. Rudy Djamaluddin M.Eng. (Penjabat) |
26 Juni 2020 | 26 Februari 2021 | [22] | |||
![]() |
Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto |
Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Makassar dalam dua periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |
---|---|---|
2014-2019[23][24][25][26] | 2019-2024[27] | |
![]() |
0 | ![]() |
![]() |
5 | ![]() |
![]() |
4 | ![]() |
![]() |
8 | ▼ 5 |
![]() |
5 | ![]() |
![]() |
(baru) 1 | |
![]() |
5 | ![]() |
![]() |
(baru) 2 | |
![]() |
5 | ![]() |
![]() |
4 | ![]() |
![]() |
5 | ▼ 3 |
![]() |
7 | ▼ 6 |
![]() |
1 | ▼ 0 |
![]() |
1 | ▼ 0 |
Jumlah Anggota | 50 | ![]() |
Jumlah Partai | 11 | ![]() |
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan dan 153 kelurahan. Pada tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 199,26 km² dan jumlah penduduk sebesar 1.663.479 jiwa dengan sebaran penduduk 8.348 jiwa/km².[28][29]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Makassar, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
73.71.11 | Biringkanaya | 11 | |
73.71.06 | Bontoala | 12 | |
73.71.15 | Kepulauan Sangkarrang | 3 | |
73.71.03 | Makassar | 14 | |
73.71.02 | Mamajang | 13 | |
73.71.12 | Manggala | 8 | |
73.71.01 | Mariso | 9 | |
73.71.09 | Panakkukang | 11 | |
73.71.13 | Rappocini | 11 | |
73.71.07 | Tallo | 15 | |
73.71.14 | Tamalanrea | 8 | |
73.71.10 | Tamalate | 11 | |
73.71.04 | Ujung Pandang | 10 | |
73.71.08 | Ujung Tanah | 9 | |
73.71.05 | Wajo | 8 | |
TOTAL | 153 |
Rencana Pengembangan Kota[sunting | sunting sumber]
Demografi[sunting | sunting sumber]
Penduduk[sunting | sunting sumber]
Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar dan Suku Bugis, sisanya berasal dari Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.
Tahun | 1971 | 1980 | 1990 | 2000 | 2008 | 2009 | 2010 | 2018 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah penduduk | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Agama[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan data sensus BPS Kota Makassar tahun 2015 menunjukan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Islam sebanyak 82.39%, kemudian Kristen Protestan 9.61%, Katolik 5.56%, Buddha 1.41%, Hindu 0.76%, dan Konghucu 0.27%.[30]
Bahasa[sunting | sunting sumber]
Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kota Makassar adalah bahasa Indonesia. Menurut Statistik Kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa, terdapat tiga bahasa daerah di Kota Makassar[31], yaitu bahasa Makassar, bahasa Bugis, dan bahasa Toraja.[32]
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Laut[sunting | sunting sumber]
Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar Di Makassar, Soekarno-Hatta menjadi nama pelabuhan, khususnya pelabuhan untuk kapal penumpang dan terminal penumpang. Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV).
Di area pelabuhan penumpang ini terdapat Masjid Babussalam. Masjid ini diresmikan Presiden Megawati, berbarengan dengan peresmian Terminal Petikemas Makassar, pada 21 Juli 2001. Sementara di kawasan ujung utara pelabuhan, atau ujung jalan Nusantara, terdapat awal Jalan Tol Reformasi (tol lingkar Makassar) yang menghubungkan kawasan pelabuhan dengan pusat kota. Jalan tol yang hanya sepanjang 3,1 km ini dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. Perusahaan milik Bosowa Group ini juga jadi pengelola jalan tol Bintaro-Bumi Serpong Damai (Jakarta/Tangerang).
Paotere adalah suatu pelabuhan perahu yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Pelabuhan yang berjarak ± 5 km (± 30 menit) dari pusat Kota Makassar ini merupakan salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo doeloe yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo sejak abad ke-14 sewaktu memberangkatkan sekitar 200 armada Perahu Phinisi ke Malaka. Pelabuhan Paotere sekarang ini masih dipakai sebagai pelabuhan perahu-perahu rakyat seperti Phinisi dan Lambo dan juga menjadi pusat niaga nelayan.
Udara[sunting | sunting sumber]
Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang pada tanggal 26 September 2008 diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang menandakan mulai pada saat itu Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin beroperasi secara penuh di mana sebelumnya telah beroperasi tetapi hanya sebagian. Bandara Hasanuddin juga memiliki taksi khusus Bandara dengan harga yang bervariasi sesuai dengan region dari daerah yang dituju serta shuttle bus khusus yang melayani jalur dari dan ke bandara baru. Bahkan banyak taksi-taksi yang gelap yang juga menawarkan jasa kepada penumpang yang baru tiba di Makassar. Pada tahun 2009 diharapkan landasan pacu yang baru telah rampung dan bisa digunakan.[33]
Darat[sunting | sunting sumber]
Pete-pete adalah sebutan angkot di Makassar dan sekitarnya. Pete-pete merah adalah angkot yang berasal dari Kabupaten Gowa dan melayani pengangkutan antar kota, sedangkan pete-pete biru adalah angkot yang berasal dari Kota Makassar itu sendiri dan hanya melayani pengangkutan di wilayah Makassar saja.
- Bus
- Taksi
- Becak: Makassar terkenal dengan angkutan tradisional becak. Jumlahnya sendiri mencapai 1.500 unit. Pemerintah setempat memberlakukan becak untuk pariwisata dan khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata saja. Tarifnya tergantung kesepakatan dengan pengayuh.
- Bentor: Populasi becak motor di Makassar mulai ramai dan secara perlahan menggantikan becak. Bagian depan bentor adalah becak dan di belakangnya adalah motor.
- Ojek
Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas 9%. Bahkan pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai angka 10,83%. Pesatnya pertumbuhan ekonomi saat itu, bersamaan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang mendorong perputaran ekonomi, seperti pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, jalan tol dan sarana bermain kelas dunia Trans Studio di Kawasan Kota Mandiri Tanjung Bunga.[34]
Pada triwulan II tahun 2019 saja, Makassar mendapatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) masing-masing sebesar Rp601,1 Miliar dan Rp 1 Trilliun. Penanaman Modal ini diserap 5 sektor yaitu sektor pertambangan dengan nilai paling besar yaitu Rp484,3 Miliar diikuti oleh sektor industri mineral non logal sebesar Rp377,1 Miliar, jasa lainnya sebesar Rp169,2 Miliar, sektor listrik, gas & air sebesar Rp164,7 Miliar dan sektor industri makanan sebesar Rp100,7 Miliar.[35]
Selain investasi yang relatif besar, Makassar juga berhasil menciptakan usaha-usaha yang mengharumkan nama bangsa seperti PT CEPAT DAN BERSIH INDONESIA (QnC Laundry) yang berhasil membawa nama Indonesia ke panggung internasional melalui sebuah kompetisi laundry internasional di Milan pada tahun 2018 yang diadakan CINET, sebuah komite internasional untuk pemeliharaan tekstil.[36] Ada juga produk terkenal dari Makassar yang banyak orang tidak tahu berasal dari Makassar yaitu Minyak Tawon yang bisa dijadikan minyak gosok, pijat dan urut. Minyak tawon ini dapat ditemukan di pusat oleh-oleh seperti Jalan Somba Opu.[37] Ada juga Bugis Waterpark yang telah buka sejak tahun 2012 dan Jamesons Hardware Supermarket yang sudah menjamur ke seluruh Indonesia juga berasal dari Makassar.
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Tempat wisata[sunting | sunting sumber]
Makassar modern memiliki banyak tempat wisata yang digunakan untuk keperluan hiburan masyarakat Makassar maupun bagi wisatawan yang berasal dari kota maupun negara lain. Beberapa di antaranya yang paling digemari maayarakat makassar adalah:
- Pantai Losari
- Fort Rotterdam, merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Benteng ini merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa, Kesultanan ini pernah berjaya sekitar abad ke-17 dengan ibu kota Makassar. Kesultanan ini sebenarnya memiliki 17 buah benteng yang mengitari seluruh ibu kota. Hanya saja, Benteng Fort Rotterdam merupakan benteng paling megah di antara benteng benteng lainnya dan keasliannya masih terpelihara hingga kini.
- Pantai Akarena
- Pulau Lae-Lae
- Pulau Khayangan
- Pulau Samalona
- Pantai Barombong
- Makam Raja-Raja Tallo
- Pelabuhan Paotere
- Taman Makam Pahlawan
- Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar di Indonesia)
- Desa Wisata Delta Lakkang
- Pulau Kapoposang
- Pantai Galesong Utara
- Benteng Panyua, Dinding benteng ini kukuh menjulang setinggi 5 meter dengan tebal dinding sekitar 2 meter, dengan pintu utama berukuran kecil. Jika dilihat dari udara benteng ini berbentuk segi lima seperti penyu yang hendak masuk ke dalam pantai. Karena benteng ini bentuknya mirip penyu, kadang juga benteng ini juga dinamakan Benteng Panynyua (Penyu). Benteng ini mempunyai 5 Bastion, yaitu bangunan yang lebih kukuh dan posisinya lebih tinggi di setiap sudut benteng yang biasanya ditempatkan kanon atau meriam di atasnya.
Seni Budaya[sunting | sunting sumber]
- Atraksi permainan tradisional "Ma'raga", Merupakan pertunjukan permainan bola raga yang dipindahkan dari kaki ke kaki atau ke tangan, pertunjukan ini dimainkan dengan suka cita. Para pemain menggunakan pakaian adat seperti passapu dan sarung, biasanya dimainkan oleh 6 orang pemain. Pertunjukan ini akan semakin menarik ketika para pemain mulai saling menopang hingga semakin tinggi dan tetap lihai memainkan bola dan tidak terjatuh ke tanah.
- Atraksi permainan rakyat "Mappadendang".
- Tarian magis "Pepe-pepeki ri Makka".
- Tarian ritual Bissu "Ma'giri".
- Pemain gendang "Gandrang Bulo".
- Tarian-tarian tradisional seperti Tari Pakarena.
Kuliner Khas[sunting | sunting sumber]
Tokoh Terkenal[sunting | sunting sumber]
|
|
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Sekolah Menengah Atas
- MAN 2 Model Makassar
- SMA Katolik Rajawali Makassar
- SMA Negeri 1 Makassar
- SMA Negeri 17 Makassar
Perguruan Tinggi[sunting | sunting sumber]
- Universitas Negeri Makassar
- Universitas Hasanuddin
- Ciputra School Of Business Makassar
- Universitas Islam Negeri Alauddin
- Universitas Bosowa
- Universitas Atma Jaya Makassar
- Universitas Indonesia Timur
- Universitas Islam Makassar
- Universitas Kristen Indonesia Paulus
- Universitas Muhammadiyah Makassar
- Universitas Muhammadiyah
- Universitas Muslim Indonesia
- Universitas Pancasakti
- Universitas Patria Artha
- Universitas Pepabri Makassar
- Universitas Sawerigading
- Universitas Teknologi Sulawesi
- Universitas Terbuka Makassar
- Universitas Veteran Republik Indonesia
- Unversitas Satria Makassar
- Universitas Fajar Makassar
- Akademi Kebidanan Sandi Karsa
- Akademi Keperawatan Gigi Sandi Karsa
- Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar
- Akademi Keperawatan Sandi Karsa
- Akademi Maritim Indonesia Makassar
- Akademi Pariwisata Makassar
- Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
- Politeknik Kesehatan Makassar
- Politeknik Negeri Ujung Pandang
- Politeknik ATI Makassar
- STKIP YPUP Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Yappi Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIEM Bongaya) Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma Nusantara
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gema Insan Akademik (STIK GIA) Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Nitro
- Sekolah Tinggi Informatika dan Multimedia Nusa Palapa
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Handayani
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Komputer Dipanegara
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Profesional Makassar
- Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Komputer Kharisma Makassar
- STIEM Nitro Muhammadiyah Makassar
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Klub Olahraga[sunting | sunting sumber]
Sarana Prasarana[sunting | sunting sumber]
Fasilitas Kota[sunting | sunting sumber]
Hotel[sunting | sunting sumber]
- Claro Hotel(Sebelumnya Grand Clarion)
- Imperial Arya Duta
- Grand Quality Hotel
- Hotel Horison Makassar
- Hotel Aston Makassar
- Hotel Harper Perintis Makassar
- Novotel Grand Shayla Makassar
- Hotel Sahid Jaya Makassar
- Hotel Pantai Gapura
- Swiss-Belinn Panakkukang Makassar
- Swiss-Belhotel Losari Makassar
- Hotel Santika Makassar
- Hotel Singgasana Makassar
- Hotel Makassar Golden
- Karebosi Condotel Makassar
- Four Points by Sheraton Makassar
- The Banua Hotel Makassar
- Aerotel Smile Hotel & Resto
- Aswin Hotel Latimojong
- Dalton Hotel Makassar
- Rinra Hotel Makassar
Pusat Perbelanjaan[sunting | sunting sumber]
Mall[sunting | sunting sumber]
- Mal Panakkukang
- Mal Global Trade Center (GTC)
- Mal Ratu Indah
- Makassar Trade Center (MTC) Karebosi
- Pusat Grosir Modern (PGM) Karebosi
- Makassar Mall
- Karebosi Link
- Sarana Penyeberangan Multiguna (SPM) MTC Karebosi
- Makassar Town Square
- Trans Studio Mall Makassar
- Nipah Mall
- Panakkukang Square
- Daya Grand Square
- Pettarani Square
- Living Plaza Maricaya
- Living Plaza Pettarani
Toserba[sunting | sunting sumber]
- Grand Toserba
- Top Mode
- Indo Mode
Media Massa & Komunikasi[sunting | sunting sumber]
Televisi[sunting | sunting sumber]
Kota Makassar juga memiliki beberapa stasiun televisi terdiri dari 21-stasiun televisi (15-siaran nasional dan 4-siaran lokal) seperti:
Kanal | Signal | Frekuensi | Nama | Jaringan | Nama Perusahaan Ternama (PT) | Pemilik | Status | Negara |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
23 | 487,25 MHz | Kompas TV | PT Makassar Lintas Visual Cemerlang | Kompas Gramedia | Nasional | ![]() | ||
25 | 503,25 MHz | antv | PT Cakrawala Andalas Televisi Makassar dan Palu | Visi Media Asia | ||||
27 | 519,25 MHz | Indosiar | PT Indosiar Lontara Televisi | Surya Citra Media | ||||
29 | 535,25 MHz | MNCTV | PT TPI Tujuh | MNC Media | ||||
31 | 551,25 MHz | Celebes TV | PT Celebes Televisi Indonesia | Bosowa Corporation | Lokal | |||
33 | 567,25 MHz | RCTI | PT RCTI Enam | MNC Media | Nasional | |||
35 | 583,25 MHz | SCTV | PT Surya Citra Dimensi Media | Surya Citra Media | ||||
37 | 599,25 MHz | TVRI Nasional | TVRI | Lembaga Penyiaran Publik TVRI | Pemerintah Indonesia | |||
TVRI Sulawesi Selatan (09:00-11:00 dan 17:00-19:00 WITA) | Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan | Lokal | ||||||
39 | 615,25 MHz | Metro TV | PT Media Televisi Makassar | Media Group | Nasional | |||
41 | 631,25 MHz | Trans 7 | PT Trans 7 Semarang Makassar | Trans Media | ||||
43 | 647,25 MHz | GTV | PT GTV Enam | MNC Media | ||||
45 | 663,25 MHz | Trans TV | PT Trans TV Semarang Makassar | Trans Media | ||||
47 | 679,25 MHz | tvOne | PT Lativi Media Karya Makassar dan Ambon | Visi Media Asia | ||||
49 | 695,25 MHz | Fajar TV | Jawa Pos TV | PT Fajar Makassar Televisi | Grup Jawa Pos | Lokal | ||
51 | 711,25 MHz | iNews | PT Sun Televisi Makassar | MNC Media | Nasional | |||
57 | 759,25 MHz | NET. | PT Cakrawala Adyswara Media | Net Visi Media | Nasional | |||
59 | 775,25 MHz | RTV | PT Cipta Abadi Televisindo | Rajawali Corpora | ||||
61 | 791,25 MHz | VE Channel | BeritaSatu | PT Panorama Media Takalar | Lokal |
Radio[sunting | sunting sumber]
Kota Makassar juga memiliki beberapa stasiun radio terdiri dari 30-stasiun radio bersiaran lokal seperti:
Frekuensi | Signal | Nama | Stasiun |
---|---|---|---|
828 KHz | Radio Christy | ||
1080 KHz | Radio Suara Victory | ||
87.7 MHz | Radio Madama | ||
88.2 MHz | Radio An-Nashihah | ||
88.5 MHz | Radio Bosowa | ||
89.3 MHz | Radio Fajar | ||
90.1 MHz | Radio Medika | ||
90.7 MHz | Radio Mix | ||
90.9 MHz | Radio Celebes | ||
92.9 MHz | Radio Programma 4 | Radio Republik Indonesia | |
93.3 MHz | Radio Dejavu | ||
94.4 MHz | Radio Programma 1 | Radio Republik Indonesia | |
93.9 MHz | Radio MNC Trijaya | MNC Networks | |
96.0 MHz | I-Radio Makassar | MRA Media Group | |
96.8 MHz | Radio Programma 2 | Radio Republik Indonesia | |
97.6 MHz | Radio Venus Citra Musik Indonesia | ||
98.4 MHz | Radio Makassar | ||
99.2 MHz | Radio Delta | Mahaka Media | |
99.6 MHz | Radio Al Markaz Al Islami | Masjid Al-Markaz Al-Islami | |
100.0 MHz | Radio Rasio Plus Makassar | ||
100.8 MHz | Radio Insania Makassar | Radio Insania Network | |
101.1 MHz | Radio Smart | Kompas Gramedia | |
101.9 MHz | Radio Al-Ikhwan | ||
102.7 MHz | Radio Telstar Pesona Keluarga | ||
103.5 MHz | Radio SPFM | ||
104.3 MHz | Radio Mercurius TOP | TOP FM Semarang | |
104.7 MHz | Radio Easy Rock | ||
105.1 MHz | Radio Prambors | Mahaka Media | |
105.5 MHz | Radio Crossover | ||
105.9 MHz | Radio Gamasi | ||
106.3 MHz | Radio Programma 3 | Radio Republik Indonesia | |
107.1 MHz | Radio Syiar |
Kota Kembar[sunting | sunting sumber]
Lismore, Australia
-
Mobile, Alabama, Amerika Serikat
Peshawar, Pakistan[38]
Constanța, Romania[39]
Banjarmasin, Indonesia
Samarinda, Indonesia
Tawau, Malaysia
Lihat Pula[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Kota Makassar Dalam Angka 2019". 2019-08-16. Diakses tanggal 2019-10-24.
- ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama yang Dianut di Provinsi Sulawesi Selatan". www.sulsel.bps.go.id. Diakses tanggal 26 Februari 2020.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ https://www.bappenas.go.id/files/2713/5227/9312/bag-z-74-75-cek__20090130070903__25.doc
- ^ Geografi untuk SMA/MA kelas XII, Amir Khosim,S.Pd dan Kun Marlina Lubis
- ^ Kementrian Dalam Negeri:"Data jumlah penduduk dan luas wilayah" dalam Buku Induk Kode dan Data Wilayah 2013
- ^ Sepuluh kota berpenduduk terbesar di Indonesia
- ^ Muljana 2005, hlm. 63.
- ^ a b Poelinggomang 2002, hlm. 22-23.
- ^ (http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/73/name/sulawesi-selatan/detail/7371/kota-makassar)
- ^ [https://ngada.org/pp86-1999.htm PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN NAMA KOTA UJUNG PANDANG MENJADI KOTA MAKASSAR DALAM WILAYAH PROPINSI SULAWESI SELATAN]
- ^ https://makassarkota.go.id/geografis/
- ^ Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 16. ISBN 978-602-1289-43-3.
- ^ "Makassar, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 21 Agustus 2020.
- ^ "MAKASSAR, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 22 Agustus 2020.
- ^ "Makassar Climate Guide". Weather2travel. Diakses tanggal 21 Agustus 2020.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaSej
- ^ Mikhael Gewati, ed. (9 Mei 2019). "Sekretaris Kota Ansar Jabat Plh Wali Kota Makassar". Kompas.com. Diakses tanggal 22 Mei 2019.
- ^ Syachrul Arsyad (13 Mei 2019). "Lantik Iqbal Suhaeb, Gubernur Minta Pj Wali Kota Jaga Kedamaian". Sindonews.com. Diakses tanggal 22 Mei 2019.
- ^ Muhammad Darwin Fatir (13 Mei 2020). Budisantoso Budiman, ed. "Gubernur Sulsel melantik Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Jusuf". Antaranews.com. Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ Aan Pranata, ed. (26 Juni 2020). "[BREAKING] Rudy Djamaluddin Dilantik Jadi Pj Wali Kota Makassar". IDNTimes.com. Diakses tanggal 27 Juni 2020.
- ^ Berita Bulukumba: [1], diakses 16 Juni 2016
- ^ KPU RI: [2][pranala nonaktif permanen], diakses 16 Juni 2016
- ^ ZAILANI, Akhmad. Wajah Parlemen Daerah di Indonesia. Jakarta: Sultan Pustaka, 2015. ISBN 219-42-5470-8]
- ^ Kemendagri: [3], diakses 17 Juni 2016
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Makassar 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Agama Yang Dianut di Provinsi Sulawesi Selatan, 2015
- ^ Statistik Kebahasaan 2019. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. hlm. 11. ISBN 9786028449182.
- ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Selatan". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diakses tanggal 23 Mei 2020.
- ^ Hasanuddin Airport
- ^ "Makassar Serap Investasi Besar"
- ^ "5 Sektor Ini Serap Investasi Terbesar di Sulsel | Sulawesi Bisnis.com". Bisnis.com. 2019-07-31. Diakses tanggal 2020-07-28.
- ^ "QnC Laundry Makassar Ikuti Kompetisi Laundri Dunia di Milan". Tribun Timur. Diakses tanggal 2020-07-28.
- ^ Liputan6.com (2018-09-06). "Minyak Tawon Jadi Oleh-Oleh Wajib dari Makassar". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-07-28.
- ^ "(Pakistan, Indonesia agree to declare Peshawar, Makassar as sister cities)". PPI - Pakistan Press International. 2008-05-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-28.
- ^ "Kota Kembar Makassar-Constantia". Ali Mochtar Ngabalin. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-15. Diakses tanggal 2010-01-25.
Bacaan Lanjutan[sunting | sunting sumber]
- Poelinggomang, Edward L. (2002). Makassar Abad XIX: Studi Tentang Kebijakan Perdagangan Maritim. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799023810. Diakses tanggal 15 Agustus 2013.
- Reid, Anthony. 1999. Charting the shape of early modern Southeast Asia. Chiang Mai: Silkworm Books. ISBN 974-7551-06-3. hal. 100-154. (sejarah awal Makassar)
- Muljana, Slamet (2005). Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit). Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 9789798451355. Diakses tanggal 15 Agustus 2013.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Makassar Informasi Turis
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Situs web informasi "Semua tentang Makassar"
- (Indonesia) Situs web Tanjung Bunga
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.196.633 | ![]() Kota Makassar |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.487.256 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 2.970.730 | 8 | Bandar Lampung | Lampung | 1.191.622 | |||
3 | Medan | Sumatra Utara | 2.524.341 | 9 | Batam | Kepulauan Riau | 1.157.882 | |||
4 | Bandung | Jawa Barat | 2.500.967 | 10 | Pekanbaru | Riau | 1.028.237 | |||
5 | Semarang | Jawa Tengah | 1.685.906 | 11 | Padang | Sumatra Barat | 912.910 | |||
6 | Palembang | Sumatra Selatan | 1.668.164 | 12 | Malang | Jawa Timur | 866.252 | |||
Sumber: (2020)[1] (tidak termasuk kota satelit) |
- ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 25 Februari 2021.