Lompat ke isi

Kabupaten Lebak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Lebak
Transkripsi bahasa daerah
  Aksara Sundaᮜᮨᮘᮊ᮪ atau ᮼᮘᮊ᮪
Lambang resmi Kabupaten Lebak
Motto: 
Iman aman uman amin
(Sunda) Tangguh menghadapi rintangan, yang diimbangi dengan kesucian iman, perbuatan yang menenteramkan, dan sikap toleransi
Peta
Peta
Kabupaten Lebak di Jawa
Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak
Peta
Kabupaten Lebak di Indonesia
Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak (Indonesia)
Koordinat: 6°39′00″S 106°13′00″E / 6.65°S 106.21667°E / -6.65; 106.21667
Negara Indonesia
ProvinsiBanten
Hari jadiDesember 2, 1828; 196 tahun lalu (1828-12-02)
Ibu kotaRangkasbitung
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 28
  • Kelurahan: 5
  • Desa: 340
Pemerintahan
  BupatiMochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya
  Wakil BupatiAmir Hamzah
  Sekretaris DaerahBudi Santoso
Luas
  Total3.426,56 km2 (1,323,00 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[2]
  Total1.506.378
  Kepadatan440/km2 (1,100/sq mi)
Demografi
  Agama
  • 99,07% Islam
  • 0,60% Sunda Wiwitan
  • 0,10% Buddha[2]
  BahasaIndonesia, Sunda Banten
  IPMKenaikan 67,68 (2023)
 sedang [3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3602 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 252
Pelat kendaraanA xxxx N*/O*/P*/Q*
Kode Kemendagri36.02 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023LBK
DAURp 1.114.873.247.000.-
Fauna resmiOwa abu-abu
Situs webwww.lebakkab.go.id

Kabupaten Lebak (bahasa Sunda: ᮜᮨᮘᮊ᮪) adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Rangkasbitung. Kabupaten Lebak merupakan kabupaten paling luas di Provinsi Banten dan juga terluas kelima di Pulau Jawa. Jumlah penduduk Kabupaten Lebak pada pertengahan tahun 2024 adalah 1.506.378 jiwa.[2]

Kabupaten Lebak juga biasa disebut Rangkasbitung saja oleh masyarakat setempat karena merepresentasikan Ibu Kota Kabupaten yang menjadi jalur utama Commuter Line terintegrasi ke Jabodetabek dan jalur kereta api Jakarta-Merak.

Museum Multatuli (nama pena Eduard Douwes Dekker, penulis buku Max Havelaar yang menjadi asisten residen di Lebak pada 1856) juga menjadi museum anti-kolonial pertama di Indonesia.[4] Museum Multatuli dibuka pada 11 Februari 2018.[5] Lokasi Museum Multatuli di Kecamatan Rangkasbitung.[6] Museum ini berisi tentang sejarah kolonial Belanda dan peran Multatuli dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.[4]

Sebagai bagian dari wilayah Kesultanan Banten, Kabupaten Lebak dengan luas Wilayah 304.472 Ha, sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kesultanan Banten. Berkaitan dengan hari jadi Kabupaten Lebak yang jatuh pada tanggal 2 Desember 1828. Terdapat beberapa catatan sejarah yang menjadi dasar pertimbangan, antara lain:

Kesultanan Banten

[sunting | sunting sumber]

Mulai dari tahun 1811, Kesultanan Banten berada dibawah kekuasaan Inggris, yang telah merebut Banten dari Belanda. Pada tanggal 19 Maret 1813, Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin (Sultan Banten Terakhir) diturunkan secara paksa dari tahtanya oleh Thomas Stamford Raffles (wakil pemerintah Inggris), kemudian Pemerintahan Kesultanan Banten diberhentikan, dan dibentuklah Karesidenan Banten sebagai Pengganti Pemerintahan Kesultanan Banten, lalu Kesultanan Banten sendiri hanya dijadikan sebagai lambang/simbol kebudayaan dan tidak memiliki kedaulatan, diangkatlah Joyo Miharjo (orang Rembang-Jawa Tengah) menjadi Sultan Adat Banten dengan nama Sultan Muhammad Rafiudin sebagai pengganti Sultan Banten Terakhir (Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin), Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin ialah Suami Ratu Arsiah, dan Ratu Arsiah ialah Adik Ratu Asiah (Ibunda Sultan Maulana Muhammad Sofiyudin). Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin yang bukan keturunan Sultan-sultan Banten diberikan gelar Sultan Banten oleh Pemerintah Inggris dengan tidak memiliki wilayah kekuasaan. sedangkan daerah kekuasaan Kesultanan Banten dibagi 4 wilayah yaitu:

  • Wilayah Banten Lor
  • Wilayah Banten Kulon
  • Wilayah Banten Tengah dan
  • Wilayah Banten Kidul

Ibu kota Wilayah Banten Kidul terletak di Cilangkahan dan pemerintahannya dipimpin oleh Bupati yang diangkat oleh Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles, yaitu Tumenggung Suradilaga (Raden Muhammad). Ia bertanggung jawab langsung kepada Residen Banten (wakil Pemerintah Inggris), bukan pada Kesultanan Banten lagi hingga pada tahun 1816, Banten kembali jatuh ke Belanda. Di tahun itu pula Kesultanan Banten dihapuskan/dibubarkan, Joyo Miharjo/Muhammad Rafiudin dicopot gelar Sultannya. Kemudian mengganti semua keempat Bupati yang diangkat oleh Pemerintah Inggris diwilayah Banten. Untuk Banten Kidul Tumenggung Suradilaga/Raden Muhammad digantikan oleh Tubagus Jamil (Putra Sultan Banten Abul Mahasin Muhammad Syifa'u Zainul Abidin) dengan gelar Raden Adipati Jamil atau Pangeran Sanjaya, dengan Ki Ngabehi Bahu Pringga (Bekas Punggawa Kesultanan Banten) sebagai Wakilnya dengan gelar Patih Derus.

Perubahan Nama Menjadi Kabupaten Lebak

[sunting | sunting sumber]
Pemandangan pantai di Sawarna pada tahun 1929.

Pada tahun 1828, ibu kota Kabupaten Banten Kidul dipindahkan dari Cilangkahan ke Lebak Parahiang (daerah Leuwidamar) dan mengganti nama Kabupaten Banten Kidul menjadi Kabupaten Lebak pada tanggal 2 Desember 1828.[7] Tanggal bulan ini dijadikan hari jadi Kabupaten Lebak.

Karena Pangeran Sanjaya/Raden Adipati Jamil (Bupati Lebak Pertama) dan Patih Derus (Patih Lebak Pertama) tidak mampu mengatasi perlawanan rakyat terhadap Belanda, tahun 1830 Pemerintah Belanda pun mengganti kedudukan mereka berdua, Raden Adipati Jamil diganti oleh Raden Tumenggung Adipati Karta Nata Nagara (Demang Jasinga yang telah berhasil membantu Belanda menumpas perlawanan Nyai Gumparo/Nyi Mas Gamparan) dan Patih Derus diganti oleh Patih Jahar. Pada tahun 1842, ibu kota Kabupaten Lebak dipindahkan dari Lebak Parahiang (daerah Leuwidamar) ke Warunggunung, tetapi nama Lebak tetap dipakai.

Pemindahan Ibu Kota ke Rangkasbitung

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda nomor 15 tanggal 17 Januari 1849, ibu kota Kabupaten Lebak yang saat itu berada di Warunggunung harus dipindahkan. Kemudian Raden Tumenggung Adipati Karta Natanagara (Bupati Lebak) memerintahkan wakilnya yaitu Patih Jahar (Patih Lebak) untuk menemukan lokasi strategis untuk dijadikan ibu kota Pusat Pemerintahan Lebak. Maka ditemukanlah daerah hutan bambu belantara, yang kemudian setelah hutan tersebut dibuka, kemudian langsung dinamai Rangkasbitung. Lalu dimulailah pembangunan berbagai macam sarana pusat pemerintahan dan pelaksanaan pemindahan ibu kotanya secara resmi baru dilaksanakan pada tahun 1851 dengan diresmikan pada tanggal 31 Maret 1851.

Kabupaten Lebak juga dikenal sebagai tempat bertugasnya Eduard Douwes Dekker, yang lebih dikenal dengan nama pena "Multatuli". Eduard pernah diangkat pada tahun 1856 sebagai Asisten Residen. Setelah mengundurkan diri dari tugasnya di Lebak selama tiga bulan, Eduard telah menerbitkan buku pada empat tahun kemudian, yaitu Max Havelaar. Tulisan itu berupa novel satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk orang Belanda dan pemimpin pribumi kepada masyarakat di Hindia Belanda.[8]

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Suku Bangsa

[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar penduduk kabupaten ini berasal dari suku Sunda (termasuk masyarakat adat Kanekes).

Kabupaten ini merupakan kabupaten dengan populasi yang beragama Sunda Wiwitan terbesar di Provinsi Banten. Hampir seluruh penduduk kabupaten ini beragama Islam, yaitu sebanyak 99,07%, sisanya adalah Sunda Wiwitan sebanyak 0,60%, Kristen sebanyak 0,24% di mana terdapat Protestan sebanyak 0,17% dan Katolik sebanyak 0,07%, Buddha sebanyak 0,10%, serta agama Hindu dan Konghucu kurang dari 0,01%.[2]

Kabupaten Lebak secara geografis terletak pada titik koordinat 105º25' – 106º30' Bujur Timur dan 6º18'–7º00' Lintang Selatan.[9] Topografi Kabupaten Lebak terdiri atas pantai, dataran rendah hingga pegunungan.[butuh rujukan] Ketinggian wilayah Kabupaten Lebak berkisar antara 0–1.929 meter di atas permukaan air laut.[10]

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Lebak berbatasan dengan beberapa wilayah berikut:[11]

UtaraKabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang
TimurKabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
SelatanSamudra Hindia
BaratKabupaten Pandeglang

Iklim dan Hidrologi

[sunting | sunting sumber]

Iklim di Kabupaten Lebak dipengaruhi oleh angin Muson dan La Nina. Cuaca didominasi oleh angin baratan dari Samudera Hindia dan benua Asia pada musim hujan dan angin timuran pada musim kemarau. Curah hujan rata-rata per tahun mencapai 2.000-4.000 mm dengan suhu udara antara 20°-32 °C.

Sungai Ciujung yang mengalir ke arah utara menuju Laut Jawa melintasi Kabupaten Lebak merupakan sungai terpanjang di Provinsi Banten. Sedangkan sungai yang bermuara ke Samudra Hindia diantaranya Sungai Cibareo, Sungai Cisawarna, Sungai Cimadur, Sungai Cisiih, Sungai Cimancak, Sungai Cihara, Sungai Cipageran dan Sungai Cilangkahan.

Data iklim Lebak, Banten, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.7
(85.5)
30.1
(86.2)
30.6
(87.1)
31.2
(88.2)
31.5
(88.7)
31.4
(88.5)
31.5
(88.7)
31.6
(88.9)
32
(90)
32.1
(89.8)
31.6
(88.9)
30.8
(87.4)
31.18
(88.16)
Rata-rata harian °C (°F) 25.7
(78.3)
26
(79)
26.2
(79.2)
26.5
(79.7)
26.7
(80.1)
26.3
(79.3)
26.1
(79)
25.8
(78.4)
26.5
(79.7)
26.8
(80.2)
26.7
(80.1)
26.4
(79.5)
26.31
(79.38)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.8
(71.2)
21.9
(71.4)
22.8
(73)
22.9
(73.2)
21.9
(71.4)
21.3
(70.3)
20.8
(69.4)
20.5
(68.9)
21
(70)
21.5
(70.7)
22
(72)
21.9
(71.4)
21.69
(71.08)
Presipitasi mm (inci) 370
(14.57)
332
(13.07)
317
(12.48)
280
(11.02)
205
(8.07)
136
(5.35)
108
(4.25)
77
(3.03)
106
(4.17)
203
(7.99)
339
(13.35)
390
(15.35)
2.863
(112,7)
Rata-rata hari hujan 17 16 15 14 10 7 6 4 6 10 15 17 137
% kelembapan 86 85 84 83 82 80 79 79 79 80 81 83 81.8
Rata-rata sinar matahari bulanan 143 155 190 221 238 244 263 274 245 249 203 184 2.609
Sumber #1: BMKG[12]
Sumber #2: Weatherbase[13] & Climate-Data.org[14]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan daftar Bupati Lebak.[15][16][17]

No. Potret Bupati Usia saat dilantik Menjabat Masa jabatan Partai
(Orsospol, 1971–1999)
Pemilihan umum Wakil Ref.
1 Tubagus Jamil
Raden Adipati Jamil, Pangeran Sanjaya
2 Desember 1828

1 November 1837
8 tahun, 334 hari Nonpartisan Ki Ngabehi Bahu Pringga
Patih Derus
2 Raden Tumenggung Adipati Kerta Nata Negara

Regen Sepuh
(1790–1879)
1 November 1837

1865
Nonpartisan Patih Jahar [18]
3 Tumenggung Prawira Kusumah
Dalam Barangbang
1865

1877
Nonpartisan
4 Raden Tumenggung Suta Angun-Angun
Kang Jen Onde
1877

1881
Nonpartisan
5 Raden Adipati Suta Nata Ningrat 1881

1907
Nonpartisan
6 Raden Adipati Suriadi Putra 1907

16 Maret 1925
Nonpartisan
7 Raden Tumenggung Aria Gondo Saputro 16 Maret 1925

1937
Nonpartisan [19]
8 Raden Tumenggung Hardi Winangun
(wafat 1945)
1938

1944
9 Raden Denda Kusumah 1944

1945
Nonpartisan
10 Tubagus Hasan 1945

19 Desember 1948
11 Ipik Gandamana
(merangkap Bupati Bogor)
(1906–1979)
42 tahun, 19 hari 19 Desember 1948[a]

1949
IPKI
12 Raden Soedibdja 1949

1949
13 Hollan Soekmadiningrat 1949

1 September 1950
PNI
14 Tubagus Soeriaatmadja 1 September 1950

1952
15 Raden Kasoem 1952

1953
16 Raden Muryani Nata Atmaja 1953

1957
17 Mochammad Saleh 1957

1959
18 Iko Djatmiko 1959

1960
19 Raden Bidin Soeria Goenawan 1960

1967
20 Raden A. Hardiwinangoen 1967

1973
ABRI [20]
21 Dana Soedharna 1973

1978
Golkar 1973
1978

7 November 1983
1978
22 Oman Sachroni
(1944–2021)
November 1983

November 1988
Golkar 1983 [21]
23 Endang Suwarna November 1988

November 1993
Golkar 1988 Ki Sudrajat
24 Didin Muchjidin November 1993

November 1998
Golkar 1993 [22]
25 Mochammad Yas'a Mulyadi
(1948–2018)
November 1998

November 2003
1998
26 Mulyadi Jayabaya
(lahir 1957)
46 tahun, 240 hari 17 November 2003

17 November 2008
10 tahun, 0 hari PDI Perjuangan 2003 Odih Chudori Padma
(2003–2008)
[23][24]
51 tahun, 240 hari 17 November 2008

17 November 2013
2008 Amir Hamzah
(2008–2013)
Asmudji H. W.
(sebagai Pelaksana Tugas)
(lahir 1954)
17 November 2013

15 Januari 2014
59 hari Nonpartisan
27 Iti Jayabaya
(lahir 1978)
35 tahun, 103 hari 15 Januari 2014

15 Januari 2019
10 tahun, 0 hari Demokrat 2013 Ade Sumardi
(2014–2024)
[25]
40 tahun, 103 hari 15 Januari 2019

15 Januari 2024
2018
Iwan Kurniawan
(sebagai Penjabat)
(lahir 1972)
51 tahun, 163 hari 3 November 2023

10 Agustus 2024
281 hari Nonpartisan [26]
Gunawan Rusminto
(sebagai Penjabat)
(lahir 1974)
49 tahun, 311 hari 10 Agustus 2024

20 Februari 2025
194 hari Nonpartisan [27]
28 Hasbi Jayabaya
(lahir 1984)
40 tahun, 133 hari 20 Februari 2025

Petahana
267 hari PDI Perjuangan 2024 Amir Hamzah
(2025–sekarang)

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Lebak dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[28] 2019–2024[29] 2024–2029
PKB 5 Kenaikan 6 Kenaikan 7
Gerindra 4 Kenaikan 9 Penurunan 6
PDI-P 10 Penurunan 7 Steady 7
Golkar 8 Penurunan 6 Steady 6
NasDem (baru) 6 Penurunan 5 Kenaikan 7
PKS 5 Steady 5 Steady 5
Hanura 1 Penurunan 0 Steady 0
PAN 1 Penurunan 0 Steady 0
Demokrat 6 Kenaikan 7 Penurunan 6
Perindo (baru) 1 Steady 1
PPP 4 Steady 4 Kenaikan 5
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 10 Penurunan 9 Steady 9

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan, 5 kelurahan dan 340 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 1.222.258 jiwa dan luas wilayah 3.426,56 km² dengan kepadatan 357 jiwa/km².[30][31]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lebak, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[32] StatusDaftar
Desa/Kelurahan
36.02.09 Banjarsari 2042355 Desa
36.02.03 Bayah 1142393 Desa
36.02.07 Bojongmanik 942363 Desa
36.02.18 Cibadak 1542357 Desa
36.02.19 Cibeber 2242394 Desa
36.02.28 Cigemblong 842397 Desa
36.02.26 Cihara 942398 Desa
36.02.16 Cijaku 1142395 Desa
36.02.17 Cikulur 1342356 Desa
36.02.10 Cileles 1242353 Desa
36.02.20 Cilograng 1042399 Desa
36.02.11 Cimarga 1742361 Desa
36.02.04 Cipanas 1442372 Desa
36.02.27 Cirinten 1042366 Desa
36.02.23 Curugbitung 1042382 Desa
36.02.08 Gunungkencana 1242354 Desa
36.02.24 Kalang Anyar 742331-42337 Desa
36.02.25 Lebak Gedong 642373 Desa
36.02.06 Leuwidamar 1242362 Desa
36.02.13 Maja 1442381 Desa
36.02.01 Malingping 1442391 Desa
36.02.05 Muncang 1242364 Desa
36.02.02 Panggarangan 1142392 Desa
36.02.14 Rangkasbitung 51142311-42319 Desa
Kelurahan
36.02.12 Sajira 1542371 Desa
36.02.22 Sobang 1042365 Desa
36.02.21 Wanasalam 1342396 Desa
36.02.15 Warunggunung 1242352 Desa
TOTAL5340

Pemekaran Daerah

[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Provinsi Banten mengajukan 12 wilayah pemekaran yang menjadi daerah otonom kabupaten/kota. Keduabelas wilayah yang diusulkan untuk dimekarkan tersebut masing-masing berada di wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang.[33]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Lebak memiliki destinasi wisata yang beragam, baik wisata budaya maupun wisata alam.

Wisata Budaya

[sunting | sunting sumber]

Wisata budaya berupa destinasi Urang Badui yang terletak di Kecamatan Leuwidamar, serta Museum Multatuli di Rangkasbitung yang berisi tentang sejarah kolonial Belanda dan peran Multatuli dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.[34]

Museum Multatuli

[sunting | sunting sumber]
Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Lebak
Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Lebak

Museum Multatuli adalah museum yang menempati bekas bangunan untuk kantor Wedana Rangkasbitung.[35] Bangunannya telah digunakan sejak tahun 1923.[36] Nama Museum Multatuli berasal dari nama pena "Multatuli" yang nama asli dirinya yaitu Edward Douwes Dekker.[37] Ia adalah tokoh Belanda yang berperan penting dalam pengubahan pandangan terhadap kebijakan penjajahan Belanda di Hindia Belanda.[38] Multatuli menulis Max Havelaar yang membuat masyarakat Eropa mulai menyadari bahwa kekayaan yang mereka dapat merupakan hasil penderitaan di bagian lain dunia. Kesadaran ini kemudian membentuk motivasi kebijakan politik etis, di mana pemerintah kolonial Belanda berusaha untuk membayar hutang mereka kepada rakyat kolonial. Pembayaran hutang ini dilakukan dengan memberikan pendidikan kepada beberapa kelas pribumi, umumnya anggota pribumi yang setia kepada pemerintah kolonial.[39]

Novel karya Multatuli yang mulai terbit pada 1860, merupakan karya yang banyak mengisahkan potret kondisi masyarakat Lebak pada masa kolonial Belanda. Gerakan politik etis dari rakyat belanda sebagai dampak novel Max havelaar inilah yang memunculkan ide terkait perlunya membayar utang budi terhdap tanah jajahan wilayah Hindia Belanda. Ide politik etis ini yang disebut menjadi awal kehancuran kolonialisme Belanda di nusantara. Khusus untuk program edukasi yang akhirnya diberikan pemerintah Belanda bagi pribumi ini yang diyakini berpengaruh pada lahirlah masyarakat terpelajar di wilayah Nusantara yang 'melek' untuk memerdekakan Indonesia seperti Soekarno, Hatta dan para pejuang terdidik lainnya.[40]

Museum Multatuli Rangkasbitung Lebak Banten
Museum Multatuli Rangkasbitung Lebak Banten

Wisata Alam

[sunting | sunting sumber]

Sementara untuk wisata alam cukup beragam dimulai dari wisata di wilayah pegunungan dan wisata di wilayah dataran rendah seperti pantai, salah satunya destinasi wisata pantai adalah Desa Wisata Sawarna yang terletak di Kecamatan Bayah dan Geopark Bayah Dome.

Geopark Bayah Dome

[sunting | sunting sumber]
Sawarna di Bayah, Lebak
Berselancar di Sawarna

Geopark Bayah Dome merupakan Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak. Geopark Bayah Dome tersebut meliputi geosite Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Sajira dan Curugbitung.[41] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menetapkan Kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah di Kabupaten Lebak sebagai Geopark yang memiliki warisan Geologi atau Geoheritage melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 164 Tahun 2022 tentang Penetapan Warisan Geoheritage kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah tersebut. Geopark Bayah Dome bertujuan untuk menjaga konservasi alam, melestarikan budaya, serta menjadi sumber pendapatan berbasis wisata edukasi.[42]

Sejarah Geopark Bayah Dome juga sudah tercatat sejak lama melalui tulisan seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, Van Bemmelen membuat buku tentang Geologi Indonesia yang ia terbitkan tahun 1949. Di dalam buku itu, Van Bemmelen membahas pembentukan Kubah Bayah. Kubah ini adalah sebuah struktur atau bentang alam gunung api yang berumur Neogen sampai Kuarter (23 – 0.01 juta tahun lalu). Di kawasan Bayah Dome juga terbentuk cebakan-cebakan emas, perak, dan bahan galian logam lainnya yang bernilai ekonomis. Sehingga kawasan ini terkenal sebagai kawasan “Gold District”. Selain itu, kawasan ini juga populer sebagai tambang emas sejak zaman penjajahan. Hingga kini, aktivitas penambangan di beberapa tempat masih berlangsung.[42]


Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Stasiun kereta api

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Lebak memiliki 3 stasiun kereta api yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kabupaten Lebak juga memiliki 17 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan jalur tersebut sudah tidak aktif, namun wacana reaktivasi jalur kereta banyak dibahas pemangku kebijakan dan menunggu keputusan pemerintah, yaitu:

Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan wilayah Kabupaten Lebak dan beberapa rute yang menghubungkan Kabupaten Pandeglang dengan Terminal Mandala.

Ruas jalan tol

[sunting | sunting sumber]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Universitas

[sunting | sunting sumber]

Universitas di Kabupaten Lebak terdiri dari:

  1. Universitas Setia Budhi Rangkasbitung
  2. Universitas La Tansa Mashiro Rangkasbitung

Sekolah dasar dan Menengah

[sunting | sunting sumber]
Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 2 780 149 30 5 0 2
Swasta 81 209 158 70 19 11 3
Total 83 989 307 100 24 11 5
Data sekolah di kabupaten Lebak periode 2010/2011
Sumber:[43]

Keterangan

[sunting | sunting sumber]

    Referensi

    [sunting | sunting sumber]
    1. "Luas kabupaten Lebak versi situs web resmi pemerintah kabupaten Lebak". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-11-26. Diakses tanggal 2010-02-16.
    2. 1 2 3 4 "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 31 Juli 2024.
    3. "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.banten.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Maret 2024.
    4. 1 2 "10 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Museum Multatuli". Historia. 14 Februari 2018. Diarsipkan dari asli tanggal 22 Juni 2020. Diakses tanggal 3 Februari 2022.
    5. Anugrah, Raja Syeh (8 April 2023). "Membuka Lembar Sejarah di Museum Multatuli Lebak". TelusuRI. Diakses tanggal 4 Juni 2025.
    6. Affan, Heyder (2 Maret 2017). "197 Tahun Multatuli, Museum Antikolonial Pertama di Rangkasbitung". BBC. Diakses tanggal 4 Juni 2025.
    7. "Mengenal Lebak Parahiang pernah menjadi ibu kota Lebak". Idn Times. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-28. Diakses tanggal 2022-07-04.
    8. Multatuli, Multatuli (1868). Max Havelaar. Edinburgh: Edmonston & Douglas. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
    9. Ginandar (2022). Toponimi Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Lebak. Lebak: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak. hlm. 15. ISBN 978-623-9785-56-7. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
    10. Lasmana, H., dkk. (2022). Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerag Kabupaten Lebak Tahun 2022 (PDF). Lebak: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak. hlm. I-5. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
    11. Ginandar (2022). Toponimi Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Lebak. Lebak: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak. hlm. 15. ISBN 978-623-978-556-7. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2023-05-29.
    12. "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 73 & 137. Diakses tanggal 14 September 2024.
    13. "RANGKASBITUNG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 14 September 2020.
    14. "Rangkasbitung, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 14 September 2020.
    15. "Profil Bupati dan Wakil Bupati Lebak". Pemerintah Kabupaten Lebak. Diarsipkan dari asli tanggal 2018-11-09. Diakses tanggal 9 November 2018.
    16. "Ini Nama-nama Bupati Lebak Dari Pertama Hingga Sekarang". Chanel Banten. 17 Oktober 2017. Diakses tanggal 9 November 2018.[pranala nonaktif permanen]
    17. Sumardani, Agus (1986-07-08). "Kabupaten Lebak yang Sedang Sibuk Mencari Hari Jadinya". Berita Yudha. Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. hlm. 05. Diakses tanggal 2025-07-11.
    18. "Raden Adipati Karta Natanagara". Rodovid.id. Diakses tanggal 17 Juni 2022.
    19. Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indië. Landsdrukkeru-Weltevreden. 1931. hlm. 339.
    20. Mimbar Penerangan, Volume 21. Dinas Penerbitan Direktorat Publisitas. hlm. 114-117.
    21. "Oman S. Bupati Lebak". Berita Yudha. Rangkasbitung: Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. 1983-11-16. hlm. 04. Diakses tanggal 2025-07-11.
    22. Direktori Pemerintahan RI 1998. Mitra Info. 1998. hlm. 75.
    23. "Mulyadi Jayabaya Terpilih Sebagai Bupati Lebak". Tempo.co. 6 November 2003. Diakses tanggal 18 Juni 2022.
    24. "Mulyadi Jayabaya Dilantik Menjadi Bupati". Tempo.co. Rangkasbitung. 15 Januari 2004. Diakses tanggal 18 Juni 2022.
    25. Dami, Laurens (16 Januari 2014). "Bupati dan Wakil Bupati Lebak Terpilih Akhirnya Dilantik". BeritaSatu.com. Diakses tanggal 9 November 2018.
    26. "Iwan Kurniawan Resmi Dilantik Jadi Pj Bupati Lebak". Kompas.com. 3 November 2023. Diakses tanggal 27 Desember 2023.
    27. "Gunawan Rusminto Resmi Dilantik sebagai Pj Bupati Lebak". Cyber Banten. 2024-08-10. Diakses tanggal 2025-07-11.
    28. Puskapol UI (11 November 2014). "Hasil Pemilu 2014 Provinsi Banten". Diakses tanggal 13 Maret 2019.
    29. Administrator (2019-08-26). "50 Anggota DPRD Lebak Diambil Sumpah Dan Janji Jabatan - Fajar Banten". 50 Anggota DPRD Lebak Diambil Sumpah Dan Janji Jabatan - Fajar Banten. Diakses tanggal 2023-01-31.
    30. "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
    31. "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
    32. Kode Pos Kabupaten Lebak
    33. "Gubernur Banten Ajukan 12 Wilayah Pemekaran". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-08-20. Diakses tanggal 2014-08-19.
    34. "10 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Museum Multatuli". Historia. 14 Februari 2018. Diarsipkan dari asli tanggal 22 Juni 2020. Diakses tanggal 3 Februari 2022.
    35. Mahatmaji, Jati (9 Maret 2025). "Mengunjungi Museum Multatuli Sambil Menunggu Waktu Berbuka Puasa". Tempo.co. Diakses tanggal 4 Juni 2025.
    36. Novita, Mila (7 Mei 2025). "Belajar Sejarah Masa Kolonial di Museum Multatuli Rangkasbitung". Tempo.co. Diakses tanggal 4 Juni 2025.
    37. Mukhaer, Afkar Aristoteles (2 Desember 2022). "Menelisik Jejak Eduard Douwes Dekker di Museum Multatuli Rangkasbitung". National Geographic Indonesia. Diakses tanggal 4 Juni 2025.
    38. Afiah, Siti Ilma (20 Juni 2024). Fachreinsyah, Dendy (ed.). "Mengenal Multatuli dan Semangat Perlawanan Terhadap Tirani". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 4 Juni 2025.
    39. Media, Kompas Cyber (2021-06-22). "Max Havelaar: Cerita, Kritik, dan Dampak Halaman all". KOMPAS.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-08. Diakses tanggal 2023-05-03.
    40. "Max Havelaar, Novel Legendaris yang Mengguncang Belanda". Republika Online. 2019-11-01. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-05. Diakses tanggal 2023-05-03.
    41. "Geopark Bayah Dome Bakal Dikembangkan Jadi Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak | Dinas Pariwisata Provinsi Banten". dispar.bantenprov.go.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-08-20. Diakses tanggal 2023-05-03.
    42. 1 2 Jurnalistika (2022-12-14). "ESDM Tetapkan Kawasan Bayah Dome Jadi Geopark". Jurnalistika.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-06. Diakses tanggal 2023-05-03.
    43. Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) wilayah kabupaten Lebak Diarsipkan 2011-05-27 di Wayback Machine.

    Pranala luar

    [sunting | sunting sumber]
    1. Belanda melakukan agresi militer yang menyerang seluruh wilayah Bogor yang mengakibatkan Ipik Gandamana mengungsi ke Cipanas (Lebak), Cileuksa, Kembang Kuning, Lebak Huni, Pangradin, dan sekitar hutan-hutan di Jasinga. Ia ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk memimpin pemerintahan darurat di Kabupaten Bogor dan ditetapkan sebagai bupati, serta merangkap jabatan sebagai Bupati Lebak oleh Wakil Gubernur Jawa Barat.
    Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan