Kabupaten Banyumas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Banyumas
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦧꦚꦸꦩꦱ꧀
 • Pegonباۑوماس
 • Alfabet JawaBanyumas
Dari atas kiri: ke kanan: Curug Jenggala, Pemandangan Baturraden dari jembatan, dan Alun-alun Banyumas
Bendera Kabupaten Banyumas
Lambang resmi Kabupaten Banyumas
Julukan: 
  • Satria
  • Daerah Kambing
  • Pensiunan
Motto: 
Rarasing Rasa Wiwaraning Pradja
(Jawa) Rasa yang serasi dari masyarakat merupakan pintu gerbang untuk memasuki daerah atau negara yang dicita-citakan
(1966 Masehi)[a]
Peta
Peta
Kabupaten Banyumas di Jawa
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas
Peta
Kabupaten Banyumas di Indonesia
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas (Indonesia)
Koordinat: 7°37′S 109°21′E / 7.61°S 109.35°E / -7.61; 109.35
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri22 Februari 1571
Dasar hukumUU No. 13/1951
Ibu kotaPurwokerto
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 27
  • Kelurahan: 30
  • Desa: 301
Pemerintahan
 • BupatiHanung Cahyo Saputro (Pj.)
Luas
 • Total1.335,30 km2 (515,56 sq mi)
Populasi
 • Total1.857.211
 • Kepadatan1.385/km2 (3,590/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 98,12%
Kristen 1,62%
- Protestan 0,99%
- Katolik 0,62%
Buddha 0,18%
Hindu 0,07%
Lainnya 0,017%[2][3]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Jawa Banyumasan
 • IPMKenaikan 72,44 (2021)
Tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3302
Kode area telepon0281
Pelat kendaraanR xxxx
Kode Kemendagri33.02
DAURp 1.461.114.316.000,- (2020)
Semboyan daerahBanyumas SATRIA
(Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah, dan Aman)
Flora resmiNagasari
Fauna resmiTrocokan
Situs webwww.banyumaskab.go.id
  1. ^ Tahun pembuatan lambang.


Kabupaten Banyumas (Jawa: Hanacaraka: ꦧꦚꦸꦩꦱ꧀, Pegon: باۑوماس, translit. Banyumas) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Purwokerto, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.

Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, atau yang lebih akrab disebut Ngapak, yaitu salah satu ragam dialek bahasa Jawa.[5][6]

Geografis[sunting | sunting sumber]

Kediaman resident Banyumas pada tahun 1905.

Secara astronomis, Kabupaten Banyumas terletak antara 7°15'05"–7°37'10" Lintang Selatan dan antara 108°39'17"–109°27'15" Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.

Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, dataran di Kabupaten Banyumas terdiri dari 49,64 % berada di ketinggian 0–100 m, 32,14 % berada di ketinggian 101–500 m dan 18,22 % berada di ketinggian 501–3400 m. Titik tertingi Kabupaten Banyumas berada di Puncak Surono, Gunung Slamet dengan ketinggian 3428 m. Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.432 m dan masih aktif.

Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir tampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 °C–30,9 °C.

Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah:

Utara Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang
Timur Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Banjarnegara
Selatan Kabupaten Cilacap
Barat Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sociëteit "De Harmonie" (klub untuk orang Belanda) di Banyumas (1900-1905).

Cerita Pasirluhur[sunting | sunting sumber]

Babad Pasir berisi legenda mengenai kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyakcatra, Raden Banyakblabur, dan Raden Banyakngampar.[7] Banyakcatra pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari puteri yang diidamkannya, hingga tiba di Kadipaten Pasirluhur (di sebelah barat Purwokerto sekarang), yang ketika itu berada di bawah pemerintahan Adipati Kandadhaha. Tertarik dengan Dewi Ciptarasa, puteri Adipati Kandadhaha, Arya Banyakcatra kemudian menyamar menjadi orang biasa dengan nama Kamandaka. Namun sang Adipati belakangan tidak menyetujui hubungan yang terjalin antara Kamandaka dengan Dewi Ciptarasa.

Setelah melalui berbagai petualangan, termasuk menyamar sebagai Lutung Kasarung; bertarung dengan adiknya, Banyakngampar yang menyamar dengan nama Silihwarni; dan bertempur dengan Raja Pulebahas dari Nusa Kambangan; pada akhirnya Kamandaka diterima sebagai menantu Adipati Kandadhaha, setelah penyamarannya terbuka dan diketahui jati dirinya sebagai putera raja. Pada saatnya, Arya Banyakcatra mewarisi kedudukan mertuanya sebagai Adipati Pasirluhur. Sementara Arya Banyakngampar menjadi adipati di wilayah Dayeuhluhur (Majenang, Cilacap sekarang).

Berselang beberapa generasi, diceritakan bahwa salah satu keturunan Arya Banyakcatra yang menjadi penguasa Pasirluhur, yakni Banyakbelanak, diislamkan oleh Raden Patah, penguasa Demak, melalui seorang wali yang bergelar Pangeran Makdum.[8] Adipati Banyakbelanak kemudian menjadi bawahan Demak yang setia dan banyak melakukan perjalanan untuk mengislamkan wilayah bagi kepentingan Demak, ke barat dan ke timur hingga ke wilayah Gagelang, Pranaraga (Ponorogo) dan Pasuruan. Oleh penguasa Demak ia kemudian diberi kekuasaan atas wilayah pedalaman, mulai dari Udug-udug Krawang hingga tugu mengangkang (Sundoro-Sumbing), dan digelari Pangeran Senapati Mangkubumi.[9][10]:47 Akan tetapi puteranya, yang kemudian naik menjadi penguasa Pasirluhur dan bergelar Adipati Tole, murtad dari agama Islam sehingga kemudian diserang oleh penguasa Demak yang baru, Pangeran Trenggana, dan kemudian posisinya digantikan oleh salah seorang kerabatnya.[10]:64[11]

Lahirnya Banyumas[sunting | sunting sumber]

Menurut Babad Banyumas, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga). Adalah pada masa Adipati Wirasaba yang ke-7, yakni Adipati Wargohutomo (atau Adipati Warga Utama) ke-II yang memiliki nama muda R. Joko Kaiman, ketika wilayah Wirasaba dibagi menjadi empat daerah.[12]:86[13] Joko Kaiman adalah putera Arya Banyaksasra dari Pasirluhur.[12]:89

Penguasa Wirasaba sebelumnya, Adipati Wargohutomo I, mati dibunuh oleh utusan Sultan Hadiwijaya dari Pajang pada tahun 1578.[14]:foot.p65[10]:240 Akan tetapi menantunya, R. Joko Kaiman, dikukuhkan oleh Sultan Pajang sebagai penggantinya, dengan gelar Adipati Wargohutomo II. Meski demikian wilayahnya kemudian dibagi menjadi empat, yakni:[12][13]

Joko Kaiman berkedudukan di Kejawar, dan menjadi pemuka (wedana bupati) bagi ketiga wilayah lainnya. Karena membagi empat wilayahnya, Joko Kaiman juga dikenal sebagai Adipati Mrapat.[12]:99

Pengukuhan Joko Kaiman sebagai Adipati Wirasaba ke-7 oleh Sultan Hadiwijaya diyakini terjadi pada hari bulan 12 Rabi'ul Awwal 990 H atau 6 April 1582 M. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Banyumas.[12]


Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]

No. Bupati Mulai menjabat Selesai menjabat Partai Wakil Bupati Periode
1 R. Djoko Kahiman 1582 1583
2 R. Ngabehi Merta Sura I 1583 1600
3 R. Ngabehi Merta Sura II (Ngabehi Kalidethuk) 1601 1620
4 R. Adipati Mertayuda I 1620 1650
5 R. Tumenggung Mertayuda II 1650 1705
6 R. Tumenggung Suradipura 1705 1707
7 R. Tumenggung Yudanegara II 1707 1745
8 R. Tumenggung Reksa Praja 1745 1749
9 R. Tumenggung Yudanegara III 1749 1755
10 R. Tumenggung Yudanegara IV 1755 1780
11 R. Tumenggung Tejakusuma 1780 1788
12 R. Tumenggung Yudanegara V 1788 1816
13 Kasepuhan: R. Adipati Cakrawedana
Kanoman: R. Adipati Bratadiningrat
1816 1830
14 RT. Martadireja II 1830 1832
15 R. Adipati Cakranegara I 1832 1864
16 R. Adipati Cakranegara II 1864 1879
17 Kanjeng Pangeran Arya Martadiredja III 1879 1913
18 KPAA Ganda Subrata 1913 1933
19 RAA. Sujiman Gandasubrata[15] 1933 1948
20 RTA. Sapangat Kartanegara[16] 1948 1950
21 Moh. Kabul Purwodireja 1950 1953
22 RE. Budiman 1954 1957
23 M. Mirun Prawiradireja 30 Januari 1957 15 Desember 1957
24 R. Bayu Nuntoro 15 Desember 1957 1960
25 R. Subagyo 1960 1966
26 Letkol (Inf) Soekarno Agung 1966 1971
27 Kol. (Inf) Poedjadi Jaringbandayuda 1971 1978
28 Kol. Inf. R.G. Rudjito 1978 1988
29 Kol. Inf. Djoko Sudantoko, S.Sos. 1988 1998
30 Kol. Art. HM. Aris Setiono, SH, S.IP 1998 2008
31 Drs. H. Marjoko, M.M 2008 2013 Achmad Husein
32 Kanjeng Pengeran Haryo Adipati Purbowinoto Ir. H. Achmad Husein 2013 2023 Budhi Setiawan
Sadewo Tri Lastiono
Hanung Cahyo Saputro
(pjs)
2023 Petahana


Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banyumas dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009-2014[17] 2014-2019[18] 2019-2024[19]
PKB 5 Kenaikan 7 Kenaikan 8
Gerindra (baru) 4 Kenaikan 6 Kenaikan 7
PDI-P 13 Kenaikan 16 Kenaikan 17
Golkar 7 Penurunan 6 Steady 6
NasDem (baru) 1 Kenaikan 2
PKS 5 Penurunan 4 Steady 4
PPP 3 Steady 3 Penurunan 2
PAN 5 Penurunan 4 Penurunan 3
Hanura (baru) 1 Penurunan 0 Steady 0
Demokrat 7 Penurunan 3 Penurunan 1
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 9 Steady 9 Steady 9


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Peta Kabupaten Banyumas
Peta Kabupaten Banyumas

Ibu kota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, di mana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas. Di antara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpiuh.

Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 kecamatan, 30 kelurahan, dan 301 desa. Pada tahun 2023, jumlah penduduknya mencapai 1.857.211 jiwa dengan luas wilayah 1.335,30 km² dan sebaran penduduk 1.385 jiwa/km².[20][21]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banyumas, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Luas (km2) Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.02.14 Ajibarang 66,50 15 Desa
33.02.11 Banyumas 38,09 12 Desa
33.02.22 Baturaden 45,53 12 Desa
33.02.17 Cilongok 105,34 20 Desa
33.02.15 Gumelar 93,95 10 Desa
33.02.10 Kalibagor 35,73 12 Desa
33.02.18 Karanglewas 32,50 13 Desa
33.02.05 Kebasen 54,00 12 Desa
33.02.23 Kedung Banteng 60,22 14 Desa
33.02.20 Kembaran 25,92 16 Desa
33.02.06 Kemranjen 60,71 15 Desa
33.02.03 Jatilawang 48,16 11 Desa
33.02.01 Lumbir 102,66 10 Desa
33.02.12 Patikraja 43,23 13 Desa
33.02.16 Pekuncen 92,70 16 Desa
33.02.13 Purwojati 37,86 10 Desa
33.02.25 Purwokerto Barat 7,40 7 Kelurahan
33.02.24 Purwokerto Selatan 13,75 7 Kelurahan
33.02.26 Purwokerto Timur 8,42 6 Kelurahan
33.02.27 Purwokerto Utara 9,01 7 Kelurahan
33.02.04 Rawalo 49,64 9 Desa
33.02.19 Sokaraja 29,92 18 Desa
33.02.09 Somagede 40,11 9 Desa
33.02.21 Sumbang 53,42 19 Desa
33.02.07 Sumpiuh 60,01 3 11 Desa
Kelurahan
33.02.08 Tambak 52,03 12 Desa
33.02.02 Wangon 60,78 12 Desa
TOTAL 30 301


Transportasi[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap. Angkutan umum bus antarkota di antaranya jurusan Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Kabupaten ini juga terdapat dua jalur kereta api utama di Pulau Jawa, yaitu lintas tengah Jawa menghubungkan Jakarta dengan Surabaya melalui Purwokerto dan lintas selatan Jawa menghubungkan Bandung dengan Surabaya. Stasiun terbesar dan tersibuk di Kabupaten Banyumas adalah Stasiun Purwokerto, yang melayani seluruh perjalanan kereta api menuju berbagai tujuan di Pulau Jawa, dan menjadi stasiun induk dari pengelolaan Daerah Operasi V Purwokerto. Selain itu, stasiun yang juga tidak kalah penting adalah Stasiun Sumpiuh yang melayani beberapa perjalanan kereta api.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 3 965 106 22 9 2 1
Swasta 676 202 112 31 53 20 3
Total 679 1.167 218 53 62 22 4
Data sekolah di Kabupaten Banyumas
Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)[22]

Demografi[sunting | sunting sumber]

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa yang digunakan oleh penduduk Kabupaten Banyumas adalah bahasa Jawa Banyumasan yang dituturkan oleh mayoritas masyarakat Banyumas. Secara historis, bahasa Sunda juga pernah menjadi bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Banyumas, meskipun sekarang penuturnya sudah sangat menyusut dan hanya menyisakan beberapa penutur di Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir (untuk selengkapnya dapat dibaca pada artikel tentang penggunaan bahasa Sunda di Kabupaten Banyumas).

Agama[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk di Kabupaten Banyumas beragama Islam dengan minoritas Kristen, Buddha, dan Hindu yang cukup sedikit. Berikut adalah persentase pemeluk agama di Kabupaten Banyumas:

Kesenian[sunting | sunting sumber]

Di antara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara lain:

  • Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
  • Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.

Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:

  • Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
  • Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
  • Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
  • bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.

Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:

  • lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
  • sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, di mana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
  • aksimuda, yakni kesenian bernapaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
  • angguk, yakni kesenian tari-tarian bernapaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, di mana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
  • aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
  • buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
  • ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Banyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.

Wisata alam[sunting | sunting sumber]

Wisata sejarah[sunting | sunting sumber]

Wisata keluarga[sunting | sunting sumber]

Perayaan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Banyumas memiliki beberapa acara yaitu:

  • Banyumas Extravaganza

Kuliner[sunting | sunting sumber]

Kuliner khas dari Banyumas di antaranya adalah:

Masakan[sunting | sunting sumber]

Masakan khas Banyumas, yaitu:

Minuman[sunting | sunting sumber]

Minuman khas Banyumas, yaitu:

  • Es Dawet Banyumas
  • Wedang Runtah

Jajanan[sunting | sunting sumber]

Jajanan pasar khas Banyumas, yaitu:

Oleh-oleh[sunting | sunting sumber]

Oleh-oleh khas banyumas, yaitu:

  • Nopia
  • Mino (Mini Nopia)

Batik Banyumasan[sunting | sunting sumber]

Banyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja. Selain itu sentra batik Banyumasan yang lengkap berada di jalan Mruyung di dalam kompleks alun-alun kota Banyumas.

Olahraga[sunting | sunting sumber]

Persibas Banyumas adalah tim sepak bola yang bermarkas di Stadion Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Persibas saat ini berkompetisi di Liga 3 Zona Jawa Tengah.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2020" (pdf). www.banyumaskab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-21. Diakses tanggal 23 Agustus 2020. 
  2. ^ "Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kabupaten Banyumas". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 31 Juli 2021. 
  3. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 10 Desember 2021. 
  5. ^ Politik Mataram yang Membentuk Bahasa Jawa Banyumasan[1] Diarsipkan 2023-08-25 di Wayback Machine.
  6. ^ Orang Ngapak Bukannya Kasar, Tapi Blak-blakan dan Apa Adanya[2] Diarsipkan 2023-08-25 di Wayback Machine.
  7. ^ Knebel, J. 1898. "Babad Pasir, volgens een Banjoemaasch Handschrift". Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen, deel LI. Batavia :Egbert Heemen, 1779-1922.
  8. ^ Knebel, J. op cit. p.114
  9. ^ Knebel, J. op cit. p.124
  10. ^ a b c Graaf, H.J. de & Th.G.Th. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa, tinjauan sejarah politik abad XV dan XVI. (terj., ed.rev.) Jakarta :Pustaka Utama Grafiti & KITLV.
  11. ^ Knebel, J. op cit. p.125.
  12. ^ a b c d e Sudarmo, M.W.R. & B.S. Purwoko. 2009. Sejarah Banyumas Dari Masa ke Masa.
  13. ^ a b Herusatoto, B. 2008. Banyumas: sejarah, budaya, bahasa, dan watak. Yogyakarta :LKiS. hlm.26.
  14. ^ Graaf, H.J. de. 1954. "De regering van Panembahan Sénapati Ingalaga". Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde deel XIII. s'Gravenhage - Martinus Nijhoff.
  15. ^ Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia 05-11-1948, Indische courant voor Nederland 13-11-1948
  16. ^ De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 11-12-1947, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 08-04-1948, Indische courant voor Nederland 10-08-1949, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 16-03-1950
  17. ^ "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. 21-01-2015. Diakses tanggal 23-04-2023. 
  18. ^ Perolehan Kursi DPRD Banyumas 2014-2019[pranala nonaktif permanen]
  19. ^ KPU Banyumas Tetapkan 50 Anggota DPRD 2019-2024[pranala nonaktif permanen]
  20. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  21. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  22. ^ ["Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-05. Diakses tanggal 2011-02-26.  Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

  • Koderi, M., Banyumas Wisata dan Budaya. Purwokerto: Penerbit Metro, 1991.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]