Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka | ||
---|---|---|
Nusa Tenggara ![]() | ||
| ||
Motto: - | ||
![]() | ||
Koordinat: 8°29′18″S 122°58′26″E / 8.4883°S 122.974°E | ||
Negara | ![]() | |
Provinsi | Nusa Tenggara Timur | |
Tanggal peresmian | 1 Maret 1958 | |
Dasar hukum | UU nomor 69 tahun 1958 | |
Ibu kota | Maumere | |
Pemerintahan | ||
• Bupati | Fansiskus Roberto Diogo,S.Sos | |
• Wakil Bupati | Romanus Woga | |
Luas | ||
• Total | 1.731,91 km2 (66,869 sq mi) | |
Populasi ((2017)[1]) | ||
• Total | 317.292 jiwa | |
Demografi | ||
• Agama | Katolik 89,84% Islam 9,11% Kristen Protestan 0,95% Hindu 0,08% Buddha 0,02%[2] | |
Zona waktu | WITA (UTC+08:00) | |
Kode telepon | 0382 | |
Kode Kemendagri | 53.07 ![]() | |
Jumlah kecamatan | 21 | |
Jumlah kelurahan | 13 | |
Jumlah desa | 147 | |
DAU | Rp. 498.499.639.000.-(2013)[3] | |
Situs web | http://www.sikkakab.go.id/ |
Kabupaten Sikka adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten Sikka adalah Maumere.Jumlah penduduk kabupaten ini pada tahun 2017 berjumlah 317.292 jiwa dengan kepadatan 183,20 jiwa/km².
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Dahulu Kabupaten Sikka merupakan sebuah Onderafdeling dan kemudian menjadi Swapraja yang dipimpin oleh 12 raja dan ratu secara turun temurun. Yakni sejak pemerintahan Portugis saat dipimpin oleh Raja Don Alesu Ximenes da Silva hingga masa pemerintahan Belanda oleh Raja Andreas Djati da Silva pada tahun 1874. Saat kepemimpinan Raja J. Nong Meak da Silva pada tahun 1902 sistem pemerintahan Swapraja Sikka diubah dengan sistem Desentralisasi. Hingga kemudian berlakunya Undang - undang nomor 69 tahun 1958 tentang pembentukan daerah tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur maka pada tanggal 1 Maret 1958, daerah Swapraja Sikka dijadikan Daerah Tingkat II dengan ibu kotanya Maumere dengan kepala daerah pertama pada masa itu adalah D. P. C. Ximenes da Silva.
Penyelengaraan pemerintahannya di dasarkan atas Undang - undang nomor I tahun 1957 tentang pokok - pokok pemerintahan daerah. Pada tahun 1967 daerah tingkat II Swapraja Sikka di ganti namanya menjadi Kabupaten Sikka dengan kepala daerahnya Laurensius Say[4].
Geografi[sunting | sunting sumber]
Secara geografis, luas wilayah Kabupaten Sikka 7.553,24 Km² terdiri atas luas daratan (Pulau Flores) 1.614,80 km² dan pulau-pulau kecil sebanyak 18 buah 117,11 km² serta luas lautan 5.821,33 Km². Luas daratan Kabupaten Sikka dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur maka hanya sebesar 3,66% dari luas wilayah NTT atau seluas 47.349,91 km². Kabupaten Sikka terletak di antara 8°22'–8°50' Lintang Selatan dan 121°55'40"–122°41'30" Bujur Timur.[5]
Batas wilayah[sunting | sunting sumber]
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Laut Flores |
Timur | Kabupaten Flores Timur |
Selatan | Laut Sawu |
Barat | Kabupaten Ende |
Topografi[sunting | sunting sumber]
Keadaan topografi sebagian besar berbukit, bergunung, dan berlembah dengan lereng-lereng yang curam yang umumnya terletak di daerah pantai. Keadaan tersebut di atas dapat dirinci: topografi dengan ketinggian 0-25 m dpl, yaitu dengan luas 29.863 ha atau sekitar 17,24% dari total luas wilayah Kabupaten Sikka, meliputi daerah pesisir pantai utara (sebagian besar) dan daerah pesisir pantai selatan serta daerah pesisir pantai pulau-pulau kecil lainnya. Topografi dengan ketinggian 25-100 m dpl, yaitu dengan luas 20.843 ha atau sekitar 12,03% dari total luas wilayah Kabupaten Sikka, merupakan wilayah lanjutan daerah pesisir yang sebagian besar juga terdapat di bagian utara wilayah Kabupaten Sikka dan sebagian kecilnya di bagian selatan dan pulau-pulau kecil lainnya. Topografi dengan ketinggian 100-500 mdpl, yaitu seluas 48.171 ha atau sekitar 27,81% dari total luas wilayah Kabupaten Sikka, merupakan wilayah lereng atau kaki gunung dan perbukitan yang juga merupakan daerah peralihan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau pegunungan. Sementara itu, topografi dengan ketinggian 500-1000 m dpl, yaitu seluas 70.216 ha atau sekitar 40,54% dari total luas wilayah Kabupaten Sikka, yang merupakan daerah pegunungan. Selanjutnya, topografi dengan ketinggian lebih dari 1000 m dpl, yaitu seluas 4.098 ha atau sekitar 2,37% dari total luas wilayah Kabupaten Sikka, yang merupakan daerah pegunungan atau dataran tinggi dan hanya terdapat di beberapa kecamatan saja.
Kondisi kemiringan tanah (kelerengan) di wilayah Kabupaten Sikka cukup bervariasi, berkisar dari 0% hingga 70% dan didominasi oleh kemiringan tanah yang lebih besar dari 40% dengan luas 81.167 ha atau sekitar 46,87% dari total luas wilayah Kabupaten Sikka.[5]
Iklim[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Sikka beriklim tropis seperti pada daerah-daerah lain di Indonesia pada umumnya dengan tipe iklim sabana tropis (Aw) yang memiliki dua musim, musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Sikka biasanya berlangsung selama 7 hingga 8 bulan (April/Mei–Oktober/November) dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim penghujan berlangsung kurang lebih selama 4–5 bulan (November/Desember–Maret/April). Curah hujan di wilayah ini berkisar antara 1.000–1.500 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan sebesar 60-120 hari per tahun. Suhu udara di wilayah Sikka berkisar antara 20°C-33°C. Tingkat kemebapan kelembaban nisbi 64%-86%. Kecepatan angin rata-rata 12–20 knots.
Data iklim Sikka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.1 (86.2) |
30.6 (87.1) |
31.4 (88.5) |
32.1 (89.8) |
31.4 (88.5) |
31 (88) |
30.9 (87.6) |
31.1 (88) |
31.6 (88.9) |
32.3 (90.1) |
32.1 (89.8) |
31.1 (88) |
31.31 (88.38) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.5 (79.7) |
27.3 (81.1) |
27.4 (81.3) |
26.7 (80.1) |
26.5 (79.7) |
25.9 (78.6) |
25.3 (77.5) |
25.9 (78.6) |
26.8 (80.2) |
27.5 (81.5) |
27.4 (81.3) |
26.8 (80.2) |
26.67 (79.98) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.7 (72.9) |
23 (73) |
23.3 (73.9) |
22.5 (72.5) |
21.7 (71.1) |
20.8 (69.4) |
19.9 (67.8) |
20.6 (69.1) |
21.3 (70.3) |
23.1 (73.6) |
23 (73) |
22.3 (72.1) |
22.02 (71.56) |
Presipitasi mm (inci) | 238.1 (9.374) |
215.2 (8.472) |
207.3 (8.161) |
92.4 (3.638) |
54.1 (2.13) |
26.7 (1.051) |
3.1 (0.122) |
0.8 (0.031) |
2.6 (0.102) |
40.1 (1.579) |
98.5 (3.878) |
209.1 (8.232) |
1.188 (46,77) |
Rata-rata hari hujan | 20 | 17 | 15 | 9 | 5 | 2 | 0 | 0 | 0 | 3 | 9 | 16 | 96 |
% kelembapan | 85 | 84 | 83 | 77 | 74 | 71 | 69 | 65 | 67 | 68 | 73 | 80 | 74.7 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 171 | 198 | 216 | 267 | 278 | 267 | 279 | 299 | 294 | 305 | 261 | 212 | 3.047 |
Sumber #1: Climate-Data.org[6] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[7] |
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]
No. | Foto | Nama Bupati | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Bupati | Keterangan | Ref. |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | D. P. C. Ximenes da Silva | - | |||||
2 | Paulus Samador da Cunha | - | |||||
3 | Laurensius Say | - | |||||
4 | ![]() |
Drs. Daniel Woda Palle | - | ||||
5 | Drs. A. M. Conterius | - | |||||
6 | Alexander Idong | - | |||||
7 | Drs. Paulus Moa | - | |||||
8 | ![]() |
Drs. Alexander Longginus | Drs. Yoseph Ansar Rera | ||||
9 | Drs. Sosimus Mitang | Dr. Wera Damianus, M.M | |||||
![]() |
Drs. Yoseph Ansar Rera | Drs. Paulus Nong Susar | |||||
11 | ![]() |
Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos | Romanus Woga | [8][9] |
Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sikka dalam dua periode terakhir.[10][11]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |
---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | |
![]() |
2 | ▲ 4 |
![]() |
5 | ▼ 3 |
![]() |
4 | ▲ 5 |
![]() |
5 | ▼ 4 |
![]() |
3 | ▲ 4 |
![]() |
1 | ![]() |
![]() |
(baru) 3 | |
![]() |
1 | ▼ 0 |
![]() |
3 | ![]() |
![]() |
4 | ![]() |
![]() |
4 | ▼ 2 |
![]() |
3 | ▼ 2 |
Jumlah Anggota | 35 | ![]() |
Jumlah Partai | 11 | ![]() |
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Wilayah Kabupaten Sikka dibagi menjadi 21 kecamatan, yaitu:
Demografi[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data BPS tahun 2018, mayoritas lenduduk Kabupaten Sikka memeluk agama Katolik yakni 89,84%.[2] Mulai tahun 2005, Sikka menjadi keuskupan baru, yakni keuskupan Maumere, di bawah Keuskupan Agung Ende. Uskup bernama Mgr. Vincentius "sensi" Poto Kota. Agama Islam cukup signifikan di Kabupaten Sikka, yakni 9,11% dari 317.292 jiwa tahun 2017. Jumlah pemeluk Kristen Protestan 0,95%, Hindu 0,08% dan Buddha 0,02%[2] Kawasan pesisir utara cukup banyak dihuni oleh warga keturunan etnik Tidung-Bajo, Bugis serta Jawa dan Tionghoa.
Penduduk Kabupaten Sikka tersebar di 21 kecamatan, kawasan berpenduduk padat adalah di kawasan utara yang berbatasan dengan Laut Flores, sedang kawasan selatan yang berbatasan dengan Laut Sawu/Lautan Hindia berpenduduk jarang. Konsentrasi penduduk perkotaan ada di Kota Maumere (Kecamatan Alok/Alok Timur/Alok Barat) dan kawasan Geliting di Kewapante.
Perkantoran[sunting | sunting sumber]
Beberapa perusahaan papan atas skala Nasional yang sudah masuk di Maumere - Flores adalah Adira Finance (Jl Anggrek), Apotek K-24, Lab. Prodia, Apotek Kimia Farma, Batavia Air, Telkomsel, Bank Danamon, Bank BNI 46, Bank Mandiri, Gramedia, Bank Sinarmas dan sisanya lagi adalah perusahaan lokal atau daerah provinsi.
Bencana[sunting | sunting sumber]
Pada 12 Desember 1992 Maumere dilanda gempa dengan kekuatan 6,8 SR yang menyebabkan terjadinya tsunami, mengakibatkan sekitar 2000 penduduk meninggal dunia. Gempa tersebut disebabkan oleh penunjaman Lempeng Eurasia-Lempeng Indo-Australia yang terletak di sisi utara Maumere, yakni di Laut Flores. Korban terbanyak berasal dari penduduk yang tinggal di pulau-pulau di teluk Maumere, seperti Pulau Pemanaa, Pulau Besar dan Pulau Babi.
Transportasi[sunting | sunting sumber]
- Kota Maumere dapat diakses via udara dari Denpasar (transit dari Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar), Ende, Kupang dan Labuan Bajo. Bandara bernama Wai Oti yang sejak bulan Juli 2010 telah megalami pergantian nama menjadi Bandar Udara Frans Seda dengan panjang landasan aspal 2250 meter, dan dapat didarati oleh jenis pesawat Boeing seri 737-500. saat ini terdapat 3 maskapai penerbangan yang melayani mobilitas penduduk antar pulau dan aktivitas ekspor dan impor. transportasi laut dapat diakses melalui pelabuhan laut Laurensius Say.
Kekayaan Alam[sunting | sunting sumber]
Kawasan ini memiliki potensi kekayaan alam yang cukup beragam, misalnya:
- Ikan laut
- Jambu mente (organik)
- Kakao (organik)
- Rumput laut
- Kemiri
- Asam
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Tempat Wisata[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Sikka juga memiliki tempat tujuan wisata yang layak untuk dikunjungi, yaitu:
- Wisata Selam dan Pantai (Eko-Wisata) di Kojogete, Pulau Pemanaa, Pulau Babi, Pantai Magepanda dan Pantai Paga.
- Wisata Lansekap atau Saujana (Eko-Wisata) Gunung Api Egon dan Gunung Kimangbuleng.
- Wisata Budaya di gereja antik peninggalan Portugis di Lela, Katedral St. Yosef di Maumere dan regalia peninggalan raja-raja Sikka.
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Kabupaten Sikka Dalam Angka 2018". BPS Kabupaten Sikka.
- ^ a b c "Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Nusa Tenggara Timur 2016". BPS Provinsi NTT. Diakses tanggal 27 Februari 2019.
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ Profil Kabupaten Sikka]
- ^ a b "Profil Sikka" (PDF).
- ^ "Maumere, Nusa Tenggara Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 21 September 2020.
- ^ "Maumere, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 21 September 2020.
- ^ "Sukses Pilkada Sikka Alex Beri Jempol kepada KPU Sikka".
- ^ Media, Kompas Cyber (2018-09-19). "Bupati Sikka Ingin Seperti Jokowi, Risma dan Ridwan Kamil - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-11-07.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Sikka 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Sikka 2019-2024