Kabupaten Pulau Morotai
Kabupaten Pulau Morotai | ||
---|---|---|
Maluku ![]() | ||
| ||
Semboyan: Podiki De Porigaho | ||
![]() | ||
Koordinat: 2°N 128°E / 2°N 128°E | ||
Negara | ![]() | |
Provinsi | Maluku Utara | |
Tanggal peresmian | 20 Maret 2008 | |
Dasar hukum | UU RI Tahun 2008 Nomor 53 | |
Ibu kota | Daruba | |
Pemerintahan | ||
• Bupati | Benny Laos | |
• Wakil Bupati | Asrun Padoma, S.Ag | |
Luas | ||
• Total | 2.337,15 km2 (902,38 sq mi) | |
Populasi | ||
• Total | 74.565 jiwa | |
• Kepadatan | 31,90/km2 (82,6/sq mi) | |
Demografi | ||
• Agama | Islam 58,49% Kristen 41,32% - Protestan 41,21% - Katolik 0,11% Hindu 0,01% Lainnya 0,17%[2] | |
Zona waktu | WIT (UTC+09:00) | |
Kode Kemendagri | 82.07 ![]() | |
Jumlah kecamatan | 6 | |
Jumlah desa | 88 desa | |
DAU | Rp. 312.486.619.000.-(2013)[3] | |
Situs web | Situs Pemkab Daerah |
Kabupaten Pulau Morotai (695 mil persegi/1.800 km²) adalah nama sebuah pulau sekaligus kabupaten definitif baru yang terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia. Sebagai bagian dari provinsi Maluku Utara, Pulau Morotai merupakan salah satu pulau paling Utara di Indonesia. Kabupaten Pulau Morotai diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008, sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara. Luas wilayah Pulau Taliabu 2.337,15 km², dengan jumlah penduduk 74.565 jiwa (2020) dan kepadatan penduduk 31,90 jiwa/km².[1]
Geografis[sunting | sunting sumber]
Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]
Utara | Samudera Pasifik |
Timur | Laut Halmahera |
Selatan | Selat Morotai |
Barat | Laut Halmahera |
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Selama abad ke-15 dan 16, Morotai berada di bawah pengaruh Kesultanan Ternate yang berkuasa. Merupakan inti sebuah kawasan besar bernama Moro yang termasuk pulau dan pesisir Halmahera yang dekat dengan Morotai ke selatan.
Pada pertengahan abad ke-16, pulau ini menjadi tempat misi Yesuit Portugis. Kesultanan Muslim Ternate dan Halmahera merasa tersinggung akan pelopor aktivitas penyebaran agama itu dan berusaha mencegah misi itu dari pulau ini pada 1571, sebagai akibatnya Portugis hengkang dari kawasan itu. Pada abad ke-17, Ternate menggunakan kekuasaannya atas Morotai dengan memerintahkan berulang-ulang pada penduduknya agar pindah dari pulau itu. Pada awal abad itu para penduduknya pindah ke Dodinga, sebuah kota kecil di titik strategis pesisir barat Halmahera. Lalu pada 1627 dan 1628, Sultan Hamzah dari Ternate memerintahkan pindahnya penduduk Kristen ke Malayu, Ternate, agar lebih mudah dikendalikan.
Pulau ini menjadi lapangan terbang bagi Jepang selama PD II. Pulau ini diambil alih oleh angkatan Amerika Serikat pada September 1944 dan digunakan sebagai landasan serangan Sekutu ke Filipina pada awal 1945 serta ke Borneo timur pada Mei dan Juni tahun itu. Merupakan basis untuk serangan ke Jawa pada Oktober 1945 yang ditunda setelah penyerahan diri Jepang pada bulan Agustus.
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]
Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Pulau Morotai berdasarkan asal partai politik dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi pada Periode | ||
---|---|---|---|
2009-2014[4] | 2014-2019[5] | 2019-2024[6] | |
![]() |
(baru) 2 | ![]() | |
![]() |
0 | ![]() |
![]() |
![]() |
1 | ![]() |
![]() |
![]() |
1 | ![]() |
![]() |
![]() |
3 | ![]() |
![]() |
![]() |
1 | ![]() |
![]() |
![]() |
2 | ![]() |
![]() |
![]() |
2 | ▼ 1 | ![]() |
![]() |
1 | ![]() |
▼ 0 |
![]() |
1 | ![]() |
▼ 1 |
![]() |
0 | ![]() |
![]() |
![]() |
1 | ||
![]() |
1 | ||
![]() |
1 | ||
![]() |
1 | ||
![]() |
1 | ||
![]() |
1 | ||
![]() |
1 | ||
![]() |
1 | ||
Jumlah Anggota | 20 | ![]() |
![]() |
Jumlah Partai | 16 | ▼ 11 | ▼ 10 |
Daftar Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Kode Wilayah | Nama Kecamatan | Ibu kota | Jumlah Desa | Daftar Desa |
---|---|---|---|---|
82.07.01 | Morotai Selatan | Daruba | 25 | |
82.07.02 | Morotai Selatan Barat | Wayabula | 20 | |
82.07.03 | Morotai Jaya | Sopi | 14 | |
82.07.04 | Morotai Utara | Bere-Bere | 14 | |
82.07.05 | Morotai Timur | Sangowo | 15 | |
82.07.06 | Pulau Rao | Leo Leo | 10 | |
Total | 88 |
Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Pulau ini sebagian besar berupa hutan dan memproduksi kayu serta damar. Pulau ini sangat strategis sebagai jalur perdangangan di timur Indonesia, karena memiliki kekayaan alam seperti emas, biji besi, dll. Juga potensi wisata bahari yang mempesona.
Media Massa[sunting | sunting sumber]
Televisi[sunting | sunting sumber]
Pulau Morotai memiliki rencana membangun stasiun televisi, di antaranya:
- Trisakti TV (Dinas Komunikasi & Informasi Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai) 31 UHF (masih rencana)
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ a b "Kabupaten Pulau Morotai Dalam Angka 2020". www.morotaikab.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Januari 2021.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Pulau Morotai". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Januari 2021.
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ "BAB IV Deskripsi Wilayah Penelitian" (PDF). UMY Repository. Diakses tanggal 22-08-2019.
- ^ "Pulau Morotai". KPU Maluku Utara. Diakses tanggal 22-08-2019.
- ^ "Ini 20 Anggota DPRD Pulau Morotai Periode 2019-2024". Indo Timur. 12-05-2019. Diakses tanggal 22-08-2019.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Situs Resmi Kabupaten Pulau Morotai
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik Kabupaten Pulau Morotai
- (Indonesia) Travel Kompas:Inilah Pulau Morotai, Mutiara di Bibir Pasifik, Indahnya...
- Andaya, Leonard (1993). The world of Maluku: eastern Indonesia in the early modern period. Honolulu: University of Hawaii Press.
- Villiers, John (1988). Las Yslas de Esperar en Dios: The Jesuit Mission in Moro 1546-1571. Modern Asian Studies 22(3):593-606.
![]() | Artikel bertopik geografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |