Stasiun Tanjung Priok: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 96: | Baris 96: | ||
Untuk mempersiapkan pembangunan stasiun, SS membuat model maket Stasiun Tanjung Priuk baru. Maket ini muncul pada buku peringatan hari ulang tahun ke-50 SS karya S.A. Reitsma.<ref name=":02">{{Cite book|title=Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Topografische Inrichting|year=1925|isbn=|location=Weltevreden|pages=}}</ref> SS kemudian mengontrak sebuah perusahaan baja bernama Machinefabriek Braat Soerabaia-Djokja-Tegal yang berlokasi di [[Ngagel, Wonokromo, Surabaya|Ngagel, Surabaya]] untuk membuatkan kerangka atap ''overcapping''-nya.<ref>{{Cite journal|last=Sleeswijk|first=Wegener|year=1929|title=Uitbreiding van de Spoorwegen in en om Batavia en Tandjong Priok|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?coll=dts&identifier=dts:2957109:mpeg21:0001&objectsearch=Machinefabriek+Braat&query=Machinefabriek+Braat+tandjong+priok|journal=de Ingenieur|volume=1|issue=2|pages=1-12|doi=}}</ref> Pada masa itu, Gubernur Jenderal yang berkuasa adalah [[A.F.W. Idenburg]] (1909-1916). Diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dengan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.<ref name="ArsitekturKAI" /> |
Untuk mempersiapkan pembangunan stasiun, SS membuat model maket Stasiun Tanjung Priuk baru. Maket ini muncul pada buku peringatan hari ulang tahun ke-50 SS karya S.A. Reitsma.<ref name=":02">{{Cite book|title=Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Topografische Inrichting|year=1925|isbn=|location=Weltevreden|pages=}}</ref> SS kemudian mengontrak sebuah perusahaan baja bernama Machinefabriek Braat Soerabaia-Djokja-Tegal yang berlokasi di [[Ngagel, Wonokromo, Surabaya|Ngagel, Surabaya]] untuk membuatkan kerangka atap ''overcapping''-nya.<ref>{{Cite journal|last=Sleeswijk|first=Wegener|year=1929|title=Uitbreiding van de Spoorwegen in en om Batavia en Tandjong Priok|url=https://www.delpher.nl/nl/tijdschriften/view?coll=dts&identifier=dts:2957109:mpeg21:0001&objectsearch=Machinefabriek+Braat&query=Machinefabriek+Braat+tandjong+priok|journal=de Ingenieur|volume=1|issue=2|pages=1-12|doi=}}</ref> Pada masa itu, Gubernur Jenderal yang berkuasa adalah [[A.F.W. Idenburg]] (1909-1916). Diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dengan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.<ref name="ArsitekturKAI" /> |
||
[[file:Structure of Tanjung Priok Station (c.a. 1925).jpg|jmpl|Struktur rangka atap Stasiun Tanjung Priuk, c.a. 1925]] |
|||
Stasiun baru ini, dibuka untuk umum pada 6 April 1925 yang bertepatan dengan peluncuran pertama KRL rute Priok–[[Meester Cornelis]] ([[Jatinegara]]). Peluncuran pertama itu sekaligus dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.<ref name=":02" /> Bangunan stasiun bergaya [[Art Deco]] serta memiliki luas {{convert|3678|m2|ha|abbr=on}}, berdiri di atas lahan emplasemen yang luasnya {{convert|46930|m2|ha|abbr=on}}.{{Sfn|Widayanti|Widyarsih|2012|p=9}}[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het spoorwegstation van Tandjong Priok Djakarta TMnr 60054792.jpg|jmpl|Stasiun Tanjung Priuk pada tahun 1950-an|kiri]]Dengan selesainya stasiun ini, timbul "pemborosan" yang dilakukan oleh SS. Dengan delapan jalur dan lima [[peron]], stasiun ini sangat besar dan terhitung 1929 stasiun ini nyaris sebesar [[Stasiun Jakarta Kota|Station Batavia-benedenstad]] yang kini berubah menjadi Stasiun Jakarta Kota. Sayangnya kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok tidak menggiring penumpang ke stasiun ini. Stasiun ini kelak hanya menjadi terminus bagi KRL sejak tahun 1925.<ref name="mka">{{Citation |
Stasiun baru ini, dibuka untuk umum pada 6 April 1925 yang bertepatan dengan peluncuran pertama KRL rute Priok–[[Meester Cornelis]] ([[Jatinegara]]). Peluncuran pertama itu sekaligus dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.<ref name=":02" /> Bangunan stasiun bergaya [[Art Deco]] serta memiliki luas {{convert|3678|m2|ha|abbr=on}}, berdiri di atas lahan emplasemen yang luasnya {{convert|46930|m2|ha|abbr=on}}.{{Sfn|Widayanti|Widyarsih|2012|p=9}}[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het spoorwegstation van Tandjong Priok Djakarta TMnr 60054792.jpg|jmpl|Stasiun Tanjung Priuk pada tahun 1950-an|kiri]]Dengan selesainya stasiun ini, timbul "pemborosan" yang dilakukan oleh SS. Dengan delapan jalur dan lima [[peron]], stasiun ini sangat besar dan terhitung 1929 stasiun ini nyaris sebesar [[Stasiun Jakarta Kota|Station Batavia-benedenstad]] yang kini berubah menjadi Stasiun Jakarta Kota. Sayangnya kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok tidak menggiring penumpang ke stasiun ini. Stasiun ini kelak hanya menjadi terminus bagi KRL sejak tahun 1925.<ref name="mka">{{Citation |
Revisi per 5 September 2021 09.14
Stasiun Tanjung Priuk
| ||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lokasi |
| |||||||||||||||||||||||||
Koordinat | 6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°EKoordinat: 6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°E | |||||||||||||||||||||||||
Ketinggian | +4 m | |||||||||||||||||||||||||
Operator | ||||||||||||||||||||||||||
Letak | ||||||||||||||||||||||||||
Jumlah peron | Empat peron teluk yang terdiri atas satu peron sisi dan tiga peron pulau | |||||||||||||||||||||||||
Jumlah jalur | 8:
| |||||||||||||||||||||||||
Layanan | KRL Commuter Line dan angkutan peti kemas | |||||||||||||||||||||||||
Konstruksi | ||||||||||||||||||||||||||
Jenis struktur | Atas tanah | |||||||||||||||||||||||||
Fasilitas sepeda | Tidak ada | |||||||||||||||||||||||||
Akses difabel | Tidak ada | |||||||||||||||||||||||||
Arsitek | Ir. C.W. Koch | |||||||||||||||||||||||||
Gaya arsitektur | Art deco | |||||||||||||||||||||||||
Informasi lain | ||||||||||||||||||||||||||
Kode stasiun |
| |||||||||||||||||||||||||
Klasifikasi | II[2] | |||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 6 April 1925 | |||||||||||||||||||||||||
Nama sebelumnya | Tandjongpriok | |||||||||||||||||||||||||
Tanggal penting | ||||||||||||||||||||||||||
Dibuka kembali | 28 April 2009 | |||||||||||||||||||||||||
Operasi layanan | ||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas dan teknis | ||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas | ||||||||||||||||||||||||||
Tipe persinyalan | Elektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02 | |||||||||||||||||||||||||
Cagar budaya Indonesia Stasiun Kereta Api Tanjung Priok | ||||||||||||||||||||||||||
Kategori | Bangunan | |||||||||||||||||||||||||
No. Regnas | RNCB.20050425.02.000576 | |||||||||||||||||||||||||
Tanggal SK | 1993 dan 2005 | |||||||||||||||||||||||||
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia | |||||||||||||||||||||||||
Pengelola | PT Kereta Api Indonesia | |||||||||||||||||||||||||
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | ||||||||||||||||||||||||||
Lokasi pada peta | ||||||||||||||||||||||||||
Stasiun Tanjung Priuk (TPK) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di seberang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Memiliki langgam bangunan art deco, stasiun ini termasuk salah satu bangunan tua yang dijadikan cagar budaya DKI Jakarta.
Sejarah
Keberadaan Stasiun Tanjung Priuk tidak dapat dipisahkan dengan ramainya Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan kebanggaan masa Hindia Belanda itu, dan bahkan berperan sebagai pintu gerbang kota Batavia serta Hindia Belanda. Stasiun ini pada dasarnya terbagi atas dua periode.
Periode pertama
Pada masa lalu, Tanjung Priok adalah hutan dan rawa yang berbahaya sehingga dibutuhkan sarana transportasi yang aman pada saat itu (kereta api). Pada akhir abad ke-19, pelabuhan Jakarta yang semula berada di daerah sekitar Pasar Ikan tidak lagi memadai, dan Belanda membangun fasilitas pelabuhan baru di Tanjung Priok. Stasiun Tanjung Priuk yang pertama terletak di dekat dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 2 November 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[3]
Selanjutnya, operasional jalur kereta api Sunda Kelapa–Tanjung Priuk diserahkan kepada Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priuk–Batavia SS/NIS pp serta Tanjung Priuk–Kemayoran pp.[4]
Periode kedua
Dengan meningkatnya aktivitas pelabuhan sejak awal abad ke-20, telah terjadi perluasan pelabuhan yang menyebabkan Stasiun Tanjung Priuk harus digusur. SS kemudian mencari lahan kosong di sebelah gudang Lagoa untuk dibangunkan stasiun baru. SS menugaskan Ir. C.W. Koch sebagai arsitek utama stasiun.[4]
Untuk mempersiapkan pembangunan stasiun, SS membuat model maket Stasiun Tanjung Priuk baru. Maket ini muncul pada buku peringatan hari ulang tahun ke-50 SS karya S.A. Reitsma.[5] SS kemudian mengontrak sebuah perusahaan baja bernama Machinefabriek Braat Soerabaia-Djokja-Tegal yang berlokasi di Ngagel, Surabaya untuk membuatkan kerangka atap overcapping-nya.[6] Pada masa itu, Gubernur Jenderal yang berkuasa adalah A.F.W. Idenburg (1909-1916). Diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dengan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.[4]
Stasiun baru ini, dibuka untuk umum pada 6 April 1925 yang bertepatan dengan peluncuran pertama KRL rute Priok–Meester Cornelis (Jatinegara). Peluncuran pertama itu sekaligus dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun SS yang ke-50.[5] Bangunan stasiun bergaya Art Deco serta memiliki luas 3.678 m2 (0,3678 ha), berdiri di atas lahan emplasemen yang luasnya 46.930 m2 (4,693 ha).[7]
Dengan selesainya stasiun ini, timbul "pemborosan" yang dilakukan oleh SS. Dengan delapan jalur dan lima peron, stasiun ini sangat besar dan terhitung 1929 stasiun ini nyaris sebesar Station Batavia-benedenstad yang kini berubah menjadi Stasiun Jakarta Kota. Sayangnya kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok tidak menggiring penumpang ke stasiun ini. Stasiun ini kelak hanya menjadi terminus bagi KRL sejak tahun 1925.[8]
Stasiun ini juga dilengkapi penginapan sementara di sayap kiri bangunan bagi penumpang yang akan melanjutkan perjalanan dengan kapal. Dengan dibukanya Bandara Kemayoran yang melayani penerbangan umum, SS mengalami tantangan berat mengingat banyak penumpang yang beralih ke pesawat terbang. Letak Stasiun Tanjung Priuk yang jauh dari pelabuhan membuat penumpang menjadi enggan menggunakan kereta api, meski bus feeder telah tersedia.[4] Perang Dunia II telah memberikan dampak yang cukup besar bagi operasional kereta api SS. Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, stasiun ini diutamakan untuk kepentingan perang dan mengirim para romusha keluar Jawa.[4]
Keadaan terkini
Di tengah hiruk pikuk pelabuhan, kondisi bangunan stasiun menjadi semakin tidak terawat menjelang abad ke-21. Meskipun demikian, keanggunan bangunan dengan gaya neoklasik, art deco, dan kontemporer ini telah membuktikan bahwa pada abad ke-20, stasiun ini berjaya pada masanya. Memang, pada saat itu PT Kereta Api pada awal Januari 2000 telah menonaktifkan stasiun untuk pelayanan penumpang. Atap bangunan sudah lepas; kaca-kacanya banyak yang pecah dan kerangkanya banyak yang karatan termakan usia. Peron stasiun dan emplasemennya banyak dihuni kaum tunawisma. Untuk "menambal" pendapatan yang bocor karena penumpang gelap dan kerugian akibat minimnya pemasukan dana dari karcis peron, PT Kereta Api mengontrakkan ruangan stasiunnya sebagai gudang ekspedisi, agen tiket, dan jasa penukaran uang.[4]
Prihatin dengan kondisi ini, PT Kereta Api memutuskan untuk merenovasi total stasiun. Persiapan dilakukan pada bulan November-Desember 2008 dengan dilaksanakannya renovasi besar-besaran terhadap fisik bangunan stasiun. Selanjutnya, proyek diteruskan dengan rehabilitasi fasilitas rel serta pembangunan perangkat sinyal elektrik pada awal tahun 2009. Pada tanggal 28 April 2009, stasiun ini dapat kembali difungsikan dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan peresmian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.[9][10][11]
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ke arah Jakarta Kota, jalur 3 sebagai sepur lurus dari arah Jakarta Kota, jalur 6 sebagai sepur lurus ke arah Rajawali-Pasar Senen-Jatinegara, dan jalur 7 sebagai sepur lurus dari arah Jatinegara-Pasar Senen-Rajawali. Di sayap barat laut emplasemen stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju pelabuhan tersebut.
Meski stasiun ini bukan stasiun pusat, stasiun ini cukup modern karena menggunakan kerangka overcapping berbentuk busur yang memayungi enam jalur kereta api. Struktur baja menjadi umum pada stasiun-stasiun Eropa abad ke-20 kala itu. Jendela berupa garis-garis yang terdiri dari lis profil atap horizontal dan lubang cornice, garis-garis vertikal, dan lekukan dinding, memberikan kesan anggun. Kaca patri dan ornamen profil keramik memberikan efek megah dan diperkuat dengan kolom-kolom besar dan kukuh pada beranda utama serta didukung tangga di sepanjang bangunan[4]
G | Pintu keberangkatan sisi selatan | |
Hall stasiun Keberangkatan sisi timur |
Peron sisi | |
Jalur 8 | Parkir KA peti kemas | |
Jalur 7 | Parkir KA peti kemas | |
Peron teluk | ||
Jalur 6 | Parkir KA peti kemas | |
Jalur 5 | Parkir KA peti kemas | |
Peron teluk | ||
Jalur 4 | Commuter Line Tanjung Priuk menuju Jakarta Kota (Ancol) → | |
Jalur 3 | Commuter Line Tanjung Priuk menuju Jakarta Kota (Ancol) → | |
Peron teluk | ||
Jalur 2 | Commuter Line Tanjung Priuk menuju Jakarta Kota (Ancol) → | |
Jalur 1 | Commuter Line Tanjung Priuk menuju Jakarta Kota (Ancol) → | |
Peron sisi | ||
G | Pintu keberangkatan sisi utara |
Pada budaya populer
Stasiun Tanjung Priuk kerap dijadikan lokasi syuting video musik, film, sinetron, dan iklan.[12] Beberapa judul sinetron dan lagu yang video musiknya pernah menggunakan lokasi syuting di stasiun ini antara lain, sinetron Dia Bukan Anakku (RCTI, SinemArt), "Menunggumu" yang dinyanyikan oleh Chrisye featuring Noah, "Ku Tetap Menanti" ciptaan Eka Gustiwana yang dinyanyikan oleh Nikita Willy, dan "Dengan Nafasmu" karya Ungu.[13]
Larangan fotografi
Sejak banyaknya komersialisasi Stasiun Tanjung Priuk melalui syuting iklan, acara televisi, dan video musik, stasiun ini kini menjadi tempat yang sangat ketat bagi fotografer pemula maupun yang sudah berpengalaman karena tempat ini terlarang sebagai area memotret, padahal sama sekali tidak ada rambu-rambu larangan memotret di stasiun. Alasan status cagar budaya dari stasiun ini "tidak pernah diterapkan" di situs lain yang dikelola oleh pemerintah daerah maupun BPCB.[14] Mengambil kamera SLR (termasuk juga DSLR dan mirrorless) maupun kamera digital saku dalam beberapa kesempatan dapat terkena peringatan oleh petugas keamanan. Sejak berlakunya aturan baru memotret di stasiun KRL Commuter Line, hanya kamera ponsel, kamera saku, SLR, dan kamera aksi (GoPro) yang diperbolehkan digunakan untuk memotret stasiun.[15]
Layanan kereta api
Sejak dibukanya stasiun ini, stasiun ini pada saat itu melayani kereta ekonomi jarak jauh, lokal Cikampek dan lokal Purwakarta. Sebelumnya, KRL Ekonomi/Commuter Line rute Tanjung Priuk–Bekasi pp sempat mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini, sebagai KRL feeder. Per 1 November 2014 semua kereta api yang tadinya berangkat dari stasiun ini dipindahkan ke Stasiun Pasar Senen. Alasannya, Stasiun Tanjung Priuk direncanakan akan dijadikan stasiun barang.[16] Mulai 9 Februari 2017 perjalanan KA Lokal Purwakarta dan KA Lokal Cikampek dari yang sebelumnya beterminus di Stasiun Jakarta Kota dialihkan kembali ke Stasiun Tanjung Priuk.[17] Mulai 1 Januari 2021 semua perjalanan KA lokal di Stasiun Tanjung Priuk (KA Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta dan KA Jatiluhur/Lokal Cikampek) dipindahkan ke Stasiun Cikarang dan kepemilikan sarananya dialihkan ke Depo Kereta Bandung (BD).
Selain melayani KRL dan KA barang, Stasiun Tanjung Priuk juga dijadikan tempat parkir untuk Kertajaya Premium, Tawang Jaya, Gumarang dan Jayakarta Premium (menggantikan posisi tempat parkir rangkaian di Stasiun Tanah Abang); keempatnya merupakan KA penumpang rangkaian panjang yang terdiri dari 16 kereta dalam satu rangkaiannya.
Penumpang
KRL Commuter Line
TP Tanjung Priok Line, dari dan tujuan Jakarta Kota via Kampung Bandan Atas
Barang
Angkutan peti kemas/kontainer, dari dan tujuan :
Antarmoda pendukung
Jenis angkutan umum | Trayek | Tujuan |
---|---|---|
Mikrolet[18] | JU02 | Terminal Tanjung Priok–Pasar Embrio |
JU03 | Terminal Tanjung Priok–Rawa Badak Utara | |
JU03 | Terminal Tanjung Priok–Sunter Agung | |
M14 | Terminal Tanjung Priok–Cilincing (via Jampea) | |
M15 | Terminal Tanjung Priok–Stasiun Jakarta Kota (via Kampung Bandan Raya) | |
M15A | Terminal Tanjung Priok–Stasiun Jakarta Kota (via Gunung Sahari-Mangga Dua Raya) | |
M30A | Terminal Tanjung Priok–Terminal Pulo Gadung | |
M49 | Terminal Tanjung Priok–Sunter Agung | |
Koperasi Wahana Kalpika (KWK)[18] | U01 | Terminal Tanjung Priok–Terminal Pulo Gebang (via Cakung-Cilincing) |
U01A | Terminal Tanjung Priok–Terminal Pulo Gebang (via Tipar Cakung) | |
U05 | Terminal Tanjung Priok–Cilincing (via Lagoa) | |
U06 | Terminal Tanjung Priok–Rawa Badak Selatan | |
U08 | Terminal Tanjung Priok–Semper Barat | |
U09 | Terminal Tanjung Priok–Lagoa | |
Transjabodetabek | AC25 (Mayasari Bakti) | Terminal Tanjung Priok-Terminal Bekasi |
AC42 (Mayasari Bakti) | Terminal Tanjung Priok-Terminal Cileungsi | |
x1 (Kramat Djati) | Terminal Tanjung Priok-Terminal Baranangsiang | |
x2 (Kosub Bersama) | Terminal Tanjung Priok-Terminal Cibinong | |
x3 (CBU) | Terminal Tanjung Priok-Terminal Leuwiliang | |
Transjakarta | 10 | Tanjung Priok–PGC 2 |
10 (10D) | Tanjung Priok–Kampung Rambutan | |
10 (10H) | Tanjung Priok–Blok M | |
B12 (Lintas Perbatasan) | Tanjung Priok–Summarecon Mal Bekasi | |
10A (MetroTrans) | Terminal Tanjung Priok–Rusun Marunda | |
10C (MetroTrans) | Terminal Tanjung Priok–Pelabuhan Tanjung Priok | |
10K (MetroTrans) | Terminal Tanjung Priok–Terminal Pasar Senen | |
JAK 1 (Mikrotrans) | Terminal Tanjung Priok–Kebon Bawang | |
JAK 15 (Mikrotrans) | Terminal Tanjung Priok–Segaramakmur, Bekasi | |
JAK 29 (Mikrotrans) | Terminal Tanjung Priok–Rusun Sukapura | |
JAK 77 (Mikrotrans) | Terminal Tanjung Priok–Sunter Agung | |
JAK 88 (Mikrotrans) | Terminal Tanjung Priok–Ancol | |
DAMRI | Terminal Tanjung Priok–Bandara Soekarno-Hatta[19] |
Galeri
-
Sudut kanan depan stasiun
-
Tampak depan perspektif Stasiun Tanjung Priuk
Referensi
Kutipan
- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Perquin, B.L.M.C. (1921). Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen. Bureau Industria.
- ^ a b c d e f g Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15–24. ISBN 978-602-18839-3-8.
- ^ a b Reitsma, S.A. (1925). Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting.
- ^ Sleeswijk, Wegener (1929). "Uitbreiding van de Spoorwegen in en om Batavia en Tandjong Priok". de Ingenieur. 1 (2): 1–12.
- ^ Widayanti & Widyarsih 2012, hlm. 9.
- ^ "Majalah KA", Majalah KA, Agustus 2014
- ^ "Cita-cita, Bikin Statiun Pintar KA". www.jpnn.com. 2009-04-28. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ "Presiden: Tata Lahan Sepanjang Rel KA". Gatra. 28 April 2009. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ Mediatama, Grahanusa (2009-04-28). "Presiden Resmikan Terminal Tiga Soekarno Hatta dan Rehabilitasi Stasiun Tanjung Priuk". kontan.co.id. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ Alsadad, R. (2013-07-28). "Menanti "Stasiun Eropa" Bantu Atasi Macetnya Tanjung Priok". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2018-12-26.
- ^ "Ungu Syuting Video Klip Album Religi Ketiga". liputan6.com. Diakses tanggal 2018-12-26.
- ^ Api, Gerakan Muda Penggemar Kereta (2016-09-28). "[Opini] 71 Tahun KAI, Mau Dibawa Ke Mana?". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2019-02-05.
- ^ Adhari, F. (2017-03-31). "Jangan Takut Diciduk, Kini Stasiun Aman Untuk Kegiatan Fotografi!". KAORI Nusantara (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-05.
- ^ Rachman, Taufik (13 November 2014), "Stasiun Tanjung Priok Fokus Kereta Barang", Republika
- ^ BeritaSatu.com. "KAI Daop 1 Jakarta Ubah Dua Relasi KA Lokal". beritasatu.com. Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ a b "Mikrolet – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ "Jadwal Bus Damri Dari Dan Ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta". BusBandara.com (dalam bahasa Inggris). 2014-12-13. Diakses tanggal 2018-06-27.
Daftar pustaka
- Widayanti, Rina; Widyarsih, Meyka (2012). "Analisis Perkembangan Gaya Arsitektur pada Fasade Bangunan Stasiun Kereta Tanjung Priuk". Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi,. 11 (2). ISSN 2089-807X.
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi KAI Commuter dan jadwal KRL
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Ancol ke arah Jakarta Kota
|
Lintas Jakarta Jakarta Kota–Tanjung Priuk
|
Terminus | ||
Terminus | Lintas Jakarta Tanjung Priuk–JICT
|
Pasoso ke arah JICT
|