Stasiun Kebayoran
R03
![]() | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() Emplasemen Stasiun Kebayoran yang sedang dalam keadaan penuh. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama lain | Stasiun Kebayoran Lama | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi | Jalan Masjid Al-Huda no. 12 Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240 Indonesia | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ketinggian | +4,2 m | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | KAI Commuter | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Letak dari pangkal | km 13+853 lintas Angke–Tanah Abang–Rangkasbitung–Merak[1] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah peron | 3 (dua peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama tinggi) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah jalur | 3 (jalur 1 dan 2: sepur lurus) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Informasi lain | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kode stasiun |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Klasifikasi | II[2] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 1 Oktober 1899 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibangun kembali | 2014-2016 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektrifikasi | 1992-1994 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama sebelumnya | Kebajoran | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Perusahaan awal | Staatsspoorwegen | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi layanan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KRL Commuter Line
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi pada peta | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
Stasiun Kebayoran (KBY) (atau bisa menyebutnya sebagai Stasiun Kebayoran Lama) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di areal dekat pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4,2 meter ini merupakan stasiun kereta api yang lokasinya paling barat di DKI Jakarta, dan hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line saja.
Sebelum difungsikan sebagai stasiun yang hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line, stasiun ini juga pernah melayani perjalanan kereta api lokal yang menuju ke Stasiun Rangkasbitung maupun ke Stasiun Merak, sampai akhirnya layanan tersebut dihapus pada tanggal 1 April 2017 dan digantikan oleh KRL Commuter Line dengan rute Green Line. Stasiun ini juga merupakan stasiun yang menggunakan bangunan baru di rute Merak-Tanah Abang selain Stasiun Maja, Parungpanjang, dan Palmerah.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Agar mobilitas penumpang dari Batavia menuju Rangkasbitung hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan Duri Rangkasbitung, via Tanah Abang. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dijalankan kereta api reguler yang melayani rute tersebut.[3][4]
Stasiun Kebayoran, kala itu mempunyai 5 jalur pun juga pernah dipenuhi oleh deretan rangkaian gerbong kurs angkutan pasir, dan sebuah lokomotif uap B51 selalu siap setiap hari untuk mengatur langsiran gerbong tersebut, baik di emplasemen maupun ke rel cabang yang mengarah ke gudang bongkar muat. Pemandangan dan suasana ini berubah di tahun 1970-an, dimana lokomotif langsir digantikan oleh lokomotif diesel C300.[5]
Bangunan gudang material yang dikelola oleh Kementrian PUPR tersebut berbentuk sebuah bangunan besi setengah bulat, yang dimana bangunan ini masih bertahan hingga tahun 2001 sampai akhirnya dibongkar dan bekas lokasinya sudah menjadi apartemen Simprug Centre. Bekas rel cabangnya diperkirakan masih terlihat hingga tahun 1985, sampai akhirnya dibongkar pada saat dibuat perlintasan sebidang baru, bersamaan pula dengan dibuatnya Jalan Kramat yang lokasinya berada di railbed dari percabangan tersebut. Kondisi yang sama juga dibuat di Stasiun Rawa Buntu, dengan rel cabang ke arah utara yang menuju ke tepi Sungai Cisadane untuk mengangkut bahan-bahan material pembangunan.
Di akhir era 1980-an jumlah jalur di stasiun ini pun dikurangi menjadi hanya 3 jalur saja, serta kegiatan bongkar muat gerbong yang sudah terhenti dikarenakan truk pengangkut bahan materialnya sudah bisa beroperasi langsung ke lokasi bongkar muat.[5]
Pada tahun 1992-1994, petak Tanah Abang-Serpong pun kemudian dielektrifikasi dengan tiang listrik aliran atas (LAA) model Prancis, salah satunya adalah untuk mendukung perjalanan KRL Serpong Ekspres yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari KRL Green Line. Kala itu, jalur di stasiun ini yang dielektrifikasi hanya jalur 1 dan 2 saja, sedangkan untuk jalur 3 baru dielektrifikasi di atas tahun 2005 dengan tiang LAA model Jepang. Serta, diperkirakan pada awal era 1990-an ini peron stasiun ini juga direnovasi menjadi peron yang lebih tinggi.
Pada awal era 2000-an, stasiun ini memiliki total 3 jalur, dengan jalur 1 sebagai sepur lurus, dan jalur 2 sebagai sepur belok yang digunakan untuk lalu-lalang maupun persilangan, serta jalur 3 digunakan untuk penyusulan KA, meskipun terkadang jalur ini juga digunakan sebagai tempat menyimpan atau stabling unit kereta api maintenance Plasser & Theurer. Sejak pengoperasian jalur ganda di lintas Tanah Abang-Serpong per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini dirombak dengan menambahkan jalur 2 sebagai sepur lurus baru.[6]
Untuk meningkatkan okupansi penumpang KRL Green Line, maka pada tahun 2014-2016 Kemenhub Republik Indonesia mulai merenovasi secara besar-besaran beberapa stasiun (termasuk stasiun ini) menjadi 2 tingkat dengan arsitektur yang modern dan megah serta fasilitas yang sangat lengkap. Pada tanggal 11 Mei 2016, ketiga stasiun tersebut pun selesai dibangun dan diresmikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko bersama dengan Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, di Stasiun Maja.[7] Meskipun stasiun ini sudah direnovasi menjadi sangat megah dan luas, namun bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih tetap dipertahankan dan ruangan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) yang juga merupakan bagian dari bangunan lama stasiun ini pun masih dipakai hingga sekarang. Disebabkan layanan Kereta api Rangkas Jaya dan Kereta api Kalimaya reguler telah dihapus pada tahun 2017, jalur 3 stasiun ini pun sudah jarang dipakai lantaean tidak adanya lagi aktivitas penyusulan KRL oleh kereta api tersebut. Namun, jalur 3 stasiun ini masih sesekali digunakan sebagai tempat menyimpan atau stabling Plasser & Theurer, yang dimana unit kereta api maintenance ini biasa digunakan untuk merawat kondisi rel di lintas tersebut. Serta, jalur tersebut juga sesekali masih dipakai untuk penyusulan KRL oleh KA babarandek, KLB, dan terkadang juga digunakan sebagai tempat stabling KRL.
Bangunan dan tata letak[sunting | sunting sumber]
G | Bangunan utama stasiun | |
P
Lantai peron |
Peron sisi | |
Jalur 1 | ← (Pondok Ranji) Lin Rangkasbitung menuju Rangkasbitung/Tigaraksa/Serpong | |
Jalur 2 | Lin Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Palmerah) → | |
Peron pulau | ||
Jalur 3 | Lin Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Palmerah) → | |
G | Bangunan utama stasiun |
Layanan kereta api[sunting | sunting sumber]
Komuter[sunting | sunting sumber]
Nama kereta api | Tujuan akhir | Keterangan |
---|---|---|
R Lin Rangkasbitung | Tanah Abang | - |
Rangkasbitung |
Antarmoda pendukung[sunting | sunting sumber]
Stasiun ini direncanakan akan menyediakan transfer menuju Transjakarta Koridor 8 dan 13 melalui Halte Pasar Kebayoran Lama dan Halte Velbak.
Pada bulan Maret 2022, dilaksanakan pembangunan dua jembatan penyeberangan orang (skywalk) yang berlokasi di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pembangunan skywalk di stasiun ini dimaksudkan untuk menghubungkan stasiun ini dengan kedua halte tersebut.
Skywalk di stasiun ini akan dilengkapi dengan fasilitas seperti lift yang memudahkan akses dan kenyamanan pengguna transportasi umum seperti Transjakarta.[8]
Jenis angkutan umum | Trayek | Tujuan |
---|---|---|
BRT Transjakarta | 8 | Lebak Bulus–Harmoni (di Halte Pasar Kebayoran Lama) |
M8 | Lebak Bulus–Harmoni via 8A (di Halte Pasar Kebayoran Lama) | |
13 | CBD Ciledug–Tendean (di Halte Velbak) | |
M13 | Puri Beta 2–Tendean (di Halte Velbak) | |
13B | Puri Beta 2–Pancoran Barat (di Halte Velbak) | |
13C | Puri Beta 2–Tosari (di Halte Velbak) | |
13D | Puri Beta 2–Ragunan (di Halte Velbak) | |
13E | Puri Beta 2–Halimun (di Halte Velbak) | |
13F | Puri Beta 2–Kampung Melayu (di Halte Velbak) | |
Bus kota Transjakarta | 1Q (Non BRT) | Rempoa-Terminal Blok M |
8C (MetroTrans) | Pasar Kebayoran Lama-Stasiun Tanah Abang | |
8D (Non BRT) | Terminal Blok M-Joglo (di Halte Pasar Kebayoran Lama) | |
8E (Non BRT) | Bintaro-Terminal Blok M | |
9E (Non BRT) | Pasar Kebayoran Lama-Jelambar (di Halte Pasar Kebayoran Lama) | |
Mikrotrans Transjakarta | JAK 11 | Stasiun Kebayoran-Stasiun Tanah Abang |
JAK 12 | Stasiun Kebayoran-Stasiun Tanah Abang (via Pos Pengumben) | |
Mikrolet[9] | M09 | Stasiun Tanah Abang–Stasiun Kebayoran |
M09A | ||
Koperasi Wahana Kalpika (KWK)[9] | S03 | Pasar Pondok Labu–Stasiun Kebayoran |
S07 | Stasiun Kebayoran–Pondok Betung, Tangerang Selatan | |
S10 | Stasiun Kebayoran–Stasiun MRT Lebak Bulus via Tanah Kusir | |
Angkot Kota Tangerang | C01 | CBD Ciledug–Stasiun Kebayoran |
Angkot Kota Tangerang Selatan | D01 | Terminal Pondok Cabe – Stasiun Kebayoran |
Insiden[sunting | sunting sumber]
Pada 19 Oktober 1987, terjadi sebuah peristiwa luar biasa hebat (PLH) tabrakan kereta api antara KA lokal bernomor 225 relasi Rangkasbitung-Jakarta Kota yang ditarik oleh lokomotif BB306 16 dengan KA Patas bernomor 220 relasi Tanah Abang-Merak yang ditarik oleh lokomotif BB303 16, peristiwa ini pun dikenal sebagai tragedi Bintaro. Peristiwa tabrakan yang menewaskan lebih dari 100 korban jiwa ini terjadi di antara Stasiun Kebayoran dan Stasiun Sudimara, PPKA Stasiun Kebayoran pun diindikasikan ikut terlibat dalam peristiwa ini.[10] Serta menurut cerita, sisa-sisa rangkaian kereta penumpang dari peristiwa tragedi Bintaro ini sempat ditarik dan diparkir di emplasemen Stasiun Kebayoran dalam kondisi sudah ditutupi oleh terpal.
Pada 12 November 1988, tepat 1 tahun lewat 24 hari setelah peristiwa tragedi Bintaro, terjadi sebuah tabrakan antara rangkaian KA penumpang bernomor 800 relasi Tanah Abang-Parung Panjang yang ditarik oleh lokomotif BB303 15 dengan rangkaian KA batu bara bernomor 1031 relasi Cigading-Bekasi yang ditarik oleh lokomotif BB304 25, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Tabrakan ini terjadi pada hari Kamis pukul 04.00 dinihari, yang berlokasi sekitar 20 meter (ke arah Palmerah) dari perlintasan KA Jalan Kramat, Kebayoran Lama. Perlintasan KA Jalan Kramat pun tertutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan, karena terhalang oleh rangkaian gerbong batu bara dari KA 1031. Jalan-jalan yang ada di sekitar area Kebayoran Lama menjadi macet, karena kendaraan maupun angkutan umum yang menuju ke arah Blok M dialihkan melalui Jalan Kebayoran Lama. Akibat kejadian ini, lokomotif BB303 15 sebagai penarik KA 800 pun rusak berat, cowhangernya menunjam ke bawah serta dinding bodynya remuk. Kedua unit kereta penumpang paling depan dari KA 800 pun juga rusak berat dan 2 as roda pada kereta penumpang pertama anjlok. Sedangkan, lokomotif BB304 25 sebagai penarik KA 1031 hanya mengalami kerusakan ringan saja.[11]
Pada 3 Maret 2006, kereta ke-4 dengan nomor K3 81 1 02 (eks KRD MCW 302) dari rangkaian KA penumpang relasi Rangkasbitung-Jakarta Kota yang ditarik oleh lokomotif BB304 18 mengalami patah pada atap dan porosnya tepat saat akan memasuki emplasemen Stasiun Kebayoran, hal ini terjadi karena rangka kereta yang lemah serta tidak kuat menopang kapasitas penumpang yang melebihi batas kemampuannya, peristiwa ini terjadi pada pukul 06.30. Kereta sudah mengalami goncangan sejak berangkat dari Stasiun Pondok Ranji, namun kereta tetap berjalan dengan kecepatan tinggi. Sekitar 300 meter setelah melewati perlintasan KA Jalan Kebayoran Lama, kereta pun mulai bergoncang dengan keras dan tiba-tiba patah. Akibat kejadian ini, 20 orang mengalami luka-luka.[12]
Pada 26 Juni 2008, rangkaian KA batu bara bernomor PLB 8601 relasi Cigading-Bekasi yang ditarik oleh lokomotif BB304 22 mengalami anjlok pada wesel di emplasemen Stasiun Kebayoran (dari arah Stasiun Pondok Ranji), peristiwa ini terjadi pada pukul 04.43 dinihari. Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Kebayoran sudah mengetahui bahwa terjadi gangguan atau error pada mesin wesel, dengan tanda berkedipnya lampu wesel pada meja layanan PPKA, ia pun tidak bisa memberikan sinyal hijau kepada PLB 8601 untuk melintas. PPKA mengecek langsung kondisi wesel, dan memastikan wesel sudah berada dalam posisi rapat menuju ke jalur 2. Ia pun mengganjal posisi lidah wesel yang terbuka dengan batu, dengan tujuan agar posisi wesel yang sudah benar tersebut tidak akan berubah lagi saat dilewati oleh rangkaian KA. Setelah kembali ke ruangannya, ia melihat lampu wesel pada meja layanan PPKA masih berkedip. Dikarenakan yakin bahwa posisi wesel tersebut sudah mengarah ke jalur 2 dengan benar, PPKA Stasiun Kebayoran pun menghubungi Pusat Kendali (PK) agar PLB 8601 diperbolehkan melintasi emplasemen Stasiun Kebayoran dengan perlahan. Saat melintasi wesel dengan kecepatan 15km/jam, 4 as roda lokomotif BB304 22 yang menghela PLB 8601 pun akhirnya anjlok, karena menumbur ujung lidah wesel yang posisinya tidak rapat.[13]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ "Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL". Studiegroep Zuid-West Pacific. Diakses tanggal 15 Oktober 2017.
- ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V.
- ^ a b A, Susanto. "Stasiun Kebayoran Ambles?". Stasiun Kebayoran Ambles?.
- ^ "SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal". detikcom. Diakses tanggal 2017-10-18.
- ^ prima, Erwin (ed.). "Stasiun Baru Kebayoran, Parung Panjang, dan Maja Diresmikan". Tempo.co. Diakses tanggal 2017-10-16.
- ^ Putra, Erik Purnama (2022-06-20). "Dinas Bina Marga Bangun Dua Skywalk di Kebayoran Lama dan Lebak Bulus". REPUBLIKA.co.id. Diakses tanggal 2022-06-26.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaPemerintah Provinsi DKI Jakarta
- ^ "Peristiwa Luarbiasa Hebat Bintaro (Versi PJKA) – RODA SAYAP". Diakses tanggal 2022-10-26.
- ^ Koran Kompas, 1988.
- ^ "Gerbong Kereta Jurusan rangkasbitung-Kota Patah, 20 orang Luka". Tempo.co. 2006-03-03. Diakses tanggal 2022-09-25.
- ^ "KA Batubara Anjlok di Kebayoran, Ribuan Pekerja Telat Ngantor". detikcom. Diakses tanggal 2022-09-25.
Stasiun sebelumnya | ![]() |
Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Pondok Betung ke arah Merak
|
Merak–Tanah Abang | Palmerah ke arah Tanah Abang
|
Koordinat: 6°14′14″S 106°46′57″E / 6.2372276°S 106.7825369°E