Stasiun Tanjung Priok: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Menolak 3 perubahan teks terakhir (oleh 103.47.132.0) dan mengembalikan revisi 14060430 oleh Arifin.wijaya |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 160: | Baris 160: | ||
=== Barang === |
=== Barang === |
||
Angkutan [[Kereta api peti kemas di Indonesia| |
* Angkutan Barang Petikemas [[Kereta api peti kemas di Indonesia|Saleha Limaspriuk]], dari dan tujuan [[Stasiun Kalimas|Surabaya]] lewat [[Stasiun Lemahabang|Cikarang]] dan [[Stasiun Semarang Poncol|Semarang]]. |
||
* Angkutan Barang Petikemas [[Kereta api peti kemas di Indonesia|Saleha Gedebage]], dari dan tujuan [[Stasiun Gedebage|Bandung]]. |
|||
== Jadwal kereta api == |
== Jadwal kereta api == |
Revisi per 27 Oktober 2018 15.41
Stasiun Tanjung Priuk
| |||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Berkas:Stasiun Tj.Priok.jpg | |||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi |
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Koordinat | 6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°EKoordinat: 6°6′26″S 106°52′41″E / 6.10722°S 106.87806°E | ||||||||||||||||||||||||||||||
Ketinggian | +4 m | ||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | |||||||||||||||||||||||||||||||
Letak | |||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah peron | 4 (satu peron sisi dan tiga peron pulau yang sama-sama agak tinggi) | ||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah jalur | 8:
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Layanan | Walahar Ekspres/Lokal PWK, Jatiluhur/Lokal CKP, KRL Commuter Line, dan angkutan peti kemas | ||||||||||||||||||||||||||||||
Konstruksi | |||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis struktur | Atas tanah | ||||||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas sepeda | Tidak ada | ||||||||||||||||||||||||||||||
Akses difabel | Tidak ada | ||||||||||||||||||||||||||||||
Gaya arsitektur | Art deco | ||||||||||||||||||||||||||||||
Informasi lain | |||||||||||||||||||||||||||||||
Kode stasiun |
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Klasifikasi | II[2] | ||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 1914 | ||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi layanan | |||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas dan teknis | |||||||||||||||||||||||||||||||
Fasilitas | |||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi pada peta | |||||||||||||||||||||||||||||||
Stasiun Tanjung Priuk atau Stasiun Tanjung Priok (TPK) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di seberang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini termasuk ke dalam Daerah Operasi I Jakarta. Memiliki langgam bangunan art deco, stasiun ini termasuk salah satu bangunan tua yang dijadikan cagar budaya DKI Jakarta. Stasiun ini memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus ke arah Jakarta Kota, jalur 3 sebagai sepur lurus dari arah Jakarta Kota, jalur 6 sebagai sepur lurus ke arah Rajawali-Pasar Senen-Jatinegara, dan jalur 7 sebagai sepur lurus dari arah Jatinegara-Pasar Senen-Rajawali. Di sebelah tenggara stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Sejarah
Keberadaan Stasiun Tanjung Priok tidak dapat dipisahkan dengan ramainya Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan kebanggan masa Hindia Belanda itu, dan bahkan berperan sebagai pintu gerbang kota Batavia serta Hindia Belanda. Stasiun ini pada dasarnya terbagi atas dua periode.
Periode pertama
Periode pertama adalah ketika stasiun ini terletak persis di atas dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Stasiun ini selesai dibangun oleh Burgerlijke Openbare Werken pada 1883 dan baru pada tahun 1885 diresmikan pembukaannya bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Tanjung Priok.[3]
Pengelolaan stasiun dan jalur kereta api Sunda Kelapa - Tanjung Priok diserahkan kepada jawatan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS). Sampai dengan tahun 1900, dalam sehari tidak kurang dari 40 perjalanan kereta api rute Tanjung Priok - Batavia SS pp dan NISM serta Tanjung Priok - Kemayoran pp.
Periode kedua
Sejak paruh akhir abad ke-19 hingga abad ke-20, aktivitas di pelabuhan Tanjung Priok kian meningkat, sehingga terjadi perluasan area pelabuhannya yang mengakibatkan stasiun Tanjung Priok digusur. Untuk menggantikannya, di tahun 1914 di sebelah Halte Sungai Lagoa dibangun stasiun baru yang lebih megah. Dalam pembangunan itu, SS menugaskan Ir. C.W. Koch sebagai arsitek utama.[3] Stasiun baru ini, dibuka untuk umum pada 6 April 1925 yang bertepatan dengan peluncuran pertama kereta listrik rute Priok - Meester Cornelis (Jatinegara).
Keseluruhan
Bandar pelabuhan yang dibangun pada 1877 pada masa Gubernur Jendral Johan Wilhelm van Lansberge yang berkuasa di Hindia Belanda pada tahun 1875-1881 itu semakin mengukuhkan perannya sebagai salah satu pelabuhan paling ramai di Asia setelah dibukanya Terusan Suez.
Stasiun ini menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Batavia yang berada di selatan. Alasan pembangunan ini karena pada masa lalu wilayah Tanjung Priok sebagian besar adalah hutan dan rawa-rawa yang berbahaya sehingga dibutuhkan sarana transportasi yang aman pada saat itu (kereta api). Pada akhir abad ke-19, pelabuhan Jakarta yang semula berada di daerah sekitar Pasar Ikan tidak lagi memadai, dan Belanda membangun fasilitas pelabuhan baru di Tanjung Priok.
Stasiun ini dibangun tepatnya pada tahun 1914 pada masa Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (1909-1916). Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.
Bahkan sejak diselesaikannya stasiun ini, telah timbul protes mengenai "pemborosan" yang dilakukan dalam pembangunan stasiun ini. Dengan 8 peron, stasiun ini amatlah besar, dan nyaris sebesar Stasiun Jakarta Kota yang pada masa itu bernama Batavia Centrum. Sementara, kereta api-kereta api kapal yang menghubungkan kota-kota seperti Bandung dengan kapal-kapal Stoomvaart Maatschappij Nederland dan Koninklijke Rotterdamsche Lloyd langsung menuju ke dermaga pelabuhan dan tidak menggunakan stasiun ini. Stasiun ini terutama hanya digunakan untuk kereta rel listrik yang mulai digunakan di sekitar Batavia pada tahun 1925.[4]
Pada zaman Belanda, di stasiun ini juga tersedia ruang penginapan sementara bagi para penumpang yang akan menunggu kedatangan kapal laut untuk melanjutkan perjalanan. Kamar-kamar tersebut terletak di sayap kiri bangunan yang memang disediakan untuk penumpang.[3]
Stasiun ini, terbilang hanya 16 tahun mengalami kejayaan. Pembukaan Bandara Kemayoran yang melayani penerbangan umum sejak tahun 1940 mulai menjadi saingan berat bagi stasiun ini, karena banyak penumpang yang beralih ke moda transportasi udara dalam perjalanan mereka, dari dan ke Jawa menuju Batavia.[3] Hal ini juga ditunjang dengan jauhnya letak dari stasiun yang baru dari Pelabuhan Laut Tanjung Priok, walaupun pada masa itu, para penumpang dilayani dengan bus feeder rute pelabuhan - Stasiun Tanjung Priok pp.
Selain itu situasi Perang Dunia II yang meluas ke Hindia Belanda membuat perawatan stasiun menjadi terabaikan. Malah dalam masa pendudukan pemerintah militer Jepang, stasiun ini lebih diutamakan untuk kepentingan perang dan mengirim para romusha keluar Jawa.[3]
Keadaan terkini
Menjelang awal abad ke-21, kondisinya sempat tidak terawat. Meskipun demikian, stasiun peninggalan pemerintah Hindia Belanda ini tampaknya seakan tidak peduli dengan perubahan suasana di sekitarnya. Seakan tidak peduli dengan teriknya hawa di pinggir pantai Tanjung Priok, kerasnya kehidupan pelabuhan, dan hilir mudiknya kendaraan besar seperti kontainer bahkan semrawutnya terminal bus di depannya.
Tetapi kita masih dapat membayangkan betapa artistiknya seni perpaduan antara gaya neo klasik dengan gaya kontemporer. Tak aneh jika bangunan ini pernah berjaya, sebagai salah satu stasiun kebanggaan warga Batavia di era akhir abad ke-18.
Semakin masuk ke dalam bangunan stasiun itu, kondisi bangunan yang memprihatinkan itu semakin terkuak. Atap bangunan yang menjadi saksi perkembangan Kota Jakarta ini sudah terlepas di sana-sini. Kaca-kaca dan kerangka atap bangunan sudah mulai lekang dimakan usia. Areal peron sebagian sudah tidak terawat bahkan di sisi barat sudah dipenuhi oleh para tunawisma dan tunawicara
Kemunduran fisik stasiun itu bermula ketika stasiun itu tidak berfungsi lagi sebagai stasiun penumpang pada awal Januari 2000. Pengebirian fungsi itu membuat pemasukan dana dari tiket peron semakin berkurang. Inilah yang menyebabkan PT Kereta Api (Persero) menyewakan ruangan yang ada di depan bangunan stasiun. Maka bagian depan stasiun pun terisi pemandangan kantor-kantor jasa seperti penjualan tiket kapal laut, pengiriman barang hingga jasa penukaran uang asing sebelum akhirnya PT Kereta Api Indonesia memutuskan membuka kembali stasiun ini sebagai stasiun penumpang pada tahun 2009.
Persiapan dilakukan pada bulan November-Desember 2008 dengan dilaksanakannya renovasi besar-besaran terhadap fisik bangunan stasiun. Selanjutnya, proyek diteruskan dengan rehabilitasi fasilitas rel serta pembangunan perangkat sinyal elektrik pada awal tahun 2009. Pada tanggal 28 Maret 2009, stasiun ini dapat kembali difungsikan dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Stasiun ini pada saat itu melayani kereta ekonomi jarak jauh dan lokal Purwakarta. Sebelumnya, KRL Ekonomi AC/Commuter Line rute Tanjung Priok - Bekasi sempat melintas stasiun ini. Per 1 November 2014 semua kereta api yang tadinya berangkat dari stasiun ini dipindahkan ke Stasiun Pasar Senen. Alasannya, Stasiun Tanjung Priuk direncanakan akan dijadikan stasiun barang.[5] Tetapi, mulai 9 Februari 2016 perjalanan KA Lokal Purwakarta dan KA Lokal Cikampek dari yang sebelumnya pemberangkatan awalnya dari Stasiun Jakarta Kota dipindahkan kembali ke Stasiun Tanjung Priuk. Di Stasiun Jakarta Kota rencananya akan dilakukan persiapan infrastruktur pendukung KRL Bandara Soetta yang akan beroperasi pada pertengahan tahun mendatang.[1]
Sejak 21 Desember 2015 Stasiun Tanjung Priok kembali melayani KRL Jakarta Kota-Tanjungpriok setelah beberapa tahun tidak aktif. Stasiun ini setiap hari melayani enam kali perjalanan dari dan ke Stasiun Jakarta Kota.[6]
Selain melayani KRL dan KA barang, Stasiun Tanjung Priok juga dijadikan tempat parkir untuk KA Kertajaya dan KA Tawang Jaya yang keduanya merupakan KA penumpang rangkaian panjang yang terdiri dari enam belas gerbong kereta serta KA Menoreh.
Bangunan dan tata letak
Walau bukan stasiun pusat, stasiun ini terbilang modern pada masanya, dikarenakan banyak mempergunakan material besi baja yang disusun melengkung melingkupi enam jalur rel di dalamnya. Penggunaan struktur bangunan besi, apalagi besi baja, pada masa awal abad ke-20 membuat stasiun ini tidak ketinggalan tren dengan stasiun-stasiun besar di Eropa pada saat itu. [3]
Jendela di stasiun ini terbentuk atas garis-garus yang terdiri dari lis profil atap yang horizontal serta lubang-lubang pada cornice berupa ballustrade atapnya, garis-garis vertikal kolom-kolom, dan lekukan pada dinding menyerupai jendela selain jendela-jendela sesungguhnya yang berjalusi kayu.[3]
Kaca patri dan ornamen profil keramik, tampak menghiasi dinding stasiun. Dengan hiasan itu, maka stasiun tampak megah dan diperkuat dengan kolom-kolom besar dan kokoh pada beranda utama yang didukung dengan tangga di sepanjang bangunan.[3]
Layanan kereta api
Penumpang
Lokal/komuter ekonomi AC
- Walahar Ekspres/Lokal PWK, dari dan tujuan Purwakarta
- Jatiluhur/Lokal CKP, dari dan tujuan Cikampek
KRL/CommuterLine Jabodetabek
Pink Line, dari dan tujuan Jakarta Kota via Kampung Bandan
Barang
- Angkutan Barang Petikemas Saleha Limaspriuk, dari dan tujuan Surabaya lewat Cikarang dan Semarang.
- Angkutan Barang Petikemas Saleha Gedebage, dari dan tujuan Bandung.
Jadwal kereta api
Berikut ini adalah jadwal kereta api penumpang yang berhenti di Stasiun Tanjung Priuk per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017).
Harap diingat, jadwal ini hanya membahas perjalanan kereta api non-KRL.
No. KA | KA | Kelas | Tujuan | Tiba | Berangkat |
---|---|---|---|---|---|
323A | Jatiluhur/Lokal CKP | Lokal Ekonomi AC | Jakarta Tanjung Priok (TPK) | 06.47 | - |
325A | 07.18 | - | |||
321A | Walahar Ekspres/Lokal PWK | 08.16 | - | ||
324A | Purwakarta (PWK) | - | 09.55 | ||
326A | - | 11.05 | |||
322A | - | 16.15 | |||
327A | Jakarta Tanjung Priok (TPK) | 16.40 | - | ||
328A | Jatiluhur/Lokal CKP | Cikampek (CKP) | - | 17.10 | |
329A | Walahar Ekspres/Lokal PWK | Jakarta Tanjung Priok (TPK) | 17.14 | - | |
330A | Jatiluhur/Lokal CKP | Cikampek (CKP) | - | 19.05 |
Antarmoda pendukung
Jenis angkutan umum | Trayek | Tujuan |
---|---|---|
MetroMini[7] | 41 | Tanjung Priok–Pulo Gadung |
23 | Tanjung Priok–Marunda | |
24 | Tanjung Priok–Senen | |
Mikrolet[8] | M14 | Tanjung Priok–Cilincing |
M15 | Tanjung Priok–Kampung Bandan–Kota | |
M15A | Tanjung Priok–Mangga Dua–Kota | |
M30A | Tanjung Priok–Pulo Gadung | |
Koperasi Wahana Kalpika (KWK)[8] | U01 | Tanjung Priok–Pulo Gebang |
U03A | Tanjung Priok–Sukapura | |
U05 | Tanjung Priok–Bulak Turi | |
U06 | Tanjung Priok–Walang Baru | |
U07 | Tanjung Priok–IGI | |
U08 | Tanjung Priok–Rorotan | |
U09 | Tanjung Priok–Cilincing | |
Mayasari Bakti[9] | AC25 | Bekasi–Tanjung Priok |
AC42 | Cileungsi–Tanjung Priok | |
P14 | Tanah Abang–Tanjung Priok | |
Maya Raya | Cikarang–Tanjung Priok | |
PPD[10] | 43 | Cililitan–Tanjung Priok |
Transjakarta | 10 | Tanjung Priok–PGC 2 |
12 | Tanjung Priok–Penjaringan | |
DAMRI | Tanjung Priok–Bandara[11] | |
Jasa Utama[12] | P125 | Tanjung Priok–Tosari |
P159 | Tanjung Priok–Grogol |
Referensi
- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ a b c d e f g h Murti Hariyadi, Ibnu; Basir, Ekawati; Pratiwi, Mungki Indriati; Ubaidi, Ella; Sukmono, Edi (2016). Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia. Jakarta: PT. Kereta Api Indonesia (Persero). hlm. 15 – 24. ISBN 978-602-18839-3-8.
- ^ "Majalah KA", Majalah KA, Agustus 2014
- ^ Rachman, Taufik (13 November 2014), "Stasiun Tanjung Priok Fokus Kereta Barang", Republika
- ^ Agustinus, Michael (21 Desember 2015), "KRL Kota-Tanjung Priok 'Hidup Lagi'", Detik Dot Com
- ^ "Rute Metro Mini dan Kopaja di Jakarta". e-transportasi. Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ a b "Mikrolet – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ "Rute dan Tarif Bus Mayasari Bakti". e-transportasi. Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ "PPD – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ "Jadwal Bus Damri Dari Dan Ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta". BusBandara.com (dalam bahasa Inggris). 2014-12-13. Diakses tanggal 2018-06-27.
- ^ "Jasa Utama – TransportUmum – Jakarta". www.transportumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-27.
Pranala luar
(Indonesia) Situs resmi KCI dan jadwal KRL tahun 2018
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
menuju Templat:KAI stations
| Templat:KAI lines Jakarta Kota–Tanjung Priok | Terminus | ||
Templat:KAI lines | menuju Templat:KAI stations
|
Koordinat: 6°06′40″S 106°52′51″E / 6.1112083°S 106.8808472°E{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman