Kereta api Turangga: Perbedaan antara revisi
k ←Suntingan Teddy Winangun (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Alqhaderi Aliffianiko |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 83: | Baris 83: | ||
|- |
|- |
||
| [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] || - || 16.30 |
| [[Stasiun Surabaya Gubeng|Surabaya Gubeng]] || - || 16.30 |
||
|- |
|||
| [[Stasiun Wonokromo|Wonokromo]] || 17.06 || 17.08 |
|||
|- |
|- |
||
| [[Stasiun Mojokerto|Mojokerto]] || 17.41 || 17.45 |
| [[Stasiun Mojokerto|Mojokerto]] || 17.41 || 17.45 |
Revisi per 26 Desember 2016 11.07
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Berkas:Plat nama KA Turangga.png | |
Informasi umum | |
---|---|
Jenis layanan | Kereta api ekspres |
Status | Beroperasi |
Daerah operasi | Daerah Operasi VIII Surabaya |
Pendahulu | - |
Mulai beroperasi | 2 September 1995 (eksekutif dan bisnis) 11 Oktober 1999 (eksekutif satwa) |
Operator saat ini | PT Kereta Api Indonesia |
Jumlah penumpang harian | 700-900 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan] |
Lintas pelayanan | |
Stasiun awal | Bandung |
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. |
Stasiun akhir | Surabaya Gubeng |
Jarak tempuh | 699 km |
Waktu tempuh rerata | 12 jam 51 menit (Surabaya Gubeng-Bandung) 12 jam 42 menit (Bandung-Surabaya Gubeng) |
Frekuensi perjalanan | Sekali pergi pulang sehari |
Jenis rel | Rel berat |
Pelayanan penumpang | |
Kelas | Eksekutif |
Pengaturan tempat duduk | 50 tempat duduk disusun 2-2, reclining and revolving seat |
Fasilitas restorasi | Ada, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia. |
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas. |
Fasilitas hiburan | Ada |
Fasilitas bagasi | Ada |
Fasilitas lain | Lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara. |
Teknis sarana dan prasarana | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Elektrifikasi | - |
Kecepatan operasional | 50 s.d. 100 km/jam |
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI |
Nomor pada jadwal | 49-50 |
Kereta api Turangga adalah kereta api kelas eksekutif yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Bandung Hall (BD) - Surabaya Gubeng (SGU) dan sebaliknya.
KA Turangga pertama kali beroperasi pada tanggal 02 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu sekitar 12,5-13 jam dan berhenti di Stasiun Bandung, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Sumpiuh(hanya KA49),Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Wilangan(hanya KA49) Nganjuk, Kertosono, Jombang, Mojokerto, dan terakhir Surabaya Gubeng.
Kereta api dengan desain layanan kelas Eksekutif Satwa ini menawarkan alternatif perjalanan Bandung-Surabaya dan sebaliknya pada malam hari, oleh karena itu pada pengumuman nama kereta di stasiun pemberhentian, kereta ini sering ditambahkan istilah 'Ekspres Malam'; untuk perjalanan pada siang hari dilayani oleh kereta api Argo Wilis, sebuah kereta api kelas Eksekutif Argo yang beroprasi di jalur luar Jakarta.
Asal usul nama
Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai keadaan. Diharapkan dengan nama ini, kualitas pelayanan di dalam kereta api ini semakin meningkat sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.
Operasional
Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas Bisnis dan Eksekutif. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas Eksekutif Satwa, seiring dengan datangnya rangkaian baru dari PT Inka. (K1-995xx, nomor baru K1 0 99 XX). Kelas bisnis untuk jalur ini pun dialihkan ke KA Mutiara Selatan, dan rangkaian bisnis Turangga dipakai oleh KA Gajayana yang baru beroperasi.
Kereta Api Ekspres Malam Turangga berangkat dari Stasiun Bandung (BD) pada pukul 19.30 WIB dan dari Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) pada pukul 16.30 WIB. Rangkaian KA Turangga terdiri dari 6-8 kereta penumpang kelas Eksekutif, ada yang memiliki kaca (seperti) pesawat dan yang memiliki kaca lebar (K1), 1 kereta makan (KM1/M1), 1 gerbong pembangkit (P), dan 1 gerbong bagasi (B).
Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian kereta api Turangga diganti dengan rangkaian kereta (seperti) pesawat yang memiliki interior hijau. Meskipun kereta retrofit, kereta retrofit ini sebagian yang buatan tahun 60-an, tidak seperti rangkaian KA Turangga asli yang dibuat tahun 1999 di INKA. (Meskipun beberapa kereta buatan 1999 juga diretrofit) Namun, dewasa ini, KA Ekspres Malam Turangga tidak sepenuhnya lagi menggunakan kereta (seperti) pesawat. Satu rangkaian kereta retrofit tersebut kini dibawa rangkaian Kereta api Sancaka relasi Surabaya Gubeng-Yogyakarta.
Pada pagi hari di Bandung, rangkaian kereta ini akan digunakan sebagai KA Argo Parahyangan Tambahan relasi bandung-jakarta. Sekarang KA Turangga tidak lagi sepenuhnya menggunakan KA retrofit, kini juga menggunakan rangkaiannya yang lama buatan 1999 dan eks-Gajayana buatan 2001, serta tidak jarang bertukar rangkaian dengan Kereta api Bangunkarta.
Tarif
Tarif kereta api ini adalah antara Rp 210.000,00 - Rp 500.000,00, bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan kereta api ini pada stasiun yang berada dalam rute berikut.
- Surabaya-Madiun dan Madiun-Yogyakarta maupun sebaliknya: Rp 80.000,00
- Banjar-Bandung maupun sebaliknya: Rp 70.000,00
Jadwal
Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA Turangga per 1 April 2015 (berdasarkan Gapeka 2015).
Per 1 Desember 2015, KA ini juga berhenti di Kertosono.
Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan |
---|---|---|
KA 55 Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung) | ||
Surabaya Gubeng | - | 16.30 |
Mojokerto | 17.41 | 17.45 |
Jombang | 18.08 | 18.11 |
Kertosono | 18.27 | 18.30 |
Nganjuk | 18.51 | 19.01 |
Madiun | 19.42 | 19.49 |
Solo Balapan | 21.03 | 21.09 |
Yogyakarta Tugu | 21.56 | 22.11 |
Sumpiuh | 23.57 | 23.59 |
Banjar | 01.32 | 01.38 |
Tasikmalaya | 02.28 | 02.36 |
Cipeundeuy | 03.24 | 03.34 |
Bandung Hall | 05.16 | - |
KA 56 Turangga (Bandung-Surabaya Gubeng) | ||
Bandung Hall | - | 17.45 |
Cipeundeuy | 19.27 | 19.37 |
Tasikmalaya | 20.25 | 20.32 |
Banjar | 21.22 | 21.28 |
Notog | 23.09 | 23.17 |
Kebumen | 23.48 | 23.57 |
Kutoarjo | 00.22 | 00.37 |
Yogyakarta Tugu | 01.29 | 01.48 |
Solo Balapan | 02.35 | 02.42 |
Madiun | 03.56 | 04.05 |
Nganjuk | 04.46 | 04.49 |
Kertosono | 05.10 | 05.13 |
Jombang | 05.29 | 05.32 |
Mojokerto | 05.55 | 05.58 |
Wonokromo | 06.31 | 06.33 |
Surabaya Gubeng | 06.39 | - |
Transportasi antarmoda pendukung
Menuju Bali
KA Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi dari Bandung ke objek wisata yang ada di Pulau Bali dan sekitarnya. Setiba di Surabaya, penumpang transit ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng untuk kemudian meneruskan perjalalan ke Banyuwangi dengan Mutiara Timur Pagi dan sampai di Banyuwangi pada sore hari. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan bus kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan Damri menuju Denpasar, Bali. Demikian juga sebaliknya, berangkat dari Banyuwangi dengan menggunakan KA Mutiara Timur Pagi untuk sampai di Surabaya Gubeng, kemudian transit di ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng dan meneruskan perjalanan menuju Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kroya, Banjar, Tasikmalaya, maupun Bandung dengan menggunakan KA Turangga.
Menuju Jakarta
KA Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi penghubung dari Surabaya Gubeng ke objek wisata yang ada di Jakarta dan sebaliknya. Untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Gambir dengan Argo Parahyangan pagi dan sampai di gambir pada siang hari.
Galeri
-
KA Turangga
-
Papan nama asli kereta api Turangga pada dinding luar kereta
-
Kereta api Turangga menikung
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia