Lokomotif C11
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | Uap |
Produsen | Hartmann, Jerman |
Nomor seri | C11 |
Tanggal dibuat | 1879 - 1891 |
Jumlah dibuat | 40 unit |
Spesifikasi roda | |
Notasi Whyte | 2-6-0 |
Susunan roda AAR | 1-C |
Klasifikasi UIC | 1'C |
Dimensi | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Panjang | 8.575 mm |
Berat | |
Berat kosong | 33,6 ton |
Bahan bakar | |
Jenis bahan bakar | Kayu jati |
Sistem mesin | |
Kinerja | |
Kecepatan maksimum | 50 km/h |
Daya mesin | 330 hp |
Lain-lain |
Lokomotif C11 adalah lokomotif yang memiliki susunan roda 2-6-0 serta dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam dan memiliki daya 330 hp (Horse Power). Lokomotif ini memiliki berat 33,6 ton dan panjang 8.575 mm.
Pada tahun 1875 - 1891, pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) telah mampu membangun jalur kereta api di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jalur kereta api tersebut antara lain Surabaya - Malang - Kertosono - Madiun - Solo dan Yogyakarta - Maos - Cilacap. Dengan selesainya pembangunan kedua jalur tersebut maka kota Batavia (Jakarta) dan kota Surabaya telah terhubung dengan sarana transportasi kereta api. Untuk melayani kedua jalur tersebut, SS membeli 40 unit lokomotif uap C11 dari pabrik Hartmann (Jerman). Lokomotif ini didatangkan secara bertahap pada tahun 1879 - 1891. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi kereta api di Sumatera Selatan, maka 7 unit lokomotif C11 milik SS dipindah dari Jawa ke Sumatera Selatan. Lokomotif C11 ditugaskan sebagai lokomotif untuk dinas langsir atau lokomotif penarik kereta penumpang/barang pada rute jarak pendek dan datar.[1]
Walaupun lokomotif C11 dan lokomotif C12 memiliki bentuk dan susunan roda yang sama namun secara teknis ada sedikit perbedaan. Lokomotif uap C11 memerlukan bahan bakar kayu jati untuk mendidihkan air dan menggerakkan menggerakkan injector pump. Tenaga uapnya digunakan untuk menggerakkan injector pump sehingga bisa memompa air dari tangki ke boiler. Di dalam boiler, hasil pembakaran bahan bakar digunakan untuk memanaskan air sehingga berubah menjadi uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, untuk selanjutnya uap dengan temperatur dan tekanan tinggi tersebut dialirkan untuk menggerakkan roda.
Dari 40 unit lokomotif C11, saat ini hanya tersisa 1 unit lokomotif C11, yaitu C 11 40. C 11 40 (mulai beroperasi tahun 1891) yang sebelumnya dipajang di Museum KA Ambarawa (Jawa Tengah), akan tetapi per tanggal 19 September 2024, lokomotif C 11 40 tersebut dipindahkan ke depan Stasiun Kediri.[2]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Lokomotif C1116, 1991
-
Lokomotif C1119 bersama lokomotif C2801 yang dibiarkan mangkrak di Depot lokomotif Karawang, 1995
-
Dari kiri ke kanan; Lokomotif C1119, TD1001, TC1004 (di dalam depo), dan C2801 yang dibiarkan mangkrak di Depot lokomotif Karawang, 1995
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Depo lokomotif
- Diesel elektrik
- Industri Kereta Api Madiun
- Daftar kecelakaan kereta api di Indonesia
- Kereta Api Indonesia
- Kereta api ringan
- C12
- C14
- C15
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 59. ISBN 978-602-0818-55-9.
- ^ Chusna, Asmaul (19-9-2024). "KAI resmikan monumen lokomotif di Stasiun Kediri". Diakses tanggal 23-09-2024.