Lokomotif C11

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lokomotif C11
Lokomotif C11
Lokomotif C1140 di Museum Kereta Api Ambarawa, 2008
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Jerman
Nomor seriC11
Tanggal dibuat1879 - 1891
Jumlah dibuat40 unit
Spesifikasi roda
Notasi Whyte2-6-0
Susunan roda AAR1-C
Klasifikasi UIC1'C
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Panjang8.575 mm
Berat
Berat kosong33,6 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarKayu jati
Sistem mesin
Kinerja
Kecepatan maksimum50 km/h
Daya mesin330 hp
Lain-lain



Lokomotif C11 adalah lokomotif yang memiliki susunan roda 2-6-0 serta dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam dan memiliki daya 330 hp (Horse Power). Lokomotif ini memiliki berat 33,6 ton dan panjang 8.575 mm.

Pada tahun 1875 - 1891, pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) telah mampu membangun jalur kereta api di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jalur kereta api tersebut antara lain Surabaya - Malang - Kertosono - Madiun - Solo dan Yogyakarta - Maos - Cilacap. Dengan selesainya pembangunan kedua jalur tersebut maka kota Batavia (Jakarta) dan kota Surabaya telah terhubung dengan sarana transportasi kereta api. Untuk melayani kedua jalur tersebut, SS membeli 40 unit lokomotif uap C11 dari pabrik Hartmann (Jerman). Lokomotif ini didatangkan secara bertahap pada tahun 1879 - 1891. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi kereta api di Sumatera Selatan, maka 7 unit lokomotif C11 milik SS dipindah dari Jawa ke Sumatera Selatan. Lokomotif C11 ditugaskan sebagai lokomotif untuk dinas langsir atau lokomotif penarik kereta penumpang/barang pada rute jarak pendek dan datar.[1]

Walaupun lokomotif C11 dan lokomotif C12 memiliki bentuk dan susunan roda yang sama namun secara teknis ada sedikit perbedaan. Lokomotif uap C11 memerlukan bahan bakar kayu jati untuk mendidihkan air dan menggerakkan menggerakkan injector pump. Tenaga uapnya digunakan untuk menggerakkan injector pump sehingga bisa memompa air dari tangki ke boiler. Di dalam boiler, hasil pembakaran bahan bakar digunakan untuk memanaskan air sehingga berubah menjadi uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, untuk selanjutnya uap dengan temperatur dan tekanan tinggi tersebut dialirkan untuk menggerakkan roda.

Dari 40 unit lokomotif C11, saat ini hanya tersisa 1 unit lokomotif C11, yaitu C 11 40. C 11 40 (mulai beroperasi tahun 1891) dipajang di Museum KA Ambarawa (Jawa Tengah).

Galeri[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 59. ISBN 978-602-0818-55-9.