Lokomotif B12: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
MerlIwBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: en:B12
Botrie (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: de, fr, nl, pt
Baris 54: Baris 54:
[[Kategori:Transportasi rel di Indonesia]]
[[Kategori:Transportasi rel di Indonesia]]


[[de:B12]]
[[en:B12]]
[[en:B12]]
[[fr:B12]]
[[nl:B12]]
[[pt:B12 (desambiguação)]]

Revisi per 4 Desember 2012 02.58

Lokomotif B12
Lokomotif B12
B12
Data teknis
Sumber tenagaUap
ProdusenWerkspoor, Belanda
Nomor seriB12
ModelB12
Tanggal dibuat1902
Jumlah dibuat28
Spesifikasi roda
Susunan roda AAR0-4-0
Klasifikasi UICB
Dimensi
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda850 mm
Panjang8180 mm
Lebar2670 mm
Berat
Berat kosong21 ton
Bahan bakar
Jenis bahan bakarKayu jati
Sistem mesin
Ukuran silinder340 mm X 370 mm
Kinerja
Kecepatan maksimum25 km/h
Daya mesin450 HP
Jari-jari lengkung terkecil170 m
Lain-lain

Pada perkembangan transportasi kereta api, pemerintah Hindia Belanda tidak hanya menerapkan teknologi kereta api, tetapi juga tram sebagai alat angkut penumpang di perkotaan. Pemerintah Hindia Belanda telah merancang jalan rel untuk transportasi umum di sejumlah kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya. Pemerintah Hindia Belanda memberikan konsesi kepada perusahaan kereta api swasta Semarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) pada tahun 1881 dan perusahaan kereta api swasta Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJSM) pada tahun 1886. SJS mendapat konsesi untuk membangun jalan rel di kota Semarang dan sekitarnya sedangkan OJS mendapat konsesi untuk membangun jalan rel di kota Surabaya dan sekitarnya. SJS membangun jalan rel di kota Semarang pada tahun 1882 – 1883 dengan panjang 12 km yaitu pada rute Pendrikan - Jurnatan, rute Jurnatan - Jomblang, rute Jurnatan - Bulu, rute Jurnatan - Samarang Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan rute Jurnatan - pelabuhan Semarang. Sedangkan OJS membangun jalan rel di kota Surabaya pada tahun 1889 - 1920 dengan panjang 47 km yaitu pada rute Ujung - Benteng - Surabaya Kota - Simpang - Wonokromo - Surabaya Pasar TuriPelabuhan Tanjung Perak dan rute Wonokromo - Sepanjang - Krian. Untuk melayani jalan rel tersebut, SJS dan OJS mendatangkan 45 lokomotif uap B12. 29 lokomotif B12 didatangkan dari pabrik Beyer Peacock (Inggris) pada tahun 1891 - 1910, 13 lokomotif B12 didatangkan dari pabrik Werkspoor (Belanda) pada tahun 1902 - 1903 dan 3 lokomotif B13 dirakit dari komponen cadangan lokomotif B13 milik OJS di Balai Yasa Groedo (Surabaya, Jawa Timur, Indonesia) pada tahun 1922 - 1923. 22 lokomotif B12 dioperasionalkan di jalan rel milik SJS dan 23 lokomotif B12 dioperasionalkan di jalan rel milik OJS. Pada saat itu, kehadiran tram dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti kuda atau pedati. Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, tram dianggap lebih cepat dibanding alat transportasi darat apapun saat itu. Masyarakat banyak yang memanfaatkan tram sebagai sarana transportasi dalam kota. Bahan bakar berupa kayu bakar yang digunakan untuk tram uap banyak terdapat di pulau Jawa.

Tram uap dengan susunan roda 0-4-0Tr merupakan lokomotif uap yang memiliki silinder berdimensi 340 mm X 370 mm pada sisi luar dengan roda penggerak berdiameter 850 mm. Berat keseluruhan 21 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25 km/jam.

Karena tidak mampu bersaing dengan moda transportasi darat yang lain, maka operasional tram di kota Semarang ditutup pada tahun 1975 dan di kota Surabaya ditutup pada tahun 1978. Dari 45 lokomotif B12, saat ini masih tersisa 1 lokomotif B12, yaitu B1239 (milik SJS, buatan pabrik Wekspoor, mulai operasional tahun 1903). B1239 dipajang di depan stasiun Surabaya Pasar Turi (Kota Surabaya).

Berkas:Images b12.jpeg
lokomotif B12

Lihat pula

Pranala luar