Bando Amin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andika Bernado (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Governor
{{Infobox Governor
|honorific-prefix = <small>[[Doktor|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]]</small>
|honorific-prefix = <small>[[Doktor|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]]</small>
|name = Bando Amin C. Kader
|name = Bando Amin
|honorific-suffix = <sub>[[Magister|M.M.]]</sub>
|honorific-suffix = <sub>[[Magister|M.M.]]</sub>
|image = Bando Amin.jpg
|image = Bando Amin.jpg

Revisi per 7 Agustus 2017 11.39

Bando Amin
Bando Amin sebagai Bupati Kepahiang
Bupati Kepahiang 1
Masa jabatan
7 Agustus 2005 – 30 Agustus 2015
Sebelum
Pengganti
Cik Asan Denn (penjabat)
Hidayatullah Sjahid
Informasi pribadi
Lahir
Bando Amin Ciwi Kader

30 November 1951
Muara Langkap, Bermani Ilir, Kepahiang
Kebangsaan Indonesia
Suami/istriIce Rakizah
AnakRita Prima Bendryanti
Epina Felizita
Rio Dinero
Alma materSTIA Maulana Yusuf Banten (S-1)
STIE-IPWI Jakarta (S-2)
Universitas Padjadjaran (S-3)
PekerjaanPolitikus
Pengusaha
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Bando Amin (lahir 30 November 1951) adalah bupati perdana Kabupaten Kepahiang berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Daerah Langsung pada tahun 2005 untuk periode 7 Agustus 2005 hingga 7 Agustus 2010 yang diraih bersama Abasri DJ selaku wakil bupatinya. Ia kembali memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Langsung pada tahun 2010, sehingga melanjutkan jabatannya sebagai bupati kabupaten Kepahiang bersama Bambang Sugianto sebagai wakil bupati Kepahiang untuk periode 7 Agustus 2010 hingga 30 Agustus 2015.[1]

Profil

Usai menamatkan sekolah menengah pertama di Curup, ia meminta izin kepada orang tuanya untuk meneruskan pendidikan sekolah menengah atas ke Bandung, karena saat itu ia bercita-cita untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung. Dikarenakan keterbatasan segalanya, ia justru bersekolah di sebuah sekolah teknik menengah di Cianjur, ikut seorang gurunya bernama Sulisman Manan yang berasal dari Bandar Bintuhan.

Usai STM, ia bekerja di PT Krakatau Steel, Cilegon. Berkat ketekunan, kerja keras, dan berprestasi di bidangnya, ia terpilih untuk tugas belajar teknologi baja billet di negara Meksiko (1974). Prestasi ini sangat membanggakan karena dia termasuk rombongan pertama orang Indonesia yang dikirim untuk belajar teknologi baja billet di luar negeri saat itu. Selanjutnya, ia kembali ditugaskan belajar baja slab di Hattingen, Jerman Barat (1982).

Semasa tinggal di Jerman Barat, ia kerapkali terlibat diskusi dengan para pemuda Indonesia yang tergabung dalam organisasi Pemuda Pelajar Indonesia (PPI) Jerman. Mereka seringkali membahas masalah-masalah aktual serta kepedulian terhadap ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia, tanpa kecuali upaya peningkatan perekonomian di tanah kelahirannya provinsi Bengkulu.

Kembali ke Indonesia, kariernya di PT Krakatau Steel terus meningkat, sehingga pernah dipercaya di berbagai jabatan penting. Di sela kesibukannya, semangat menuntut ilmu tak pernah surut. Ia melanjutkan studi ke STIA Maulana Yusuf Banten, hingga meraih gelar sarjana (S-1). Tak puas hanya sebagai sarjana, pria ramah dan bersahaja ini meneruskan ke Program Magister Manajeman (S-2) di STIE-IPWI Jakarta. Pada 22 Januari 2014, ia meraih gelar doktor (S-3) dari Universitas Padjadjaran. Ia juga mengelola Universitas Dehasen (1987-sekarang), serta pernah dipercaya sebagai anggota MPR RI (1999-2004). Bekal pendidikan, pengalaman dan pengetahuannya yang cukup luas itu, menjadi catatan khusus masyarakat di Kabupaten Kepahiang yang saat itu baru diresmikan sebagai kabupaten pada tahun 2003. Ketika Kabupaten Kepahiang menggelar Pilkada langsung 2005, ia merasa "terpanggil" untuk memberikan sumbangsih tenaga dan pikirannya memajukan daerahnya. Kemudian ia menetapkan niatnya maju dalam bursa kandidat bupati Kabupaten Kepahiang.

Setelah dipercaya sebagai bupati, ia dengan sigap melakukan proses percepatan pembangunan. Ia juga melakukan studi banding sekaligus mengundang para investor ke Kepahiang. Tak heran, ia harus melakukan perjalan ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Hongkong, Mesir, Perancis, dan lain-lain.

Kehidupan pribadi

Bando Amin menikah dengan Ice Rakizah, seorang kembang desa Taba Sating yang dikenalinya saat sekolah di Bandung. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang putri dan satu putra, yaitu Rita Prima Bendryanti, Epina Felizita, dan Rio Dinero.

Bando Amin lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya bernama Ciwi Kader, dan ibunya bernama Siti Asia. Walau terlahir dari keluarga dengan latar belakang petani, Bando tidak minder. Kondisi itulah yang memotivasi dirinya untuk selalu belajar dengan tekun dan ikhlas agar bisa menggapai cita-citanya, sehingga menjadi seorang yang memiliki lika-liku kehidupan yang hebat dan tangguh.

Gelar kebangsawanan

Selama menjabat sebagai bupati Kepahiang, Bando Amin telah dianugerahi lima gelar kebangsawanan. Gelar-gelar tersebut adalah:

  • Gelar dari adat Rejang: Rajo Rio Dipati Junjung
  • Gelar dari adat Jawa: Raden Wiromanggala
  • Gelar dari adat Sunda: Rakean Pangraksak Mitra Raharja
  • Gelar dari adat Bali: Ngurah Agung Wiranate
  • Gelar dari adat Minangkabau: Rang Kayo Maharajo Basa
  • Gelar dari Kesultanan Sa Buayan Mindanao: Dato' and Datuk Maharajalayla Sa Buayan Na Kepahiang[2]
  • Gelar dari adat Kerajaan Amantubillah Mempawah: Dato Petinggi Astana[3]

Galeri

Referensi

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Hidayatullah Sjahid
sebagai Penjabat Bupati
Bupati Kepahiang
2005–2015
Diteruskan oleh:
Hidayatullah Sjahid