Kota Bandung
Koordinat: 6°54′12.9″S 107°36′59.3″E / 6.903583°S 107.616472°E
Kota Bandung | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮊᮧᮒ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ |
| |
Julukan:
| |
Motto: Gemah ripah wibawa mukti (Sunda) Tenteram, makmur, berlimpah, menyenangkan | |
![]() Peta | |
Koordinat: 6°57′S 107°34′E / 6.95°S 107.57°E | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 25 September 1810 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Yana Mulyana |
• Wakil Wali Kota | - |
Luas | |
• Total | 167,31 km2 (64,60 sq mi) |
Ketinggian | 768 m (2,520 ft) |
Populasi | |
• Total | 2.518.260 |
• Kepadatan | 15.051/km2 (38,980/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 92,08% Kristen 7,39% —Protestan 5,22% —Katolik 2,17% Buddha 0,45% Hindu 0,06% Konghucu 0,01%[1] |
• Bahasa | Sunda, Indonesia |
• IPM | ![]() Sangat Tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode area telepon | +62 22 |
Pelat kendaraan | D xxxx A**/B*/C*/D*/E*/F* /M*/N*/O*/P*/R* |
Kode Kemendagri | 32.73 ![]() |
Kode SNI 7657-2010 | BDG |
DAU | Rp 1.776.235.910.000,- (2020)[4] |
Semboyan daerah | Bermartabat (Bersih, makmur, taat, dan bersahabat) |
Flora resmi | Anggrek bulan |
Fauna resmi | Owa Jawa |
Situs web | bandung |
Bandung (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮊᮧᮒ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ) adalah ibu kota provinsi Jawa Barat, Indonesia serta menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Secara kepadatan kota ini merupakan kota terpadat ke-2 di Indonesia setelah Jakarta dengan kepadatan penduduk mencapai 15.051/km2. Kota ini terletak 140 km sebelah Tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila. Kota Bandung Berbatasan dengan Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat di Barat dan Utara, dan Kabupaten Bandung di Timur dan Selatan.
Kota ini tercatat dalam berbagai sejarah penting, salah satunya sebagai tempat berdirinya sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB),[5] lokasi ajang pertempuran pada masa kemerdekaan,[6] serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955,[7] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kotanya Asia-Afrika.[8]
Pada tahun 1990 kota Bandung terpilih sebagai salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time.[9]
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Paris van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, konsorsium beberapa LSM internasional menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.[10] Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan.
Geografis[sunting | sunting sumber]
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkuk raksasa,[11] secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.[12]
Data iklim Bandung, Jawa Barat, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 32 (90) |
31 (88) |
32 (90) |
30 (86) |
31 (88) |
30 (86) |
30 (86) |
31 (88) |
32 (90) |
34 (93) |
33 (91) |
31 (88) |
34 (93) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 27.1 (80.8) |
27.3 (81.1) |
27.9 (82.2) |
28.3 (82.9) |
28.4 (83.1) |
28 (82) |
28 (82) |
28.6 (83.5) |
29.2 (84.6) |
29.2 (84.6) |
28.3 (82.9) |
27.9 (82.2) |
28.18 (82.66) |
Rata-rata harian °C (°F) | 23.3 (73.9) |
23.2 (73.8) |
23.5 (74.3) |
23.7 (74.7) |
23.7 (74.7) |
22.7 (72.9) |
22.5 (72.5) |
22.8 (73) |
23.3 (73.9) |
23.7 (74.7) |
23.5 (74.3) |
23.6 (74.5) |
23.29 (73.93) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 19.5 (67.1) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19 (66) |
17.5 (63.5) |
17 (63) |
17 (63) |
17.4 (63.3) |
18.3 (64.9) |
18.8 (65.8) |
19.3 (66.7) |
18.45 (65.26) |
Rekor terendah °C (°F) | 15 (59) |
15 (59) |
15 (59) |
13 (55) |
13 (55) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
13 (55) |
12 (54) |
15 (59) |
11 (52) |
Presipitasi mm (inci) | 224 (8.82) |
208 (8.19) |
260 (10.24) |
240 (9.45) |
168 (6.61) |
89 (3.5) |
64 (2.52) |
49 (1.93) |
94 (3.7) |
163 (6.42) |
258 (10.16) |
241 (9.49) |
2.058 (81,03) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 16 | 18 | 17 | 11 | 8 | 6 | 4 | 9 | 12 | 18 | 19 | 155 |
% kelembapan | 83 | 82 | 82 | 83 | 82 | 78 | 76 | 73 | 74 | 76 | 80 | 81 | 79.2 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 155 | 168 | 186 | 210 | 217 | 240 | 248 | 248 | 210 | 217 | 180 | 186 | 2.465 |
Sumber #1: Climate-Data.org (altitude: 692m)[13] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[14] & Weather Atlas[15] |
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Parahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama Bandung diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibu kota yang lama di Dayeuhkolot. [16]
Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi. Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.
Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah Banda Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi. Langit yang berada di luar atmosfer adalah tempat yang menyaksikan, Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau Sang Hyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sanghyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk permukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[17] dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.[18]
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini dibakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama Concordia, Jl. Asia Afrika, sekarang, berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April 2005.
Pada tanggal 24 April 2015, Konferensi Asia-Afrika kembali diadakan di kota ini setelah tanggal 20 April-23 April 2015 berlangsung di Jakarta.
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]
No. | Foto | Wali Kota[19] | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Wali Kota |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Masa Hindia Belanda ![]() | |||||||
1 | E.A. Maurenbrecher | 1906 | 1907 | 1 | Tidak Ada | ||
2 | R.E. Krijboom | 1907 | 1908 | 2 | |||
3 | J.A. van Der En | 1909 | 1910 | 3 | |||
4 | J.J. Verwijk | 1910 | 1912 | 4 | |||
5 | C.C.B. van Vlenier | 1912 | 1913 | 5 | |||
6 | B. van Bijveld | 1913 | 1920 | 6 | |||
7 | Bertus Coops | 1920 | 1921 | 7 | |||
8 | Steven Anne Reitsma | 1921 | 1928 | 8 | |||
(7) | Bertus Coops | 1928 | 1934 | 9 | |||
9 | J.E.A. van Volsogen Kuhrt | 1934 | 1936 | 10 | |||
10 | J.M. Wesselink | 1936 | 1942 | 11 | |||
Masa Penjajahan Jepang ![]() | |||||||
1 | N. Beets | 1942 | 1945 | 12 | Tidak Ada | ||
Masa Kemerdekaan Indonesia ![]() | |||||||
1 | ![]() |
R.A. Atmadinata | 1945 | 1945 | 13 | Tidak Ada | |
2 | ![]() |
R. Syamsoerizal | 1945 | 1947 | 14 | ||
3 | ![]() |
Ukar Bratakusumah | 1947 | 1949 | 15 | [ket. 1] | |
4 | ![]() |
R. Enoch | 1949 | 1957 | 15 | ||
5 | ![]() |
R. Priatna Kusumah | 1957 | 1966 | 16 | . | |
6 | ![]() |
R. Didi Djukardi | 1966 | 1968 | 17 | [ket. 2] | |
7 | ![]() |
R. Hidayat Sukarmadidjaja | 1968 | 1971 | 18 | ||
8 | ![]() |
Otje Djundjunan | 1971 | 1976 | 19 | ||
9 | ![]() |
Utju Djoenaedi | 1976 | 1978 | 20 | ||
10 | ![]() |
R. Husein Wangsaatmadja | 1978 | 1983 | 21 | ||
11 | ![]() |
H. Ateng Wahyudi |
1983 | 1988 | 22 | ||
1988 | 1993 | 23 | |||||
Matin Burhan (1990–95) | |||||||
12 | ![]() |
Wahyu Hamidjaja | 1993 | 1998 | 24 | ||
E. Soedarsono (1995–2000) | |||||||
13 | ![]() |
H. AA Tarmana | 16 September 1998 | 16 September 2003 | 25 | ||
Lowong | |||||||
14 | ![]() |
H. Dada Rosada S.H., M.Si. |
16 September 2003 | 16 September 2008 | 26 | Jusep Purwasuganda (2003–04) | |
Lowong | |||||||
16 September 2008 | 16 September 2013 | 27 | Ayi Vivananda | ||||
15 | ![]() |
Mochamad Ridwan Kamil S.T., MUD. |
16 September 2013 | 5 September 2018 | 28 | Oded Muhammad Danial | |
— | ![]() |
Oded Muhammad Danial | 5 September 2018 | 16 September 2018 | [ket. 3] | — | |
— | Dadang Supriatna | 16 September 2018 | 20 September 2018 | — | [ket. 4] | — | |
16 | ![]() |
Oded Muhammad Danial | 20 September 2018 | 10 Desember 2021 | 29 | [ket. 5] | Yana Mulyana |
— | ![]() |
Yana Mulyana | 10 Desember 2021 | 18 April 2022 | [ket. 6] | ||
17 | 18 April 2022 | Petahana | — |
- Catatan
- ^ Antara 1948 dan 1949 merangkap sebagai Gubernur Jawa Barat
- ^ Pada Agustus 1968, R. Didi Djukardi ditangkap karena diduga terlibat G 30 S/PKI
- ^ Diangkat menjadi pelaksana tugas setelah Ridwan Kamil dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat[20]
- ^ Pelaksana harian karena masa jabatan sebelumnya sudah habis
- ^ Meninggal dunia di tengah masa jabatan pada 10 Desember 2021[21]
- ^ Pelaksana Tugas
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh wali kota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih wali kota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Bandung dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi pada Periode | ||
---|---|---|---|
2009-2014[22] | 2014-2019[23] | 2019-2024[24] | |
PKB | 0 | ![]() |
![]() |
Gerindra | 3 | ![]() |
![]() |
PDI-P | 7 | ![]() |
![]() |
Golkar | 6 | ![]() |
![]() |
NasDem | (baru) 4 | ![]() | |
PKS | 9 | ![]() |
![]() |
PPP | 3 | ![]() |
![]() |
PSI | (baru) 3 | ||
PAN | 1 | ![]() |
![]() |
Hanura | 0 | ![]() |
![]() |
Demokrat | 20 | ![]() |
![]() |
PDS | 1 | ||
Jumlah Kursi | 50 | ![]() |
![]() |
Jumlah Partai | 8 | ![]() |
![]() |
Kecamatan[sunting | sunting sumber]
Kota Bandung memiliki 30 kecamatan dan 151 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.404.589 jiwa dengan luas wilayah 167,67 km² dan sebaran penduduk 14.341 jiwa/km².[25][26]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bandung, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
32.73.05 | Andir | 6 | |
32.73.10 | Astana Anyar | 6 | |
32.73.20 | Antapani | 4 | |
32.73.24 | Arcamanik | 4 | |
32.73.03 | Babakan Ciparay | 6 | |
32.73.21 | Bandung Kidul | 4 | |
32.73.15 | Bandung Kulon | 8 | |
32.73.09 | Bandung Wetan | 3 | |
32.73.12 | Batununggal | 8 | |
32.73.04 | Bojongloa Kaler | 5 | |
32.73.17 | Bojongloa Kidul | 6 | |
32.73.22 | Buahbatu | 4 | |
32.73.18 | Cibeunying Kaler | 4 | |
32.73.14 | Cibeunying Kidul | 6 | |
32.73.25 | Cibiru | 4 | |
32.73.06 | Cicendo | 6 | |
32.73.08 | Cidadap | 3 | |
32.73.29 | Cinambo | 4 | |
32.73.02 | Coblong | 6 | |
32.73.27 | Gedebage | 4 | |
32.73.16 | Kiaracondong | 7 | |
32.73.13 | Lengkong | 7 | |
32.73.30 | Mandalajati | 4 | |
32.73.28 | Panyileukan | 4 | |
32.73.23 | Rancasari | 4 | |
32.73.11 | Regol | 7 | |
32.73.07 | Sukajadi | 5 | |
32.73.01 | Sukasari | 4 | |
32.73.19 | Sumur Bandung | 4 | |
32.73.26 | Ujungberung | 5 | |
TOTAL | 151 |
Demografi[sunting | sunting sumber]
Penduduk[sunting | sunting sumber]
Tahun | Jumlah penduduk | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1941 | 226.877 | |||||||||||
1950 | 644.475 | |||||||||||
2005 | 2.315.895 | |||||||||||
2006 | 2.340.624 | |||||||||||
2007 | 2.364.312 | |||||||||||
2008 | 2.390.120 | |||||||||||
2010 | 2.394.873 | |||||||||||
Sejarah kependudukan kota Bandung Sumber:[27] |
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh suku Sunda, sedangkan suku Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan suku lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).[17] Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini[28] kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah di mana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.[29]
Suku bangsa[sunting | sunting sumber]
Sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, karakteristik penduduk Kota Bandung berdasarkan suku bangsa sangat beragam dan memengaruhi keberagaman adat istiadat masyarakat Kota Bandung. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Bandung adalah orang Sunda, diikuti oleh Jawa, kemudian Tionghoa, Batak, Minangkabau, dan suku lainnya. Berikut adalah besaran penduduk Kota Bandung berdasarkan suku bangsa pada Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000;[30]
No | Suku | Jumlah 2000 | % |
---|---|---|---|
1 | Sunda | 1.625.373 | 76,53% |
2 | Jawa | 269.363 | 12,68% |
3 | Tionghoa | 70.173 | 3,31% |
4 | Batak | 37.465 | 1,76% |
5 | Minangkabau | 19.488 | 0,92% |
6 | Betawi | 8.987 | 0,42% |
7 | Cirebon | 2.939 | 0,14% |
8 | Banten | 615 | 0,03% |
9 | Suku lainnya | 89.486 | 4,21% |
Kota Bandung | 2.123.889 | 100% |
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan, presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada masa pergantian abad ke-20.
Pendidikan formal | SD atau MI negeri dan swasta | SMP atau MTs negeri dan swasta | SMA negeri dan swasta | MA negeri dan swasta | SMK negeri dan swasta | Perguruan tinggi | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 1023 | 250 | 184 | 25 | 96 | 130 | ||||||
Data sekolah di kota Bandung Sumber:[31] |
SMP Negeri[sunting | sunting sumber]
- SMP Negeri 1 Bandung
- SMP Negeri 2 Bandung
- SMP Negeri 3 Bandung
- SMP Negeri 4 Bandung
- SMP Negeri 5 Bandung
- SMP Negeri 6 Bandung
- SMP Negeri 7 Bandung
- SMP Negeri 8 Bandung
- SMP Negeri 9 Bandung
- SMP Negeri 10 Bandung
- SMP Negeri 11 Bandung
- SMP Negeri 12 Bandung
- SMP Negeri 13 Bandung
- SMP Negeri 14 Bandung
- SMP Negeri 15 Bandung
- SMP Negeri 16 Bandung
- SMP Negeri 17 Bandung
- SMP Negeri 18 Bandung
- SMP Negeri 19 Bandung
- SMP Negeri 20 Bandung
- SMP Negeri 21 Bandung
- SMP Negeri 22 Bandung
- SMP Negeri 23 Bandung
- SMP Negeri 24 Bandung
- SMP Negeri 25 Bandung
- SMP Negeri 26 Bandung
- SMP Negeri 27 Bandung
- SMP Negeri 28 Bandung
- SMP Negeri 29 Bandung
- SMP Negeri 30 Bandung
- SMP Negeri 31 Bandung
- SMP Negeri 32 Bandung
- SMP Negeri 33 Bandung
- SMP Negeri 34 Bandung
- SMP Negeri 35 Bandung
- SMP Negeri 36 Bandung
- SMP Negeri 37 Bandung
- SMP Negeri 38 Bandung
- SMP Negeri 39 Bandung
- SMP Negeri 40 Bandung
- SMP Negeri 41 Bandung
- SMP Negeri 42 Bandung
- SMP Negeri 43 Bandung
- SMP Negeri 44 Bandung
- SMP Negeri 45 Bandung
- SMP Negeri 46 Bandung
- SMP Negeri 47 Bandung
- SMP Negeri 48 Bandung
- SMP Negeri 49 Bandung
- SMP Negeri 50 Bandung
- SMP Negeri 51 Bandung
- SMP Negeri 52 Bandung
- SMP Negeri 53 Bandung
- SMP Negeri 54 Bandung
- SMP Negeri 55 Bandung
SMA Negeri[sunting | sunting sumber]
- SMA Negeri 1 Bandung
- SMA Negeri 2 Bandung
- SMA Negeri 3 Bandung
- SMA Negeri 4 Bandung
- SMA Negeri 5 Bandung
- SMA Negeri 6 Bandung
- SMA Negeri 7 Bandung
- SMA Negeri 8 Bandung
- SMA Negeri 9 Bandung
- SMA Negeri 10 Bandung
- SMA Negeri 11 Bandung
- SMA Negeri 12 Bandung
- SMA Negeri 13 Bandung
- SMA Negeri 14 Bandung
- SMA Negeri 15 Bandung
- SMA Negeri 16 Bandung
- SMA Negeri 17 Bandung
- SMA Negeri 18 Bandung
- SMA Negeri 19 Bandung
- SMA Negeri 20 Bandung
- SMA Negeri 21 Bandung
- SMA Negeri 22 Bandung
- SMA Negeri 23 Bandung
- SMA Negeri 24 Bandung
- SMA Negeri 25 Bandung
- SMA Negeri 26 Bandung
- SMA Negeri 27 Bandung
SMK Negeri[sunting | sunting sumber]
- SMK Negeri 1 Bandung
- SMK Negeri 2 Bandung
- SMK Negeri 3 Bandung
- SMK Negeri 4 Bandung
- SMK Negeri 5 Bandung
- SMK Negeri 6 Bandung
- SMK Negeri 7 Bandung
- SMK Negeri 8 Bandung
- SMK Negeri 9 Bandung
- SMK Negeri 10 Bandung
- SMK Negeri 11 Bandung
- SMK Negeri 12 Bandung
- SMK Negeri 13 Bandung
- SMK Negeri 14 Bandung
- SMK Negeri 15 Bandung
Perguruan Tinggi Negeri & Swasta[sunting | sunting sumber]
- Institut Teknologi Bandung
- Universitas Padjadjaran
- Universitas Katolik Parahyangan
- Universitas Pendidikan Indonesia
- UIN Sunan Gunung Djati [32]
- Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung)
- Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung (Poltekesos Bandung) [33]
- Politeknik Negeri Bandung (Polban)
- Politeknik Pos Indonesia (Poltekpos)
- Universitas Telkom(Tel-U)
- Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (ISBI)
- Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB)
- Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
- Universitas Pasundan (UNPAS)
- Universitas Islam Bandung (UNISBA)
- Universitas Widyatama (UTAMA)
- Universitas Islam Nusantara (UNINUS)
- Universitas Kristen Maranatha (Marnat)
- Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)
- Universitas Langlangbuana
- Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB)
Di Negara Indonesia, Kota Bandung memiliki IPM tertinggi yaitu sebesar 77.60 pada tahun 2010. Apresiasi peningkatan dan pemerataan pendidikan untuk masyarakat Nusantara dilakukan diantaranya melalui program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem). Dalam program beasiswa ini Anak asli timor berkesempatan melanjutkan studinya untuk tahun ajaran 2015 ke jenjang setingkat sekolah menengah atas di sejumlah daerah Tatar Pasundan, Jawa Barat. Pemerintah Kota Bandung akan mendorong program pendidikan bagi para siswa asal Papua dan berencana akan meningkatkan jumlah siswa Papua yang akan bersekolah di Bandung.[34][35][36][37] Program Adem bergulir sejak 2013. Memasuki tahun ketiga atau 2015 ini sudah 1.304 anak Papua menimba ilmu ke tingkat SMA atau SMK di Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Bali. Untuk program ADEM 2015 tercatat 505 anak Papua menempuh pendidikan SMA dan SMK di enam provinsi tersebut.[38]
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, kota Bandung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun 2007, kota Bandung telah memiliki 30 unit rumah sakit dan 70 unit puskesmas yang tersebar di kota ini,[39] di mana dari 17 unit rumah sakit tersebut diantaranya telah memiliki 4 pelayanan kesehatan dasar sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan.
Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 86 orang tenaga medis untuk melayani 100.000 penduduk.
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Sampai pada tahun 2004, kondisi transportasi jalan di kota Bandung masih buruk dengan tingginya tingkat kemacetan serta ruas jalan yang tidak memadai, termasuk masalah parkir dan tingginya polusi udara.[40] Permasalahan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya pengelolaan transportasi oleh pemerintah setempat yang tidak maksimal seperti rendahnya koordinasi antara instansi yang terkait, ketidakjelasan wewenang setiap instansi, dan kurangnya sumber daya manusia, serta ditambah tidak lengkapnya peraturan pendukung.
Infrastruktur pendukung[sunting | sunting sumber]
Sampai tahun 2000 panjang jalan di Kota Bandung secara keseluruhan baru mencapai 4.9% dari total luas wilayahnya dengan posisi idealnya mesti berada pada kisaran 15-20 %.[41] Pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas jalan dan penataan kawasan mesti menjadi perhatian bagi pemerintah kota untuk menjadikan kota ini menjadi kota terkemuka. Pada 25 Juni 2005, Jembatan Pasupati resmi dibuka,[42] untuk mengurangi kemacetan di pusat kota,[43] dan menjadi landmark baru bagi kota ini. Jembatan dengan panjangnya 2.8 km ini dibangun pada kawasan lembah serta melintasi Ci Kapundung dan dapat menghubungkan poros barat ke timur di wilayah utara kota Bandung.
Kota Bandung berjarak sekitar 180 km dari Jakarta melalui Cianjur, Puncak dan Bogor,[41] saat ini dapat dicapai melalui Jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) yang hanya berjarak sekitar 150 km dengan waktu tempuh antara 1,5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari jalan Tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), yang sudah dibangun sebelumnya.
Angkutan kota dan bus Kota[sunting | sunting sumber]
Untuk transportasi di dalam kota, masyarakat Bandung biasanya menggunakan angkutan kota atau yang lebih akrab disebut angkot.[44] Selain itu, bus kota dan taksi juga menjadi alat transportasi di kota ini. Sedangkan terminal bus antarkota dan provinsi di kota ini dilayani oleh Terminal Leuwipanjang untuk rute ke wilayah barat dan Terminal Cicaheum untuk rute timur. Travel point to point antara Bandung-Jakarta memiliki poolnya sendiri-sendiri, tetapi semua travel memiliki juga pool di Terusan Pasteur, jalan menuju tol Bandung-Jakarta.
Pada 24 September 2009, Trans Metro Bandung (TMB) resmi beroperasi, meskipun sempat diprotes oleh sopir angkot setempat.[45] TMB merupakan proyek pemerintah Kota Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, fasilitas dan kenyamanan yang terjamin serta tepat waktu ke tujuan.[46] Selain TMB, terdapat jenama bus rintisan BRT lainnya di Kota Bandung, yaitu Trans Bandung Raya yang dioperasikan DAMRI dan Trans Metro Pasundan. Trans Bandung Raya merupakan hasil penggantian armada lama bus kota yang dioperasikan DAMRI dengan bus bantuan Kemenhub pada tahun 2016. Rute yang dilayani DAMRI/TBR kini terbatas setelah kolapsnya keuangan DAMRI Bandung pada akhir tahun 2021.[47] Sementara itu, Trans Metro Pasundan diadakan melalui program Buy The Service berjenama Teman Bus.[48] Saat ini TMP telah melayani 5 koridor, 3 diantaranya menggantikan eks rute DAMRI/TBR. Berbeda dengan TMB, DAMRI/TBR maupun Teman Bus/TMP memiliki jangkauan tidak hanya di dalam Kota Bandung, namun juga ke daerah penyangga di area Cekungan Bandung (contoh Soreang, Jatinangor, dan Padalarang).
Pesawat[sunting | sunting sumber]
Kota Bandung memiliki sebuah pelabuhan udara yang bernama Bandar Udara Husein Sastranegara untuk menghubungkan kota ini dengan beberapa kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Menado, Yogyakarta, Batam, Mataram, Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Pangkalpinang, Semarang, dan Medan. Sedangkan untuk rute luar negeri diantaranya Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam.
Kapasitas Terminal Airport yang semula hanya dapat menampung 600.000 penumpang pertahun,kini dapat menampung hingga 3,4 juta penumpang pertahun yang terdiri dari terminal domestik dan terminal internasional. Sebelum terminal bandara ini dikembangkan,layanan penumpang keberangkatan maupun kedatangan domestik dan internasional dilayani dalam satu terminal.
Kereta api[sunting | sunting sumber]
Kota Bandung juga mempunyai dua stasiun kereta api utama, yakni Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong. Selain kereta api lokal, Stasiun Bandung dipergunakan sebagau pemberhentian kereta api jarak jauh kelas eksekutif dan campuran, sementara kereta api jarak jauh kelas ekonomi dilayani di Stasiun Kiaracondong. Selain kedua stasiun tersebut, terdapat lima stasiun KA lain, seperti Gedebage (khusus peti kemas), Cimindi, Andir, Ciroyom dan Cikudapateuh.[49]
Terdapat dua kereta api lokal yang melayani Kota Bandung, yakni kereta api lokal Bandung Raya dan Garut Cibatuan. Kereta api lokal Bandung Raya dipergunakan untuk transportasi lintas Purwakarta, Padalarang, dan Cicalengka. Sementara itu, Garut Cibatuan melayani penumpang dari Purwakarta hingga Garut. Selain kereta api lokal, terdapat beberapa kereta api antarkota tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur yang melayani penumpang di Bandung
Berikut beberapa tujuan kereta api lokal di Bandung:
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB)
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), sedang dibangun untuk menghubungkan Kota Jakarta dan Bandung dan direncanakan selesai pada 2023. Meskipun tidak terdapat stasiun KCJB di wilayah Kota Bandung, tetapi KCIC bekerja sama dengan KAI untuk menyediakan kereta api pengumpan. Kereta api penumpang tersebut rencananya akan melayani Stasiun Padalarang, sebagai hub kereta cepat, dan Stasiun Bandung.[50]
Pelayanan publik[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 2008, pemerintah merencanakan pembangunan Pusat Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage,[51] namun sempat diprotes warga setempat. Dan baru pada tahun 2010 wacana pembangunan PLTSa ini kembali digulirkan, di mana tendernya akan dilakukan pada November 2010 dan proyek ini akan dimulai pada awal 2011 dan diperkirakan selesai pada akhir 2012.[52]
Sementara untuk melayani kebutuhan akan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM kota Bandung saat ini baru mampu memasok air untuk 66 % dari total jumlah penduduknya.[53] Hal ini terjadi karena semakin berkurangnya debit air baku, baik sumber air dalam tanah maupun mata air. Sementara itu penggunaan sumber air dalam tanah di kota ini sudah memainkan penting dalam pemenuhan kebutuhan air minum sejak dimulai pembangunan kota ini di akhir abad ke-19, namun seiring dengan perkembangan kota terutama berkembangnya industri serta ditambah kurangnya regulasi dalam konservasi sumber air sehingga menjadikan masalah air minum semakin rumit dan perlu penangganan khusus.[54]
Saat ini sebagian besar sumur artesis milik PDAM, tidak lagi berfungsi termasuk andalan utama pasokan air baku dari Sungai Cisangkuy yang berasal dari Sungai Cilaki melalui Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca.[55] Selain itu pendistribusian air pada masyarakat kadang kala dilakukan secara bergilir dan juga air yang didistribusikan kotor dan keruh pada jam-jam tertentu.[56]
Perekonomian[sunting | sunting sumber]
Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006, 35.92 % dari total angkatan kerja penduduk kota ini terserap pada sektor perdagangan, 28.16 % pada sektor jasa dan 15.92 % pada sektor industri. Sedangkan sektor pertanian hanya menyerap 0.82 %, sementara sisa 19.18 % pada sektor angkutan, bangunan, keuangan dan lainnnya.[57]
Pada triwulan I 2010, kota Bandung dan sebagian besar kota lain di Jawa Barat mengalami kenaikan laju inflasi tahunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.[58] Sebagai faktor pendorong inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yang berupa interaksi permintaan-penawaran serta ekspektasi inflasi masyarakat. Walaupun secara keseluruhan laju inflasi pada kota Bandung masih relatif terkendali. Hal ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok sandang, yaitu penurunan harga emas perhiasan. Sebaliknya, inflasi Kota Bandung mengalami tekanan yang berasal dari kelompok transportasi, yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi yang dipengaruhi oleh harga minyak bumi di pasar internasional.
Sementara itu yang menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bandung masih didominasi dari penerimaan hasil pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan dari hasil perusahaan milik daerah atau hasil pengelolaan kekayaan daerah masih belum sesuai dengan realisasi.
Kelompok | Triwulan II 2009 | Triwulan III 2009 | Triwulan IV 2009 | Triwulan I 2010 | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bahan makanan | 5.30 | 4.35 | 4.02 | 3.96 | ||||||||
Makanan jadi | 5.93 | 6.21 | 5.85 | 5.39 | ||||||||
Perumahan | 2.62 | 0.11 | 1.74 | 1.97 | ||||||||
Sandang | 3.80 | 3.77 | 5.09 | -1.74 | ||||||||
Kesehatan | 5.52 | 5.40 | 5.32 | 2.20 | ||||||||
Pendidikan | 6.88 | 7.55 | 3.31 | 3.71 | ||||||||
Transporstasi | -9.11 | -8.64 | -5.98 | 1.09 | ||||||||
Total | 2.17 | 1.53 | 2.11 | 2.86 | ||||||||
Inflasi tahunan kota Bandung Sumber:[58] |
Pariwisata dan budaya[sunting | sunting sumber]
Sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda.
Diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung,[59] Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955,[60] Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega,[61] Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Museum Kota Bandung, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat diminati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.[62]
Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Indah Plaza, Paris Van Java Mall, Cihampelas Walk, Trans Studio Mall, Bandung Trade Center, Plaza Parahyangan, Balubur Town Square, dan Metro Trade Centre. Terdapat juga pusat rekreasi modern dengan berbagai wahana seperti Trans Studio Resort Bandung, Trans Studio Bandung, yang terletak pada lokasi yang sama dengan Trans Studio Mall.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini.[63] Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
Dalam menggerakan kepariwisataan penghargaan pariwisata yang secara konsisten dilaksanakan diantaranya adalah Sapta Pesona Kota Bandung[64] dan Bandung Awards.[65] Disamping itu, kepariwisataan kota Bandung tidak dapat dipisahkan dengan pemerintah tetangganya yang tergabung di dalam kawasan Metropolitan Bandung Raya, dalam meperkuat pariwisata di kawasan ini para stakeholder pariwisata bersepakat membangun pariwisata di kawasan ini yang mengacu kepada Deklarasi Pariwisata Bandung Raya[66] yang dimotori oleh Indonesian Tourism Journalist Association (ITJA)
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Masyarakat kota Bandung dan sekitarnya merupakan penggemar fanatik Persib Bandung atau dikenal dengan istilah bobotoh, Persib Bandung yaitu sebuah klub sepak bola yang bermain di kompetisi Liga Super Indonesia yang berdiri sejak tahun 1933,[67] klub ini menggunakan Stadion Siliwangi namun pada musim kompetisi LSI 2009-2010 Stadion Si Jalak Harupat juga digunakan klub ini untuk pertandingan kandang. Rencananya mulai tahun 2015 Persib Bandung menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api di kawasan Gede Bage, Bandung Timur sebagai markas dan tempat untuk laga kandang, Selain itu di kota ini terdapat juga beberapa klub lain seperti Garuda Bandung[68] yang bermain pada kompetisi IBL Indonesia.
Musik dan hiburan[sunting | sunting sumber]
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat Sunda di kota ini dan Jawa Barat pada umumnya, alat musik ini terbuat dari bahan bambu.
Bandung banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Bandung antara lain Noah, The Groove, Gigi, Burgerkill, /rif, Kahitna, The Rollies, Cokelat, Pas Band, Mocca, T-Five, P-Project serta banyak band indie lainya salah satunya yang go internasional yaitu The Sigit. Bandung juga memiliki sebuah orkestra yang bernama Bandung Philharmonic.
Penyanyi dari Bandung antara lain: Nazril Irham, Nira Diana, Muhammad Tulus, Melody Nurramdhani Laksani, Devi Kinal Putri, Beby Chaesara Anadila, Frieska Anastasia Laksani, Lala Karmela, Dira Sugandi, Cita Citata, Rieka Roslan, Tamara Bleszynski, Salman Aditya, Hedi Yunus, Yovie Widianto, Sammy Simorangkir, Tata Janeeta, Sherina Munaf, Nita Thalia, Meriam Bellina, Shinta Dewi, Ruth Sahanaya, Isyana Sarasvati, Dewi Lestari, Novia Kolopaking, Nicky Astria dan Nike Ardilla.
Di Bandung Terdapat Stasiun Radio Yang Terkenal Seperti : K-Lite, Prambors, Delta FM, I-Radio,Hard Rock FM, Ardan Radio, dan Oz Radio
Kuliner[sunting | sunting sumber]
- Sate Kambing Muda
- Bakso Tahu
- Batagor (Bakso Tahu Goreng)
- Cuankie
- Brownies Amanda
- Surabi
- Peuyeum
- Cendol
- Surabi
- Oncom
- Peuyeum Bandung
- Colenak
- Cireng
- Karedok
- Ambokueh
- Lotek
- Bandrek
- Bajigur
- Ketan Bakar
- Peuyeum Ketan
- Bandros
- Bala-bala (bakwan)
- BusKud
- Gehu (toge tahu)
- De Risol
- Comro (Oncom di Jero)
- Misro (Amis di Jero)
- Cireng (aci di goreng)
- Cimol (aci di gemol)
- Cilok (aci di colok)
- Cilung (aci di gulung)
- Gorolong Lamot
- Surandil
- Candil
- Endog-endogan
- Galendo
- Es Goyobod
- Seblak
- Tahu Gejrot
- Gehu Pedas
- Tahu Bulat
Cuaca[sunting | sunting sumber]
Data iklim Bandung, Jawa Barat, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 32 (90) |
31 (88) |
32 (90) |
30 (86) |
31 (88) |
30 (86) |
30 (86) |
31 (88) |
32 (90) |
34 (93) |
33 (91) |
31 (88) |
34 (93) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 27.1 (80.8) |
27.3 (81.1) |
27.9 (82.2) |
28.3 (82.9) |
28.4 (83.1) |
28 (82) |
28 (82) |
28.6 (83.5) |
29.2 (84.6) |
29.2 (84.6) |
28.3 (82.9) |
27.9 (82.2) |
28.18 (82.66) |
Rata-rata harian °C (°F) | 23.3 (73.9) |
23.2 (73.8) |
23.5 (74.3) |
23.7 (74.7) |
23.7 (74.7) |
22.7 (72.9) |
22.5 (72.5) |
22.8 (73) |
23.3 (73.9) |
23.7 (74.7) |
23.5 (74.3) |
23.6 (74.5) |
23.29 (73.93) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 19.5 (67.1) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19.2 (66.6) |
19 (66) |
17.5 (63.5) |
17 (63) |
17 (63) |
17.4 (63.3) |
18.3 (64.9) |
18.8 (65.8) |
19.3 (66.7) |
18.45 (65.26) |
Rekor terendah °C (°F) | 15 (59) |
15 (59) |
15 (59) |
13 (55) |
13 (55) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
11 (52) |
13 (55) |
12 (54) |
15 (59) |
11 (52) |
Presipitasi mm (inci) | 224 (8.82) |
208 (8.19) |
260 (10.24) |
240 (9.45) |
168 (6.61) |
89 (3.5) |
64 (2.52) |
49 (1.93) |
94 (3.7) |
163 (6.42) |
258 (10.16) |
241 (9.49) |
2.058 (81,03) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 16 | 18 | 17 | 11 | 8 | 6 | 4 | 9 | 12 | 18 | 19 | 155 |
% kelembapan | 83 | 82 | 82 | 83 | 82 | 78 | 76 | 73 | 74 | 76 | 80 | 81 | 79.2 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 155 | 168 | 186 | 210 | 217 | 240 | 248 | 248 | 210 | 217 | 180 | 186 | 2.465 |
Sumber #1: Climate-Data.org (altitude: 692m)[13] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[69] & Weather Atlas[15] |
Kota kembar[sunting | sunting sumber]
Kota-kota lain yang menjadi bagian dari proyek kota kembar dari kota Bandung adalah:
Fort Worth
Braunschweig
Bari
Bega Valley
Hamamatsu
Yingkou
Liuzhou
Topolcianky
Cebu
Suwon
Malang
Tianjin
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ a b "Administrasi Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama Kota Bandung 2021". www.bandungkota.bps.go.id. Diakses tanggal 31 Oktober 2021.
- ^ "Kota Bandung Dalam Angka 2020". 2020-04-27. Diakses tanggal 1 November 2020.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diakses tanggal 31 Oktober 2021.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 31 Oktober 2021.
- ^ Yat, H.Y., (1973), Development of higher education in Southeast Asia: problems and issues, Regional Institute of Higher Education and Development.
- ^ Toer, K.S., Kamil, E., (1999), Kronik revolusi Indonesia, Vol. 1, Kepustakaan Populer Gramedia, ISBN 978-979-9023-27-8.
- ^ Plummer, B.G., (2003), Window on freedom: race, civil rights, and foreign affairs, 1945-1988, UNC Press, ISBN 978-0-8078-5428-0.
- ^ See, S.T., Acharya, A., (2009), Bandung Revisited: The Legacy of the 1955 Asian-African Conference for International Order, NUS Press, ISBN 978-9971-69-393-0.
- ^ Rafael V. L., Mrázek R., (1990), Figures of criminality in Indonesia, the Philippines, and colonial Vietnam, SEAP Publications, ISBN 978-0-87727-724-8.
- ^ Suherman, S.A., (2009), Made in Bandung, DAR! Mizan, ISBN 978-979-752-872-0.
- ^ Suganda, Her, (2007), Jendela Bandung: pengalaman bersama Kompas, Penerbit Buku Kompas, ISBN 978-979-709-335-8.
- ^ http://www.bandung.go.id Iklim dan Wilayah (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ a b "Bandung - Climate graph, Temperature graph, Climate table". Climate-Data.org. Diakses tanggal 2015-11-04.
- ^ "Rerata Curah Hujan Kota Bandung - Zona Musim 83" (PDF). BMKG. hlm. 57. Diakses tanggal 17 Oktober 2021.
- ^ a b "Bandung, Indonesia - Monthly weather forecast and Climate data". Weather Atlas. Diakses tanggal 25 July 2020.
- ^ https://www.samsatkeliling.info/jadwal-samsat-keliling-bandung-2018.html
- ^ a b Edi Suhardi Ekajati, Sobana Hardjasaputra, Ietje Mardiana, (1985), Sejarah Kota Bandung, 1945-1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
- ^ http://www.ar.itb.ac.id Bandung Colonial City Revisited (diakses pada 14 Juli 2010)
- ^ "Walikota dan Wakil Walikota Bandung dari masa ke masa". Portal Bandung. Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kota Bandung. 12 Agustus 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-08. Diakses tanggal 29 November 2017.
- ^ Utara Jaya (7 September 2018). "Oded Danial Naik Tahta Lebih Awal". Kumparan.com. Diakses tanggal 21 September 2018 – via BandungKiwari.
- ^ Chyntia Sami Bhayangkara (10 Desember 2021). "Profil Wali Kota Bandung Oded M Danial, Meninggal saat Hendak Jadi Khatib Salat Jumat". Suara.com. Diakses tanggal 10 Desember 2021.
- ^ "Daftar Anggota DPRD Kota Bandung periode 2009-2014". Diakses tanggal 11-08-2019.
- ^ "Pelantikan Anggota DPRD Kota Bandung Masa Jabatan 2014-2019". DPRD Kota Bandung. Diakses tanggal 11-08-2019.
- ^ Annisa Nursalsabillah (22-07-2019). "Ini 50 Nama Anggota DPRD Kota Bandung Terpilih Periode 2019-2024". Detik News. Diakses tanggal 11-08-2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ jabar.bps.go.id Jumlah Penduduk Kota Bandung Diarsipkan 2010-09-23 di Wayback Machine.
- ^ Oey E., (2001), Java, Tuttle Publishing, ISBN 962-593-244-5
- ^ Sariyun, Y., Martodirdjo, H.S., (1993), Pembinaan disiplin di lingkungan masyarakat kota di Jawa Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
- ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diakses tanggal 10 Mei 2022.
- ^ nisn.jardiknas.org Data Siswa Diarsipkan 2010-09-09 di Wayback Machine.
- ^ "Sejarah | Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung". uinsgd.ac.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2020. Diakses tanggal 25 November 2020.
- ^ {{cite web|url=https://id.wikipedia.org/wiki/Politeknik_Kesejahteraan_Sosial
- ^ Dendi Ramdhani, Caroline Damanik (ed.) (Jumat, 14 Agustus 2015 19:30 WIB). "Ridwan Kamil: Bandung Punya Hubungan Batin dengan Papua". Regional.kompas.com. Diakses tanggal Jumat, 15 Agustus 2015 19:30 WIB.
- ^ Rida Widara (Jum'at, 14 Agustus 2015, 20:55 WIB). "Siswa Papua Lanjutkan Sekolah di Bandung Tanpa Biaya". Bandung.bisnis.com. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ "Wali Kota Bandung akan Menjadi Wali Murid 70 Siswa asal Papua". Infobandung.co.id. 14 Agustus 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-20. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ Nasri (2 Januari 2015). "Forum Kepala Sekolah Program ADEM Bandung-Cimahi Gelar Kegiatan Penguatan Motivasi". suarapapua.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-19. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ Baban Gandapurnama (Jumat 14 Aug 2015, 13:28 WIB). "96 Anak Papua Melanjutkan Sekolah di Jabar Lewat Program Adem". detikNews. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ http://www.depkes.go.id Diarsipkan 2010-07-20 di Wayback Machine. Profil kesehatan kota Bandung Diarsipkan 2011-09-02 di Wayback Machine. (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Sihombing, J., (2004), Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya kinerja pelaksanaan administratif Badan Koordinasi Transportasi Jalan (Bakortrans Jalan) kota Bandung Diarsipkan 2016-01-17 di Wayback Machine., Skripsi, Departemen Teknik Planologi, ITB.
- ^ a b Kartajaya, Hermawan, (2005), Attracting tourists, traders, investors: strategi memasarkan daerah pada era otonomi, Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-1284-6.
- ^ diskimrum.jabarprov.go.id Jalan Layang Pasupati Belum Atasi Kemacetan[pranala nonaktif permanen] (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ pustaka.pu.go.id Jembatan Layang Pasopati Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine. (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Berkmoes, R.V., (2010), Lonely Planet Indonesia, Lonely Planet, ISBN 978-1-74104-830-8
- ^ metrotvnews.com Trans Metro Bandung Dioperasikan Diarsipkan 2012-01-11 di Wayback Machine. (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Polisi Kawal Operasi Perdana Trans Metro Bandung (diakses pada 22 Juli 2010)
- ^ Putra, Yudha Maulana, Wisma. "DAMRI Bandung Berhenti Beroperasi Mulai Besok!". detiknews. Diakses tanggal 2022-04-15.
- ^ Media, Kompas Cyber (2021-12-28). "Trans Metro Pasundan Resmi Beroperasi, Simak Rute dan Jadwalnya". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-04-15.
- ^ Bagaskara, Bima. "7 Stasiun Kereta Paling Beken di Bandung Raya". detikjabar. Diakses tanggal 2022-06-01.
- ^ Liputan6.com (2021-12-10). "KA Feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung Berangkat Setiap 20 Menit". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-06-01.
- ^ http://www.antaranews.com Menristek Canangkan Pembangunan PLTSa Gedebage (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ http://www.apeksi.or.id Diarsipkan 2009-01-23 di Wayback Machine. PLTSa Gedebage Baru Selesai 2012 Diarsipkan 2011-10-19 di Wayback Machine. (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ http://www.pambdg.co.id Cakupan Layanan (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ Chilton J., (1999), Groundwater in the Urban Environment: Selected city profiles, Taylor & Francis, ISBN 978-90-5410-924-2.
- ^ http://www.bandung.go.id PDAM Kota Bandung Upayakan Pelestarian Kawasan Sumber Air Baku (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ http://www.pikiran-rakyat.com PDAM Kota Bandung Terkendala Mata Air Diarsipkan 2012-01-19 di Wayback Machine. (diakses pada 15 Juli 2010)
- ^ jabar.bps.go.id Tenaga Kerja Diarsipkan 2010-11-13 di Wayback Machine. (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ a b http://www.bi.go.id Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan I-2010 (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ http://www.perbendaharaan.go.id Diarsipkan 2010-08-11 di Wayback Machine. Kanwil XII Ditjen PBN Bandung Diarsipkan 2013-01-02 di Wayback Machine. (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ http://www.asianafrican-museum.org Gedung Merdeka (The Venue of the Asian African Conference) Diarsipkan 2007-03-25 di Wayback Machine. (diakses pada 16 Juli 2010)
- ^ http://www.museum-indonesia.net Diarsipkan 2010-03-16 di Wayback Machine. Museum Sri Baduga Diarsipkan 2009-09-06 di Wayback Machine. (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ http://www.bandungtourism.com Yayasan Margasatwa Tamansari (Jubileumpark), Museum & Pendidikan Diarsipkan 2010-12-13 di Wayback Machine. (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ http://www.klik-galamedia.com Week-end Frestival Kembangkan Potensi Kuliner Kota Bandung Diarsipkan 2012-01-17 di Wayback Machine. (diakses pada 20 Juli 2010)
- ^ sysadmin (2016-08-13). "Anugerah Pesona Pariwisata Bandung Sapta Pesona Jiwa dan Ruh Kepariwisataan Indonesia". Diakses tanggal 2017-02-14.
- ^ "Bandung Awards Bertekad Majukan Pariwisata di Kawasan Bandung". Tribun Jabar. Diakses tanggal 2017-02-14.
- ^ "Deklarasi Bersama Tingkatkan Kualitas Kepariwisataan Bandung Raya". www.faktabandungraya.com. Diakses tanggal 2017-02-14.
- ^ "Sejarah Lengkap PERSIB Bandung". www.persibhistory.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-09. Diakses tanggal 2021-02-25.
- ^ "Statistik Tim Garuda Speedy Bandung". NBLIndonesia.com. Diakses tanggal 17 Juli 2012.
- ^ "Rerata Curah Hujan Kota Bandung - Zona Musim 83" (PDF). BMKG. hlm. 57. Diakses tanggal 17 Oktober 2021.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
![]() |
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Bandung. |
![]() |
Wikivoyage memiliki panduan wisata Bandung. |
- (Indonesia) Situs web resmi Pemerintah Kota Bandung
- (Indonesia) Situs web resmi Dinas Pariwisata Kota Bandung
- (Indonesia) Informasi Terpadu Kawasan Bandung Utara
- (Indonesia) Informasi Jadwal Kereta Api di Stasiun Bandung Diarsipkan 2014-10-10 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Informasi rute angkot di Kota Bandung
- (Indonesia) Bandung Awards Diarsipkan 2021-05-14 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Informasi Bandung
- (Indonesia) Wisata Keluarga di Kota Bandung
- (Inggris) Visit Bandung Diarsipkan 2020-12-01 di Wayback Machine.
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 10.562.088 | ![]() Kota Bandung |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.423.877 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 2.874.314 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.196.396 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.444.160 | 9 | Bandar Lampung | Lampung | 1.166.066 | |||
4 | Medan | Sumatra Utara | 2.435.252 | 10 | Pekanbaru | Riau | 983.356 | |||
5 | Semarang | Jawa Tengah | 1.729.428 | 11 | Padang | Sumatra Barat | 909.040 | |||
6 | Palembang | Sumatra Selatan | 1.668.848 | 12 | Malang | Jawa Timur | 843.810 | |||
Sumber: Sensus Penduduk BPS, 2020. Catatan: Tidak termasuk Kota satelit. |