Stasiun Pulau Air
Artikel atau sebagian dari artikel ini terkait dengan bangunan yang sedang dibangun atau akan segera selesai. Informasi di halaman ini bisa berubah setiap saat (tidak jarang perubahan yang besar) seiring dengan penyelesaian bangunan tersebut. |
| |||||
| |||||
Stasiun Pulau Air | |||||
Lokasi | |||||
---|---|---|---|---|---|
Provinsi | Sumatra Barat | ||||
Kota | Padang | ||||
Kecamatan | Padang Selatan | ||||
Kelurahan | Pasa Gadang | ||||
Alamat | Jalan Pulau Aia | ||||
Sejarah | |||||
Dibuka | 1 Juli 1891 | ||||
Ditutup | Sekitar dekade 1980-an | ||||
Dibuka kembali | TBA | ||||
Nama sebelumnya | Poeloe-Ajer | ||||
Nama lain | Stasiun Puluaer, Pulau Aia, Pulau Aie | ||||
Informasi lain | |||||
Operator | Divisi Regional II Sumatra Barat | ||||
Kelas stasiun[1] | I | ||||
Letak[2] | km 2+574 lintas Padang–Pulau Air | ||||
Layanan | - | ||||
|
Stasiun Pulau Air (PLA) merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas I yang terletak di Pasa Gadang, Padang Selatan, Padang. Stasiun ini merupakan stasiun pertama yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda di Kota Padang, Sumatra Barat. Stasiun ini merupakan stasiun ujung sebelum menuju pelabuhan Muaro yang percabangannya dari Stasiun Padang. Stasiun yang termasuk dalam Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat ini masuk dalam rencana pengaktifan kembali rute kereta api di Pulau Sumatra.[3]
Sejak tahun 2007, Pemerintah Kota Padang resmi menetapkan stasiun ini sebagai cagar budaya berdasarkan inventaris Balai Pelestarian Cagar Budaya No. 69/BCB-TB/A/01/2007.[4]
Daftar isi
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Setelah dirintisnya jalan rel kereta api yang menghubungkan Kota Semarang dan Solo oleh perusahaan swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), pembangunan rel kereta api dilanjutkan kembali ke luar Pulau Jawa, terutama daerah yang mengandung kekayaan alam seperti Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Aceh. Keberadaan kereta api di Sumatra barat tidak terlepas dari ditemukannya pertambangan batu bara di Sawahlunto pada tahun 1868 oleh seorang insinyur pertambangan bernama Willem Hendrik de Greve.
Pembangunan jalan kereta api dilakukan oleh Perusahaan Kereta Api Negara Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS), dimulai dari Teluk Bayur ke Sawahlunto. Pada bulan Juli 1891, telah diselesaikan pembangunan jalan kereta api dari Pulo Aie ke Padang Panjang sepanjang 71 km. Pada November 1891, jalan kereta api tersebut mencapai Bukittinggi dengan panjang 90 km.
Jalur kereta api tersebut diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892 di Kota Padang, bersamaan dengan pembukaan Pelabuhan Teluk Bayur (Emmaheaven), dan pembukaan hubungan kereta api dari Padang hingga Muaro Kalaban.[5]
Reaktivasi[sunting | sunting sumber]
Reaktivasi jalur ini mulai digaungkan pada Desember 2013. Pada saat itu, PT KAI Divre II Sumatra Barat mulai melakukan pendataan dan penertiban terhadap rumah-rumah warga di pinggir jalur rel serta lapak Pasar Tarandam yang menempati bekas jalur kereta api. Proyek ini semula bertujuan agar kereta api dapat menjangkau Kota Tua Padang serta Pelabuhan Muaro.[6]
Dalam perkembangannya, jalur ini juga harus ditingkatkan dengan mengganti rel serta bantalannya mengingat usia prasarana yang sudah sangat tua dan dianggap tidak layak operasi. Untuk memenuhi kebutuhan pedagang dan konsumen di Pasar Tarandam, jalur ini juga direncanakan akan memiliki satu halte.[7][8]
Galeri[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia.
- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ "Live Facebook-Jalur KA dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air Potensial Kembangkan Pariwisata". Tribun Padang. Diakses tanggal 2019-08-23.
- ^ BPCB Sumatera Barat (2018). "Cagar Budaya Tak Bergerak Sumatera Barat" (PDF). Diakses tanggal 2019-08-24.
- ^ Yusman Karim, Yusman. Keberadaan Stasiun Kereta Api Pulo Aie Kota Padang (1971-1990) (Thesis).
- ^ Sudarsih, A. (2014). "Reaktivasi Jalur Padang-Puluaer". Majalah KA. 90: 28–29.
- ^ "Reaktivasi Jalur Kereta Api dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air Segera Dimulai". Tribun Padang. Diakses tanggal 2019-08-24.
- ^ Awe (2019-08-07). "Kereta Beroperasi di Simpang-Pulau Air Padang Tahun 2020". Berita Trans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-24.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
Stasiun sebelumnya | ![]() ![]() |
Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Terminus | Percabangan menuju Pulau Air | menuju Padang
|
![]() | Artikel bertopik stasiun kereta api ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
Koordinat: 0°57′39″S 100°21′58″E / 0.960701°S 100.366013°E