Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Danisamsoel (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Adityo Hendi (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 92: Baris 92:


== Profil jalur ==
== Profil jalur ==
Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono menggunakan rel tipe R54 dengan bantalan beton secara keseluruhan. Per 10 Februari 2021, laju maksimum kereta api yang diizinkan untuk melintasi jalur tersebut adalah 105 km/jam.<ref>[https://www.republika.co.id/berita/qo7czt484/kai-madiun-perjalanan-kereta-lebih-cepat-berkat-gapeka-2021 "KAI Madiun: Perjalanan Kereta Lebih Cepat Berkat Gapeka 2021"]. ''Republika''. 8 Februari 2021</ref> Pada tahun 2019, batas kecepatan di tikungan dekat [[Stasiun Kertosono]] dan bekas [[Stasiun Wilangan]] yaitu 80–90 km/jam, sementara batas kecepatan di petak jalan [[Stasiun Solo Jebres|Solo Jebres]]–[[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]] yaitu 70–80 km/jam.<ref name="Lampiran Gapeka 2019">M. I, Utep., S, R. Adi., K, Danang. (2019). "''Grafik Perjalanan Kereta Api: Walikukun–Kertosono–Mojokerto, Kertosono–Wlingi''". Lampiran I: Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 1781 Tahun 2019</ref>
Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono menggunakan rel tipe R54 dengan bantalan beton secara keseluruhan. Per 10 Februari 2021, laju maksimum kereta api yang diizinkan untuk melintasi jalur tersebut adalah 120 km/jam.<ref>[https://www.republika.co.id/berita/qo7czt484/kai-madiun-perjalanan-kereta-lebih-cepat-berkat-gapeka-2021 "KAI Madiun: Perjalanan Kereta Lebih Cepat Berkat Gapeka 2021"]. ''Republika''. 8 Februari 2021</ref> Pada tahun 2019, batas kecepatan di tikungan dekat [[Stasiun Kertosono]] dan bekas [[Stasiun Wilangan]] yaitu 80–90 km/jam, sementara batas kecepatan di petak jalan [[Stasiun Solo Jebres|Solo Jebres]]–[[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]] yaitu 70–80 km/jam.<ref name="Lampiran Gapeka 2019">M. I, Utep., S, R. Adi., K, Danang. (2019). "''Grafik Perjalanan Kereta Api: Walikukun–Kertosono–Mojokerto, Kertosono–Wlingi''". Lampiran I: Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 1781 Tahun 2019</ref>


== Jalur terhubung ==
== Jalur terhubung ==

Revisi per 29 September 2021 05.38

Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono
Jembatan Bengawan Madiun di Manguharjo, Madiun pada sore hari dengan kereta api Sri Tanjung yang sedang melintas
Ikhtisar
JenisJalur lintas utama
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
TerminusSolo Balapan
Kertosono
Stasiun24
Operasi
Dibuka1881–1884
PemilikDitjen KA, Kemenhub RI
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi VI Yogyakarta (Solo Balapan-Kedungbanteng)
Daerah Operasi VII Madiun (Walikukun-Kertosono)
Karakteristik lintasRel lintas datar
Data teknis
Lebar sepur1.067 mm
ElektrifikasiYa (Segmen Solo Balapan-Palur)
Kecepatan operasi60 s.d. 120 km/jam
Peta rute

KTA–PWS
SLO
Solo Balapan Y AS 2
Batas wilayah kerja KAI Commuter
Batas wilayah kerja Daop 6 YK
GD–SLO
Jalan DI Panjaitan
Jalan Wolter Monginsidi
SK
Solo Jebres 1 3 5
Jalan Ir. H. Juanda
BH-308
Jembatan Bengawan Solo Jurug
Flyover Palur
PL
Palur
KMR
Kemiri
GP
Grompol
MSR
Masaran
SR
Sragen
KRO
Kebonromo
KDB
Kedungbanteng
Daop 6 YK
Daop 7 MN
Jawa Tengah
Jawa Timur
WK
Walikukun
KG
Kedunggalar
NGW
Ngawi
GG
Geneng
Lanud Iswahyudi
MAG
Magetan
SMW
Semawur
Jalan Ringroad Madiun
BH ?
Jembatan Bengawan Madiun
depot minyak Pertamina
MN
Madiun
MN–PO
BBD
Babadan
CRB
Caruban
SRD
Saradan
WLG
Wilangan
BGR
Bagor
NJ
Nganjuk
SKM
Sukomoro
NJK
Ngrajek
BRN
Baron
KTS
Kertosono
BH 259
Jembatan Sungai Brantas Kertosono
KTS–BG
KTS–WO

Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono adalah ruas jalur kereta api lintas selatan Jawa yang menghubungkan Stasiun Solo Balapan dengan Stasiun Kertosono. Jalur ini merupakan bagian dari jalur selatan kereta api di Pulau Jawa, memiliki lintasan yang sejajar dengan jalan tol Solo–Ngawi dan jalan tol Ngawi–Kertosono yang saat ini sudah beroperasi.

Jalur ini merupakan jalur yang ramai dilintasi kereta eksekutif, bisnis, maupun ekonomi. Lintas Solo Balapan hingga perbatasan Sragen–Ngawi termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta, sedangkan petak antara perbatasan Sragen–Ngawi hingga Kertosono termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun. Jalur ini sepenuhnya berada di lintas datar, dengan sedikit kombinasi pemandangan hutan di sekitar Saradan, Madiun hingga memasuki Wilangan, Nganjuk.

Terhitung sejak 1 Desember 2019, dua stasiun di lintas ini (Stasiun Barat dan Stasiun Paron) masing-masing berganti nama menjadi Stasiun Magetan dan Stasiun Ngawi.[1][2][3]

Sejarah

Pra-kemerdekaan

Jembatan Bengawan Solo, Jurug
Jembatan Bengawan Madiun pada tahun 1880-an

Pada awal dasawarsa 1830-an, tepatnya setelah Perang Diponegoro, Kota Madiun dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda dan menjadi wilayah berstatus keresidenan dan menjadi tempat tinggal orang-orang Belanda dan Eropa lainnya terutama yang bekerja di bidang perkebunan dan perindustrian karena adanya pengembangan berbagai perkebunan dan pabrik di sekitar kota ini, seperti perkebunan tebu dengan pabrik gula, perkebunan teh, kopi, tembakau, dan lain-lain.[4]

Industri pertanian dan perkebunan semakin berkembang di wilayah Madiun. Untuk mendukung distribusi hasil bumi tersebut, diperlukan sistem transportasi terpadu—terutama pada sektor kereta api. Pada tahun 1873, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan konsesi izin pembangunan jalur kereta api rute Surabaya–Solo dan Madiun–Ponorogo, begitu disebutkan dalam buku Spoorwegen op Java (1873). Pembangunannya dirintis oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda.[5]

Pembangunan jalurnya dimulai dari Kertosono menuju Nganjuk yang diresmikan pada 1 Oktober 1881. Kemudian diikuti ruas Nganjuk menuju Madiun pada tanggal 1 Juli 1882, Madiun–Paron pada 2 Juli 1883, Paron–Sragen pada 1 Maret 1884, dan akhirnya terhubung sampai Solo Jebres dan Solo Balapan pada 24 Mei 1884.[6]

Penggandaan

Jalur ini ditingkatkan menjadi jalur rel ganda secara bertahap. Jalur ganda pertama yang pertama kali beroperasi yakni di lintas Palur–Kedungbanteng sejak 5 Maret 2019,[7] kemudian lintas NganjukBaron sejak 14 Maret 2019.[8] Jalur ini sepenuhnya sudah berupa jalur ganda seiring pengoperasian jalur ganda di lintas Solo JebresSolo Balapan mulai 7 Oktober 2020.

Sehubungan dengan pembangunan jalur ganda, sebagian besar stasiun kereta api di lintas ini—kecuali stasiun Masaran, Sragen, Kebonromo, Kedungbanteng, Madiun, Wilangan, Nganjuk, dan Kertosono—akan menggunakan bangunan baru yang akan menggantikan bangunan lama peninggalan SS. Beberapa bangunan stasiun yang lama—terutama di Daerah Operasi VII Madiun—dirobohkan setelah pengoperasian jalur ganda.[9]

Elektrifikasi

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memberikan pernyataan bahwa rute KRL Commuter Line Solo–Yogyakarta direncanakan akan diperpanjang sampai Madiun sehingga perlu dilakukan elektrifikasi jalur ruas Solo Balapan–Madiun.[10] Per Juni 2021, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) mulai membangun pondasi tiang listrik aliran atas di jalur lintas Solo Balapan–Palur.[11]

Profil jalur

Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono menggunakan rel tipe R54 dengan bantalan beton secara keseluruhan. Per 10 Februari 2021, laju maksimum kereta api yang diizinkan untuk melintasi jalur tersebut adalah 120 km/jam.[12] Pada tahun 2019, batas kecepatan di tikungan dekat Stasiun Kertosono dan bekas Stasiun Wilangan yaitu 80–90 km/jam, sementara batas kecepatan di petak jalan Solo JebresSolo Balapan yaitu 70–80 km/jam.[13]

Jalur terhubung

Jembatan Kali Sawur (BH 150) yang menjadi pembatas Daerah Operasi VII Madiun dengan Daerah Operasi VI Yogyakarta sekaligus perbatasan provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Karena cabang Madiun–Ponorogo tidak lagi dioperasikan, maka jalur kereta api Solo Balapan–Madiun dan jalur kereta api Madiun–Kertosono tergabung sehingga membentuk jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono.

Lintas aktif

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Kelas Eksekutif

Kelas Campuran

Kelas Ekonomi Premium

Jayakarta, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya

Kelas Ekonomi Plus

Majapahit tujuan Jakarta via Semarang dan tujuan Malang

Kelas Ekonomi

Barang

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 16, 21 SurabayaSolo
Segmen Solo JebresModjo Sragen
Diresmikan pada tanggal 24 Mei 1884
oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta
3130 Solo Balapan SLO Jalan Wolter Monginsidi 112, Kestalan, Banjarsari, Surakarta km 262+720 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan
km 107+914 lintas Semarang Tawang-Brumbung-Gundih-Solo Balapan-Solo Jebres/Yogyakarta
+93 m Beroperasi
3151 Solo Jebres SK Jalan Ledoksari 1, Purwadiningratan, Jebres, Surakarta km 260+634 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan
km 110+000 lintas Semarang Tawang-Brumbung-Gundih-Solo Balapan-Solo Jebres
+97 m Beroperasi
BH 308
Jembatan Bengawan Solo Jurug
4001 Palur PL Dagen, Jaten, Karanganyar km 256+484 +93 m Beroperasi
4002 Kemiri KMR Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar km 251+670 +98 m Beroperasi
4003 Grompol GP Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar km 246+408 +87 m Tidak beroperasi
4004 Masaran MSR Masaran, Masaran, Sragen km 242+740 +93 m Beroperasi
Segmen Modjo Sragen–Paron
Diresmikan pada tanggal 1 Maret 1884
4005 Sragen SR Jalan Salak 1, Sragen Kulon, Sragen, Sragen km 233+761 +86 m Beroperasi
4006 Kebonromo KRO Ngarum, Ngrampal, Sragen km 228+552 +86 m Beroperasi
4007 Kedungbanteng KDB Gondang, Gondang, Sragen km 222+492 +85 m Beroperasi
BH 150
Jembatan Kali Sawur
Perbatasan Provinsi Jawa Tengah
Perbatasan Provinsi Jawa Timur
Termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun
4008 Walikukun WK Jalan Stasiun Walikukun, Walikukun, Widodaren, Ngawi km 210+197 +74 m Beroperasi
4009 Kedunggalar KG Kedunggalar, Kedunggalar, Ngawi km 200+871 +75 m Beroperasi
Segmen Paron–Madiun
Diresmikan pada tanggal 2 Juli 1883
4011 Ngawi
d.h. Paron
NGW Jalan Raya Paron, Gelung, Paron, Ngawi km 191+707 +56 m Beroperasi
4012 Geneng GG Tepas, Geneng, Ngawi km 184+344 +53 m Beroperasi
4013 Magetan
d.h. Barat
MAG Jalan Stasiun Barat, Karangsono, Barat, Magetan km 176+332 +70 m Beroperasi
Semawur SMW Tidak beroperasi
Jembatan Bengawan Madiun
Segmen Madiun–Nganjuk
Diresmikan pada tanggal 1 Juli 1882
4020 Madiun MN Jalan Kompol Sunaryo 6A, Madiun Lor, Manguharjo, Madiun km 165+783 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan
km 0+000 lintas Madiun-Ponorogo-Slahung
+63 m Beroperasi
4021 Babadan BBD Dimong, Madiun, Madiun km 157+889 +63 m Beroperasi
4022 Caruban CRB Jalan Stasiun Caruban, Krajan, Mejayan, Madiun km 149+569 +74 m Beroperasi
4023 Saradan SRD Sugihwaras, Saradan, Madiun km 141+063 +107 m Beroperasi
4024 Wilangan WLG Wilangan, Wilangan, Nganjuk km 132+265 +96 m Tidak beroperasi
4025 Bagor BGR Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Bagor, Paron, Bagor, Nganjuk km 125+230 +58 m Beroperasi
Segmen Nganjuk–Kertosono
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1881
4026 Nganjuk NJ Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Panglima Besar Soedirman, Mangundikaran, Nganjuk, Nganjuk km 118+842 +56 m Beroperasi
4027 Sukomoro SKM Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Sukomoro, Sukomoro, Sukomoro, Nganjuk km 114+445 +50 m Beroperasi
Ngrajek NJK Tidak beroperasi
4029 Baron BRN Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Baron, Kedungrejo, Tanjunganom, Nganjuk km 103+810 +46 m Beroperasi
4031 Kertosono KTS Jalan Stasiun Kertosono, Banaran, Kertosono, Nganjuk km 96+888 lintas SurabayaKertosonoMadiunSolo Balapan
km 215+479 lintas BangilBlitarKertosono
+43 m Beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis tebal miring merupakan stasiun kelas besar atau kelas I yang nonaktif.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi: [14][15][16][17][18]


Percabangan menuju Lanud Iswahyudi

Percabangan nonaktif ini—mulai Stasiun Magetan hingga Lanud Iswahyudi—dibangun pada tahun 1939-1940 oleh Staatsspoorwegen (SS), bersamaan dengan dibangunnya Lanud Iswahyudi.[19] Jalur ini memiliki panjang kurang lebih 5 km—berdampingan maupun bersilangan dengan jalur lori tebu PG Purwodadi—yang dikhususkan untuk mengangkut avtur atau bahan bakar pesawat yang dipasok oleh Pertamina menuju Landasan Udara Iswahyudi. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya moda transportasi darat roda karet, Pertamina lebih memilih mendistribusikan avtur dengan menggunakan truk karena dinilai lebih praktis dan efisien, sehingga jalur ini resmi ditutup tahun 2004.[20]

Percabangan menuju Depo Pertamina Madiun

Percabangan ini dahulu merupakan percabangan menuju Pabrik Gula Rejo Agung dengan panjang lintasan kurang lebih 1,2 kilometer yang digunakan untuk mengangkut tetes tebu dari dalam pabrik gula dengan ditarik oleh lokomotif uap D52. Namun, jalur ini diperpendek dengan panjang kurang lebih 800 m untuk menghubungkan Stasiun Madiun dengan Depo Pertamina (Terminal BBM) Madiun. Jalur ini tepat berada di depan PT INKA dan bersebelahan dengan Jalan Yos Sudarso. Jalur ini dikhususkan untuk mengangkut kereta ketel BBM menuju Terminal BBM Madiun.[21]

Untuk keperluan langsiran kereta api ketel, dijalankan lokomotif CC201, CC203, dan CC206. Jalur ini merupakan jalur kereta api pinggir jalan raya yang masih aktif selain ruas Purwosari–Solo Kota.[22]

Referensi

  1. ^ redaksiSKI (2019-07-18). "Rencana Per 1 Desember 2019 Nama Stasiun Barat diganti Menjadi Stasiun Magetan". Suara Kumandang. Diakses tanggal 2019-11-02. 
  2. ^ didik (2018-03-02). "Nama Stasiun Paron Mau Diganti ? Dewan Ngawi Meradang". siagaindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-29. Diakses tanggal 2019-07-29. 
  3. ^ admin. "Realisasi Perubahan Nama Stasiun Paron | Radar Madiun" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-29. 
  4. ^ P., Tjondronegoro, Sediono M.; Gunawan., Wiradi,; Indonesia., Yayasan Obor (2008). Dua abad penguasaan tanah : pola penguasaan tanah pertanian di Jawa dari masa ke masa (edisi ke-Ed. rev). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9794616850. OCLC 271789216. 
  5. ^ Pincoffs, L. dkk. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 
  6. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  7. ^ Isnanto, Bayu. Ardi. "Jalur Ganda Stasiun Palur-Kedungbanteng Resmi Beroperasi". detiknews. Diakses tanggal 2019-03-06. 
  8. ^ Harianto, Sugeng. "Uji Beban Laik dan Aman, Jalur Ganda Daop 7 Madiun Siap Beroperasi". detiknews. Diakses tanggal 2019-12-02. 
  9. ^ "Kemenhub Bangun Tiga Stasiun Kereta Api". Jawa Pos. 26 September 2017. 
  10. ^ Subekti, Rahayu (2021-03-01). "Layanan KRL Yogya-Solo akan Diteruskan ke Kutoarjo-Madiun". Republika. Mahaka Media. Diakses tanggal 2021-03-01. 
  11. ^ Fahky P., Adimas Raditya. "Kemenhub Berencana Kembangkan KRL di Berbagai Daerah". ANTARA. Diakses tanggal 1 Maret 2021. 
  12. ^ "KAI Madiun: Perjalanan Kereta Lebih Cepat Berkat Gapeka 2021". Republika. 8 Februari 2021
  13. ^ M. I, Utep., S, R. Adi., K, Danang. (2019). "Grafik Perjalanan Kereta Api: Walikukun–Kertosono–Mojokerto, Kertosono–Wlingi". Lampiran I: Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 1781 Tahun 2019
  14. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  15. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  16. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  17. ^ Perusahaan Jawatan Kereta Api. Stasiun KA, Singkatan dan Jarak. 
  18. ^ Wieringa, A. (1916). Beknopt Aadrijkskundig Woordenboek van Nederlandsch-Indie. 's Gravenhage. 
  19. ^ "Lanud Iswahjudi atau Bandara Iswahjudi". LintasMagetan.com. Diakses tanggal 22 Oktober 2017. 
  20. ^ "Arsip diskusi Semboyan35.com mengenai jalur ke Bandara Iswahjudi". Diakses tanggal 22 Oktober 2017. 
  21. ^ "Haduh, Nasib Rel Bengkong Sebentar Lagi Tinggal Kenangan". Solopos.com. 5 Februari 2015. Diakses tanggal 23 Oktober 2017. 
  22. ^ Majalah KA Edisi September 2014

Pranala luar

Peta rute:

KML is not from Wikidata