Kabupaten Merauke
8°30′31″S 140°24′35″E / 8.508646°S 140.409749°E
Kabupaten Merauke | |
---|---|
Julukan: Kota Rusa | |
Motto: Izakod Bekai Izakod Kai (Satu Hati Satu Tujuan) | |
Koordinat: 7°40′00″S 139°40′00″E / 7.66667°S 139.66667°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Selatan |
Tanggal berdiri | 10 September 1969 |
Dasar hukum | UU Nomor 12 Tahun 1969[1] |
Hari jadi | 12 Februari 1902 |
Ibu kota | Merauke |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Romanus Mbaraka |
• Wakil Bupati | H. Riduwan |
• Sekretaris Daerah | Yermias Paulus Ndiken |
Luas | |
• Total | 45.025,91 km2 (17,384,60 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 246.397 |
• Kepadatan | 5,5/km2 (14/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Marind, Jawa, Kei |
• IPM | 74,00 (2023) tinggi [4] |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0971 |
Pelat kendaraan | PA xxxx G* |
Kode Kemendagri | 93.01 |
APBD | Rp 2.487.920.000.000,- (2024)[5] |
DAU | Rp 1.251.831.858.000,- (2024)[6] |
DAK | Rp 450.928.967.000,- (2024)[7] |
Fauna resmi | Kanguru & Rusa |
Situs web | www |
Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten sekaligus menjadi ibu kota provinsi Papua Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Distrik Merauke. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Merauke berjumlah 232.357 jiwa pada 2022, dan sebanyak 246.397 jiwa pada 2024.[2][3]
Kabupaten Merauke berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini. Topografi Merauke didominasi oleh dataran rendah dengan rawa-rawa dan sungai besar seperti Sungai Maro dan Sungai Bian. Salah satu suku asli yang terdapat di Merauke yakni suku Marind-anim.
Kabupaten Merauke adalah induk dari Kabupaten Boven Digoel, Asmat, dan Mappi yang dimekarkan tahun 2002. Artinya, Kabupaten Merauke sebelum tahun 2002 mencakup seluruh wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Papua Selatan.[8]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Merauke didirikan pada tanggal 12 Februari 1902. Orang yang pertama yang menetap di sana adalah para pegawai pemerintah Belanda. Mereka mencoba untuk hidup berdampingan dengan masyarakat Merauke. Mereka berjuang melawan berbagai tantangan di Merauke, termasuk adanya pemburu kepala. Setelah beberapa tahun kemudian, tempat tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sehingga menjadi sebuah "kota". Para wanita Eropa gemar memakai hiasan bulu dari burung Cenderawasih di topi mereka.[9]
Dari Merauke orang Indonesia, Eropa dan Tiongkok, mulai memasuki hutan di bagian Selatan Nugini untuk memburu burung sebanyak mungkin. Ketika pemerintah Belanda melarang perburuan, mereka semua kembali ke Merauke untuk menghabiskan uang yang mereka dapatkan. Awalnya Merauke dikenal sebagai kota untuk para pendatang (orang asing), namun sekarang, banyak penduduk asli Papua yang sudah menetap khususnya di distrik Merauke, ibu kota kabupaten.[9]
Secara politis administratif, distrik Merauke sebelumnya merupakan pos pemerintah Belanda yang digunakan sebagai tempat transit bagi para republikan untuk menuju Boven Digoel. Setelah wilayah Irian Jaya berintegrasi dengan pemerintah Belanda tahun 1963, distrik Merauke ditetapkan sebagai ibu kota dari kabupaten Dati II Merauke. Setelah periode Penentuan Pendapat Rakyat (1963-1969), Beberapa kelompok permukiman mulai bertumbuh karena berbagai sarana kebutuhan umum lebih mudah ditemukan.[9]
Asal nama
[sunting | sunting sumber]Asal mula nama "Merauke" sebenarnya berasal dari sebuah salah paham yang dilakukan oleh para pendatang pertama. Ketika para pendatang menanyakan kepada penduduk asli apa nama sebuah perkampungan, mereka menjawab " Maro-ke" yang sebenarnya berarti "itu sungai Maro". Orang Marind berpikir bahwa sungai maro (yang lebarnya 500m) lebih penting dari nama area tempat sebuah hutan yaitu Gandin. Penduduk asli papua sendiri menyebut area tempat kampung tersebut terletak dengan mana "Ermasoek".[9]
Geografis
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Merauke merupakan salah satu kabupaten yang berada pada wilayah Provinsi Papua, di mana secara geografis terletak antara 137⁰–141⁰ BT dan 5⁰–9⁰ LS dengan luas mencapai hingga 46.791,63 km² atau 14,67% dari keseluruhan wilayah Provinsi Papua. Hal ini menjadikan Kabupaten Merauke sebagai kabupaten terluas tidak hanya di Provinsi Papua, namun juga di antara kabupaten lainnya di Indonesia.[10]
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi dan Distrik Fly Utara, Provinsi Barat, Papua Nugini |
Timur | Distrik Fly Tengah dan Distrik Fly Selatan, Provinsi Barat, Papua Nugini |
Selatan | Laut Arafuru |
Barat | Laut Arafuru |
Hidrologi
[sunting | sunting sumber]Sungai-sungai besar di Kabupaten Merauke yakni Bian, Digul, Maro, Yuliana, Lorents, dan Kumbe merupakan potensi sumber air tawar untuk pengairan dan dapat digunakan sebagai prasarana angkutan antardistrik, kecamatan, dan desa–desa. Sumber air tawar dari rawa–rawa, air permukaan dan air tanah cukup tersedia untuk dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Namun, beberapa tempat lain terdapat air tanah yang mengandung belerang panas. Kawasan pesisir pantai Kabupaten Merauke dibentuk oleh hutan sedimen dan tergolong dalam endapan alivium. Berdasarkan data tingkat kesuburan tanah Kabupaten Merauke tergolong rendah sampai sedang.[10][11]
Topografi dan Geologi
[sunting | sunting sumber]Topografi di Kabupaten Merauke umumnya datar dan berawa disepanjang pantai dengan kemiringan 0-3% dan ke arah utara yakni mulai dari Distrik Tanah Miring, Jagebob, Elikobel, Muting dan Ulilin keadaan topografinya bergelombang dengan kemiringan 0 – 8%. Kondisi Geografis Kabupaten Merauke yang relatif masih alami, merupakan tantangan serta peluang pengembangan bagi Kabupaten Merauke yang masih menyimpan banyak potensi ekonomi untuk menunjang pembangunan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Merauke merupakan areal dataran yang berada pada ketinggian antara 0 – 60 m di atas permukaan laut. Wilayah yang benar-benar datar tersebut berada sebagian besar pada daerah selatan dan tengah. Daerah tersebut merupakan sentra penduduk yang memulai usaha pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya dan konsentrasi pemukiman penduduk. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Merauke terdiri atas tanah organosol, alluvial dan hidromorf kelabu yang terdapat di daerah-daerah rawa dan payau. Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk buatan sedimen yang menyebar di wilayah distrik Okaba, Merauke, dan Kimaam.[10][11]
Iklim
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, sebagian besar wilayah Merauke termasuk dalam kategori iklim tropis basah dan kering (Aw). Hal ini dapat diketahui dari perbedaan intensitas curah hujan yang sangat signifikan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau berlangsung pada periode Mei hingga Oktober dengan puncaknya pada bulan Agustus.
Sementara itu, musim penghujan berlangsung pada periode bulan-bulan basah Desember–April dengan bulan terbasah adalah Februari yang curah hujannya lebih dari 240 mm per bulan. Rata-rata curah hujan wilayah Merauke berkisar antara 900–1600 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan berkisar 80–120 hari hujan per tahun. Rata-rata suhu tahunan untuk sebagian besar wilayah Merauke yaitu 26,3 °C. Tingkat kelembapan pun bervariasi dari 79–89%.[11]
Data iklim Merauke, Papua, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 35.3 (95.5) |
36.8 (98.2) |
34.3 (93.7) |
34.3 (93.7) |
33.7 (92.7) |
32.3 (90.1) |
32.4 (90.3) |
33.6 (92.5) |
35.7 (96.3) |
37.8 (100) |
37.9 (100.2) |
35.6 (96.1) |
37.9 (100.2) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.3 (88.3) |
30.5 (86.9) |
31.6 (88.9) |
31.5 (88.7) |
30.7 (87.3) |
29.5 (85.1) |
28.9 (84) |
29.8 (85.6) |
30.7 (87.3) |
32.3 (90.1) |
32.6 (90.7) |
32.7 (90.9) |
31.01 (87.82) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.7 (81.9) |
26.5 (79.7) |
27.1 (80.8) |
27.2 (81) |
26.3 (79.3) |
25.4 (77.7) |
24.7 (76.5) |
25.1 (77.2) |
25.6 (78.1) |
26.2 (79.2) |
27.3 (81.1) |
26.5 (79.7) |
26.3 (79.35) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.1 (73.6) |
23.3 (73.9) |
23.2 (73.8) |
23.9 (75) |
22.4 (72.3) |
21.5 (70.7) |
21.2 (70.2) |
20.2 (68.4) |
20.5 (68.9) |
21.8 (71.2) |
22.4 (72.3) |
23.1 (73.6) |
22.22 (71.99) |
Rekor terendah °C (°F) | 20.4 (68.7) |
21.3 (70.3) |
20.6 (69.1) |
19.6 (67.3) |
18.1 (64.6) |
16.4 (61.5) |
15.3 (59.5) |
14.4 (57.9) |
15.9 (60.6) |
16.6 (61.9) |
17.2 (63) |
20.4 (68.7) |
14.4 (57.9) |
Presipitasi mm (inci) | 294 (11.57) |
256 (10.08) |
271 (10.67) |
236 (9.29) |
169 (6.65) |
114 (4.49) |
99 (3.9) |
97 (3.82) |
79 (3.11) |
117 (4.61) |
192 (7.56) |
259 (10.2) |
2.183 (85,95) |
Rata-rata hari hujan | 14 | 13 | 13 | 12 | 10 | 8 | 7 | 6 | 5 | 8 | 11 | 14 | 121 |
% kelembapan | 84 | 85 | 84 | 84 | 83 | 82 | 81 | 81 | 80 | 81 | 82 | 83 | 82.5 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 160 | 156 | 174 | 192 | 229 | 257 | 263 | 282 | 298 | 271 | 246 | 185 | 2.713 |
Sumber #1: Deutscher Wetterdienst[12] & BMKG[13] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[14] |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Bupati
[sunting | sunting sumber]Bupati yang menjabat di kabupaten Merauke ialah Romanus Mbaraka. Ia didampingi wakil bupati, Riduwan. Mereka menang pada pemilihan umum bupati Merauke 2020, dan kemudian dilantik pada 3 Maret 2021, untuk periode jabatan 2021-2024.[15]
No | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Romanus Mbaraka |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]DPRD Merauke beranggotakan 30 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Merauke yang saat ini menjabat adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 21 Oktober 2019 oleh Ketua Pengadilan Negeri Merauke, Orpa Marthina, di Gedung DPRD Merauke.[16] Komposisi anggota DPRD Merauke periode 2019-2024 terdiri dari 9 partai politik dimana Partai Nasional Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa adalah pemilik kursi terbanyak setelah masing-masing berhasil meraih 5 kursi.[17]
Distrik/Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Merauke terdiri atas 22 distrik, 11 kelurahan, dan 179 kampung dengan luas wilayah 46.791,63 km² dan jumlah penduduk 223.389 jiwa (2017). Kode Wilayah Kabupaten Merauke adalah 93.01.[18][19][20][21]
Kode Wilayah | Nama Distrik | Ibu kota | Jumlah | Status | Daftar | |
---|---|---|---|---|---|---|
Kelurahan | Kampung | |||||
93.01.01 | Merauke | Mandala | 11 | 5 | Kampung | |
Kelurahan | ||||||
93.01.02 | Muting | Muting | - | 12 | Kampung | |
93.01.03 | Okaba | Okaba | - | 9 | Kampung | |
93.01.04 | Kimaam | Kimaam | - | 13 | Kampung | |
93.01.05 | Semangga | Muram Sari | - | 10 | Kampung | |
93.01.06 | Tanah Miring | Hidup Baru | - | 14 | Kampung | |
93.01.07 | Jagebob | Kartini | - | 14 | Kampung | |
93.01.08 | Sota | Sota | - | 5 | Kampung | |
93.01.09 | Ulilin | Kumaaf | - | 11 | Kampung | |
93.01.10 | Elikobal | Bupul | - | 12 | Kampung | |
93.01.11 | Kurik | Harapan Makmur | - | 13 | Kampung | |
93.01.12 | Naukenjerai | Onggaya | - | 5 | Kampung | |
93.01.13 | Animha | Wayau | - | 5 | Kampung | |
93.01.14 | Malind | Kaiburse | - | 7 | Kampung | |
93.01.15 | Tubang | Yowied | - | 6 | Kampung | |
93.01.16 | Ngguti | Po Epe | - | 6 | Kampung | |
93.01.17 | Kaptel | Kaptel | - | 5 | Kampung | |
93.01.18 | Tabonji | Tabonji | - | 7 | Kampung | |
93.01.19 | Waan | Waan | - | 6 | Kampung | |
93.01.20 | Ilwayab | Wanam | - | 4 | Kampung | |
93.01.21 | Padua | Padua | - | 5 | Kampung | |
93.01.22 | Kontuar | Wantarma | - | 5 | Kampung | |
Total | 11 | 179 |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Suku bangsa
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Merauke dihuni oleh sebagian besar pendatang yang bukan Orang Asli Papua, kebanyakan orang Jawa Merauke dan Kei. Suku bangsa asli yang berasal dari Merauke diantaranya ialah suku Marind atau disebut juga dengan Marind Anim, atau Sohoers.[9] Terdapat berbagai marga dari suku Marind Anim, yakni Kaize, Gebze, Balagaize, Mahuze, Ndiken, dan Basik-basik.
Sejak tahun 1902, orang luar yang datang hidup berdampingan dengan warga di Merauke adalah para pegawai pemerintahan Belanda. Kemudian, terjadi perkembangan daerah Merauke diikuti dengan bertambahnya penduduk yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam data Sensus Penduduk Indonesia 2010, penghitungan berdasarkan jenis kelamin laki-laki, penduduk asli orang Papua sebanyak 37.731 jiwa (36,60%), sementara orang non asli Papua sebanyak 65.347 jiwa atau 63,40%.[22][23]
Agama
[sunting | sunting sumber]Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke tahun 2024 mencatat bahwa mayoritas penduduk kabupaten Merauke memeluk agama Kekristenan yakni 63,23%. Pemeluk agama Katolik sebanyak 40,42% dan sebagian lagi Protestan sebanyak 22,81%. Sebagian besar lagi menganut agama Islam yakni sebanyak 36,55%, diikuti agama Hindu sebanyak 0,12% dan selebihnya menganut agama Buddha sebanyak 0,10%.[3]
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Untuk menuju ke distrik Merauke, bisa ditempuh dengan menggunakan kapal laut (Kapal Pelni) dan juga melalui transportasi udara yang dilayani oleh Meskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Lion Air.
Di distrik Merauke terdapat sebuah tugu yang merupakan kembaran dari tugu yang terdapat di Sabang, yaitu Tugu Sabang-Merauke. Tugu ini dibangun sebagai simbol Kesatuan Negara Republik Indonesia dari Sabang (Aceh) sampai Merauke (Papua). Tugu Sabang-Merauke ini bisa kita jumpai di Distrik Sota, yaitu sebuah daerah yang terletak di sebelah timur distrik Merauke.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Salah satu destinasi wisata yang ada di Merauke ialah Taman Nasional Wasur. Taman Nasional Wasur adalah sebuah taman nasional berupa lahan basah, dan merupakan lahan basah yang paling luas yang berada di Papua. Lahan Basah memiliki fungsi penting untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi ekosistem di sekitarnya seperti kepiting, udang, dan ikan. Taman Nasional Wasur di Merauke lebih dikenal dengan sebutan "Serengiti Papua".
Selain Taman Wasur, ada pula tempat pariwisata lainnya di Merauke yakni Monumen Kapsul Waktu Merauke, Sungai Kaliwanggo, Lotus Garden, kemudian Perbatasan dengan Papua Nugini, Musamus (rumah semut), Masjid Al Aqsha, dan berbagai tempat lainnya.[24]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 23 Februari 2020.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Virtual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 31 Oktober 2024.
- ^ a b c d "Kabupaten Merauke Dalam Angka 2024" (pdf). BPS Kabupaten Merauke. hlm. 52, 149–150. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.papua.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Januari 2024.
- ^ "Postur APBD Kabupaten Merauke". www.djpk.kemenkeu.go.id. 2024. Diakses tanggal 31 Oktober 2024.
- ^ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 31 Oktober 2024.
- ^ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Papua Selatan". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. 22. Diakses tanggal 31 Oktober 2024.
- ^ UU Nomor 26 tahun 2002
- ^ a b c d e "Sejarah Merauke". portal.merauke.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-18. Diakses tanggal 1 Juli 2022.
- ^ a b c "Gambaran Umum Kabupaten Merauke" (PDF). hlm. 4–6. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-04-22. Diakses tanggal 2020-09-18.
- ^ a b c "Gambaran Umum Kab. Merauke". Bappeda Kab. Merauke. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-11. Diakses tanggal 10 Agustus 2020.
- ^ "Klimatafel von Merauke, Indonesien" (PDF). Deutscher Wetterdienst. Diakses tanggal 11 Agustus 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 89 & 154. Diakses tanggal 11 Oktober 2024.
- ^ "MERAUKE, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 11 Agustus 2020.
- ^ "Bupati Keerom, Merauke, Asmat dan Pegubin, Resmi Dilantik". www.papuatimes.co.id. Diakses tanggal 3 Mei 2021.
- ^ "Pelantikan 30 Anggota DPRD Merauke, Masih Dihiasi Muka Lama". kabarpapua.co. 21-10-2019. Diakses tanggal 28-12-2019.
- ^ "NasDem dan PKB Kuasai Lima Kursi DPRD Merauke". kumparan.com. 23-07-2019. Diakses tanggal 28-12-2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018.
- ^ BPS Provinsi Papua, 26 Desember 2018, Statistik Potensi Desa Propinsi Papua 2018, dikunjungi pada 27 Februari 2019.
- ^ BPS Kabupaten Merauke, 30 Agustus 2018, Kabupaten Merauke Dalam Angka 2018, dikunjungi pada 27 Februari 2019.
- ^ Badan Informasi Geospasial, Peta Rupa Bumi Indonesia [1]
- ^ Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Suku - Provinsi Papua Diarsipkan 13 November 2013 di Wayback Machine., Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Diakses 1 Juli 2022
- ^ "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 27 Desember 2021.
- ^ Prakoso, Johanes Randy (18 September 2018). "Bukan Cuma 'Markas Avengers,' Ini 6 Objek Wisata di Merauke". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-22. Diakses tanggal 1 Juli 2022.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs resmi