Formula Satu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Formula 1)
Formula Satu
F1.svg
Logo resmi kejuaraan sejak 2018 dan seterusnya
KategoriKursi tunggal
Negara atau daerahInternasional
Musim pertama1950[1]
Pembalap20
Tim10
Pemasok mesinFerrari  · Mercedes  · Renault  · Honda
Pemasok banPirelli
Juara pembalapBelanda Max Verstappen (Red Bull)
Juara konstruktorJerman Mercedes
Situs webwww.formula1.com
Motorsport current event.svg Musim saat ini

Formula Satu, disingkat F1 (atau bernama lengkap FIA Formula One World Championship), adalah kelas tertinggi balap mobil kursi tunggal yang diatur oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan dimiliki oleh Formula One Group. Kata formula di "Formula Satu" mengacu pada peraturan dan regulasi yang harus diikuti semua peserta.[2] Formula Satu terdiri dari sejumlah seri balapan yang dikenal dengan istilah Grand Prix. Balapan-balapan tersebut diselenggarakan baik dalam sirkuit yang dibangun khusus atau jalan raya tertutup.

Hasil setiap balapan dihitung menggunakan sebuah sistem poin untuk menentukan dua gelar juara dunia: satu untuk pembalap, dan satu lagi untuk konstruktor. Setiap balapan harus mempunyai Super Licence, kelas izin balapan paling tinggi yang diberikan oleh FIA.[3] Balapan-balapan F1 harus diselenggarakan di sirkuit berperingkat "1" (dulu "A"), yang merupakan peringkat sirkuit tertinggi dalam sistem peringkat FIA.[3]

Mobil Formula Satu adalah mobil balap tercepat di dunia, karena kecepatan menikung yang tinggi yang dihasilkan oleh aerodinamika gaya turun yang besar. Sebagian besar gaya turun tersebut berasal dari sayap depan dan belakang, yang memiliki efek samping, yaitu turbulensi di belakang mobil. Turbulensi tersebut mengurangi gaya turun yang dapat dihasilkan oleh mobil yang mengikuti di belakang, dan membuat penyalipan sukar dilakukan. Pada musim 2022, terdapat perubahan besar pada regulasi mobil yang menggunakan lebih banyak aerodinamika efek tanah, dan sayap mobil yang diubah untuk mengurangi turbulensi di belakang mobil. Ini bertujuan untuk membuat penyalipan lebih mudah dilakukan.[4] Sistem kontrol traksi, transmisi otomatis dan sistem bantuan kemudi elektronik lainnya pertama kali dilarang digunakan dalam Formula Satu pada 1994. Sistem-sistem tersebut diperkenalkan kembali pada 2001, dan dilarang lagi sejak 2008.[5][6]

Pada 23 Januari 2017, Liberty Media menyelesaikan akuisisi Formula One Group, dari CVC Capital Partners sebesar $8 miliar.[7]

Sejarah

Logo Formula Satu ini digunakan dari tahun 1993 sampai Grand Prix Abu Dhabi 2017

Seri Formula Satu berakar dari seri Kejuaraan Eropa dari Grand Prix mobil pada sekitar 1920-an dan 1930-an. Sejumlah organisasi balap grand prix membuat sejumlah aturan untuk kejuaraan dunia sebelum Perang Dunia II. Dengan alasan penundaan karena perang, kejuaraan dunia pembalap tidak diformalkan sampai 1947 dan berlangsung untuk pertama kalinya pada 1950. Kejuaraan dunia konstruktor kemudian menyusul pada 1958. Balapan Formula Satu tanpa gelar diselenggarakan bertahun-tahun, tetapi dikarenakan membengkaknya biaya kompetisi mengakibatkan kompetisi ini berakhir pada awal 1980-an.

Awal kompetisi

Juan Manuel Fangio mengendarai mobil Alfa-Romeo 159 ini untuk menjuarai seri tahun 1951.

Gelar juara dunia Formula Satu pertama kali dimenangkan oleh pembalap asal Italia Giuseppe Farina dengan mobilnya Alfa Romeo pada tahun 1950, dengan mengalahkan rekan setimnya, pembalap Argentina Juan Manuel Fangio.[8][9] Akan tetapi, Fangio memenangkan gelar juara dunia pada tahun 1951 dan empat kali pada enam tahun berikutnya. Fangio kemudian menjadi legenda yang mendominasi tahun-tahun pertama kompetisi Formula Satu.

Juara dunia dari Britania Raya yang pertama adalah Mike Hawthorn, yang mengendarai Ferrari memenangkan gelar juara pada 1958. Kemudian Colin Chapman memasuki kompetisi F1 sebagai perancang mobil dan kemudian menjadi pendiri Lotus, British racing green datang untuk mendominasi kompetisi pada beberapa dekade berikutnya. Jim Clark, Jackie Stewart, Jack Brabham, Graham Hill, dan Denny Hulme adalah sederetan nama pembalap dari tim Inggris dan negara-negara persemakmuran yang memenangkan dua belas gelar juara dunia antara tahun 1962 hingga 1973.[10]

Tahun 1962, Lotus memperkenalkan mobil dengan rangka aluminium yang dikenal dengan istilah monocoque yang menggantikan rangka tubular tradisional. Penemuan ini kemudian menjadi langkah kemajuan teknologi besar sejak penemuan mobil bermesin tengah.[11] Tahun 1968 adalah tahun pertama kalinya olahraga ini memakai sponsor ditandai dengan Lotus yang mengecat "Imperial Tobacco" di mobilnya.[12]

Aerodinamika gaya turun (downforce) secara perlahan memainkan peranan penting dalam perancangan mobil, dimulai dengan munculnya aerofoil tahun 1960-an. Akhir tahun 1970, Lotus memperkenalkan aerodinamika efek tanah (ground effect) yang menghasilkan gaya tekan yang bagus sehingga meningkatkan kecepatan di tikungan (konsep ini pernah diuji coba sebelumnya oleh Jim Hall dengan tim IndyCar-nya pada tahun 1960-an.

Federation Internationale du Sport Automobile kemudian didirikan pada 1979.

Kepopuleran

Tahun 1981 dikenal sebagai awal dari adanya Perjanian Concorde (Concorde Agreement), sebuah kontrak yang mengikat tim-tim untuk berkompetisi sampai masa berakhirnya kontrak. Kontrak itu juga berisi tentang pembagian sama rata atas keuntungan yang didapat dari hasil penjualan hak televisi. Ini juga merupakan tanda berakhirnya Perang FISA-FOCA. Perjanjian Concorde yang kedua ditandatangani pada 1992 dan yang ketiga pada 1997 di mana akan berakhir pada akhir 2007.

Tim F1 Renault memperkenalkan mesin turbocharged pada tahun 1977 yang dapat menghasilkan lebih dari 700 bhp. Pada tahun-tahun berikutnya, khususnya 1987, mobil-mobil Formula Satu dapat menghasilkan lebih dari 1.000 bhp. FIA kemudian memberlakukan aturan kapasitas tanki bahan bakar pada 1984 dan kemudian melarang mesin turbocharged tahun 1989 untuk membatasi kecepatan mobil yang semakin meningkat.

Awal 1990 ditandai dengan diperkenalkannya alat bantu elektronik seperti power steering, traction control dan gearbox semi otomatis. FIA, dikarenakan banyaknya komplain mengenai hasil balapan yang lebih ditentukan oleh teknologi dibandingkan keahlian pembalap, melarang beberapa alat bantu tersebut pada 1994. Walaupun demikian banyak pengamat berpendapat bahwa larangan atas alat bantu pembalap tersebut tidak berarti sama sekali karena FIA tidak mempunyai teknologi atau metode untuk menghilangkan fitur-fitur tersebut dari kompetisi.

Tim McLaren dan Williams mendominasi balapan 1980-an dan 1990-an. Honda dan McLaren mendominasi banyak pada 1980-an, sementara tim Williams yang diperkuat mesin Renault memenangi beberapa gelar juara dunia pertengahan 1990-an. McLaren kemudian kembali pada akhir 1990-an. Pertarungan antara legenda Senna dan Prost menjadi pusat perhatian pada musim 1988 dan berlanjut sampai akhir 1993 di mana Prost menyatakan untuk pensiun. Roland Ratzenberger secara tragis tewas pada tabrakan di kualifikasi Grand Prix F1 San Marino 1994 dan Ayrton Senna secara tragis tewas pada tabrakan di lomba Grand Prix F1 San Marino 1994. Sejak itu banyak langkah diambil FIA untuk meningkatkan standar keamanan. Tidak ada pembalap yang tewas di balapan sejak saat itu sampai Jules Bianchi tewas pada tabrakan di lomba Grand Prix F1 Jepang 2014 dan kematian Bianchi pada tahun berikutnya.

Pembalap dari McLaren, Williams, Renault (dulunya bernama Benetton) dan Ferrari merupakan empat tim teratas yang memenangi gelar juara dunia dari 1984 sampai saat ini. Karena kemajuan teknologi sejak 1990-an, biaya kompetisi Formula Satu juga meningkat. Kedua hal ini mengakibatkan tim-tim lainnya mengalami kesulitan tidak hanya untuk bertahan dalam kompetisi namun untuk bertahan dalam bisnis. Masalah keuangan mengakibatkan beberapa tim untuk mundur. Sejak 1990, 28 tim telah mundur dari kompetisi Formula Satu. Salah satunya yang terjadi akhir-akhir ini adalah mundurnya tim Jordan.

F1 Modern

Keselamatan adalah satu hal penting pada era F1 modern.
Mesin 1992 Jordan Yamaha 192 OX99
Mesin Williams FW11 1986 dan Honda RA166E
Mesin Ferrari Tipo 056 (2007) dari Ferrari F2007

Banyak rekor telah dipecahkan pada kompetisi pada abad ke-21, khususnya di tangan Michael Schumacher, Fernando Alonso, Lewis Hamilton, dan Sebastian Vettel. Awal tahun 2000 merupakan tahun dominasi Michael Schumacher dan tim Ferrari. Pada tahun 2001, Schumacher memecahkan rekor untuk kemenangan terbanyak; rekor sebelumnya dipegang oleh Alain Prost, dengan 51 kemenangan. Pada tahun 2002, Schumacher mencatat rekor klaim juara paling awal dengan menjuarai Grand Prix F1 Prancis 2002 pada bulan Juli tahun itu. Tahun 2003, Schumacher mengklaim gelar juara dunianya yang ke-6, mengalahkan pemegang rekor sebelumnya Juan Manuel Fangio yang memegang gelar juara dunia lima kali. Rekornya sekarang adalah 7 gelar juara dunia. Tahun 2008 Sebastian Vettel menjadi pembalap termuda yang menempati posisi pertama (pole position) saat memimpin babak kualifikasi pada Grand Prix F1 Italia 2008, dan pada besoknya ia menjadi juara balapan termuda dalam sejarah.

Walaupun dominasi Ferrari yang kuat, Kimi Räikkönen yang mengendarai McLaren mempunyai kesempatan besar untuk memenangi gelar juara dunia pada seri 2003. Juan Pablo Montoya yang mengendarai Williams juga memiliki kesempatan besar tahun 2003. Dominasi kuat Ferrari mencapai titik baliknya pada 25 September 2005, ketika Fernando Alonso memenangkan gelar juara dunia seri 2005 dengan finis pada tempat ke-3 di Grand Prix F1 Brasil 2005 dan juga memecahkan rekor juara dunia termuda menggantikan pemegang rekor sebelumnya Emerson Fittipaldi dari Brasil. Michael Schumacher sebelumnya memegang gelar juara dunia selama lebih dari 1.800 hari. Rekor ini kemudian dipecahkan Lewis Hamilton di musim 2008 dan dipecahkan lagi oleh Sebastian Vettel di musim 2010.

Format kualifikasi berganti beberapa kali pada kompetisi tahun 2003. Salah satunya adalah keharusan bagi pembalap untuk memulai balapan dengan jumlah bahan bakar yang sama setelah kualifikasi, yang memaksa tim untuk mencari strategi baru. Peraturan lainnya yaitu pembatasan pemakaian mesin yang sama untuk dua kali balapan. Pembalap yang mengganti mesinnya akan mendapatkan penalti memulai balapan dari posisi paling belakang. Pembalap juga tidak diperkenankan untuk mengganti ban selama balapan berlangsung, kecuali untuk mengganti ban yang rusak sehingga dapat berisiko pada keselamatan pembalap.

Beberapa seri balapan pada abad ke-21 juga mempunyai beberapa kontroversial dan skandal. Pada seri Australia tahun 2002, Rubens Barrichello, rekan setim Schumacher di Ferrari yang sedang memimpin diperintahkan untuk membiarkan Schumacher untuk mengambil alih pimpinan lomba. FIA kemudian merespon dengan melarang team order di peraturan yang baru. Pada Grand Prix F1 Amerika Serikat 2005 di sirkuit Indianapolis, kompetisi hanya diikuti tiga tim dari keseluruhan 10 tim ketika pabrikan ban Michelin menginformasikan bahwa ban buatannya tidak cukup aman untuk digunakan dalam lomba, sehingga menyebabkan semua tim yang menggunakan bannya untuk tidak mengikuti lomba. Hal tersebut dikarenakan FIA menolak untuk mengganti peraturan mengenai ban.

Awal tahun 2000, badan administrasi Formula Satu pimpinan Bernie Ecclestone membuat sejumlah merek dagang termasuk logo resmi dan situs web resmi untuk memberikan Formula Satu identitas perusahaan.

Tahun 2005 menandakan berakhirnya era mesin 10 silinder yang digunakan selama lebih dari dua dekade. Mesin baru bersilinder 8 direncanakan untuk diperkenalkan pada awal musim kompetisi 2006.

Tahun 2013 menandakan berakhirnya era mesin bersilinder 8 yang digunakan selama tujuh tahun. Mesin baru hybrid enam silinder turbocharge direncanakan untuk diperkenalkan pada awal musim kompetisi 2014.

Musim kompetisi 2014, pembalap diberi mobil nomor permanen selama karier mereka, dengan kejuaraan mengadopsi sistem yang sama dengan yang digunakan di MotoGP. Mobil nomor 1 adalah hak sang juara dunia, dengan pembalap bebas memilih nomor dari 2 hingga 99; nomor "reguler" sang juara dunia dicadangkan sementara sang juara dunia menggunakan nomor 1. Peraturan lebih lanjut menetapkan bahwa nomor pembalap harus terlihat jelas, baik di mobil mereka maupun di helm mereka. Sebelumnya, sistem penomoran sebagian didasarkan pada posisi akhir Kejuaraan Konstruktor Dunia dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2014 jarak 20 tahun antara kematian Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger, terjadi lagi bagi pembalap F1 Prancis, Jules Bianchi mengalami kecelakaan fatal saat lomba Grand Prix Jepang 2014 di Sirkuit Suzuka saat kondisi sirkuit yang sangat basah saat mobilnya menghantam alat derek. Ia mengalami koma sampai kemudian meninggal dunia pada 17 Juli 2015. Setelah kematian Bianchi, FIA membentuk "panel kecelakaan" untuk menyelidiki dinamika kecelakaan dan cara-cara untuk meminimalkan risiko kecelakaan selama situasi yang sama yang tidak menjamin penyebaran safety car dan tidak bisa hanya dikelola dengan bendera kuning. Panel kecelakaan merekomendasikan penerapan "virtual safety car", berdasarkan sistem "zona lambat" yang digunakan dalam balap Le Mans. Di atas tidak diizinkan untuk menyusul di bawah kondisi bendera kuning di sektor yang terkena dampak, ikon "VSC" akan muncul di trek dan pada layar kemudi pengemudi, mewajibkan pengemudi untuk tidak melebihi batas kecepatan yang diposting sehingga menghasilkan pengurangan kecepatan 35%. VSC diuji selama tiga balapan terakhir musim 2014, selama bagian sesi latihan bebas. Sistem ini dikembangkan dengan mempertimbangkan umpan balik pembalap dan diperkenalkan secara resmi untuk musim 2015 setelah ratifikasi oleh World Motor Sport Council. VSC secara resmi digunakan untuk pertama kalinya - dan untuk periode singkat sebelum penyebaran safety car yang sebenarnya - di Grand Prix Monako 2015, menyusul kecelakaan yang melibatkan Max Verstappen. Sistem ini melihat penyebaran diperpanjang pertama di Grand Prix Inggris 2015 setelah power unit Carlos Sainz Jr. gagal di Tikungan Club di Sirkuit Silverstone.

Tahun 2016, Max Verstappen menjadi pembalap termuda dalam sejarah yang memenangkan Grand Prix Spanyol 2016 pada usia 18 tahun, memecahkan Sebastian Vettel di Grand Prix Italia 2008 pada usia 21 tahun.

Pada tahun 2018 jarak 3 tahun kematian Bianchi dan 24 tahun kematian Senna dan Ratzenberger, semua mobil Formula Satu dipasang perangkat pelindung kokpit dan pelindung kepala dari kecelakaan bernama halo. Dalam simulasi yang dilakukan oleh FIA, menggunakan data 40 insiden nyata, penggunaan sistem menyebabkan peningkatan teoritis 17% dalam tingkat kelangsungan hidup pembalap. Perangkat halo ini telah berhasil saat lomba Grand Prix Belgia di mana halo Charles Leclerc terkena oleh McLaren Fernando Alonso yang mengudara, dengan kedua halo mereka menunjukkan kerusakan yang terlihat dari benturan tersebut. Leclerc dikreditkan halo untuk menyelamatkan nyawa mereka, dan kepala tim Mercedes Toto Wolff, yang telah mengkritik halo sebelumnya di musim ini, mengakui bahwa hal itu telah membuktikan diri setelah insiden Leclerc.

Balapan dan strategi

Sebuah perlombaan Grand Prix Formula Satu dilaksanakan pada akhir pekan, dimulai dengan dua sesi latihan bebas pada hari Jumat (kecuali di Monako, di mana sesi latihan dipindah ke hari Kamis) dan satu sesi latihan bebas pada hari Sabtu. Pembalap ketiga diijinkan untuk turun pada hari Jumat, namun para tim hanya diperbolehkan untuk menurunkan dua mobil, memaksa salah satu pembalap untuk mengalah.[13] Setelah latihan, dilaksanakan sesi kualifikasi untuk menentukan posisi pembalap pada balapan hari Minggu.[14]

Aturan ban

Setiap pembalap diperbolehkan memakai tidak lebih dari tiga belas set ban kering, empat set ban intermediate, dan tiga set ban basah dalam sebuah akhir pekan balapan.[15]

Kualifikasi

Selama sebagian besar sejarah olahraga ini, sesi kualifikasi tidak berbeda banyak dengan sesi latihan; para pembalap memiliki satu atau lebih sesi di mana mereka akan mencetak waktu putaran tercepat mereka, dan urutan awalan lomba ditentukan dengan putaran terbaik masing-masing pembalap. Pembalap yang tercepat mendapatkan posisi paling depan, yang disebut dengan pole position. Dari 1996 sampai 2002, formatnya adalah shootout berdurasi 1 jam, di mana pembalap memiliki maksimal 12 putaran untuk mencetak waktu tercepat. Cara ini dipertahankan sampai akhir 2002 sebelum peraturannya diubah lagi, karena para tim tidak akan keluar di awal-awal sesi kualifikasi untuk mengambil keuntungan dari kondisi trek yang lebih baik kemudian.[16]

Grid F1 saat ini dibatasi jumlahnya sampai 26 mobil[17] – jika ada lebih banyak peserta dalam suatu balapan dari itu, kualifikasi juga akan menentukan pembalap mana yang dapat mengawali balapan.[18] Jumlah peserta yang masuk sangat banyak sampai-sampai tim dengan performa paling buruk harus memasuki sebuah sesi pra-kualifikasi, di mana pembalap yang tercepat maju ke sesi kualifikasi utama.[19]

Sistem kualifikasi yang digunakan sekarang diadopsi sejak musim 2006. Dinamai kualifikasi "knock-out", sistem ini dibagi menjadi tiga sesi: Q1, Q2, dan Q3. Dalam setiap sesi, para pembalap mencetak waktu putaran dan mencoba untuk naik ke sesi selanjutnya, dengan pembalap yang terlambat "dikeluarkan" dari kualifikasi di akhir masing-masing sesi. Para pembalap diperbolehkan memutari trek sebanyak yang mereka inginkan dalam suatu sesi. Setelah masing-masing sesi selesai, waktu putaran diatur ulang dan hanya waktu tercepat dari masing-masing pembalap yang dihitung. Jumlah pembalap yang dikeluarkan dari masing-masing sesi tergantung dari jumlah mobil yang masuk dalam kejuaraan.[butuh rujukan]Saat ini, dengan 20 mobil, Q1 digelar selama 18 menit dan mengeliminasi 5 pembalap terlambat. Dalam sesi Q1 ini, setiap pembalap yang putaran tercepatnya lebih lambat dari 107% waktu tercepat tidak akan diperbolehkan mengikuti lomba tanpa izin para steward. Aturan hanya berlaku di Q1.[20][21] Selanjutnya, para pembalap memiliki waktu 15 menit di Q2 untuk mencetak salah satu dari 10 waktu tercepat dan maju ke sesi berikutnya. Q3 berlangsung selama 12 menit.[22] Pada awal musim 2016, diperkenalkan sebuah sistem kualifikasi di mana pembalap yang terlambat akan dieliminasi setiap 1 menit 30 detik setelah jangka waktu tertentu di setiap sesinya.[23] Sistem ini kemudian ditinggalkan setelah hanya dipakai untuk dua balapan pertama musim itu.[24]

Pada musim 2021, format balapan kualifikasi 'sprint' diuji coba di tiga balapan.[25]

Balapan

Lomba dimulai dengan putaran pemanasan (warm up), dan setelah itu mobil kembali pada urutan yang sesuai di garis start sesuai hasil kualifikasi sebelumnya. Putaran ini sering disebut dengan putaran formasi. Putaran pemanasan memungkinkan pembalap untuk mengecek kondisi trek dan mobil mereka, memanaskan ban untuk menambah cengkeraman, dan juga memberi waktu untuk para kru pit untuk keluar dari trek.

Jacques Villeneuve dalam sesi kualifikasi Grand Prix Amerika Serikat 2005
Jacques Villeneuve dalam sesi kualifikasi Grand Prix Amerika Serikat 2005

Setelah semua mobil masuk di posisinya masing-masing dan mobil medis diposisikan di belakang, sebuah sistem lamput di atas trek mengindikasikan dimulainya balapan: lima lampu merah dinyalakan dengan interval satu detik; lampu-lampu tersebut kemudian dimatikan, setelah waktu yang tidak diberitahukan, untuk mengindikasikan bahwa balapan telah dimulai.[26]

Pada 1950an, jarak balapan bervariasi dari 300 kilometer (190 mi) sampai 300 kilometer (190 mi). Jarak tempuh balapan kemudian dikurangi menjadi 400 kilometer (250 mi) pada 1966 dan 325 kilometer (202 mi) pada 1971. Jarak tempuh kemudian distandarisasi menjadi 305 kilometer (190 mi) pada 1989, dan berlaku sampai sekarang. Namun, balapan jalan raya seperti Monako bisa lebih pendek, agar durasi balapan hanya sampai dua jam.

Para pembalap diperbolehkan untuk menyalip satu sama lain selama berlangsungnya balapan. Jika pemimpin balapan menghampiri pembalap backmarker (yang lebih lambat) yang baru menyelesaikan lebih sedikit putaran, pembalap backmarker tersebut akan diberikan sebuah bendera dan diberitahu bahwa mereka harus memperbolehkan pemimpin untuk mendahului mereka. Pembalap yang lebih lambat tersebut dikatakan telah di "lapped", dan setelah pembalap menyelesaikan lomba, mereka diklasifikasikan satu lap lebih lambat. Seorang pembalap yang gagal menyelesaikan balapan, baik karena masalah mekanis, insiden, atau alasan lainnya dikatakan mundur dari balapan dan "tidak diklasifikasikan" dalam hasil lomba. Namun, jika pembalap sudah menempuh lebih dair 90% jarak balapan, mereka tetap diklasifikasikan.

Selama lomba berlangsung, pembalap dapat melakukan satu atau lebih pit stop untuk melakukan penggantian ban atau komponen yang rusak (dari 1994 sampai 2009, mereka juga boleh mengisi ulang bahan bakar). Tim dan pembalap masing-masing akan memakai strategi pit stop untuk memaksimalkan potensi mobil dan memenangkan balapan. Tiga kompon ban kering, dengan durabilitas, performa, dan karakteristik cengkeraman yang berbeda-beda dapat digunakan para pembalap. Dalam sebuah balapan, pembalap diharuskan untuk memakai dua dari tiga kompon yang tersedia. Masing-masing ban memiliki warna yang berbeda, warna tersebut dapat dilihat di bagian samping ban. Dalam kondisi basah, pembalap dapat mengganti ban menjadi salah satu dari dua opsi ban basah dengan bunga ban tambahan (satu "intermediate" (sedang) untuk kondisi sedang, misalnya sehabis hujan ringan, dan yang lain "full wet" (basah), untuk balapan saat atau sesaat setelah hujan). Pembalap tidak diwajibkan untuk mengganti ban dua kali dalam kondisi balapan basah.

Pengarah balapan

Peran ini secara umum melibatkan pengelolaan logistik dari setiap Grand Prix F1, mengawasi sesi latihan, kualifikasi, balapan, dan juga menegakkan aturan-aturan FIA.[27] Penggunaan mobil keselamatan dan mobil keselamatan virtual, bendera balapan (bendera merah, hitam, dan putih). Pengarah balapan juga bertugas menentukan batas-batas trek di setiap sirkuit.[28] Per 2022, pengarah balapan saat ini adalah Niels Wittich dan Eduardo Freitas yang saling bergantian, dengan Herbie Blash sebagai penasihat permanen.[29][30]

Mobil keselamatan

Jika terjadi sebuah insiden yang dapat membahayakan keselamatan para kompetitor atau marshal, pengarah balapan dapat memilih untuk mengeluarkan mobil keselamatan. Ini menunda balapan, dan para pembalap harus mengikuti mobil keselamatan. Para pembalap dilarang saling mendahului. Mobil keselamatan akan memperlambat laju mobil sehingga memberi waktu pada para marshal membereskan insiden tersebut.[31] Mobil keselamatan akan berputar sampai masalah di trek sudah selesai; setelah itu mobil keselamatan akan kembali masuk ke pit dan balapan digelar lagi dengan awalan "rolling start". Pembalap diperbolehkan masuk ke pit dalam periode mobil keselamatan. Sejak musim 2000, pengemudi safety car adalah mantan pembalap asal Jerman, Bernd Mayländer.[32][33]

Mercedes-Benz telah menyuplai model-model mobil Mercedes-AMG kepada Formula Satu untuk digunakan sebagai mobil keselamatan. Dari musim 2021, Aston Martin ikut menyuplai Aston Martin Vantage untuk digunakan sebagai mobil keselamatan, bergantian di balapan-balapan tertentu dengan Mercedes.[34]

Piala Formula Satu yang diberikan kepada sang pemenang di akhir musim
Piala Formula Satu yang diberikan kepada sang pemenang di akhir musim

Sistem poin

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 FL*
25 18 15 12 10 8 6 4 2 1 1

*Seorang pembalap harus finis dalam sepuluh besar untuk mendapatkan satu poin tambahan setelah mencetak lap tercepat pada balapan. Jika pembalap yang mencetak putaran tercepat finis di luar sepuluh besar dalam sebuah balapan, poin tambahan ekstra tidak diberikan untuk balapan tersebut.[35]

Berbagai sistem telah digunakan untuk memberikan poin kejuaraan sejak 1950. Sistem saat ini, yang digunakan sejak 2010,[36] memberikan poin dalam Kejuaraan Pembalap dan Kejuaraan Konstruktor pada sepuluh besar pembalap, dimana pemenangnya mendapatkan 25 poin. Pada akhir musim, semua poin yang didapatkan di setiap balapan dijumlahkan, dan pembalap dan konstruktor dengan poin terbanyak diberi gelar Juara Dunia. Terlepas dari apakah seorang pembalap menetap dengan tim yang sama dalam suatu musim atau berganti tim, semua poin yang didapatkan pembalap tersebut termasuk dalam Kejuaraan Pembalap.[37]

Pembalap dan konstruktor

Michael Schumacher dan Tim F1 Ferrari telah memenangkan gelar juara dunia beberapa kali.

Tim Formula Satu membangun sendiri kendaraan yang dipakai untuk berkompetisi. Istilah "konstruktor" dapat diartikan sebagai tim-tim tersebut. Persyaratan inilah yang membedakan olahraga ini dengan seri-seri balapan lain seperti Indy Racing League, Champ Car, dan NASCAR, yang memperbolehkan mereka untuk membeli kendaraan, dan seri-seri seperti GP2, yang mengharuskan satu jenis kendaraan untuk semua tim. Pada tahun-tahun pertama, tim-tim Formula Satu juga membuat sendiri mesin yang dipakai. Sekarang ini hal tersebut semakin jarang terjadi dikarenakan keterlibatan pabrikan-pabrikan mobil utama seperti BMW, DaimlerChrysler, Renault, Toyota, dan Honda.

Keterlibatan awal pabrikan mobil datang dalam istilah "tim pabrikan" seperti Alfa Romeo, Ferrari (FIAT) dan Renault. Perusahaan seperti Climax, Repco, Cosworth, Hart, Judd dan Supertec, yang tidak memiliki hubungan dengan tim manapun sering kali menjual mesin ke tim-tim yang tidak mampu untuk membuatnya.

Sejak menghilang pada awal 1980-an, tim pabrikan kembali lagi pada 1990-an dan 2000-an. Toyota, Ferrari (FIAT) dan Renault telah memiliki tim sendiri. BMW mengikuti langkah tersebut dengan membeli bekas tim Sauber. Honda akhir-akhir ini juga telah memiliki pengaruh atas bekas British American Racing. Pabrikan mesin seperti DaimlerChrysler menyediakan mesin dan menjadi sponsor bagi tim-tim lainnya dengan balasan iklan pada baju dan mobil. Pabrikan lainnya memilih menjadi penyedia mesin komersial seperti Cosworth.

Lomba Formula Satu musim 1950 terdiri dari 18 tim. Dikarenakan biaya yang makin membengkak, banyak yang keluar dari persaingan dengan cepat. Scuderia Ferrari menjadi satu-satunya tim yang berkompetisi sejak 1950. Per 2005 hanya sepuluh tim yang tersisa, setiap tim menyediakan dua mobil. Walaupun setiap tim merahasiakan informasi mengenai anggaran dana mereka, tetapi diperkirakan anggaran tersebut berkisar antara 75 juta USD sampai 500 juta USD untuk setiap timnya.

Untuk menjadi tim baru di kejuaraan dunia Formula Satu membutuhkan dana 25 juta poundsterling (sekitar 50 juta USD) yang dibayarkan dimuka kepada FIA, yang kemudian dibayarkan kembali kepada tim tersebut akhirnya. Sebagai konsekuensinya, konstruktor yang ingin memasuki kompetisi Formula Satu sering kali lebih suka membeli tim yang sudah ada seperti: B.A.R. yang membeli Tyrrell dan Midland yang membeli Jordan.

Setiap mobil diberikan nomor. Juara dunia musim sebelumnya diberikan nomor 1, rekan setimnya diberikan nomor 2. Nomor-nomor berikutnya diberikan sesuai dengan posisi masing-masing konstruktor pada musim sebelumnya. Pengecualian diberikan jika juara dunia sebelumnya tidak lagi ikut berkompetisi. Nomor 13 tidak digunakan sejak 1974. Sebelum 1996, hanya juara dunia pembalap dan timnya yang bertukar angka dengan juara musim sebelumya. Sisanya tetap menggunakan nomor yang sama dengan musim sebelumya, di mana nomor-nomor tersebut ditetapkan pada musim 1974. Contohnya untuk beberapa tahun, Ferrari menggunakan nomor 27 dan 28, tidak peduli berapapun posisi yang mereka raih pada kompetisi. Seiring dengan bergabungnya tim-tim baru pada awal 1990-an, nomor-nomor kemudian secara rutin diacak kembali sampai sistem yang sekarang berlaku sejak 1996.

Michael Schumacher memegang rekor untuk pembalap yang paling sering menjadi juara dunia (tujuh kali) dan Scuderia Ferrari memegang rekor konstruktor yang paling sering menjadi juara dunia (14 kali).

Grand Prix

Peta dunia yang menunjukkan lokasi-lokasi Grand Prix Formula 1: negara-negara yang berwarna hijau ada dalam kalender saat ini, sedangkan yang berwarna abu-abu gelap pernah menggelar sebuah balapan Formula Satu sebelumnya (teritori yang ditunjukkan bersifat de facto)
Peta dunia yang menunjukkan lokasi-lokasi Grand Prix Formula 1: negara-negara yang berwarna hijau ada dalam kalender saat ini, sedangkan yang berwarna abu-abu gelap pernah menggelar sebuah balapan Formula Satu sebelumnya (teritori yang ditunjukkan bersifat de facto)

Jumlah Grand Prix yang diselenggarakan di setiap musim balapan berubah-ubah sepanjang waktu. Musim pertama tahun 1950 terdiri dari 7 sesi dan terus bertambah sepanjang waktu. Sejak 1980 jumlah sesi balap bertahan di 16 atau 17 seri dan kemudian mencapai 19 seri pada tahun 2005. Pada 2021 dan 2022, kalender F1 terdiri dari 22 balapan, yang merupakan jumlah balapan terbanyak dalam satu musim.[38][39]

Enam dari tujuh balapan di musim pertama (1950) berada di Eropa; satu-satunya balapan di luar Eropa yang termasuk Kejuaraan Dunia adalah Indianapolis 500, yang digelar dengan regulasi yang berbeda dan kemudian diganti dengan Grand Prix Amerika Serikat. Kompetisi F1 kemudian secara bertahap meluas ke negara-negara non Eropa. Argentina menggelar Grand Prix pertama di Amerika Selatan pada tahun 1953, sedangkan Maroko menjadi negara Afrika pertama yang menjadi tuan rumah balapan F1 tahun 1958. Menyusul kemudian Asia (Jepang tahun 1976) dan Oseania (Australia tahun 1985). Seri balapan yang sekarang tersebar di sejumlah negara di benua Eropa, Asia, Oseania, Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Umumnya, setiap negara menjadi tuan rumah grand prix sekali dalam setiap musim yang membawa nama negara tersebut ke pentas internasional. Dengan pengecualian Jerman yang menyelenggarakan dua seri balap setiap musim. Satu di antaranya adalah Grand Prix Eropa.

Sirkuit yang digunakan untuk balapan bisa berbeda dari satu musim ke musim berikutnya. Grand Prix Inggris contohnya diselenggarakan setiap tahun sejak 1950 telah rutin berganti antara Brands Hatch dan Silverstone mulai tahun 1963 sampai 1986. Satu-satunya seri balapan yang ada dalam setiap musim kompetisi adalah Grand Prix Italia. Seri Italia selalu diadakan di Monza, dengan satu pengecualian pada tahun 1980 di mana seri tersebut diadakan di Imola (yang sekarang menjadi sirkuit dari Grand Prix San Marino).

Sirkuit

Autodromo Nazionale Monza, sirkuit yang digunakan Grand Prix Italia, adalah salah satu sirkuit F1 yang tertua.
Sochi Autodrom, tempat penyelenggaraan Grand Prix Rusia dari 2014 sampai 2021
Sochi Autodrom, tempat penyelenggaraan Grand Prix Rusia dari 2014 sampai 2021

Sebuah sirkuit biasanya memiliki sebuah bagian jalanan lurus tempat starting grid. Pit lane tempat di mana pembalap berhenti untuk mengganti ban, penyesuaian aerodinamika, dan perbaikan-perbaikan kecil (misalnya pergantian hidung mobil akibat kerusakan sayap depan) selama balapan dan tempat tim bekerja sebelum balapan dimulai, umumnya berada di samping garis start. Tata letak masing-masing sirkuit berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Umumnya sirkuit yang dipakai menggunakan arah searah jarum jam. Sirkuit yang memakai arah berlawanan dengan arah jarum jam dapat menyebabkan masalah pada leher pembalap karena gaya yang ditimbulkan oleh mobil-mobil F1.

Kebanyakan sirkuit yang digunakan sekarang ini adalah sirkuit yang khusus dibuat untuk kompetisi F1. Sirkuit-sirkuit jalanan saat ini adalah Monako, Melbourne, Singapura, Baku, Miami, dan Jeddah. Glamor dan sejarah balapan Monako merupakan alasan satu-satunya kenapa sirkuit tersebut masih digunakan sekarang ini, meskipun sirkuit itu dianggap tidak memenuhi standar keselamatan yang diminta. Juara dunia tiga kali Nelson Piquet menggambarkan balapan di Monako seperti "mengendarai sepeda di ruang tamu Anda".[40]

Sirkuit Formula Satu modern memiliki area kosong yang luas, jebakan kerikil dan penghalang ban untuk mengurangi risiko dalam kecelakaan. FIA memerintahkan beberapa perubahan terhadap sirkuit-sirkuit setelah kematian dari Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger di Imola selama musim 1994.

Masa depan

Perubahan dan proposal perubahan aturan ditujukan untuk menghilangkan "perang ban" yang dikritik telah memindahkan lomba dari kompetisi pembalap ke kompetisi ban.

Formula Satu sempat mengalami masa-masa sulit pada awal 2000-an. Penggemar mengekspresikan kehilangan minat mereka karena dominasi dari Michael Schumacher dan Scuderia Ferrari. Pada masa sekarang ini, FIA dibebani tanggung jawab untuk membuat aturan yang dapat mengurangi biaya yang makin meningkat sehingga dapat memengaruhi tim-tim kecil serta aturan untuk meningkatkan keselamatan pembalap.

Perubahan lokasi

Dalam rangka untuk meningkatkan citra olahraga ini sebagai kejuaran dunia, presiden FOM Bernie Ecclestone telah merencanakan sejumlah grand prix untuk diadakan di sejumlah negara baru. Per 2005, perubahan ini telah menghasilkan pengurangan satu seri balapan, Grand Prix Austria yang terakhir diadakan pada 2003. Akan tetapi beberapa tim telah menyatakan keinginan agar kalender kompetisi dipersingkat sehingga masa depan seri balapan seperti Grand Prix Inggris, Grand Prix Prancis dan Grand Prix San Marino semakin diragukan.

Grand Prix Turki pertama kali diadakan dalam musim 2005 di IstanbulPark. Kemudian sebuah Grand Prix Meksiko sudah direncanakan untuk diadakan tahun 2006, selain itu Ecclestone juga sudah menyatakan akan membawa F1 ke Afrika Selatan dalam lima tahun kedepan. Ia juga menyatakan keinginannya untuk menyelenggarakan Grand Prix Rusia di Moskow atau St Petersburg dalam waktu mendatang. Ratifikasi Uni Eropa tentang pelarangan iklan tembakau yang mulai berlaku pada 31 Juli 2005 semakin memaksa para produsen produk tembakau yang menjadi sponsor olahraga untuk beralih ke lokasi di luar Eropa.

Masa depan Grand Prix Amerika Serikat di Sirkuit Indianapolis juga diragukan sejak hanya enam mobil yang berlomba pada musim 2005 dikarenakan isu masalah keselamatan oleh produsen ban Michelin. Grand Prix Amerika Serikat telah resmi dijadwalkan untuk diselenggarakan kembali pada 2 Juli 2006.

Perubahan peraturan

Demi keselamatan, FIA telah membuat sejumlah perubahan pada peraturan mulai musim 2005, termasuk larangan pergantian ban. Untuk memangkas biaya, aturan setiap mesin harus digunakan untuk dua kali balapan diperkenalkan. Kedua isu tersebut, keselamatan dan biaya adalah dua garis besar yang membawahi sejumlah peraturan yang akan dibuat.

Pola babak kualifikasi sekarang menjadi sekali menggantikan pola lama yang digunakan sejak awal musim 2005 sampai Grand Prix Eropa yang terdiri dari dua kali kualifikasi, Sabtu dan Minggu pagi, dengan posisi start ditukar antara yang pertama dengan yang kedua berdasarkan waktu rata-rata yang dicapai pembalap. Akan tetapi pola babak kualifikasi sekarang ini masih tidak disukai oleh baik pembalap maupun tim.

Mulai musim 2006, penggunaan mesin akan menurun yakni jenis 2,5L V8 menggantikan 3.0L V10. Tetapi beberapa tim diijinkan untuk tetap menggunakan mesin V10 dengan beberapa pembatasan untuk mengurangi biaya. Kedepannya, FIA bermaksud untuk membuat pembatasan-pembatasan dan standardisasi peralatan elektronik dan ban.

Kedepannya, beberapa perubahan radikal akan dibuat. Pada 5 Mei 2005, FIA mengusulkan konsep sayap belakang baru yang akan menghilangkan sayap belakang tunggal yang sekarang dipakai dan akan diganti dengan sayap-sayap baru menyerupai kotak dan akan dipasang di belakang masing-masing ban belakang. Perubahan ini direncanakan berlaku pada 2007. [1]

Pada 24 Oktober 2005, komisi Formula Satu memutuskan untuk mengganti sistem kompetisi ke sistem "KO". Pada akhir 15 menit pertama, 5 mobil terlambat tidak diperbolehkan melanjutkan babak kualifikasi. Mobil-mobil ini kemudian akan menempati 5 posisi terbelakang berdasarkan urutan waktu yang dicapai masing-masing mobil. Waktu yang dicapai sisa 15 mobil lainnya kemudian akan dihitung ulang. Pada akhir 15 menit kedua, 5 mobil terlambat kembali tidak diperbolehkan melanjutkan babak kualifikasi dan akan menempati posisi 11 sampai 15 menurut waktu masing-masing mobil. Waktu yang dicapai sisa 10 mobil lainnya akan dihitung ulang. Kemudian untuk 20 menit terakhir adalah untuk menentukan posisi kesepuluh mobil yang tersisa berdasarkan waktu yang dicapai masing-masing mobil. Perubahan ini direncanakan akan berlaku mulai musim 2006.

Juga pada musim 2006, penggantian ban waktu pit stop kembali diperbolehkan. Dasar pertimbangannya adalah dengan pengurangan kapasitas mesin akan mengurangi kecepatan. Pembalap juga diperbolehkan memiliki lebih banyak cadangan ban dibandingkan dengan musim 2005. Tujuh set ban cuaca kering, empat set ban cuaca hujan dan tiga set ban cuaca ekstrem. Pembalap kemudian diharuskan untuk memilih jenis ban cuaca kering sebelum kualifikasi dimulai.

Model kualifikasi saat ini terbagi dalam tiga sesi. Pembalap dengan catatan waktu di atas 107% dari waktu tercepat pada sesi pertama (Q1) tidak diperkenankan mengikuti lomba tanpa izin pengawas lomba (steward).

Tim-tim kecil

Mundurnya Ford Motor dari kompetisi Formula Satu memengaruhi beberapa tim-tim kecil. Jaguar Racing kemudian dijual ke Red Bull yang sekarang menjadi Red Bull Racing.

Jordan dan Minardi sama-sama tergantung kepada mesin-mesin Ford Cosworth. Jordan kemudian mempertimbangkan untuk menggunakan mesin Toyota, sementara Minardi tetap menggunakan mesin Cosworth di bawah pemilik baru Cosworth.

Pada musim 2006, Jordan akan berganti nama menjadi Tim F1 Midland. Bulan Juni 2005, BMW membeli saham mayoritas Sauber dan berniat menjadikan timnya sebagai tim pabrikan pada musim 2006. Sebagai hasilnya tim Williams akan menghentikan kerjasamanya dengan BMW dan memilih untuk menggunakan mesin Cosworth pada 2006.

Tim lain Tim F1 Super Aguri bergabung dengan F1 pada 2006. Tim ini dinamakan sesuai dengan pendirinya Aguri Suzuki, yang pernah menjadi pembalap F1 dan berpartisipasi dalam 88 kali balapan. Tim ini diperkirakan akan mengontrak bekas pembalap BAR Takuma Sato. Mesin kemudian akan disediakan oleh Honda. Sementara itu pada November 2005, mereka telah mengadakan negosiasi dengan bekas pemimpin tim Minardi Paul Stoddart mengenai pembelian rangka untuk kendaraan mereka, yang kemungkinan akan menggunakan model Arrows tahun 2002.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Formulanya didefinisikan pada 1946; balapan Formula Satu pertama adalah pada 1947; musim Kejuaraan Dunia pertama adalah 1950.
  2. ^ Noble, Jonathan; Hughes, Mark. "Discovering What Makes Formula One, Formula One". dummies.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 September 2009. 
  3. ^ a b "ANNEXE L AU CODE SPORTIF INTERNATIONAL / APPENDIX L TO THE INTERNATIONAL SPORTING CODE" (PDF). fia.com (dalam bahasa Inggris). 17 Desember 2020. Diakses tanggal 12 Maret 2021.  line feed character di |title= pada posisi 41 (bantuan)
  4. ^ Stuart, Greg (15 Juli 2021). "10 things you need to know about the all-new 2022 F1 car | Formula 1®". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-14. 
  5. ^ Lavrinc, Damon (31 Maret 2007). "Traction control banned in F1 beginning in 2008". autoblog.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Maret 2021. 
  6. ^ Collantine, Keith (30 Maret 2007). "Traction control banned in F1 from 2008". racefans.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Maret 2021. 
  7. ^ Benson, Andrew (23 Januari 2017). "Ecclestone out amid $8bn F1 takeover". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-14. 
  8. ^ Treymane, David (9 Agustus 2020). "Who was Giuseppe Farina, F1's first winner and world champion?". formula1.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  9. ^ "Nino Farina". formula1.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  10. ^ Williamson, Martin. "A Brief History of Formula One". en.espn.co.uk. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  11. ^ "The ground-breaking F1 cars - 60 Years since their first win". motorsportmagazine.com (dalam bahasa Inggris). 29 Mei 2020. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  12. ^ Reid, Caroline (19 Maret 2015). "20 Brands that defined F1". raceconteur.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  13. ^ Raj, Nishant (17 Januari 2013). "Understanding F1: Friday Practice Sessions Explained". www.sportskeeda.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-13. 
  14. ^ Chachra, Tanish (2020-07-03). "How does qualifying work in F1? Qualifying system explained". The SportsRush (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-13. 
  15. ^ "2021 Formula One sporting regulations" (PDF). fia,com (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2020. Diakses tanggal 13 Mei 2022. 
  16. ^ "Deciding the grid - A history of F1 qualifying formats". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). 17 Maret 2016. Diakses tanggal 2022-05-14. 
  17. ^ "Formula One poised to increase to 26 teams - CNN.com". edition.cnn.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-28. 
  18. ^ "Can There Be More Than 10 Formula 1 Racing Teams?". One Stop Racing (dalam bahasa Inggris). 2021-09-24. Diakses tanggal 2022-06-28. 
  19. ^ Grandprix.com. "Unlucky 13: The horrors of pre-qualifying". www.grandprix.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-28. 
  20. ^ "107% Rule". www.mclaren.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-14. 
  21. ^ "107% Rule In F1 Explained In Simple Terms – FLOW RACERS" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-14. 
  22. ^ de Artola, Alicia (2022-03-08). "F1 qualifying explained: How does qualifying work in Formula 1?". FanSided (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-14. 
  23. ^ "FIA approves new elimination-style qualifying format". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-28. 
  24. ^ Elizalde, Pablo (17 Desember 2016). "Top Stories of 2016, #15: F1's elimination qualifying farce". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-28. 
  25. ^ "Sprint Qualifying to debut at three Grands Prix in 2021 following unanimous agreement from teams | Formula 1®". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). 26 April 2021. Diakses tanggal 2023-03-22. 
  26. ^ "Race start procedure". formula1.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juli 2011. 
  27. ^ "Who Are The F1 Stewards? | Stewards F1". f1chronicle.com (dalam bahasa Inggris). 2021-09-21. Diakses tanggal 2022-05-21. 
  28. ^ Cooper, Adam (15 Desember 2021). "Who is Michael Masi and what's the role of a Formula 1 race director?". www.autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-21. 
  29. ^ "FIA President Mohammed Ben Sulayem opens the way for a new step forward in Formula 1 refereeing". Federation Internationale de l'Automobile (dalam bahasa Inggris). 2022-02-17. Diakses tanggal 2022-05-21. 
  30. ^ Cooper, Adam (17 Februari 2022). "FIA removes Masi, announces new virtual F1 race control system". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-21. 
  31. ^ "What Does A Safety Car Do In F1?". One Stop Racing (dalam bahasa Inggris). 2022-01-28. Diakses tanggal 2022-05-21. 
  32. ^ Gitlin, Jonathan M. (2021-10-22). "Ever wondered about the F1 safety car? We talk to its driver". Ars Technica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-21. 
  33. ^ Ardy Estrada, I Gede (20 Desember 2021). "Memahami Bagaimana Pengemudi Safety Car F1 Bernd Maylander Bekerja". id.motorsport.com. Diakses tanggal 2022-05-21. 
  34. ^ "Check out the new Mercedes and Aston Martin Safety and Medical Cars for 2021 | Formula 1®". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). 8 Maret 2021. Diakses tanggal 2022-05-21. 
  35. ^ "F1 approves new fastest lap point rule". ESPN.com (dalam bahasa Inggris). 2019-03-11. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  36. ^ "F1 changes points system for 2010". BBC UK (dalam bahasa Inggris). 2010-02-02. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  37. ^ "Rules & Regulations - Points". formula1.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-22. Diakses tanggal 26 Juni 2023. 
  38. ^ Austin, Dan (2022-10-06). "F1 race calendar 2022: Full list of dates for every grand prix in biggest season ever". The Independent (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-25. 
  39. ^ "Most races in a Formula One season". Guinness World Records (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-25. 
  40. ^ "Nelson Piquet Quote: "Driving in Monaco is like riding a bike around your house"". quotefancy.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Juni 2021. 

Pranala luar