Formula One Group
![]() | |
Sebelumnya | Formula One Constructors Association |
---|---|
Anak perusahaan | |
Industri | Balap mobil |
Pendiri | Bernie Ecclestone |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci |
|
Merek | Formula 1 |
Pemilik | Liberty Media |
Anak usaha | Formula One Promotions and Administration Formula One Management (FOM) |
Situs web | www![]() |
Formula Satu |
---|
![]() |
Formula One Group adalah sekelompok perusahaan yang bertanggung jawab mempromosikan FIA Formula One World Championship, dan melaksanakan hak komersial atas ajang balap tersebut.[1]
Grup ini sebelumnya dimiliki oleh Delta Topco, sebuah perusahaan asal Jersey yang sebagian besar sahamnya dipegang oleh CVC Capital Partners, Waddell & Reed, dan LBI Group. Grup ini kemudian dibeli oleh Liberty Media pada tahun 2017.[2]
Bernie Ecclestone, mantan pimpinan tim Formula Satu, menjabat sebagai CEO perusahaan ini selama 40 tahun. Hingga Januari 2021[update], grup ini dijalankan oleh Stefano Domenicali sebagai presiden dan CEO, sementara Ross Brawn menjabat sebagai direktur balap, dan Chase Carey, yang memimpin perusahaan ini dari tahun 2017 hingga 2020, menjabat sebagai chairman non-eksekutif.[3]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1974, Formula One Constructors' Association (FOCA) didirikan untuk meningkatkan tata kelola komersial dari Formula Satu, agar menguntungkan semua tim balap yang berpartisipasi. Pada tahun 1978, Bernie Ecclestone menjadi pimpinan FOCA, dan mendirikan Fédération Internationale du Sport Automobile (FISA) untuk mengendalikan hak komersial dari F1. Pada bulan Maret 1981, Perjanjian Concorde memberi FOCA hak untuk menegosiasikan kontrak TV. Di bawah perjanjian sebelumnya, kontrak TV berisiko dan tidak terlalu menguntungkan.[4]
Saat Perjanjian Concorde kedua disetujui pada tahun 1987, Ecclestone berhenti menjadi pemilik tim dan mendirikan Formula One Promotions and Administration (FOPA) untuk mengelola hak TV bagi semua tim yang berpartisipasi. FOPA kemudian dikenal sebagai Formula One Management (FOM). FOPA menerima 49% pendapatan yang berasal dari TV, sementara 1% diserahkan ke tim-tim balap, dan sisanya diserahkan ke FIA. FOPA juga menerima semua komisi yang dibayar oleh para promotor dan membayar hadiah uang untuk tim-tim balap. Pada tahun 1992, Perjanjian Concorde ketiga resmi ditandatangani.
Saat Perjanjian Concorde keempat diteken pada tahun 1995, FIA memutuskan untuk menyerahkan hak komersial dari F1 ke Formula One Administration (dikelola oleh FOM) selama 14 tahun. Sebagai hasilnya, Ecclestone akan membayar sejumlah biaya setiap tahun. Karena FOM memiliki hak eksklusif atas tim-tim populer seperti McLaren, Williams, dan Tyrrell, tim-tim tersebut pun tidak setuju, dengan cara menolak Perjanjian Concorde keempat. Sebuah kompromi kemudian berhasil dicapai, dan Perjanjian Concorde baru pun diteken oleh semua tim pada tahun 1998.
McLaren, Williams, Ferrari, dan Renault kemudian membentuk GPWC Holdings, dan mengancam akan membuat ajang balap sendiri pada tahun 2008, karena kontrak mereka berakhir pada tahun 2007.
Ecclestone menjual saham F1[sunting | sunting sumber]
SLEC Holdings dibentuk sebagai perusahaan induk dari Formula One pada tahun 1996 saat Ecclestone menyerahkan Formula One ke istrinya, Slavica Ecclestone, sebagai bagian dari persiapan untuk menjual saham Formula One di bursa saham.[5]
Pada bulan Juni 1999, Komisi Eropa mengumumkan bahwa mereka akan menginvestigasi FIA, FOA, dan International Sportsworld Communicators (ISC) atas tuduhan menyalahgunakan posisi dominan dan membatasi kompetisi.[6] ISC, yang dimiliki oleh Ecclestone, telah meneken perjanjian selama 14 tahun dengan FIA pada tahun 1996 untuk memperoleh hak siar eksklusif atas 18 kejuaraan FIA.
Pada bulan Oktober 1999, Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) mengakuisisi 12,5% saham SLEC dengan harga £234 juta.[7] Pada bulan Februari 2000, Hellman and Friedman membeli 37,5% saham SLEC dengan harga £625 juta. Hellman and Friedman dan MGPE kemudian membentuk Speed Investments untuk mengelola 50% saham SLEC yang dipegang oleh keduanya.[7][8] Pada tanggal 22 Maret 2000, EM.TV & Merchandising asal Jerman membeli Speed Investments dengan harga £1,1 milyar.[9]
Akuisisi tersebut membuat EM.TV mengalami kesulitan keuangan. EM.TV pun mengumumkan bahwa pendapatannya pada tahun 2000 akan berada di bawah ekspektasi dan mereka sedang terlilit utang, sehingga harga sahamnya turun sebesar 90%.[10] Pada bulan Februari, Kirch Group setuju untuk menyelamatkan EM.TV, asalkan memperoleh sejumlah saham EM.TV dan dapat mengendalikan Speed Investments.[8] Alan Henry dari The Guardian memberitakan bahwa kedua perusahaan tersebut juga setuju untuk melaksanakan opsi yang dimiliki oleh EM.TV, yakni membeli 25% lagi saham SLEC dengan harga sekitar £600 juta pada akhir bulan Maret 2001.[11] Untuk itu, Kirch pun meminjam dana sebesar €1,6 milyar, yakni €1 milyar dari Bayerische Landesbank (BayernLB) sementara sisanya dari Lehman Brothers dan JPMorgan Chase.[12] Keterlibatan Kirch pun menimbulkan kekhawatiran dari produsen mobil yang berpartisipasi di Formula Satu, sehingga BMW, DaimlerChrysler, Fiat, Ford, dan Renault pun membentuk GPWC Holding BV untuk mewakili para produsen mobil di F1, meningkatkan kondisi keuangan dan stabilitas kejuaraan, serta menjaga cakupan siaran televisi antena.[12]
Karena perjanjian yang terkait dengan kepemilikan sahamnya, SLEC dikendalikan oleh Kirch, yang mengendalikan dewan Formula One Holdings (FOH). Karena merugi, para kreditur kemudian meletakkan Kirch di bawah pengawasan pada tahun 2002. Para kreditur kemudian membubarkan Kirch. Saham SLEC yang dipegang oleh Kirch pun dikendalikan oleh Bayerische Landesbank (BayernLB), JPMorgan Chase, dan Lehman Brothers (melalui Speed Investments).
Sebelum dapat melaksanakan hak sebagai pemegang saham, ketiganya harus mendapat persetujuan dari Komisi Eropa. Sementara itu, Ecclestone melakukan perubahan di dewan SLEC, FOH, Formula One Administration (FOA), dan Formula One Management (FOM); sedemikian rupa sehingga Bambino Holdings mengendalikan perusahaan-perusahaan tersebut.
Pada pertengahan bulan November 2004, ketiga bank tersebut menuntut Ecclestone dengan tuduhan terlalu mengendalikan Formula Satu, sehingga muncul spekulasi bahwa Ecclestone mungkin akan kehilangan jabatan yang telah ia emban selama lebih dari 30 tahun. Persidangan pun dimulai pada tanggal 23 November 2004, dan pada tanggal 6 Desember 2004, hakim menyatakan bahwa argumen Speed benar, dan Ecclestone harus melakukan hal yang diminta oleh Speed".[13] Namun, Ecclestone menyatakan bahwa vonis yang mengancam jabatannya di Formula Satu tersebut tidak akan berarti apa-apa. Ia pun menyatakan niatnya untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.[14]
Keesokan harinya, pada sebuah rapat yang dihadiri oleh pimpinan dari tiap tim di Bandar Udara Heathrow, Ecclestone menawarkan uang senilai £260 juta selama tiga tahun untuk semua tim, agar berkenan memperbarui Perjanjian Concorde, yang akan berakhir pada tahun 2008.[15] Seminggu kemudian, Gerhard Gribkowsky, seorang anggota dewan Bayerische Landesbank dan chairman SLEC, menyatakan bahwa perusahaannya tidak berniat untuk mencopot Ecclestone dari jabatannya.[16]
Akuisisi oleh CVC[sunting | sunting sumber]
Pada bulan November 2005, CVC Capital Partners mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi 25% dan 48% saham SLEC yang masing-masing dipegang oleh Bambino dan Bayerische Landesbank, serta mengakuisisi saham SLEC yang dipegang oleh JPMorgan Chase pada bulan Desember 2005. Pembelian tersebut pun disetujui oleh Komisi Eropa pada tanggal 21 Maret 2006 dan akhirnya selesai pada tanggal 28 Maret 2006.[17][18][19][20][21] Ecclestone menggunakan dana yang didapat dari penjualan saham yang dipegang oleh Bambino Holdings untuk diinvestasikan kembali ke perusahaan ini, sehingga keluarga Ecclestone dapat memegang 13,8% saham Alpha Prema.[22][23] Pada tanggal 30 Maret 2006, CVC membeli 14,1% saham SLEC yang dipegang oleh Lehman Brothers, sehingga CVC resmi menjadi pemegang saham mayoritas Formula One Group,[23] sementara sisanya dipegang oleh LBI Group, JPMorgan Chase, dan para direktur.[24] Deputi pimpinan tim Force India, Bob Fernley, menuduh CVC "memperkosa Formula Satu" selama keterlibatannya di Formula Satu.[25]
Formula One Group pun berencana melantai di Bursa Saham Singapura pada bulan Juni 2012.[26] Namun, rencana tersebut kemudian diundur hingga bulan Oktober 2012, karena Ecclestone merasa kondisi pasar masih kurang stabil dan ada masalah di Eurozone.[27] CVC kemudian menjual sebagian saham perusahaan ini ke Waddell & Reed, BlackRock, dan Norges Bank, sehingga CVC hanya memegang 35,5% saham perusahaan ini.[28] Rencana tersebut akhirnya tidak terlaksana pada tahun 2012,[28] dan kemudian dihidupkan kembali pada bulan April 2013 saat Ecclestone mengumumkan bahwa rencana tersebut akan dilaksanakan dalam waktu satu tahun ke depan.[29]
Akuisisi oleh Liberty[sunting | sunting sumber]
Pada akhir 2016, Liberty Media setuju untuk membeli mayoritas saham Formula One Group dengan harga $4,4 milyar (£3,3 milyar).[30] Pembelian tersebut pun disetujui oleh regulator dan akhirnya selesai pada tanggal 23 Januari 2017.[2] Chase Carey kemudian ditunjuk sebagai CEO perusahaan ini. Pada bulan September 2020, diumumkan bahwa mantan pimpinan tim Ferrari, Stefano Domenicali akan menjadi CEO baru Formula One Group.[31]
Formula One Group melantai di NASDAQ sebagai sebuah tracking stock dengan simbol saham FWONK.[32]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Merger Procedure Article 6(1)(b) Decision" (PDF) (dalam bahasa Inggris). European Commission. 20 Maret 2006. Diakses tanggal 20 Februari 2011.
- ^ a b Benson, Andrew (23 Januari 2017). "Bernie Ecclestone removed as Liberty Media completes $8bn takeover". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2017.
- ^ "Senior Management". corp.formula1.com (dalam bahasa Inggris). Januari 2021. Diakses tanggal 8 Januari 2021.
- ^ Buckton, Christopher (26 Juli 2016). "As he faces ransom demands from mother-in-law's abductors, who is Bernie Ecclestone?". Mirror.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Desember 2016.
- ^ Griffiths, John; Harris, Clay; Harverson, Patrick (7 Juni 1997). "Ecclestone juggles ahead of flotation; Complex asset deals leave wife with control of up to 40 per cent of motor racing empire". Financial Times.
- ^ "Brussels accuses F1 motor racing of abusing its dominant position". The Irish Times (dalam bahasa Inggris). 30 Juni 1999. Diakses tanggal 31 Desember 2021.
- ^ a b Steiner, Rupert (20 February 2000). "Ecclestone sells £625m F1 stake". Sunday Times. Times Newspapers.
- ^ a b "The end of Kirch..." Grandprix.com. 13 June 2002. Diakses tanggal 20 October 2010.
- ^ "Muppet owners buy Formula One". BBC. BBC News. 22 March 2000. Diakses tanggal 20 February 2011.
- ^ "EM.TC Rescue Package Agreed". The Scotsman. 16 February 2001.
- ^ Henry, Alan (5 April 2001). "Formula One faces rebellion from car makers". The Guardian.
- ^ a b Hientzsch, Heike (28 September 2002). "What do Formula One's owners want?; The banks who are stakeholders must reach a pact with the teams for good of the sport, says Heike Hientzsch". The Business Times Singapore. Singapore Press Holdings.
- ^ "Legal blow for Ecclestone". ITV-F1.com. ITV plc. 6 December 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 December 2004. Diakses tanggal 20 February 2011.
- ^ "Bernie Defiant". ITV-F1.com. ITV plc. 6 December 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 December 2004. Diakses tanggal 20 February 2011.
- ^ "Bernie offers £260m payday". ITV-F1.com. ITV plc. 7 December 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 December 2004. Diakses tanggal 19 February 2011.
- ^ "Ecclestone to remain in charge". ITV-F1.com. ITV plc. 24 December 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2004. Diakses tanggal 20 February 2011.
- ^ "Case No COMP/M.4066 - CVC / SLEC" (PDF). REGULATION (EC) No 139/2004 MERGER PROCEDURE: Article 6(2) NON-OPPOSITION. The European Commission (In electronic form on the EUR-Lex website under document number 32006M4066). 20 March 2006. Diakses tanggal 13 June 2019.
- ^ "Mergers: Commission clears planned acquisition of Formula One owner SLEC by CVC, subject to conditions" (PDF). Press Release IP/06/342. The European Commission. 21 March 2006. Diakses tanggal 13 June 2019.
- ^ Noble, Jonathan (21 Maret 2006). "CVC gets EU approval; must sell MotoGP". Autosport (dalam bahasa Inggris). Haymarket Publications. Diakses tanggal 31 Desember 2021.
- ^ "CVC completes F1 acquisition". Autosport. Haymarket Publications. 28 March 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-26. Diakses tanggal 13 June 2019.
- ^ Olson, Parmy (28 Maret 2006). "CVC Gets into Gear With Ecclestone's F1 Stake". Forbes Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021.
- ^ "CVC confirms F1 buy-out". ITV-F1.com (dalam bahasa Inggris). ITV plc. 29 Maret 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Maret 2007. Diakses tanggal 20 Februari 2011.
- ^ a b Sylt, Christian; Reid, Caroline (31 October 2010). "Ecclestone backtracks over F1 flotation". Financial Times. Diakses tanggal 29 April 2013.
- ^ Saward, Joe (24 Mei 2012). "The reality… as was". Joe Saward's Grand Prix blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 April 2013.
- ^ Richards, Giles (10 September 2018). "CVC ownership of F1 should serve as a warning to Premiership Rugby". theguardian.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021.
- ^ "F1 flotation boosted by £4.4bn 'guarantee'". Daily Telegraph (dalam bahasa Inggris). 28 April 2012. Diakses tanggal 29 April 2013. ((Perlu berlangganan (help)).
- ^ Neville, Simon (31 Mei 2012). "Bernie Ecclestone signals delay to F1 flotation as another Asian IPO fails". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 April 2013.
- ^ a b Blitz, Roger (20 July 2012). "Formula One left floating as IPO on hold". Financial Times. Diakses tanggal 29 April 2013. ((Perlu berlangganan (help)).
- ^ Sylt, Christian (28 April 2013). "F1 shakes up prize money and prepares for £6.5bn float". Daily Telegraph. Diakses tanggal 29 April 2013.
- ^ "US media firm Liberty Media to buy Formula 1". BBC News (dalam bahasa Inggris). 8 September 2016. Diakses tanggal 31 Desember 2021.
- ^ Benson, Andrew (22 September 2020). "Stefano Domenicali: Ex-Ferrari boss to head Formula 1" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021.
- ^ Sylt, Christian (29 Januari 2017). "Exclusive: Formula One Group Doesn't Own F1's Commercial Rights". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021.