Michael Schumacher
Michael Schumacher OMRI | |
---|---|
![]() Potret Michael Schumacher (karya Galeri Fernand Bachmann) | |
Lahir | 3 Januari 1969 Hürth, Nordrhein-Westfalen, Jerman Barat |
Tinggi | 174 cm (5 ft 9 in)[1] |
Berat | 74 kg (163 pon)[1] |
Suami/istri | |
Anak |
|
Kerabat |
|
Karier Kejuaraan Dunia Formula Satu | |
Kebangsaan | ![]() |
Tahun aktif | 1991–2006, 2010–2012 |
Tim | Jordan, Benetton, Ferrari, Mercedes |
Mesin | Ford, Renault, Ferrari, Mercedes |
Jumlah lomba | 308 (306 start) |
Juara dunia | 7 (1994, 1995, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004) |
Menang | 91 |
Podium | 155 |
Total poin | 1.566 |
Posisi pole | 68 |
Lap tercepat | 77 |
Lomba pertama | Grand Prix Belgia 1991 |
Menang pertama | Grand Prix Belgia 1992 |
Menang terakhir | Grand Prix Tiongkok 2006 |
Lomba terakhir | Grand Prix Brasil 2012 |
Situs web | michael-schumacher |
Tanda tangan | |
![]() |
| ||
---|---|---|
Pembalap mobil Jerman Eponim Persaingan ![]() |
||
Michael Schumacher Commendatori OMRI[2] (/ˈʃuːmɑːkər/, pengucapan bahasa Jerman: [ˈmɪçaʔeːl ˈʃuːmaxɐ] ( simak), lahir 3 Januari 1969, akrab disapa Schumi,[3] Schuey,[4] atau Schu[5]), adalah seorang mantan pembalap mobil profesional dari Jerman yang pernah berkarier di ajang Formula Satu pada musim 1991 sampai musim 2006 dan dari musim 2010 sampai musim 2012. Selama berkarier dalam ajang tersebut ia pernah bergabung dengan tim tim Jordan, Benetton, Ferrari, dan Mercedes. Selama berkarier di ajang F1, ia telah menjuarai 91 perlombaan Grand Prix,[a] dan tujuh kali merebut gelar Kejuaraan Dunia Pembalap yaitu pada musim 1994, 1995, 2000, 2001, 2002, 2003, dan 2004.[b][8]
Merujuk pada catatan kariernya, Schumi merupakan salah satu pembalap terbaik sepanjang masa yang pernah membalap di ajang F1.[9][10] Ia bersama Jimmie Johnson (NASCAR), Valentino Rossi (MotoGP) dan Sebastien Loeb (WRC), juga sering disebut orang sebagai salah satu legenda olahraga otomotif di awal Abad 21.[11][12] Schumi bersama adiknya (Ralf) merupakan satu-satunya pasangan kakak beradik yang sukses mencatatkan finis 1-2 di Grand Prix Kanada 2001 dan Grand Prix Kanada 2003. Di luar lintasan balap sendiri, Schumi pernah menjadi duta untuk UNESCO dan juga duta untuk keselamatan pengemudi jalan raya. Ia juga dikenal sebagai dermawan dengan menyumbangkan uang penghasilannya untuk beberapa kegiatan amal dan kemanusiaan bagi yang membutuhkan di seluruh dunia.
Namun, di balik kariernya yang cukup luar biasa, Schumi juga terlibat dalam beberapa insiden perlombaan yang kontroversial. Ia pernah dua kali terlibat dalam insiden perebutan gelar juara dunia di perlombaan penutup musim. Insiden yang pertama adalah saat melawan Damon Hill di Grand Prix Australia 1994, sementara insiden yang kedua adalah saat melawan Jacques Villeneuve di Grand Prix Eropa 1997 yang menyebabkan Schumi dijatuhi hukuman diskualifikasi dari kejuaraan dunia. Sampai saat ini, Schumi memegang rekor sebagai satu-satunya pembalap yang pernah terkena hukuman diskualifikasi dari klasemen kejuaraan dunia.
Schumi memulai kariernya dari balap gokar sebelum naik kelas ke ajang balap mobil kursi tunggal. Ia selanjutnya berhasil memenangi Formula König serta Formula Tiga sebelum dikontrak oleh Mercedes-Benz untuk turun di ajang Kejuaraan Sportscar. Pada Grand Prix Belgia 1991, Schumi memulai debut perlombaan F1-nya bersama tim Jordan Grand Prix. Ia selanjutnya beralih ke tim Benetton dan meraih kemenangan lomba pertamanya di Grand Prix Belgia 1992. Setelah berhasil menjadi juara dunia di musim 1994 dan 1995, Schumi lantas hengkang ke Ferrari pada tahun 1996 dan kemudian berhasil mendominasi F1 selama lima musim berturut-turut dari 2000 sampai 2004. Ia pensiun dari F1 pada akhir musim 2006 meski masih bertahan di tim Ferrari sebagai konsultan. Pada pertengahan musim 2009, Schumi nyaris saja kembali membalap di F1 bersama tim Ferrari setelah Felipe Massa mengalami kecelakaan hebat di Grand Prix Hungaria. Namun, rencana tersebut akhirnya dibatalkan dikarenakan dokter yang tidak memberikan izin terkait Schumi yang masih belum pulih dari cedera leher akibat kecelakaan saat mengikuti sebuah perlombaan balap motor. Pada musim 2010, Schumi kembali aktif membalap di F1 bersama tim Mercedes GP dengan kontrak berdurasi tiga musim (2010–2012). Pada periode tersebut Schumi gagal menambah jumlah kemenangan lombanya dan hanya mampu naik podium satu kali saat finis di urutan ketiga di Grand Prix Eropa 2012. Schumi memutuskan pensiun untuk kali kedua di akhir musim 2012.
Profil
Kehidupan pribadi

Michael Schumacher lahir pada tanggal 3 Januari 1969 di Hürth, Nordrhein-Westfalen, Jerman Barat. Ia merupakan putra pertama dari pasangan Rolf Schumacher dan Elisabeth. Ayahnya, Rolf, merupakan seorang tukang batu yang sering bekerja sampingan menjadi petugas marshal di sebuah sirkuit gokart di Kerpen.[13] Dari sinilah ketertarikan Schumi terhadap dunia balap tumbuh.[14] Pada tahun 1975 lahirlah sang adik yang diberi nama Ralf Schumacher, yang kelak kemudian juga mengikuti jejak langkah Schumi sebagai pembalap.[8]
Schumi bersekolah di Sekolah Dasar Gudrun-Pausewang dan Otto-Hahn-Realschule di Kerpen.[15][16] Setelah memasuki sekolah menengah, ia mulai berlatih sebagai montir mobil di Otzberg dekat Darmstadt pada 1986. Ia kemudian beralih ke mantan pembalap Willi Bergmeister yang memiliki dealer mobil Volkswagen dengan nama yang sama di Langenfeld pada 1987 dan berhasil lulus ujian pekerja harian pada 1989.[17][18] Pada waktu ini juga disela-sela pekerjaannya sebagai montir, Schumi kerap membantu adiknya yang menjajal balapan gokart mulai dari menyiapkan peralatan dan mengatur settingan mesinnya.[19]
Schumi adalah seorang penyayang binatang. Ia pernah memiliki lima ekor anjing di rumahnya di Swiss.[20] Dua ekor anjing peliharaan Schumi yang sempat terkenal adalah Flo yang merupakan anjing pungut dari gelaran lomba Grand Prix Brasil 1997 dan Ed yang membuat Schumi harus berurusan dengan pihak kepolisian karena tertangkap basah ngebut melebihi batas kecepatan jalan raya saat akan membawa anjing tersebut pulang ke rumah.[21] Selain anjing, Schumi juga sempat memelihara seekor kura-kura. Kura-kura tersebut adalah pemberian Mika Häkkinen, yang merupakan seorang pecinta kura-kura.[22] Oleh Schumi, kura-kura tersebut kemudian diberi logo sponsor pribadinya, Deutsche Vermogensberatung, supaya mudah ditemukan bila hilang.[23]
Schumi menikah dengan Corinna pada tanggal 1 Agustus 1995. Pasangan ini dikaruniai dua anak yaitu Gina Maria (lahir tahun 1997) dan Mick (lahir tahun 1999).[24] Sebelumnya, Corinna adalah mantan pacar dari Heinz-Harald Frentzen.[25] Keluarga Schumi sempat menetap di Monte Carlo, Monako, sebelum pindah ke Swiss dengan alasan privasi.[26] Saat ini Gina-Maria menjadi seorang atlet berkuda mengikuti jejak karier ibunya sementara Mick mengikuti jejak ayahnya sebagai pembalap mobil.[24][27] Mick kemudian berhasil masuk ke ajang F1 dan memulai debutnya di musim 2021 bersama tim Haas.[28]
Dalam hal musik, Schumi adalah penggemar penyanyi legendaris Frank Sinatra. Lagu favoritnya adalah My Way, ia menganggap bahwa beberapa bait lirik dari lagu itu mempunyai pengertian yang mendalam bagi hatinya.[29] Di luar balap mobil, Schumi juga adalah seorang penggemar sepeda motor, bahkan ia lebih senang mengendarai motor saat datang dari hotel ke sirkuit.[30]
Schumi tercatat dua kali masuk dalam daftar "Top 100" majalah Forbes, yaitu urutan ke-15 edisi "Selebriti Berpengaruh pada Abad 20" (terbit: 2001)[31] dan urutan ke-17 "The Power of Celebrity 100" (terbit: 2005).[32]
Schumi menggambarkan dirinya sebagai seorang penganut Kristen Katolik yang taat. Saat aktif membalap ia selalu mengenakan kalung salib dibalik seragam balap anti-api yang ia pakai.[33]
Keuangan dan sponsor
Sejak awal karier membalapnya, Schumi telah mempunyai beberapa sponsor pribadi. Saat membalap di Kejuaraan Sportscar, ia di dukung penuh oleh Mercedes-Benz.[34] Hal ini sempat menjadi pertimbangan bagi Ron Dennis dari tim McLaren saat akan merekrutnya di akhir musim 1995, ketika tim tersebut berkerjasama dengan pabrikan Mercedes-Benz. Namun, karena faktor nilai gaji yang terlalu mahal membuat Ron memutuskan untuk tidak jadi merekrut Schumi.[35]

Pada tahun 1996, Deutsche Vermögensberatung resmi masuk menjadi sponsor Schumi.[36] Pada awalnya, perusahaan tersebut memajang namanya di helm dengan singkatan "DVAG". Namun, mereka kemudian memutuskan untuk menulis nama perusahaannya secara lengkap, karena khawatir adanya salah pengertian dengan sponsor Schumi sebelumnya yaitu DEKRA.[37] Mulai musim 1998, Deutsche Vermögensberatung memindahkan logo sponsornya dari helm ke topi. Sponsor ini bertahan hingga Schumi pensiun dari ajang F1 di akhir musim 2012.[38][39] Selain Deutsche Vermögensberatung, produsen jam tangan Omega juga menjadi salah satu sponsor Schumi.[40] Omega menjadi sponsor pribadi Schumi sampai akhir tahun 2009. Sponsor lainnya yang juga memakai Schumi sebagai bintang iklannya adalah produsen kosmetik L'Oreal.[41]
Pada tahun 2004, majalah Forbes menyatakan Schumi sebagai olahragawan dengan bayaran terbesar kedua di dunia.[42] Pada tahun 2005, majalah Eurobusiness mengidentifikasikan Schumi sebagai olahragawan miliuner pertama di dunia. Pendapatannya pada tahun 2004 diperkirakan sekitar $80 juta.[43] Sebagian besar pendapatannya berasal dari iklan; Deutsche Vermögensberatung membayarnya sebesar $8 juta selama tiga tahun sejak 1999, melalui logo perusahaan yang ditempelkan di topinya yang dipakai saat sesi konferensi pers sebelum dan sesudah lomba.[38] Pada tahun 2010 saat Schumi ke ajang F1, kekayaan pribadinya diperkirakan mencapai £515 juta.[44] Pada tahun 2017, majalah Forbes menetapkan Schumi sebagai atlet dengan pendapatan karier tertinggi kelima sepanjang masa.[45]
Kegiatan amal
Untuk kegiatan amal, Schumi diangkat menjadi duta UNESCO pada tahun 1995 dan telah menyumbangkan uang sebesar €1,5 juta untuk organisasi tersebut.[46] Selain itu, ia membiayai pembangunan sekolah untuk anak-anak miskin dan untuk perbaikan daerah di Dakar, Senegal. Ia mendukung pembangunan sebuah rumah sakit untuk anak-anak korban perang di Sarajevo, Bosnia, yang berspesialisasi dalam merawat orang yang diamputasi. Di Lima, Peru, ia mendanai program Palace for the Poor yang merupakan sebuah panti asuhan untuk membantu anak-anak jalanan yang tunawisma mendapatkan pendidikan, pakaian, makanan, perawatan medis, dan tempat tinggal. Schumi menyatakan minatnya dalam berbagai upaya ini karena rasa cintanya kepada anak-anak dan fakta bahwa hal-hal diatas sangat sedikit sekali menjadi perhatian. Jumlah angka uang yang ia sumbangkan sepanjang kariernya tidak diketahui dengan pasti meski diketahui dalam empat musim terakhirnya sebagai pembalap ia telah menyumbangkan sedikitnya $ 50 juta.[47] Pada tahun 2008, terungkap bahwa Schumi telah menyumbangkan uang antara $5 juta dan $10 juta kepada Clinton Foundation.[48]
Pada awal 2005, Schumi menyumbangkan setidaknya $10 juta untuk para korban gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Sumbangan dari Schumi ini merupakan yang terbesar dari sekian banyak atlet, tim/klub olahraga, perusahaan-perusahaan multinasional, dan bahkan beberapa negara.[49][50] Diketahui salah satu pengawal pribadi Schumi yang bernama Burkhard Cramer bersama keluarganya adalah termasuk dalam korban bencana alam tersebut.[51]
Sejak partisipasinya dalam kampanye keselamatan jalan Eropa FIA yang menjadi bagian dari hukumannya setelah insiden di Grand Prix Eropa 1997, Schumi terus mendukung kampanye lainnya, seperti Make Roads Safe, yang dipimpin oleh Yayasan FIA dan menyerukan negara-negara G8 dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengakui kematian di jalan raya umum sebagai masalah kesehatan global utama. Pada tahun 2008, Schumi menjadi tokoh utama kampanye iklan Bacardi untuk meningkatkan kesadaran tentang minum yang bertanggung jawab. Ia tampil dalam kampanye iklan untuk televisi, bioskop, dan media daring dengan didukung oleh keterlibatan konsumen, hubungan masyarakat, dan media digital di seluruh dunia.[52]
Musibah ski 2013
Pada 29 Desember 2013, Schumi melakukan olahraga ski bersama putranya, Mick, di kawasan Alpen Prancis. Saat ia melintasi area yang kurang aman di antara Piste Chamoix dan Piste Maudit[53] ia terjatuh dan kepalanya mengenai batu yang mengakibatkan ia terkena cedera kepala meskipun mengenakan helm ski. Merujuk pada keterangan pelatih fisiknya, Schumi kemungkinan tewas jika ia tidak mengenakan helm.[54] Schumi lantas didiagnosa mengalami cedera otak dan berada dalam kondisi koma. Dokter yang menangani Schumi pada 7 Maret 2014 menyatakan Schumi dalam kondisi stabil.[55][56] Pada 4 April 2014, humas pribadi Schumi menyatakan kliennya menunjukan tanda kemajuan dan berangsur pulih meninggalkan fase koma induksi.[57] Pada pertengahan Juni, Schumi keluar dari ruang ICU dan dipindahkan ke ruang rehabilitasi.[58] Pada 16 Juni 2014, Schumi mulai menunjukan tanda sadar dan akhirnya keluarganya membawa pulang Schumi dari RS Grenoble untuk kemudian dibawa ke sebuah tempat rehabilitasi di Rumah Sakit Universitas Lausanne (CHUV) di Swiss.[59] Pada 9 September 2014, Schumi keluar dari rumah sakit dan mulai menjalani perawatan dirumahnya. Berselang dua bulan kemudian, Schumi dilaporkan lumpuh dan harus memakai kursi roda. Ia juga tidak bisa berbicara dan mengalami gangguan ingatan.[60] Dalam sebuah video yang dirilis tahun 2015, manajer Schumi, Sabine Kehm menyatakan kondisi kliennya mulai membaik dan terus menunjukan tanda kemajuan berarti walaupun lambat.[61]
Pada September 2016, Felix Damm, pengacara keluarga Schumi menyatakan kepada pengadilan Jerman bahwa kliennya tidak bisa berjalan sebagai respon atas berita yang dibuat salah satu media Jerman yaitu Die Bunte yang menyatakan bahwa Schumi sudah bisa berjalan lagi walaupun tersendat-sendat.[62][63]
Pada Desember 2018 dilaporkan Schumi "tidak berada di tempat tidur ataupun memakai tabung alat bantu makan". Sampai saat ini Schumi masih menjalani rehabilitasi dengan privasi yang cukup ketat dirumahnya di Swiss.[64]
Pada bulan Juli 2019, mantan bos Schumi Jean Todt mengabarkan bahwa kondisi Schumi ada "peningkatan yang baik" tetapi "mengalami kesulitan dalam berkomunikasi". Todt juga menyatakan Schumi mampu untuk melakukan kegiatan sederhana seperti menonton televisi.[65] Pada bulan September 2019, harian Prancis Le Parisien melaporkan bahwa Schumi dibawa ke Hôpital Européen Georges-Pompidou untuk mendapat pengobatan dari ahli kardiovaskuler Philippe Menasché yang disebut sebagai "pionir dalam operasi sel". Menyusul pengobatan ini yang juga termasuk penanganan perfusi sel induk anti-inflamasi, staf medis rumah sakit menyatakan bahwa Schumi dalam kondisi "sadar seutuhnya".[66]
Karier awal
Karting
Perkenalan pertama Michael Schumacher dengan kendaraan bermotor dimulai saat usianya empat tahun ketika sang ayah memberikannya sebuah kettcar yang dimodifikasi dengan memakai mesin moped bertenaga 5 hp.[67] Ia kemudian bergabung dengan klub karting Rennsportfreunde Wolfgang Graf Berghe von Trips, Go-Kart-Club Horrem e. V. (sekarang Kart-Club Kerpen-Manheim) dimana ia mulai menjajal gokart di lintasan milik klub yang sudah berdiri dari tahun 1964 tersebut. Sang ayah kemudian memberikan kesempatan bagi Schumi untuk rutin mengikuti program pelatihan yang diadakan oleh pengelola klub.[67]
"Saat trek sedang kosong, saya sering mencoba memaksakan diri untuk turun karena inferioritas kendaraan saya jadi tidak terlalu terlihat. Saya sangat menikmati momen dimana ban tergelincir dan hanyut di tengah guyuran hujan."
Michael Schumacher tentang dirinya yang suka dengan kondisi lintasan balap yang basah.[68][69]
Selama menjajal ajang gokart mini ini, Schumi selalu berusaha memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya terutama dalam kondisi trek basah setelah hujan. Ia menikmati kondisi trek basah yang membuatnya bisa menyeimbangkan antara refleks tangan dengan arah kemudi kendaraan.[68][69] Schumi merayakan kemenangan balap gokart pertamanya pada usia lima tahun; setahun kemudian ia memenangkan kejuaraan klub pertama melawan beberapa anggota klub yang usianya jauh lebih tua. Ketika klub pindah dari Kerpen-Horrem ke Kerpen-Manheim dengan sirkuit gokart Erftlandring yang baru dibangun, merupakan hal yang baik bagi keluarga Schumi bahwa pihak klub sedang mencari penjaga fasilitas dan kedua orang tua ditawari sumber pendapatan tambahan.[70] Ibunda Schumi, Elisabeth, kemudian bertugas mengurusi katering di sirkuit ini. Namun, seiring waktu berjalan, uang yang digunakan untuk mendukung hobi Schumi mulai menipis. Masalah lainpun datang yaitu pihak otoritas otomotif Jerman hanya memberikan surat izin membalap jika seseorang sudah berusia 14 tahun.[71] Schumi pun akhirnya terpaksa memakai bendera Luksemburg di beberapa tahun awal sampai akhirnya datang pihak sponsor pertama dari dealer kart Gerhard Noack yang kemudian memberikan Schumi paket peralatan lengkap sekaligus menjadikannya ikon perusahaan.[71][72] Adolf Neubert kemudian mengantarkan Eurokarts yang diperkuat Schumi menjadi juara kedua dalam Kejuaraan Dunia Junior tahun 1985. Pada tahun 1987 ia juga menjadi juara nasional Jerman di kelas A/100 dan juara regional Eropa A/100 dengan Eurokart.[73] Pada ajang karting inilah Schumi kemudian berkenalan dan bertemu dengan calon-calon rivalnya di F1 kelak yaitu Heinz-Harald Frentzen dan Nick Heidfeld dari Mönchengladbach serta dua pembalap Finlandia Mika Häkkinen dan Mika Salo.[71]
Formula König, Formula Ford dan Formula 3

Michael Schumacher memulai karier balap kursi tunggalnya pada tahun 1987 di Formula König.[74][75] Jürgen Dilk, yang menginvestasikan uang sebesar 16.000 DM per musim, turut membantu Schumi dalam memasuki ajang ini. Pada tahun 1988 Schumi meraih peringkat kedua di Formula Ford dan kemudian beralih ke Formula 3 untuk tim WTS yang dimiliki manajer barunya Willi Weber, yang sedang mencari pengganti yang cocok setelah kepergian anak didik sebelumnya Joachim Winkelhock ke F1 dan DTM.[76] Selama pengetesan pertama di Nürburgring, Schumi menabrak tembok pembatas di lap kelima. Weber mengingat prestasi Schumi di Formula Ford dan memberinya kesempatan kedua, di mana ia mencatat waktu yang sangat baik.[77] Weber disisi lain juga sangat menyadari bahwa Schumi kekurangan sponsor dan memakai uang pribadi yang dikeluarkan keluarganya sendiri untuk memasuki kelas formula yang lebih tinggi. Jadi Weber kemudian mengambil keputusan berani untuk membantu mendanainya karier balap Schumi.[78] Sebagai imbalannya, Weber menerima kontrak manajemen yang mengikat Schumacher selama sepuluh tahun termasuk bagi hasil pendapatan sebesar 20 persen dari seluruh uang hadiah yang didapatkan Schumi.[79] Weber kemudian menciptakan bon mot dari "Lotre Schumacher", di mana hanya satu orang yang membeli tiket pada saat itu yakni dirinya sendiri.[78][80] Pada tahun 1989, Schumi finis kedua di Formula 3 dengan jumlah poin yang sama dengan Heinz-Harald Frentzen dan keduanya berada di belakang juara Karl Wendlinger.[81]
Mobil sport dan mobil turing

Untuk tahun 1990, Michael Schumacher menerima kontrak dari Mercedes Junior Team, yang akan mengikuti lomba ketahanan Le Mans 24 Jam melalui tim yang dikelola oleh Peter Sauber dari Swiss.[82] Schumi dipasangkan dengan dua rekan semobil yang sama-sama masih muda yaitu Heinz-Harald Frentzen dan Karl Wendlinger. Para pembalap muda ini kemudian dibimbing oleh manajer balapan Jochen Neerpasch dan mantan pembalap F1 Jochen Mass.[83]
Para "senjata muda" ini kemudian mulai mempelajari mobil prototipe Le Mans yang bertenaga 920 hp dan hampir mendekati kecepatan mobil F1 saat itu.[81] Schumi, Frentzen dan Wendlinger sudah menjadi pembalap berpengalaman dengan pengalaman balap bertahun-tahun ketika mereka kelak beralih ke F1. Hampir tidak ada perbedaan performa yang signifikan di antara ketiganya selama mereka bersama di mobil yang identik. Dalam klasemen keseluruhan Kejuaraan Dunia Sportscar musim 1990, Schumi finis kelima dengan Wendlinger, sementara dua rekan satu timnya Jean-Louis Schlesser dan Mauro Baldi menjadi juara dunia bersama dengan keunggulan tipis 1,5 poin atas Jochen Mass di tempat ketiga.[84] Pada musim berikutnya, Schumi finis di urutan kesembilan dalam Kejuaraan Dunia Sportscar musim 1991, sekali lagi dengan rekan setim Wendlinger. Mereka finis di belakang Schlesser dan Maas yang berada di posisi ketujuh.[85]
Sejalan dengan keterlibatannya dalam mobil sport, Schumi memenangkan kejuaraan nasional Formula 3 Jerman pada tahun 1990 dan juga memenangkan perlombaan internasional Grand Prix Makau – meskipun bertabrakan dengan Mika Häkkinen di balapan kedua.[86][87][88]
Para pembalap mobil sport diizinkan untuk mengambil bagian dalam perlombaan akhir musim DTM di Hockenheimring, di mana kesepakatan dibuat antara Mercedes, BMW dan Audi, yang masing-masing membawa pembalap tamu untuk mendukung pembalap utama mereka untuk gelar. Schumacher bertabrakan dengan pembalap BMW Johnny Cecotto (yang saat itu memimpin klasemen) di tikungan pertama lomba.[89]
Penampilan tamu di Formula 3000 Jepang
Pada musim panas 1991, Jochen Neerpasch mengadakan kesepakatan yang memungkinkan Schumi tampil sebagai pembalap tamu di Formula 3000 Jepang, yang disebut Formula Nippon.[83] Schumi turun dengan Suntory Team Le Mans yang memakai sasis Ralt RT23 yang ditenagai mesin Mugen MF308.[90] Schumi menjalani perlombaan yang mulus di Sugo saat dirinya finis kedua dibelakang pembalap AS Ross Cheever (adik dari Eddie Cheever).[91] Schumi membuktikan fleksibilitas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan trek baru dan asing dalam waktu singkat. Namun, baik Schumi maupun Weber tidak mengandalkan Formula 3000 sebagai langkah menengah menuju karir F1, karena pengalaman menunjukkan bahwa pintu ke F1 biasanya hanya terbuka untuk dua pembalap teratas di klasemen akhir.[92] Schumi kemudian membalap dalam satu tim dengan rekan setimnya Johnny Herbert dan melawan rekan-rekan pembalap masa depan seperti Ukyo Katayama, yang memenangkan Kejuaraan Formula 3000 Jepang di musim 1991 dan juga pembalap asal Irlandia Utara, Eddie Irvine.[93] Schumi sendiri menganggap lebih aman untuk mencari jalan masuk melalui grup Mercedes-Benz yang masih ragu-ragu soal rencana masa depan mereka, sementara Weber menjajaki peluang untuk kokpit Formula 3000 Internasional untuk musim 1992.[94]
Karier Formula Satu
Tidak ada yang lebih hebat dari Schumi. Michael telah membentuk generasi yang tiada duanya, ia sangat ikonik.
Toto Wolff tentang sosok Michael Schumacher.[95]
Jordan (1991)

Schumi memulai debutnya di dalam ajang Formula Satu bersama dengan tim Jordan Grand Prix dalam lomba Grand Prix Belgia. Ia mengendarai mobil Jordan 191 bermesin Ford dengan nomor mobil #32 sebagai pengganti untuk Bertrand Gachot yang dipenjara akibat menyerang seorang pengemudi taksi di London.[96] Schumi, yang saat itu masih berada dalam kontrak dengan Sauber, bergabung dengan tim setelah pihak Mercedes membayar £150.000 kepada Eddie Jordan untuk debut F1-nya.[97]
Sepekan sebelum perlombaan, Schumi berhasil membuat kepala perancang, yaitu Gary Anderson, dan manajer tim, yaitu Trevor Foster, terkesan selama sesi pengujian di Silverstone.[98] Manajer Schumi, yaitu Willi Weber, meyakinkan Jordan bahwa Schumi sudah familiar dengan sirkuit Spa-Francorchamps, meskipun sebenarnya Schumi hanya mengetahui sirkuit tersebut sebagai seorang penonton saja. Selama akhir pekan perlombaan, rekan setimnya, yaitu Andrea de Cesaris, bermaksud untuk memperkenalkan Schumi dengan kondisi trek, tetapi niatnya tertahan oleh klausul kontrak. Schumi kemudian mempelajari lintasan itu sendirian, dengan cara bersepeda mengitari lintasan.[99] Ia mengesankan paddock dengan posisi start ketujuh dalam sesi kualifikasi, yang sekaligus menjadi posisi grid terbaik untuk tim Jordan pada musim tersebut. Schumi juga berhasil mengalahkan rekan setimnya di dalam sesi kualifikasi. Namun, dalam perlombaan, Schumi tersingkir tidak lama selepas start karena mengalami masalah pada kopling mobilnya.[100]
Benetton (1991–1995)
Setelah debut yang terbilang "sukses" di Grand Prix Belgia, dan meskipun pada prinsipnya ada kesepakatan antara tim Jordan dan manajemen Mercedes mengenai status Schumi yang akan tetap membalap bersama dengan tim asal Irlandia tersebut sampai musim berakhir, secara tiba-tiba Schumi memutuskan untuk menerima tawaran dari tim Benetton untuk lomba selanjutnya di Italia. Eddie Jordan kemudian melayangkan tuntutan kepada tim Benetton dan Flavio Briatore, tetapi upaya ini akhirnya terselesaikan melalui jalan tengah yang ditawarkan oleh Bernie Ecclestone, yang menawarkan kontrak mesin gratis dari Yamaha untuk tim Jordan mulai dari musim 1992.[97][101]
1991–1993: Tahun pembelajaran

Schumi menyelesaikan sisa musim 1991 dengan meraih empat poin dari enam perlombaan. Pencapaian terbaiknya adalah pada saat finis di urutan kelima di Grand Prix Italia, di depan rekan setimnya yang merupakan mantan juara dunia sebanyak tiga kali, yaitu Nelson Piquet.[102]
Pada awal musim 1992, tim Sauber merencanakan debut mereka di dalam ajang F1 dengan dukungan teknis dari Mercedes. Mereka tadinya akan menggunakan klausul dalam kontrak Schumi yang menyatakan bahwa jika Mercedes memasuki ajang F1, maka Schumi akan membalap untuk mereka. Akhirnya, disepakati bahwa Schumi akan tetap bersama dengan tim Benetton. Peter Sauber menyatakan bahwa "[Schumi] tidak mau membalap untuk kami, jadi mengapa saya harus memaksanya?".[103] Musim 1992 sendiri didominasi oleh mobil tim Williams, yang dikendarai oleh Nigel Mansell dan Riccardo Patrese. Mereka memakai mesin Renault yang bertenaga, girboks semi-otomatis, dan suspensi aktif untuk mengontrol ketinggian mobil pada saat melintas di trek. Mobil Benetton B192 yang lebih "konvensional" mengantarkan Schumi meraih posisi finis ketiga di Grand Prix Meksiko. Selanjutnya, Schumi berhasil meraih kemenangan F1 pertamanya di Grand Prix Belgia, dalam kondisi lintasan Spa-Francorchamps yang basah.[104][105][106] Ia mengakhiri musim ini dengan menempati posisi ketiga di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 53 poin, tiga poin di belakang peringkat kedua Patrese, dan tiga poin di depan Ayrton Senna.[107]

Tim Williams kembali tampil dominan di musim 1993. Tim Benetton memperkenalkan suspensi aktif dan kontrol traksi mereka sendiri di awal musim ini, dan menjadi tim terakhir yang melakukannya.[108] Schumi memenangkan satu lomba, yaitu di Grand Prix Portugal, setelah bersaing sengit melawan Prost. Dari 16 lomba selama musim berjalan, Schumi berhasil 9 kali naik ke atas podium, tetapi tersingkir dalam 7 perlombaan. Ia mengakhiri musim ini dengan berada di posisi keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 52 poin.[109]
1994–1995: Juara Dunia dua kali
Schumi berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap pertamanya pada musim 1994. Musim ini, bagaimanapun, dinodai oleh kematian Ayrton Senna — dengan Schumi yang menjadi saksi mata, karena pada saat insiden terjadi, ia tepat berada di belakangnya — dan meninggalnya Roland Ratzenberger selama akhir pekan lomba Grand Prix San Marino. Selain itu, tim Benetton juga menjadi subjek kecurigaan karena diduga telah melanggar peraturan teknis olahraga tersebut.[110][111]
Schumi berhasil memenangkan enam dari tujuh lomba pertama, dan memimpin jalannya Grand Prix Spanyol, sebelum kerusakan girboks membuatnya terjebak di gigi kelima untuk sebagian besar perlombaan. Ia pada akhirnya mampu menyelesaikan lomba itu di posisi kedua.[112] Setelah Grand Prix San Marino, tim Benetton, Ferrari, dan McLaren diselidiki karena dicurigai melanggar larangan alat bantu elektronik yang diberlakukan oleh FIA. Tim Benetton dan McLaren pada awalnya menolak untuk menyerahkan kode sumber mereka untuk penyelidikan. Ketika mereka melakukannya, FIA menemukan fungsi tersembunyi di perangkat lunak kedua tim, tetapi tidak ada bukti bahwa itu digunakan dalam perlombaan. Kedua tim didenda $100.000 karena penolakan awal mereka untuk bekerja sama. Namun, perangkat lunak tim McLaren, yang merupakan program girboks yang memungkinkan pemindahan gigi otomatis, dianggap legal. Sebaliknya, perangkat lunak tim Benetton dianggap sebagai bentuk "kontrol peluncuran", yang memungkinkan Schumi mampu melakukan permulaan yang sempurna, yang secara eksplisit dilarang oleh peraturan. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa perangkat lunak ini benar-benar digunakan.[113][114]

Dalam lomba Grand Prix Inggris, Schumi dihukum karena menyalip Hill pada saat putaran pemanasan. Ia dan tim Benetton kemudian mengabaikan hukuman tersebut dan bendera hitam berikutnya, yang menandakan bahwa pembalap tersebut harus segera kembali lagi ke dalam pit. Pihak pengawas lomba kemudian memberikan hukuman diskualifikasi dan larangan tampil dalam dua lomba. Tim Benetton berkilah bahwa insiden tersebut terjadi karena kesalahan komunikasi antara pengawas lomba dan tim.[115] Schumi juga didiskualifikasi setelah berhasil memenangkan Grand Prix Belgia, setelah mobilnya diketahui memiliki keausan ilegal pada lapisan papan di kolong mobil. Sejak lomba di Imola sendiri, ukuran papan di kolong mobil diatur ulang untuk membatasi downforce dan kecepatan menikung.[116] Tim Benetton memprotes bahwa papan itu telah rusak ketika Schumi melintir di tengah lomba, tetapi FIA menolak banding mereka karena pola keausan dan kerusakan yang terlihat pada blok tersebut.[117]
Insiden ini membantu Damon Hill merapatkan jarak poin, dan Schumi memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan satu poin menuju perlombaan penutup musim di Australia. Pada putaran ke-36, Schumi membentur pagar pembatas di luar lintasan pada saat sedang memimpin jalannya lomba. Hill berusaha untuk melewatinya, tetapi pada saat mobil Schumi kembali ke lintasan, terjadi tabrakan di tikungan, yang menyebabkan keduanya tersingkir dari lomba.[118] Akibatnya, Schumi berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap, yang sekaligus juga menjadi pembalap asal Jerman yang pertama yang melakukannya. Pengawas lomba menilainya sebagai insiden balapan dan tidak mengambil tindakan terhadap salah satu pembalap, tetapi opini publik terbagi atas insiden tersebut, dan Schumi pun dicela oleh media Inggris.[119][120] Pada konferensi pers FIA setelah balapan, Schumi mendedikasikan gelarnya untuk mendiang Ayrton Senna.[121]

Pada musim 1995, Schumi berhasil mempertahankan gelarnya bersama dengan tim Benetton, yang kini bermesin Renault yang sama dengan yang dipakai oleh tim Williams. Selama musim ini berjalan, tim Benetton memiliki tim yang lebih baik, sedangkan tim Williams memiliki mobil yang lebih unggul.[122] Schumi mengumpulkan 33 poin lebih banyak dari Hill yang berada di posisi kedua. Dengan rekan setimnya, yaitu Johnny Herbert, ia mengantarkan tim Benetton menjuarai Kejuaraan Dunia Konstruktor, mematahkan dominasi tim McLaren dan Williams. Dalam usia 26 tahun dan 293 hari, Schumi mencatatkan rekor sebagai Juara Dunia dua kali termuda dalam sejarah F1 pada saat itu.[c][124] Musim ini juga dinodai oleh beberapa tabrakan dengan Hill, khususnya manuver menyalip oleh Hill yang membawa mereka berdua keluar dari Grand Prix Inggris pada putaran ke-45, dan sekali lagi pada putaran ke-23 di Grand Prix Italia. Schumi berhasil memenangkan 9 dari 17 balapan, dan naik ke atas podium sebanyak 11 kali. Hanya sekali saja ia meraih posisi start lebih buruk dari posisi keempat, yaitu di Grand Prix Belgia, pada saat start di posisi ke-16, namun tetap berhasil memenangkan perlombaan.[125]
Ferrari (1996–2009)
Pada musim 1996, Schumi bergabung bersama dengan tim Ferrari, sebuah tim yang terakhir kali memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap pada musim 1979 dan Kejuaraan Dunia Konstruktor pada tahun 1983, dengan gaji sebesar $60 juta selama dua tahun. Ia meninggalkan tim Benetton setahun sebelum kontraknya dengan mereka berakhir. Ia kemudian mengutip 'kecerdikan tim dalam menanggapi aturan larangan perangkat bantu elektronik' di musim 1994 sebagai alasannya untuk memilih keluar dari sisa masa kontraknya.[126] Setahun kemudian, Schumi memikat karyawan tim Benetton, yaitu Rory Byrne (desainer) dan Ross Brawn (direktur teknis), untuk mengikuti jejaknya ke tim Ferrari.[127][128]
Tim Ferrari sebelumnya nyaris saja berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia pada musim 1982 dan 1990. Tim tersebut mengalami penurunan yang menghancurkan pada awal dasawarsa 1990-an, sebagian karena mesin V12 yang terkenal tidak lagi kompetitif melawan V10 yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih hemat bahan bakar dari para pesaingnya. Berbagai pembalap, terutama Alain Prost, telah memberi label kendaraan seperti "truk", "babi", dan "menunggu kecelakaan yang pasti akan terjadi".[129] Selain itu, kinerja yang buruk dari kru pit tim Ferrari dianggap sebagai lelucon. Pada akhir musim 1995, meskipun tim telah berkembang menjadi pesaing yang solid, namun mereka masih tetap dianggap kalah dengan tim-tim terdepan seperti tim Benetton dan Williams. Namun, Schumi menyatakan bahwa mobil Ferrari F310 cukup baik untuk memenangkan gelar Kejuaraan Dunia.[130] Meskipun setelah itu, rekan setimnya, yaitu Eddie Irvine, memberi label mobil F310 sebagai sebuah "mobil yang mengerikan", "sampah", dan "hampir tidak dapat dikendarai", sementara desainer John Barnard mengakui bahwa mobilnya "tidak terlalu bagus".[131] Selama berlangsungnya sesi pengujian musim dingin, Schumi mengendarai mobil Ferrari 412 T2 yang dipakai selama musim 1995, dan meraih waktu dua detik lebih cepat dari mantan pembalap tetap, yaitu Jean Alesi dan Gerhard Berger.[132]
Schumacher, Brawn, Byrne, dan Jean Todt, telah diakui sebagai para tokoh yang mengubah tim yang sedang berjuang menjadi tim yang paling sukses di dalam sejarah ajang F1.[133][134] Juara Dunia sebanyak tiga kali, yaitu Jackie Stewart, percaya bahwa transformasi kebangkitan tim Ferrari adalah prestasi terbesar Schumi.[135]
1996–1999: Reformasi dan pembangunan tim
"Itu bukan perlombaan. Itu adalah demonstrasi kecemerlangan."
Stirling Moss menyoroti penampilan Michael Schumacher di Grand Prix Spanyol 1996[136]

Schumi finis di posisi ketiga di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap pada musim 1996, dan membantu tim Ferrari untuk menempati posisi kedua di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor di depan tim lamanya, yaitu tim Benetton. Selama musim ini berjalan, mobil mengalami masalah reliabilitas. Schumi gagal finis di dalam 7 dari 16 balapan. Di Grand Prix Prancis, Schumi berhasil menempati posisi terdepan, tetapi mengalami kerusakan mesin pada putaran pemanasan.[137] Ia berhasil memenangkan tiga lomba, dan menjadi hasil terbaik yang pernah diraih oleh tim Ferrari di dekade 1990-an. Ia meraih kemenangan pertamanya untuk tim Ferrari di Grand Prix Spanyol lewat sebuah penampilan yang sangat apik di trek yang basah karena hujan. Setelah memimpin jalannya lomba pada putaran ke-19, ia secara konsisten melakukan putaran lebih cepat lima detik dari semua pesaingnya.[138] Di Grand Prix Belgia, Schumi menggunakan pit-stop yang tepat waktu untuk mengalahkan Jacques Villeneuve dari tim Williams. Schumi juga menempati posisi pertama di Grand Prix Italia untuk menang di depan para tifosi (sebutan untuk pendukung tim Ferrari).[139]

Michael Schumacher dan Villeneuve bersaing untuk memperebutkan gelar Kejuaraan Dunia pada musim 1997. Villeneuve, yang mengendarai mobil Williams FW19 yang unggul, memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap di awal musim.[140] Namun, pada pertengahan musim, Schumi telah memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap, memenangkan lima lomba, dan memasuki Grand Prix terakhir di musim ini di Jerez, dengan keunggulan satu poin. Menjelang akhir lomba, mobil Ferrari yang dikemudikan oleh Schumacher mengalami kebocoran cairan pendingin dan kehilangan performa, yang mengindikasikan bahwa ia mungkin tidak akan menyelesaikan lomba.[141] Pada saat Villeneuve mendekat untuk melewati saingannya di putaran ke-48, Schumi nampak mencoba menyingkirkannya, tetapi gagal, dan malah ia sendiri yang tersingkir dari lomba. Villeneuve melanjutkan dan mencetak empat poin untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia. Pengawas lomba pada awalnya tidak memberikan penalti, tetapi dua minggu setelah balapan, Schumi didiskualifikasi dari klaseman akhir Kejuaraan Dunia Pembalap musim 1997, setelah sidang disipliner FIA menemukan bahwa "manuvernya adalah reaksi naluriah dan meskipun disengaja tidak dibuat dengan maksud jahat atau direncanakan sebelumnya, itu adalah kesalahan serius".[d][143][144] Schumi menerima keputusan tersebut dan mengaku bahwa ia telah melakukan kesalahan.[143][145] Tindakannya dikutuk secara luas di surat kabar Inggris, Jerman, dan Italia.[119][145]
Pada musim 1998, pembalap asal Finlandia, yaitu Mika Häkkinen, menjadi pesaing utama Schumi dalam perebutan gelar Kejuaraan Dunia. Häkkinen berhasil memenangkan dua lomba pertama di musim ini, dan memperoleh keunggulan 16 poin atas Schumi. Schumi kemudian berhasil menang di Argentina, dan, dengan performa mobil Ferrari yang meningkat secara signifikan di paruh kedua musim, Schumi berhasil meraih enam kemenangan dan lima podium lainnya. Tim Ferrari finis di posisi 1–2 di Grand Prix Prancis, yang menjadi posisi finis 1–2 yang pertama untuk tim Ferrari sejak 1990, dan Grand Prix Italia, yang membuat Schumi dengan Häkkinen dalam keadaan yang setara di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 80 poin. Häkkinen berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap, bagaimanapun, dengan memenangkan dua lomba terakhir. Ada dua kontroversi selama musim tersebut; di Grand Prix Inggris, Schumi memimpin jalannya lomba di putaran terakhir ketika ia berbelok ke jalur pit, melewati garis start-finis dan berhenti untuk melakukan penalti stop-go sepuluh detik (ia mendapat hukuman ini karena menyalip mobil Alexander Wurz selama periode safety car). Ada beberapa keraguan apakah ini dihitung sebagai menjalankan hukuman penalti atau tidak. Namun, karena ia telah melewati garis finis ketika masuk ke jalur pit, kemenangan itu sah.[146] Di Grand Prix Belgia, Schumi memimpin jalannya lomba dengan selisih waktu 40 detik dalam kondisi hujan deras, tetapi secara tiba-tiba, ia bertabrakan dengan David Coulthard, ketika pembalap asal Skotlandia itu melambat di garis balap dalam jarak pandang yang sangat buruk untuk membiarkan Schumi lewat. Mobil Ferrari-nya kehilangan satu roda, tetapi bisa kembali ke pit, mmeskipunterpaksa tersingkir. Schumi melompat keluar dari mobilnya dan menuju ke garasi tim McLaren dengan marah, dan menuduh bahwa Coulthard "mencoba membunuhnya". Coulthard mengakui lima tahun kemudian bahwa kecelakaan itu adalah kesalahannya.[147]
Pada musim 1999, upaya Schumacher untuk membantu tim Ferrari memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor berhasil. Ia kehilangan kesempatan untuk memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap di Grand Prix Inggris setelah mengalami kecelakaan di Stowe Corner yang berkecepatan tinggi. Belakangan diketahui bahwa rem belakang mobilnya rusak, membuatnya keluar jalur ke pembatas, dan mengakibatkan patah kaki.[148] Selama 98 hari absen, ia digantikan oleh pembalap asal Finlandia, yaitu Mika Salo. Setelah melewatkan enam balapan, ia kembali di Grand Prix Malaysia yang perdana, dan lolos di posisi terdepan hampir satu detik. Ia kemudian berperan sebagai pembalap kedua, membantu rekan setimnya, yaitu Irvine, untuk memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk tim Ferrari.[149] Di balapan terakhir musim ini, yaitu Grand Prix Jepang, Häkkinen berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang kedua kalinya secara berturut-turut. Schumi kemudian berkata bahwa Häkkinen adalah lawan yang paling ia hormati.[150]
2000–2004: Era dominasi
Schumi berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang ketiga kalinya pada musim 2000, dan yang pertama bersama dengan tim Ferrari, setelah pertarungan sengit selama satu musim melawan Häkkinen. Schumi berhasil memenangkan tiga perlombaan pertama musim ini, dan lima dari delapan perlombaan di paruh pertama musim. Memasuki pertengahan musim, peluang Schumi berkurang dengan tiga kali gagal finis secara berturut-turut, dan memungkinkan Häkkinen untuk merapatkan jarak di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap. Häkkinen kemudian berhasil meraih dua kemenangan lagi, sebelum Schumi berhasil menang di Grand Prix Italia. Pada konferensi pers pasca-lomba, setelah berhasil menyamai jumlah kemenangan (41) yang diraih oleh Senna, Schumi menangis tersedu-sedu.[151] Pertarungan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap akan turun ke perlombaan terakhir musim ini, yaitu Grand Prix Jepang. Memulai balapan ini dari posisi terdepan, Schumi kehilangan keunggulan dari Häkkinen di awal. Namun, setelah pit stop keduanya, Schumi keluar di depan Häkkinen, dan berhasil memenangkan lomba sekaligus juga gelar Kejuaraan Dunia Pembalap.[152] Meskipun Schumi berhasil memenangkan Grand Prix dua kali lebih banyak daripada Häkkinen, namun jurnalis BBC Sport, yaitu Andrew Benson, menyatakan bahwa "tantangan dari Mika Häkkinen dan McLaren-Mercedes jauh lebih kuat daripada yang ditunjukkan oleh statistik mentah" dan bahwa McLaren yang dirancang oleh Adrian Newey adalah "mobil tercepat di F1 untuk tahun ketiga berturut-turut". Benson juga memuji Schumi sebagai "pembalap terhebat di masanya".[153]

Pada musim 2001, Schumi berhasil meraih gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang keempat kalinya. Empat pembalap lain berhasil memenangkan lomba, tetapi tidak ada yang mempertahankan tantangan sepanjang musim untuk Kejuaraan Dunia. Schumi mencetak rekor sembilan kemenangan dan merebut gelar Kejuaraan Dunia Pembalap dengan sisa empat balapan lagi. Ia menyelesaikan Kejuaraan Dunia musim ini dengan 123 poin, unggul 58 poin dari peringkat kedua Coulthard. Sorotan musim termasuk Grand Prix Kanada, pada saat Schumi menempati posisi kedua setelah saudaranya, yaitu Ralf, sehingga mencetak posisi finis 1-2 yang pertama kali bagi pasangan kakak beradik di dalam sejarah ajang F1.[154] Pada Grand Prix Belgia, saat Schumi berhasil mencetak kemenangan yang ke-52 dalam karirnya, memecahkan rekor kemenangan karier terbanyak yang sebelumnya dipegang oleh Alain Prost.[155]

Pada musim 2002, Schumi berhasil mempertahankan gelar juara dunianya. Namun, ada beberapa kontroversi, seperti di Grand Prix Austria. Rekan setimnya, yaitu Rubens Barrichello, memimpin jalannya lomba, tetapi di putaran terakhir lomba, di bawah perintah tim, ia melambat untuk memungkinkan Schumi memenangkan balapan.[156] Meskipun pergantian posisi tidak melanggar peraturan olahraga atau teknis yang sebenarnya, hal itu membuat marah para penggemar, dan diklaim bahwa tindakan tim tersebut menunjukkan kurangnya sportifitas dan rasa hormat kepada penonton. Banyak yang berpendapat bahwa Schumi tidak perlu "diberikan" kemenangan hanya dalam balapan keenam musim ini, terutama mengingat ia telah berhasil memenangkan empat dari lima Grand Prix sebelumnya, dan bahwa Barrichello telah mendominasi balapan akhir pekan hingga saat itu. Pada upacara podium, Schumi mendorong Barrichello ke posisi teratas podium.[156] Atas kejadian ini, tim Ferrari dikenai denda sebesar US$1 juta.[157] Pada Grand Prix Amerika Serikat di akhir musim, Schumi membalas budi dengan memberi Barrichello kemenangan dengan margin terdekat yang kedua di dalam sejarah ajang F1, yaitu 0,011 detik, di garis finis.[158] Penjelasan Schumi bervariasi, antara ia "membalas budi" untuk Austria, atau mencoba merekayasa penyelesaian formasi — suatu prestasi yang dicemooh sebagai hampir mustahil dalam olahraga, di mana pengaturan waktu dilakukan dalam seperseribu detik.[159] Setelah musim berakhir, FIA melarang "team order yang mengganggu hasil balapan".[160][161] Namun, larangan tersebut dicabut pada musim 2011, karena peraturan tersebut sulit untuk ditegakkan.[162] Dalam memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap, ia menyamai rekor yang dibuat oleh Juan Manuel Fangio yang berhasil meraih lima gelar Kejuaraan Dunia Pembalap. Tim Ferrari berhasil memenangkan 15 dari 17 balapan, dan Schumi memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap dengan enam balapan tersisa di musim ini, yang masih merupakan poin yang paling awal di musim ini bagi seorang pembalap untuk dinobatkan sebagai Juara Dunia.[163] Schumi memecahkan rekornya sendiri, berbagi dengan Nigel Mansell, sembilan kemenangan balapan dalam satu musim, dengan menang 11 kali dan menyelesaikan setiap balapan di podium. Ia menyelesaikan musim ini dengan 144 poin, memecahkan rekor selisih 67 poin di depan peringkat kedua dan sekaligus rekan setimnya, yaitu Barrichello. Pasangan ini menyelesaikan sembilan dari 17 perlombaan di dua posisi pertama.[164]
Schumi memecahkan rekor Fangio dengan memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang keenam kalinya pada musim 2003, setelah pertarungan sengit dengan pesaing utamanya. Sebelum musim ini dimulai, FIA memperkenalkan peraturan baru dan sistem poin baru untuk membuat Kejuaraan Dunia menjadi lebih terbuka.[165] Persaingan terbesar datang dari tim McLaren-Mercedes dan Williams-BMW. Di lomba pertama, Schumi keluar jalur, dan di dua perlombaan berikutnya, terlibat tabrakan.[166][167][168] Ia tertinggal 16 poin di belakang pembalap McLaren, yaitu Kimi Räikkönen. Schumi berhasil memenangkan Grand Prix San Marino, meskipun ibunya, yaitu Elisabeth, meninggal dunia hanya beberapa jam sebelum balapan.[169] Ia juga berhasil meraih kemenangan di dalam dua lomba berikutnya. Sebuah hasil yang membuatnya memperpendek selisih poin dari Räikkönen. Selain kemenangan Schumi di Kanada dan kemenangan Barrichello di Inggris, pertengahan musim ini didominasi oleh pembalap Williams, yaitu Ralf Schumacher dan Juan Pablo Montoya, yang masing-masing berhasil mengklaim dua kemenangan. Setelah Grand Prix Hungaria, Michael Schumacher memimpin atas Montoya dan Räikkönen masing-masing hanya dengan satu dan dua poin. Menjelang balapan berikutnya, FIA secara resmi mengumumkan perubahan cara mengukur lebar ban. Ini memaksa Michelin, pemasok antara lain untuk tim Williams dan McLaren, untuk mendesain ulang ban mereka dengan cepat sebelum Grand Prix Italia.[170] Schumi, yang menggunakan ban Bridgestone, berhasil memenangkan dua balapan berikutnya. Setelah Montoya dihukum di Grand Prix Amerika Serikat, hanya Schumi dan Räikkönen saja yang tetap memperebutkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap. Di babak final, yaitu Grand Prix Jepang, Schumi hanya membutuhkan satu poin saja, sementara Räikkönen perlu menang. Dengan menyelesaikan lomba di posisi kedelapan, Schumi meraih satu poin dan memastikan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap keenamnya, mengakhiri musim ini dengan unggul dua poin dari Räikkönen.[171]

Pada musim 2004, Schumi berhasil memenangkan rekor 12 dari 13 balapan pertama musim ini, hanya gagal finis di Monako, setelah mengalami kecelakaan dengan Montoya selama periode safety car. Schumi meraih rekor gelar Kejuaraan Dunia Pembalap ketujuhnya di Grand Prix Belgia. Ia menyelesaikan musim ini dengan rekor 148 poin, unggul 34 poin dari peringkat kedua Barrichello, dan mencetak rekor baru 13 kemenangan balapan dari kemungkinan 18, melampaui rekor terbaik sebelumnya dari 11 kemenangan dari musim 2002.[172]
2005–2006: Kemunduran dan memilih pensiun
Perubahan aturan untuk musim 2005 membutuhkan ban untuk bertahan di sepanjang lomba.[173] Hal ini memberi keuntungan keseluruhan bagi tim yang menggunakan Michelin, daripada tim seperti Ferrari yang mengandalkan ban Bridgestone.[174] Perubahan aturan tersebut sebagian dalam upaya untuk melemahkan dominasi tim Ferrari, dan membuat seri ini menjadi lebih menarik.[175] Momen yang paling menonjol di awal musim untuk Schumi adalah pertarungannya dengan pembalap Renault, yaitu Fernando Alonso, di Grand Prix San Marino. Schumi start dari posisi ke-13, dan finis hanya 0,2 detik saja di belakang Alonso.[176] Kurang dari setengah musim, Schumi menyatakan bahwa: "Saya rasa saya tidak dapat menghitung diri saya lagi dalam pertempuran ini. Itu seperti mencoba bertarung dengan senjata tumpul. Jika senjata Anda lemah, Anda tidak memiliki kesempatan".[177] Satu-satunya kemenangan Schumi pada musim ini datang di Grand Prix Amerika Serikat. Sebelum lomba ini digelar, ban Michelin ditemukan memiliki masalah keamanan yang signifikan. Ketika tidak ada kompromi antara tim dan FIA yang dapat dicapai, semua tim yang memakai ban Michelin memilih mundur setelah putaran pemanasan, yang menyisakan enam mobil pemakai ban Bridgestone yang tetap berlomba.[178] Schumi tersingkir di dalam 6 dari 19 perlombaan, dan menyelesaikan musim ini di urutan ketiga dengan 62 poin, kurang dari setengah poin dari Juara Dunia Pembalap musim ini, yaitu Alonso.[179]
Musim 2006 menjadi musim yang terakhir untuk karier Schumi di tim Ferrari. Setelah tiga lomba berjalan, ia hanya mengumpulkan 11 poin dan tertinggal 17 poin dari Alonso. Schumi berhasil memenangkan dua balapan berikutnya, termasuk raihan posisi pole yang ke-66 di San Marino, memecahkan rekor Ayrton Senna yang berusia 12 tahun.[180] Schumi dilucuti dari posisi terdepan di Grand Prix Monako, dan memulai lomba di grid belakang. Ia dihukum setelah diketahui sengaja menghentikan mobilnya, dan memblokir sebagian sirkuit pada saat Alonso berada di putaran kualifikasi. Dalam lomba tersebut, ia mampu naik dan finis di posisi kelima di sirkuit Monako yang terkenal sempit. Pada Grand Prix Kanada, yang merupakan lomba yang kesembilan di musim ini, Schumacher tertinggal 25 poin Alonso, tetapi ia kemudian berhasil memenangkan tiga lomba berikutnya untuk mengurangi ketertinggalannya menjadi 11 poin. Setelah kemenangan lebih lanjut di Italia dan Tiongkok, Schumi memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap untuk yang pertama kalinya selama musim ini.[181] Setelah kemenangannya di Italia, tim Ferrari mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa Schumi akan pensiun dari ajang F1 pada akhir musim 2006, tetapi akan terus bekerja untuk tim tersebut.[182] Tifosi dan pers Italia, yang tidak selalu menerima persona publik Schumi yang relatif dingin, menunjukkan tanggapan penuh kasih sayang setelah ia mengumumkan pengunduran dirinya.[183]

Schumi memimpin jalannya Grand Prix Jepang. Namun, di sisa 16 putaran terakhir, mobilnya mengalami kerusakan mesin untuk yang pertama kalinya sejak Grand Prix Prancis 2000, yang membuat Alonso berhasil menang.[184] Selama upacara pra-balapan dari lomba terakhir musim ini, yaitu Grand Prix Brasil, mantan pemain sepak bola, yaitu Pelé, memberikan trofi kepada Schumi atas prestasinya selama berkarier di dalam ajang F1.[185][186] Masalah tekanan bahan bakar pada mobilnya membuat Schumi gagal menyelesaikan putaran dalam sesi Q3 kualifikasi, dan memaksanya untuk memulai lomba ini di posisi kesepuluh.[187] Di awal perlombaan, Schumi berhasil naik ke posisi keenam, tetapi mengalami pecah ban yang disebabkan oleh sayap depan mobil Renault yang dikendarai oleh Giancarlo Fisichella.[188] Schumi jatuh ke posisi ke-19, 70 detik di belakang rekan setimnya dan pemimpin perlombaan ini, yaitu Felipe Massa. Schumi bangkit dan menyusul Fisichella dan Räikkönen untuk mengamankan posisi keempat. Penampilannya diklasifikasikan dalam pers sebagai "heroik",[189] sebuah "dorongan yang benar-benar menakjubkan",[190] dan "pertunjukan yang ... menyimpulkan kariernya".[191]
2007–2009: Duta Ferrari
Selama musim 2007, Schumi bertindak sebagai penasihat tim Ferrari dan 'asisten super' mendampingi Jean Todt.[192] Schumi juga membantu tim Ferrari dengan program pengembangan mereka di sirkuit Jerez. Ia fokus pada pengujian elektronik dan ban untuk musim 2008.[193] Pada Grand Prix Hungaria 2009, pembalap Ferrari, yaitu Felipe Massa, mengalami cedera serius setelah terkena pegas suspensi pada saat berlangsungnya sesi kualifikasi. Tim Ferrari mengumumkan bahwa mereka berencana untuk menurunkan Schumi untuk Grand Prix Eropa dan lomba-lomba berikutnya, sampai Massa pulih dan siap untuk membalap kembali.[194] Schumi menguji mobil modifikasi Ferrari F2007 untuk mempersiapkan diri karena ia tidak dapat menguji mobil musim 2009 karena adanya pembatasan pengujian.[195] Tim Ferrari meminta izin khusus untuk Schumi untuk menguji mobil spek musim 2009, tetapi tim Williams, Red Bull, dan Toro Rosso menentang pengujian ini.[196][197] Pada akhirnya, Schumi terpaksa membatalkan rencananya untuk membalap lagi karena cedera leher yang parah yang ia terima dalam kecelakaan sepeda motor di awal tahun.[198][199] Posisi Massa akhirnya diisi oleh Luca Badoer dan selanjutnya oleh Giancarlo Fisichella.[200]
Mercedes (2010–2012)
"Ia memainkan peran penting saat kami bergabung kembali dengan F1, dan merupakan salah satu orang yang meletakkan dasar kesuksesan kami di masa depan. Kami sangat berterima kasih atas semua yang telah ia lakukan untuk kami."
Prinsipal tim Mercedes Toto Wolff, tentang pengaruh Michael Schumacher pada tim Mercedes.[201]
Pada bulan Desember 2009, Schumi mengumumkan kembali membalap di dalam ajang F1 untuk musim 2010 bersama dengan sesama pembalap asal Jerman, yaitu Nico Rosberg, di tim baru Mercedes GP.[202] Tim Mercedes kembali lagi ke dalam ajang ini sebagai sebuah konstruktor untuk yang pertama kalinya sejak musim 1955. Schumi menyatakan bahwa persiapannya untuk menggantikan posisi Massa yang cedera telah memicu minat baru untuk kembali lagi ke dalam arena F1, yang dikombinasikan dengan kesempatan untuk memenuhi ambisi lama untuk membalap. Di tim ini, Schumi kembali bekerjasama dengan Ross Brawn yang pernah bekerja dengannya di tim Ferrari.[203] Schumi menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun, dilaporkan bernilai £20 juta. Ia berusia 41 tahun pada tahun 2010, dan prospeknya bersama dengan tim Mercedes dibandingkan dengan Juan Manuel Fangio, juara dunia Formula Satu tertua yang berusia 46 tahun pada saat memenangkan gelar juara dunia kelimanya.[202]
2010: Membalap kembali
Schumi finis di urutan keenam pada lomba pembuka musim di Grand Prix Bahrain. Ia selanjutnya finis di belakang rekan setimnya, yaitu Rosberg, dalam masing-masing empat sesi kualifikasi dan perlombaan. Mantan pembalap, yaitu Stirling Moss, menyatakan bahwa Schumacher mungkin "(eranya) sudah lewat".[204] Beberapa mantan pembalap F1 lainnya berpikir sebaliknya, termasuk mantan saingannya, yaitu Damon Hill, yang memperingatkan bahwa "Anda tidak boleh meremehkan sosok Schumi".[205] Situs GrandPrix.com mengidentifikasi understeer yang melekat pada mobil Mercedes, diperparah oleh ban depan sempit diperkenalkan untuk musim 2010, sebagai kontribusi terhadap kesulitan Schumi.[206] Jenson Button kemudian mengeklaim bahwa mobil Mercedes dirancang untuknya, karena ia awalnya membalap untuk tim, dan bahwa gaya membalap mereka yang berbeda mungkin telah menyebabkan kesulitan bagi Schumi.[207]
Tim Mercedes meningkatkan mobil mereka untuk Grand Prix Spanyol, dengan Schumi yang berhasil finis di urutan keempat. Pada Grand Prix Monako, Schumi finis di urutan keenam setelah melewati pembalap Ferrari, yaitu Fernando Alonso, di tikungan terakhir sebelum garis finis ketika safety car kembali lagi ke dalam pit. Tim Mercedes berpendapat bahwa "kombinasi dari pesan pengawas lomba mengenai 'Safety Car masuk ke pit pada putaran' dan status lintasan yang menunjukan pesan 'Track Clear' disertai bendera dan lampu hijau yang ditunjukkan oleh tim marshal setelah mobil-mobil melewati garis safety car menunjukkan bahwa perlombaan tidak selesai di bawah safety car dan semua pembalap bebas untuk balapan".[208] Namun, penyelidikan FIA menemukan bahwa Schumi bersalah karena melanggar peraturan mengenai safety car, dan memberikannya penalti waktu 20 detik, dan membuatnya diklasifikasikan finis di urutan ke-12.[209] Di Turki, Schumi mengawali balapan ini dengan start dari posisi kelima, dan finis di posisi keempat dalam lomba. Hasil ini merupakan hasil terbaiknya sejak ia kembali aktif membalap. Pada Grand Prix Eropa di Valencia, Schumi finis di urutan ke-15, rekor finis terendah dalam kariernya.[210] Di Hungaria, Rubens Barrichello mencoba untuk melewati Schumi di bagian dalam lintasan lurus garis start-finis. Schumi menutup garis dalam untuk memaksa Barrichello ke luar, tetapi Barrichello bertahan di dalam dengan kecepatan 180 mph (290 km/h) meskipun dekat dengan tembok beton pembatas dan Schumi hanya menyisakan beberapa inci ruang aman saja.[211][212] Schumi dinyatakan bersalah karena aksi membalap berbahaya, dan dihukum turun 10 posisi grid untuk balapan berikutnya, Grand Prix Belgia. Dalam lomba di Belgia tersebut, ia finis di posisi ke-7 meskipun memulai balapan ini dari posisi start ke-21 setelah hukuman gridnya. Pada balapan terakhir musim ini di Abu Dhabi, Schumi mengalami kecelakaan besar di putaran pertama, setelah mobil Vitantonio Liuzzi bertabrakan dengan mobil Schumi yang nyaris saja mengenai kepalanya.[213][214] Schumi menyelesaikan musim ini di posisi kesembilan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 72 poin. Untuk yang pertama kalinya sejak musim 1991, Schumi menyelesaikan satu tahun tanpa kemenangan, posisi pole, podium, atau putaran tercepat.[215]
2011: Musim yang sulit
Poin pertama Schumi di musim 2011 diraih di Grand Prix Malaysia, pada saat ia finis di posisi kesembilan. Ia kemudian berada di urutan keenam di Spanyol, dan menempati posisi keempat di Grand Prix Kanada, setelah sempat berada di posisi kedua dalam lomba yang diguyur hujan.[216] Grand Prix Belgia menjadi perayaan 20 tahun keikutsertaan Schumi di dalam arena balap F1.[217] Dalam lomba tersebut, ia mengawali lomba dari posisi terakhir dan berhasil finis di posisi kelima. Pada Grand Prix Jepang, Schumi sempat memimpin jalannya lomba ini sebanyak tiga putaran, yang menandai pertama kalinya ia memimpin jalannya sebuah perlombaan F1 sejak terakhir kali di musim 2006.[218] Dengan raihan tersebut, ia menjadi pembalap tertua yang memimpin jalannya sebuah lomba sejak Jack Brabham pada musim 1970. Schumi menyelesaikan musim ini di posisi kedelapan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, dengan 76 poin.[219]
2012: Perjuangan terakhir dan pensiun lagi
Schumi kembali bermitra bersama dengan Rosberg di tim Mercedes untuk musim 2012.[220] Ia tersingkir dari lomba pembuka musim ini di Australia, dan mencetak satu poin di dalam lomba kedua di Malaysia.[221] Di Tiongkok, Schumi memulai lomba ini dari barisan depan, tetapi lajunya terhenti karena roda mobilnya longgar setelah kesalahan dari mekanik pada saat pit stop.[222] Setelah menyebabkan tabrakan dengan Bruno Senna di Spanyol, Schumi menerima hukuman turun lima posisi grid untuk Grand Prix Monako. Schumi berhasil mencatatkan waktu paling cepat di dalam sesi kualifikasi di Monako, tetapi ia harus start dari posisi keenam karena hukumannya.[223] Ia kemudian tersingkir dari posisi ketujuh di dalam lomba tersebut.[224] Di Grand Prix Eropa, Schumi finis di posisi ketiga, satu-satunya podium sejak kembali lagi ke dalam ajang F1. Pada usia 43 tahun dan 173 hari, ia menjadi pembalap yang tertua yang berhasil meraih podium sejak Jack Brabham finis di posisi kedua di Grand Prix Inggris 1970.[225] Di Jerman, Schumi mencetak putaran tercepat untuk yang ke-77 kalinya di dalam kariernya. Di Belgia, ia menjadi pembalap yang kedua dalam sejarah yang membalap dalam 300 Grand Prix.[226]
Keragu-raguan Schumi mengenai rencana masa depannya membuat posisinya digantikan oleh Lewis Hamilton untuk musim 2013.[227] Pada tanggal 4 Oktober 2012, Schumi mengumumkan pengunduran dirinya dari ajang F1 untuk yang kedua kalinya.[228] Mengenai keputusannya untuk pensiun penuh, ia menyatakan bahwa: "Ada saat-saat dalam beberapa bulan terakhir di mana saya tidak ingin berurusan dengan Formula Satu atau bersiap untuk Grand Prix berikutnya".[229] Ia mengakhiri musim ini dengan finis di posisi ketujuh di Grand Prix Brasil. Dalam klasemen akhir musim, Schumi menempati posisi ke-13 dengan 49 poin.[230]
Gaya mengemudi dan strategi membalap
Banyak yang telah ditulis tentang gaya mengemudi dan strategi yang dipakai oleh Michael Schumacher sepanjang karier membalapnya di dalam ajang F1.[231] Para penulis kebanyakan merujuk pada pernyataan mantan rekan setimnya atau insinyur tim yang mendampingi Schumi. Schumacher sendiri tidak pernah mengomentari hal ini secara langsung, tetapi hanya menjelaskan dalam sesi wawancara bahwa ia juga memperhatikan beberapa rekan pembalap yang tidak termasuk pembalap top, tetapi mampu memperlihatkan keterampilan yang sangat baik di bagian tikungan tertentu sebuah sirkuit, seperti Ukyo Katayama atau Pedro Diniz di musim 1996.[232]
Pada akhir musim 1994, setelah Schumi tampil sebagai juara dunia, dua rekan setimnya saat itu, yaitu Jos Verstappen dan JJ Lehto, mengklaim bahwa mereka tidak bisa membalap jika mobilnya disetel mengikuti gaya membalap Schumi karena terlalu oversteer.[233] Verstappen menggambarkan mobil Benetton B194 sebagai mobil yang seperti dikendalikan sepenuhnya dari bagian as roda belakang yang terlihat lemah, sehingga sekilas seperti bergoyang. Sementara bagian sayap dan ban mengalir menuju cengkeraman depan yang besar dengan bagian belakang yang longgar akibat hal tadi.[234]
Pernyataan-pernyataan ini kemudian dijelaskan dalam bentuk yang sama oleh rekan-rekan Schumi yang lainnya, seperti Johnny Herbert, Eddie Irvine, Rubens Barrichello, dan Gerhard Berger (meski Berger tidak pernah setim dengan Schumi), yang semuanya mengarah pada pengaturan mobil yang disukai oleh Schumi.[235] Berger sendiri, yang penasaran dengan mobil Benetton B195 yang berhasil menjadi juara dunia di musim 1995, kecewa dengan perilaku mengemudi yang berubah-ubah, dan menjelaskan setelah itu bahwa ia hanya belajar menghargai mobil yang pernah disetel oleh timnya Schumi setelahnya.[236] Seiring dengan berjalannya waktu, dan setelah mengalami dua kecelakaan, Berger mengidentifikasi masalah utama perbedaan gayanya dengan gaya Schumi:
“ | Mobil seperti 'macet' dengan kecepatan penuh di gundukan, seperti pesawat terbang dengan efek aerodinamis mendadak. Jika efek seperti benjolan ini berada di tikungan cepat, mobil bisa meliuk dan oversteer. [...] Michael Schumacher memiliki semacam refleks supranatural untuk menghadapi situasi ini. [...] Ia secara otomatis mengantisipasi counter-steering pada benjolan dengan menyimpan proses ini dalam memorinya sendiri. Paling lambat pada titik ini, saya mengambil kembali sedikit cadangan terakhir yang saya miliki terhadap mobil peninggalan Schumi. Siapa pun yang mampu mengendalikan mobil ini dengan sangat percaya diri, bahkan pada batasnya, harus benar-benar pembalap kelas atas. | ” |
— Gerhard Berger[237] |
Meskipun pembalap F1 lain selain Schumi semuanya juga berbasis dari karting, namun tidak ada yang menyetel mobil mereka dengan cara yang biasa Schumi lakukan. Menurut Pat Symonds, mantan insinyur balap Ayrton Senna di tim Toleman (pendahulu tim Benetton) yang kemudian jadi insinyur balap Schumi di tim Benetton, ada kesamaan antara gaya mengemudi Schumi dan Senna karena mereka memiliki wawasan tentang telemetri. Pernyataan Symonds ini dianggap cukup beralasan.[238][239]
Setelah itu, Schumi biasanya mendekati tikungan dengan kecepatan maksimum, mengambil garis yang lebih ketat daripada kebanyakan pembalap lain dan mengerem lebih terlambat, yang dikonfirmasi oleh Martin Brundle pada saat melakukan manuver menyalip di Grand Prix Belgia 1995.[240] Itu sebabnya ia mampu membawa kecepatan bersamanya ke tikungan dengan cara ini, untuk sekarang melempar bagian belakang dengan hentakan pedal gas terukur yang ditargetkan dan merasakan jalannya ke batas tikungan seperti Senna.[241] Segera setelah mobil disejajarkan ke arah jalur balapan, ia mampu berakselerasi lebih cepat dari lawan-lawannya. Gaya mengemudi ini setidaknya menjelaskan keunggulannya di tikungan lambat dan – berkat hentakan pedal gas terukur – juga di tikungan cepat.[241]
Dengan kemunculan rem di area kiri mobil, Schumi dinilai jago dalam mengstabilkan mobil balapnya lebih jauh. Alur menikung yang sering tidak biasa juga menjelaskan pencariannya terhadap skema alternatif yang disebutkan diatas.[241] Schumi menjelaskan bahwa ia terkadang membiarkan mobil menikung mencari jalurnya sendiri untuk menguji efisiensinya. Eksperimen ini sesekali juga ada gagalnya, seperti yang ditampilkan di Monako 1996. Pada awalnya di sesi latihan bebas, Schumi menemukan bahwa bagian dalam kerb memberinya lebih banyak cengkeraman, sehingga ia bisa mengambil tikungan berikutnya dengan traksi yang lebih baik.[242] Trik ini kemudian berhasil membawanya meraih posisi pole. Akan tetapi, keesokan harinya, pada saat lomba, Schumi lupa memperhitungkan fakta bahwa trotoar jadi basah karena hujan, dan akhirnya ia menabrak tembok pembatas di putaran pertama.[243]
Di tahun-tahun awalnya bersama dengan tim Ferrari, Schumi merasa tidak cocok dengan mobil Ferrari yang cenderung understeer, yang bertentangan dengan setelan favoritnya.[244] Baru pada musim 1998 pemasok ban Ferrari, yaitu Goodyear, dengan tekanan dan keluhan dari tim Ferrari dan Schumi sendiri, menawarkan ban depan yang lebih lebar, yang mirip dengan ban Bridgestone, untuk dipakai di Grand Prix Argentina. Ban ini memberikan stabilitas yang lebih pada gandar depan. Schumi pada akhirnya mampu memenangkan lomba di Argentina ini.[245]
Pada tahun 2003, majalah F1 Racing berkesempatan untuk membandingkan data telemetri dari berbagai balapan yang diikuti oleh Barrichello dan Schumi. Kesimpulan yang didapatkan adalah Schumi lebih mampu menahan pedal gas lebih lama daripada Barrichello jika mereka masuk ke tikungan tajam. Schumi dinilai lebih lihai dalam memainkan keseimbangan antara rem dan gas, sehingga bisa membuat mobil lebih cepat berbelok dan berada di dalam kondisi yang stabil pada saat berada di tikungan.[246]
Namun, salah satu kelemahan dari gaya mengemudi khas Schumi ini adalah fakta bahwa ia memberikan tekanan lebih pada roda depan, dan, tidak seperti rekan satu timnya, sering kali tidak dapat mengawali perlombaan dengan kompon ban yang lebih lembut, yang menghasilkan strategi balap yang berbeda untuk kedua pembalap.[247] Demikian juga, rem dan mesin mobilnya dipaksa untuk berbuat lebih maksimal dari biasanya; konsumsi bahan bakar cenderung lebih tinggi dari rata-rata. Namun, seperti di Grand Prix Kanada, Schumacher beberapa kali menunjukkan bahwa setelah beberapa saat membiasakan diri, ia mampu menyesuaikan diri dengan efek pengereman yang berkurang.[247] Tetapi sebelum musim 2005 dimulai, Irvine dan Brawn mengidentifikasi peningkatan keausan ban sebagai kemungkinan alasan melemahnya dominasi Schumi saat itu:
“ | Satu hal yang selalu membuat Michael Schumacher sensasional adalah mengemudi dengan sangat cepat. [...] Ia melaju 20 putaran dengan kecepatan penuh, masuk ke pit untuk mengganti ban dan melaju lagi. Musim ini, ketika hanya satu set ban yang diperbolehkan per balapan, ia dipaksa keras harus beradaptasi. | ” |
— Ross Brawn[248] |
Seperti Jim Clark, Jackie Stewart, dan Ayrton Senna, Schumi memiliki ciri khasnya untuk mengatur serangkaian putaran tercepat pada sesi kualifikasi untuk menciptakan jarak yang diperlukan dari para pengejarnya. Dengan diperkenalkannya kembali aturan pit-stop yang memperbolehkan pengisian bahan bakar, Schumi bahkan mampu menjadi "Master Sprint" yang dikutip oleh pers Inggris.[249] Meskipun terkadang dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bersiap menyalip lawan dan hanya mobil selanjutnya yang memiliki keunggulan, taktik pit stop menjadi semakin penting. Sejak didampingi oleh Ross Brawn, Schumi mengandalkannya sebagai ahli strategi di pit yang sering membuat prediksi terbaik dengan bantuan simulasi komputer dan ia sendiri mampu mengeksekusi strategi Brawn tersebut sesuai perintah dengan melihat situasi balapan yang memungkinkan.[250][251] Schumi menyalip beberapa lawan lebih banyak pada saat mereka menepi masuk pit daripada wheel-to-wheel di trek.[250]
Di puncak kariernya, Schumi sangat sulit untuk ditaklukkan, terutama di in-lap dan out-lap, putaran terakhir dan pertama sebelum dan sesudah masuk ke dalam area pit.[252][253] Secara khusus, kemampuan untuk mendorong kendaraan ke batasnya lagi dengan tangki penuh sering memberinya keuntungan beberapa detik yang diperlukan untuk kemudian dapat melewati lawan.[254] Mantan pembalap dan penulis buku spesialis otomotif, yaitu Ross Bentley, berkomentar tentang hal ini: "Sangat berharga untuk melihat Michael Schumacher di putaran sebelum dan sesudah pit stop-nya. Pria ini benar-benar gila karena kehilangan sesedikit mungkin waktu yang bisa membuatnya kalah."[255]
Persaingan
Melawan pembalap lain
Saat pertama kali memasuki ajang F1, Michael Schumacher sering disebut sebagai salah satu suksesor Ayrton Senna. Kedua pembalap sendiri sempat saling bersaing meski dalam waktu yang pendek yaitu dari musim 1992 (musim penuh pertama Schumi di F1) sampai 1994 dan keduanya dinilai memiliki gaya membalap yang sama yaitu agresif meski Senna karena pengalamannya bisa lebih tenang saat menghadapi lawan.[256] Senna juga merupakan salah satu pembalap yang ahli di lomba trek basah yang kemudian dilanjutkan oleh Schumi.[257] Dalam beberapa lomba khususnya di Brasil 1992, Schumi menuduh Senna sengaja menghambat lajunya di trek sementara disisi lain saat itu Senna sedang mengalami masalah elektrik pada mobilnya yang membuat lajunya menjadi lambat.[258] Dalam lomba di Prancis, dalam kondisi trek yang basah Schumi menabrak Senna di lap pertama. Senna yang tersingkir kemudian menunggu Schumi untuk meminta penjelasan terkait aksinya tersebut sambil menyindir ulah Schumi di Brasil yang menuduh Senna sengaja melambat. Persaingan dua pembalap ini berlanjut di Jerman dengan keduanya yang saling senggol di sesi tes dan nyaris akan berkelahi saat mereka berdua berpapasan di pit.[258] Persaingan berlanjut ke musim 1993 tepatnya di Afrika Selatan. Dalam lomba tersebut Schumi yang tampil lebih cepat mencoba menyalip Senna tapi gagal dengan mobilnya yang melintir dan harus rela tersingkir dari perlombaan.[259] Persaingan Senna dan Schumi terhenti di musim 1994 setelah Senna meninggal dunia akibat insiden di San Marino. Saat tampil sebagai juara dunia di akhir musim, Schumi mendedikasikan gelarnya tersebut untuk Senna.[260] Pada Grand Prix Italia 2000 Schumi memberikan apresisasi untuk Senna usai dirinya berhasil menyamai catatan 41 kemenangan lombanya.[261]
Setelah kematian Senna, Damon Hill tampil sebagai pesaing Schumi yang baru dan kedua pembalap saling bersitegang selama sisa musim 1994. Beberapa kejadian yang terjadi diantaranya saat Schumi menyalip Hill di lap instalasi jelang lomba Grand Prix Inggris yang berujung pada hukuman larangan membalap selama dua lomba bagi Schumi.[120] Pada akhir musim saat Hill menjadi pesaing berat Schumi dalam memperebutkan gelar, keduanya kembali terlibat insiden yang cukup kontroversial di Australia dengan kedua pembalap yang bersenggolan dan tersingkir yang kemudian turut membantu Schumi mengamankan gelar pertamanya.[118] Kemudian di musim 1995 tercatat dua kali Hill dan Schumi berseteru yaitu di Inggris dan Italia. Pada tahun 2018 setelah Schumi mengalami musibah ski, Hill menyatakan memaafkan Schumi atas semua tindakan kontroversialnya saat mereka bersaing di arena F1.[262]
"Michael Schumacher bukanlah seorang pembalap juara yang hebat karena ia terlalu banyak memainkan taktik kotor."
Jacques Villeneuve tentang Michael Schumacher pada tahun 2006.[263]
Pesaing Schumi selanjutnya adalah Jacques Villeneuve terutama saat persaingan kedua pembalap ini memuncak pada musim 1997 dan disaat yang bersamaan Hill hengkang dari tim Williams. Sekali lagi Schumi terlibat dalam insiden kontroversial yang terjadi di lomba penutup musim dengan gaya yang mirip dengan insidennya dengan Hill.[118] Schumi yang sedang memimpin terlibat senggolan dengan Villeneuve sebelum kemudian mobil Schumi rusak dan terpaksa tersingkir sekaligus memastikan gelar untuk Villeneuve.[145] Buntut dari insiden ini FIA lantas menghukum Schumi dengan diskualifikasi dari klasemen akhir musim.[144] Persaingan antara Schumi dan Villeneuve tetap berlanjut sampai keduanya keluar dari F1 di akhir musim 2006 meski saat periode tersebut Villeneuve lebih banyak menjadi pengkritik semua tindakan Schumi karena dirinya tidak lagi bersaing di barisan depan grid.[263]
Pembalap Finlandia Mika Häkkinen menjadi pesaing utama Schumi dalam waktu periode 1998 sampai 2001 meski kedua pembalap sudah saling kenal dan saling bersaing sejak perlombaan Grand Prix Makau pada tahun 1990.[86] Meski demikian hubungan persaingan antara keduanya bisa disebut sehat dan harmonis seperti contoh saat Häkkinen mengalahkan Schumi di Belgia 2000 yang setelah lomba keduanya saling berbagi bir dan cerutu.[264] Saat Häkkinen pensiun dari ajang F1, Schumi memberikan hadiah seekor kura-kura untuk dirinya. Schumi juga menyebut bahwa Häkkinen adalah satu-satunya pembalap lawan yang paling ia hormati dan segani sepanjang kariernya.[265]
Pembalap pesaing besar terakhir untuk Schumi adalah Fernando Alonso yang sering dianggap sebagai penerus tahta juara. Bukan tanpa alasan karena Alonso-lah yang berhasil menghentikan dominasi Schumi di musim 2005.[266] Selain itu Alonso juga berada dibawah pimpinan Flavio Briatore yang juga sempat menjadi bos Schumi saat masih bergabung di tim Benetton (yang kemudian berubah nama menjadi tim Renault pada 2002). Beberapa lomba yang melibatkan persaingan kedua pembalap adalah di Prancis 2004 saat Schumi mengalahkan Alonso lewat strategi nekat empat kali pitstop dan di San Marino 2005 yang menjadi sinyal bahwa telah terjadi regenerasi di ajang F1.[176] Titik balik persaingan mereka terjadi di Jepang saat Alonso menang dan mengambil alih puncak klasemen dengan satu lomba tersisa usai Schumi tersingkir akibat masalah mesin.[184] Pada lomba GP Brasil 2006 yang menjadi lomba terakhir Schumi bersama Ferrari, Schumi dengan sportif mengakui kekalahannya di musim 2006 pada Alonso.[177]
Perbandingan dengan rekan setim
Dalam perjalanan kariernya, secara statistik, Schumi selalu mampu untuk mengalahkan rekan setimnya.[267] Dengan mengesampingkan musim 1991 saat Schumi memulai debut F1 di tengah musim dan berpindah tim setelah satu lomba, hanya empat kali dirinya dikalahkan oleh rekan setimnya yaitu pada musim 1999 ketika harus absen selama enam lomba karena cedera patah kaki dan pada periode musim 2010 sampai 2012 saat dikalahkan oleh Nico Rosberg.[268] Saat bergabung bersama Ferrari, Schumi bisa tampil dominan atas rekan setimnya salah satunya karena terbantu oleh team order yang juga menjadi isu kontroversial terutama di Austria 2001 dan 2002 saat Rubens Barrichello diperintahkan mengalah beberapa ratus meter jelang finis.[156]
Desain helm
Michael Schumacher dengan kerjasama bersama Schuberth, membantu mengembangkan helm karbon ringan pertama. Pada tahun 2004 sebuah purwarupa helm diuji secara publik dengan dilindas oleh sebuah tank dan helm tersebut bertahan utuh.[269] Helm pengembangan Schumi dan Schuberth ini dirancang untuk menjaga kepala pengemudi tetap dingin dengan menyalurkan aliran udara langsung melalui lima puluh lubang kecil.[270]
Helm asli Schumi saat memulai karier profesionalnya memakai corak warna bendera Jerman dengan tambahan elemen stiker sponsor. Pada bagian atasnya diwarnai dengan lingkaran biru dengan elemen bintang atau asteroid warna putih.[271] Sejak Grand Prix Monako 2000 dan untuk membedakan warna helmnya dari Rubens Barrichello, Schumi mengubah warna biru di atas helm dan beberapa area putih di sekeliling helm menjadi merah.[272] Untuk lomba Grand Prix Brasil 2006, yang pada saat itu diyakini menjadi perlombaan F1 terakhirnya, ia mengenakan helm serba merah dengan elemen tulisan kecil berisikan 91 lomba F1 yang pernah ia menangi.[273]
Pada Grand Prix Belgia 2011 yang menjadi peringatan tahun ke-20 Schumi di F1, ia mengenakan helm berwarna emas. Helm tersebut desainnya sama dengan helm yang biasa ia pakai, tetapi ditambahi dengan elemen tulisan tahun saat Schumi meraih gelar juara dunia.[217] Setahun kemudian di GP Belgia 2012 yang penampilan Grand Prix ke-300 untuk Schumi, ia mengenakan helm khusus berdaun platinum dengan berisikan tulisan terkait prestasi yang pernah ia raih.[274]
Helm Schumi di musim 1995 dengan stiker Mild Seven.
Helm merah Schumi dengan stiker Marlboro.
Kehidupan di luar lintasan balap
Kegiatan bisnis
Pada Juni 2003 Michael Schumacher meluncurkan kartu kredit edisi spesial dirinya yang didukung oleh Deutsche Vermogensberatung. Dengan hanya membayar iuran tetap sebanyak 100 ribu Euro, penggemar Schumi sudah bisa berbelanja memakai kartu kredit tersebut.[275] Hal ini kemudian ditiru oleh mantan rivalnya, Jacques Villeneuve, yang meluncurkan kartu kredit sejenis di kawasan Kanada pada Agustus 2004.[276]
Pada bulan Desember 2007, Schumi dikabarkan akan membangun tujuh buah gedung pencakar langit di tujuh negara berbeda (masing-masing satu) untuk mengenang prestasinya sebagai juara dunia F1 tujuh kali. Gedung itu bernama lengkap "Michael Schumacher World Champion Towers".[277] Selain dipakai untuk perkantoran, gedung ini juga akan dipersiapkan untuk dipakai sebagai apartemen dan gelanggang olahraga mewah. Gedung yang pertama sudah dibangun di Abu Dhabi, dan akan disusul di enam negara lain seperti Monaco, Singapura, Turki, Jerman, Italia, dan Cina.[278] Ide pembangunan gedung ini berasal dari PNYG, sebuah perusahaan properti yang dimiliki oleh Joachim Swensson, yang juga merupakan teman baik Schumi.[279]
Schumi bersama istrinya memiliki dan menjalankan usaha bisnis peternakan kuda. Diketahui ia memiliki peternakan ini di dua lokasi yaitu di Texas, Amerika Serikat[280] dan di kediaman pribadi mereka di Swiss.[281]
Penampilan dalam olahraga lain
Sepak bola
Sejak masih anak-anak Michael Schumacher menyukai dan sering bermain sepak bola. Lokasi rumah Schumi dan Ralf kecil yang tidak jauh dari markas FC Köln membuat kakak beradik ini bisa dengan leluasa belajar sepak bola.[282] Salah satu pemain sepak bola yang menjadi instruktur bagi Schumi adalah pemain timnas Jerman sekaligus kiper FC Koln Toni Schumacher.[283] Pada awal mulanya, Schumi lebih banyak bermain pada posisi kiper sebelum kemudian perlahan-lahan beralih posisi menjadi seorang penyerang.[283]
Schumi dan Rubens Barrichello sempat hadir dalam pertandingan final Liga Champions musim 2002-03 antara AC Milan vs. Juventus di stadion Old Trafford, Manchester, Inggris. Mereka berdua muncul sebagai duta untuk Juventus yang juga merupakan salah satu anak perusahaan FIAT yang juga membawahi tim Ferrari.[283]
Schumi sempat berkoordinasi beberapa pemain sepak bola profesional seperti Ronaldo, Zinédine Zidane dan David Beckham untuk mengadakan sebuah pertandingan sepakbola amal untuk membantu Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan kesebelasan yang diisi oleh para atlet lintas cabang seperti Rafael Nadal (tenis) dan Carlos Sainz (pereli WRC) pada tahun 2004.[284] Turun sebagai pelatih dalam pertandingan amal tersebut adalah Marcello Lippi dan Luis Fernández.[284]
Schumi juga aktif dan sering tampil dalam pertandingan sepak bola amal tahunan yang diselenggarakan di Monako.[285] Dalam kesebelasan yang bernama Nazionale Piloti, Schumi bergabung bersama sesama rekan pembalap F1 diantaranya Felipe Massa, Giancarlo Fisichella dan Nico Rosberg untuk melawan kesebelasan gabungan atlet lintas cabang yang tinggal di Monako diantaranya seperti Max Biaggi dan Dirk Nowitzki.[286]
Schumi berteman dekat dengan beberapa pesepakbola dunia. Ia pernah berlatih di kamp pelatihan Juventus di Vinovo bersama Alessandro Del Piero.[287] Ia juga berteman dekat dengan Ronaldo dan Zidane dengan kedua pesepakbola tersebut yang diajak menjajal mobil balap GT milik Ferrari.[288][289]
Schumi pernah menjadi pemain klub sepakbola Divisi 2 Liga Super Swiss, FC Echichens dan sempat tampil dalam beberapa pertandingan klub tersebut.[290]
Pada tahun 2008, Swiss Football Association menunjuk Schumi, yang sudah lama tinggal menetap di Swiss, sebagai duta besar negara untuk acara Piala Eropa 2008.[291]
Balap motor
Pada tanggal 20 Maret 2008, Schumi mengikuti acara balap motor pertamanya di Sirkuit Pannonia Ring, Hungaria. Sebagai bagian dari acara yang disebut Racing for Fun (SKOOX Cup), ia mengendarai motor Honda CBR1000RR dari tim Holzhauer Racing Promotion (HRP) dan berhasil finis di urutan ketiga dalam lomba yang diikuti oleh 27 peserta. Ia hanya kalah dari dua pembalap motor profesional asal Austria Martin Bauer dan Andreas Meklau dan finis masing-masing di urutan pertama dan kedua. Pada acara tersebut juga ia memberi tahu seorang jurnalis Motorsport aktuell bahwa ia berencana untuk turun semusim penuh di Racing for Fun musim tersebut.[292]
Setelah lomba tersebut dan diikuti acara perlombaan lainnya di Catalunya, Spanyol (ia berhasil meraih kemenangan dengan Triumph Daytona 675), Schumi kemudian mengikuti balapan motor rahasia pertamanya pada 30 Maret 2008 di Misano, Italia. Sebagai bagian dari acara KTM Trophy Run, ia mengendarai KTM Super Duke dan berhasil finis di posisi keempat secara keseluruhan. Sebanyak 22 peserta ambil bagian dalam lomba tersebut.[293]
Berselang beberapa hari kemudian, Schumi menjajal motor MotoGP Ducati Desmosedici di sirkuit Jerez, Spanyol.[294] Kemudian di bulan Mei, Schumi turun dalam perlombaan Kejurnas Superbike Jerman di Oschersleben.[295] Sebelumnya, agar tidak menarik perhatian massa, ia memakai nama samaran Marcel Niederhausen.[296] Tetapi niatnya itu tidak jadi dilaksanakan karena ada alasan dari pihak asuransi. Akhirnya ia tetap turun dengan menggunakan nama Michael Schumacher.[297] Rombongan penggemar dan kru media kemudian berbondong-bondong memenuhi sirkuit yang berada di bagian Jerman Timur tersebut. Sialnya ketika balapan Schumi malah terjatuh tetapi beruntung ia tidak cedera sedikit pun.[298][299] Schumi lantas menjelaskan kepada media bahwa ia hanya coba-coba saja turun di balap motor serta tidak ada rencana untuk beralih profesi menjadi pembalap motor.[300]
Race of Champions
Michael Schumacher berpartisipasi dalam tujuh gelaran acara Race of Champions yaitu pada edisi 2004, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.[301] Pada salah satu balapan yang direncanakan di acara Race of Champions 2004, Schumi tadinya dijadwalkan akan bersaing melawan pembalap NASCAR Jeff Gordon. Namun, Gordon terpaksa absen dalam acara ini dikarenakan menderita flu dan posisinya digantikan oleh Casey Mears.[302] Dalam kategori individual ia meraih dua kali posisi kedua yaitu pada 2004 dan 2007 dimana dalam dua kesempatan tersebut ia dikalahkan oleh pembalap DTM Mattias Ekström.[303][304] Beberapa pembalap lain yang sempat mengalahkan Schumi dalam kategori individual adalah Heikki Kovalainen pada tahun 2004[305] dan pembalap NASCAR Carl Edwards di edisi 2010.[306]
Dalam kategori tim, Schumi merupakan juara enam kali Nations Cup untuk tim Jerman.[301] Ia meraihnya dengan bermitra bersama Sebastian Vettel.[307] Duet Schumi dan Vettel berjaya di kategori Nations Cup selama enam tahun beruntun dari edisi 2007 sampai 2012.[308][309]
Dalam budaya populer
Film
Pertama kali Michael Schumacher muncul di dunia film adalah saat ia tampil menjadi pengisi suara tamu dalam film animasi Cars produksi Walt Disney dan Pixar Studios.[310] Sesi perekaman suara Schumi, Alonso, dan Montoya diambil disela-sela menjelang GP Amerika Serikat 2006. Dalam film tersebut, ketiga pembalap tadi bertemu dengan kompatriot mereka dari ajang NASCAR seperti Dale Earnhardt Junior, Richard Petty dan Darrell Waltrip serta Mario Andretti dari ajang Champ Car.[310]
Kemudian Schumi tampil lagi dalam film, tetapi kali ini bukan dalam film kartun, melainkan dalam film live-action yang diambil dari komik terkenal dari Prancis, Asterix dan Obelix.[311] Film itu dibuat tahun 2008 dengan judul: Asterix and Obelix at the Olympic Games (bahasa Prancis: Astérix aux Jeux Olympiquess). Dalam film ini Schumi tampil bersama beberapa bintang asal Prancis seperti Zinédine Zidane dan mantan bosnya di Ferrari, Jean Todt. Muncul pula dalam film tersebut aktor Belgia, Jean Claude Van Damme.[311]
Pada tahun 2019, bersamaan dengan ulang tahunnya yang ke-50, pihak keluarga Schumi mengumumkan pemberian izin untuk produksi film dokumenter resmi yang diberi judul Schumacher.[312] Film ini disutradarai oleh Michael Wech dan Hanns-Bruno Kammertoens, dan menampilkan wawancara eksklusif dengan anggota keluarga Schumi seperti Rolf, istri (Corinna) dan kedua anak Schumi (Gina-Maria dan Mick), serta orang lain yang turut mewarnai karier balap Schumi seperti Damon Hill dan Mika Hakkinen.[313] Sejumlah arsip rekaman yang belum pernah terlihat sebelumnya juga untuk kali pertama akan ditampilkan. Film ini dirilis secara resmi melalui Netflix pada bulan September 2021.[314]
Acara televisi
Pada 21 Juni 2009, Michael Schumacher muncul di program otomotif BBC Top Gear sebagai The Stig. Pembawa acara Jeremy Clarkson kemudian mengisyaratkan dalam program bahwa Schumi bukan The Stig yang biasa muncul disusul kemudian oleh konfirmasi serupa dari pihak BBC.[e][316] Schumi bersedia menjadi The Stig karena pada kesempatan itu karena Ferrari tidak mengizinkan orang lain untuk mengendarai mobil Ferrari FXX warna hitam yang ditampilkan dalam acara itu.[317]
Masih dalam acara yang sama, Schumi menuturkan soal mobil pribadinya yang biasa dipakai sehari-hari antara lain Fiat 500 Abarth dan sebuah Fiat Croma yang dipakai oleh keluarganya.[318]
Permainan video
Michael Schumacher memberikan lisensi izin penggunaan namanya untuk dua judul permainan video yaitu Michael Schumacher Racing World Kart 2002 yang dirilis untuk konsol PlayStation pada 18 September 2002[319] dan Michael Schumacher World Tour Kart 2004 yang dirilis khusus untuk komputer pada 22 April 2004.[320]
Pencapaian dan statistik karier
Musim ke musim
Daftar kemenangan Formula Satu
Penghargaan

Dalam perjalanan kariernya yang panjang dan penuh warna, Michael Schumacher mendapat banyak penghargaan individual. Pada tahun 1992, Federasi Olahraga Berotor Jerman memberinya Piala ONS, penghargaan tertinggi dalam olahraga otomotif Jerman; ia juga memenangkan trofi serupa pada tahun 1994, 1995 dan 2002.[321] Pada tahun 1993, ia memenangkan Bambi Sports Award dan menjadi pembalap pertama yang menerima Golden Steering Wheel.[322][323] Pada tahun 1994 dan dari tahun 2001 hingga 2003, Schumi terpilih sebagai Olahragawan Terbaik Eropa Tahun Ini oleh Asosiasi Pers Olahraga Internasional.[324] Ia lantas terpilih sebagai Olahragawan Terbaik Eropa dari Badan Pers Polandia (PAP) pada 2001 hingga 2003.[325] Pada tahun 1995 dan dari tahun 2000 hingga 2002, ia dinobatkan sebagai Autosport International Racing Driver of the Year.[326][327] Schumi terpilih sebagai German Sportspersonality of the Year pada 1995 dan 2004.[328] Mendekati akhir abad 20, ia terpilih sebagai Olahragawan Terbesar Jerman Abad ke-20, mengalahkan Birgit Fischer dan Steffi Graf untuk penghargaan tersebut.[329] Untuk prestasi olahraga dan komitmennya terhadap keselamatan jalan raya umum, Schumi dianugerahi penghargaan olahraga tertinggi Jerman, Silbernes Lorbeerblatt, pada tahun 1997.[330] Pada tahun 2002, atas kontribusinya pada olahraga dan kontribusinya dalam meningkatkan kesadaran pendidikan anak, Schumacher dinobatkan sebagai salah satu Juara Olahraga UNESCO.[331]
Schumi juga memenangkan Laureus World Sportsman of the Year pada tahun 2002 dan 2004,[332] menerima penghargaan Marca Leylenda pada tahun 2001,[333] dinobatkan sebagai L'quipe Champion of Champions tiga kali (dari tahun 2001 hingga 2003),[334] memenangkan Gazzetta World Sports Award dua kali (2001 dan 2002)[335] dan memenangkan Trofi Lorenzo Bandini 2003.[336] Untuk menghormati karier balap Schumi dan usahanya untuk meningkatkan keselamatan jalan raya dan kemajuan olahraga, ia dianugerahi Medali Emas FIA untuk Olahraga Bermotor pada tahun 2006.[337] Setahun kemudian, ia menerima Penghargaan Pangeran Asturias untuk kategori olahraga atas kecakapan olahraganya dan catatan kemanusiaannya.[338] Pada tahun 2017, Schumacher dilantik ke dalam FIA Hall of Fame dan Hall of Fame Olahraga Jerman.[339][340] Pada tahun 2020, Jean Todt menghormati Schumacher dengan FIA President Award, sebagai pengakuan atas tujuh Kejuaraan Dunia yang diraih oleh Schumi dan "inspirasi dari komitmen olahraga dan pribadinya yang dibawa ke dunia".[341]
Schumi telah diberikan kewarganegaraan kehormatan dari kota Maranello,[342] Modena,[343] Spa[344] dan Sarajevo,[345] ia juga mendapatkan Chevalier de la Légion d'honneur,[346] telah dihormati dengan Komandan Order Merit Republik Italia[2] dan telah ditunjuk sebagai duta besar kehormatan San Marino.[347]
Sebagai pengakuan atas kontribusinya pada Formula Satu, Sirkuit Nürburgring mengganti namanya area Tikungan 9 dan Tikungan 10 sebagai "Schumacher S", pada 2007.[348] Pada tahun 2014, tikungan pertama Sirkuit Internasional Bahrain juga diubah namanya untuk menghormati Schumacher.[349]
Catatan kaki
- ^ Schumi memegang rekor sebagai pembalap yang paling banyak memenangi lomba Formula Satu dari Grand Prix Belgia 2001 sampai Grand Prix Eifel 2020. Catatan ini kemudian dipecahkan oleh pembalap Inggris Lewis Hamilton yang meraih kemenangan lomba ke-92-nya di Grand Prix Portugal 2020.[6]
- ^ Berbagi catatan rekor bersama Lewis Hamilton yang memenangi gelar ketujuhnya di musim 2020.[7]
- ^ Rekor saat ini dipegang oleh Sebastian Vettel yang meraih gelar Juara Dunia keduanya di Grand Prix Jepang 2011 dalam usia 24 tahun dan 99 hari.[123]
- ^ Meskipun Schumi terkena hukuman diskualifikasi dari klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, namun catatan poin dan jumlah kemenangannya tetap diakui dan tidak dihapuskan dalam buku statistik resmi milik Formula Satu.[142]
- ^ Identitas pemeran The Stig saat ini yang sudah bertugas dari tahun 2010 masih anonim dan tidak dikenal. Sebelumnya karakter The Stig sempat diperankan oleh dua mantan pembalap: Perry McCarthy pada 2002–2003 dan Ben Collins pada 2003–2010.[315]
Referensi
Situs web dan publikasi sejenis
- ^ a b "Michael Schumacher". Eurosport. Warner Bros. Discovery. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Mei 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ a b "Schumacher Sig. Michael". Quirinale (dalam bahasa Italia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Juni 2019. Diakses tanggal 1 Maret 2021.
- ^ "Alonso ahead of Schumi". News24. 21 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2007. Diakses tanggal 22 Oktober 2006.
- ^ Tremayne, David (22 Oktober 2006). "Schuey exit promises many twists and turns". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2007. Diakses tanggal 22 Oktober 2006.
- ^ "Schu brought down to earth". ITV. 11 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2007. Diakses tanggal 14 Oktober 2006.
- ^ "Hamilton takes record-breaking 92nd win with dominant drive in Portuguese GP". Formula One Management. 25 Oktober 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Februari 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ Brito, Christopher (16 November 2020). "F1's Lewis Hamilton wins record-tying seventh world title, says he's "walked this sport alone"". CBS Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 November 2022. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ a b "Hall of Fame - World Champions: Michael Schumacher". The Official Formula 1 Website. 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2018. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "Michael Schumacher: End of an era". Crash Media Group. 12 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Oktober 2022. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ "Schumacher tops F1 supporter poll". BBC Sport. 27 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2006. Diakses tanggal 25 Oktober 2006.
- ^ McKean, Tom (8 Januari 2010). "Who is your Driver of the Decade?". ESPN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Wedya, Katondio (19 November 2018). "World Rally Championship: dari Satu Sebastien ke Sebastien Lainnya". Kumparan. Kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Schumacher mourns mother on winner's podium". The Guardian. 21 April 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Agustus 2013. Diakses tanggal 1 Maret 2019.
- ^ Pratama, Bagusthira Evan (16 Januari 2014). Vin, ed. "Kisah Schumacher: Akrabi Dunia Balap Sejak Umur 9 Tahun". Liputan6.com. KapanLagi Youniverse / Surya Citra Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 1 Maret 2019.
- ^ "Michael Schumacher Der größte Rennfahrer aller Zeiten" (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2009. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Ehemalige Schüler" (dalam bahasa Jerman). 25 Juni 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Juni 2015. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Als "Schumi" noch Autos tunte und tiefer legte..." Motorsport-Total (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2018. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Mechaniker-Ausbildung ist Schumacher keine Hilfe mehr". Motorsport-Total (dalam bahasa Jerman). 15 Mei 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2008. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ Fajriyah, Titi (3 Januari 2018). "Menanti Kado 'Keajaiban' di Ulang Tahun Ke-49 Schumacher". CNN Indonesia. Trans Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Januari 2018. Diakses tanggal 1 Februari 2019.
- ^ "Michael Schumacher drives taxi in airport dash". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Mei 2008. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ "Germany's fastest taxi driver: Michael Schumacher". SMH.com. 12 December 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 1 Juni 2017.
- ^ "Watch: Mika Häkkinen on stage at the Autosport Awards". Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Maret 2019. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ Schumacher, Michael (15 April 2003). "Kolom: Celoteh Schumi". Tabloid Media Olahraga GO. Jakarta, Indonesia. hlm. 4.
- ^ a b "Gina-Maria Schumacher Pewaris Bakat Sang Maestro". Sindonews.com. MNC Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2022. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ "Schumachers in show of sympathy for Frentzen". The Guardian. 27 Juli 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2014. Diakses tanggal 1 Januari 2018.
- ^ Holt, Sarah (22 Oktober 2006). "Who is the real Schumacher?". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Juli 2007. Diakses tanggal 22 Oktober 2006.
- ^ Mitchell, Scott (19 Januari 2019). "Mick Schumacher joins Ferrari's 2019 Driver Academy line-up". Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2021. Diakses tanggal 29 Januari 2019.
- ^ Benson, Andrew (23 Maret 2021). "Formula 1 2021: Mick Schumacher ready to emulate 'idol' father". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2021. Diakses tanggal 31 Agustus 2021.
- ^ "I Did It My Way, Schumacher Says After Brazilian Swan Song". Haaretz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2022. Diakses tanggal 1 Maret 2019.
- ^ "Michael Schumacher: the biker". Top Gear. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Oktober 2015. Diakses tanggal 1 Maret 2019.
- ^ Gayo, Iwan (2008). Buku Pintar: Seri Senior – Artikel: 100 Top Selebriti Dunia. Jakarta, Indonesia: Pustaka Warga Negara. hlm. 259. ISBN 9789790255654.
- ^ "The Celebrity 100". Forbes.com. 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 September 2018. Diakses tanggal 25 Oktober 2006.
- ^ "Das Ende der Stille". Gala.de (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2018. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Holt, Sarah (25 Januari 2010). "Schumacher comes full circle with Mercedes". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Januari 2010. Diakses tanggal 1 Januari 2019..
- ^ Noble, Jonathan (25 November 2006). "Schumacher: I could not work with Dennis". Autosport. Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2022. Diakses tanggal 1 Januari 2019.
- ^ "DVAG stages spectacular showcase about Michael". Michael Schumacher Official Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Februari 2016. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Dekra läßt Vertrag mit Michael Schumacher auslaufen" (dalam bahasa Jerman). New Business. 26 Februari 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 1 Januari 2018.
- ^ a b "MOT: Schumacher slaps $11.9 m price on his head". AAP Sports News. 11 November 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Mei 2011. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ "Schumacher's sponsor extends contract". F1Racing.net. 31 Agustus 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2005. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ Hanlon, Mike (7 Maret 2005). "OMEGA Ambassadors & World Champs Meet - Michael Schumacher and Ian Thorpe". New Atlas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ Michalczyk, Imelda (18 Mei 2000). "L'Oreal signs Michael Schumacher". campaignlive.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ "The Best-Paid Athletes". Forbes. 24 Juni 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juni 2004. Diakses tanggal 8 Agustus 2009.
- ^ Reid, Angus (11 Juli 2006). "Sports: How Big Is Too Big?". Mediacheck. thetyee.ca. Diakses tanggal 24 Oktober 2006. Majalah Forbes belum memasukkannya ke dalam daftar miliuner. Sumber lain memperkirakan kekayaan bersihnya pada tahun 2006 agak lebih rendah. Situs f1i.com melaporkan bahwa nilai kekayaan Schumi 'melampaui $800 juta'."Retired Schu to earn $26 m in 2007 – report". f1i.com. 18 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Mei 2007. Diakses tanggal 23 Januari 2007.
- ^ "Drivers top the rich list". ESPN F1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Desember 2014. Diakses tanggal 9 September 2014.
- ^ Badenhausen, Kurt (13 December 2017). "The 25 Highest-Paid Athletes Of All Time". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Desember 2018. Diakses tanggal 18 Desember 2018.
- ^ "Michael Schumacher, a UNESCO champion". UNESCO. 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 February 2007. Diakses tanggal 25 October 2006.
- ^ "The Charitable Side of Michael Schumacher". newstalk.com. 30 Desember 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 April 2021. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ "Clinton Foundation Donors". The Wall Street Journal. 18 Desember 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2021. Diakses tanggal 18 Desember 2008.
- ^ "Schumacher donates $10 m relief aid". CNN. 4 Januari 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Januari 2005. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ "Schumi Sumbang Rp 90 Miliar Untuk Korban Tsunami". detikcom. Detik Sport. 5 Januari 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Oktober 2022. Diakses tanggal 16 Oktober 2022.
- ^ "Schumacher's bodyguard died in tsunami". Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Maret 2016. Diakses tanggal 9 September 2014.
- ^ Sweney, Mark (4 Juli 2008). "Schumacher puts the brakes on drink-driving". The Guardian. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Desember 2013. Diakses tanggal 30 Januari 2009.
- ^ "Michael Schumacher's Skiing Accident in Méribel – Locations". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Februari 2014. Diakses tanggal 24 February 2014.
- ^ Noble, Jonathan (30 Desember 2013). "Helmet helped protect Michael Schumacher in skiing accident". Autosport. Haymarket Publishing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Oktober 2022. Diakses tanggal 30 Desember 2013.
- ^ "Michael Schumacher 'still in wake-up phase'". CNN. 7 Maret 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Oktober 2022. Diakses tanggal 16 Maret 2014.
- ^ Noble, Jonathan (30 Desember 2013). "Doctors say Michael Schumacher's condition 'extremely serious'". Autosport. Haymarket Publishing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2022. Diakses tanggal 30 Desember 2013.
- ^ "Schumacher has 'conscious moments' – agent". BBC News. 4 April 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Juni 2022. Diakses tanggal 4 April 2014.
- ^ Mackay, Don; Robson, Steve (13 Juni 2014). "Michael Schumacher moved from intensive care to rehab ward as chances of full recovery fade". Mirror.co.uk. Archived from the original on 10 September 2014. Diakses tanggal 14 Juni 2014.
- ^ Schmuck, Pascal; Nicollier, Marie (16 Juni 2014). "Schumacher entre les mains des neurologues du CHUV". 24 Heures (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Oktober 2022. Diakses tanggal 21 Agustus 2014.
- ^ "Michael Schumacher: 'paralysed and in a wheelchair'". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Oktober 2022. Diakses tanggal 19 November 2014.
- ^ Rini, Pipit Puspita, ed. (23 Mei 2015). "Sabine Kehm: Michael Schumacher Membaik". Kompas.com. Archived from the original on 15 Oktober 2022. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ Coppinger, Mike. "Lawyer refutes report, says Michael Schumacher 'cannot walk' or stand". USA Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2022. Diakses tanggal 21 September 2016.
- ^ "Michael Schumacher 'cannot walk', German court hears". BBC News. 19 September 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2022. Diakses tanggal 21 September 2016.
- ^ "Michael Schumacher: Five years since his skiing accident". Sky Sports. 29 Desember 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Juli 2021. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ Chazan, David (30 Juli 2019). "Michael Schumacher 'making progress' in recovery from severe head injuries". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2022. Diakses tanggal 30 Juli 2019.
- ^ Samuel, Henry (11 September 2019). "Michael Schumacher 'conscious' after pioneering treatment in Paris". The Telegraph (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2022. Diakses tanggal 12 September 2019.
- ^ a b "Michael Schumacher: Formel-1-Karriere, schwerer Unfall und Familie". TZ.de (dalam bahasa Jerman). 14 Juli 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2020. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ a b Knupp 2002, hlm. 40.
- ^ a b Uhl 2006, hlm. 13.
- ^ Noble, Jonathan (31 Januari 2022). "Trek Gokart Milik Michael Schumacher Akan Dimodernisasi". Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Januari 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ a b c "The Beginning". mschumacher.com. Crash Media Group. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 September 2018. Diakses tanggal 23 April 2007.
- ^ "F1: The karting king behind Sebastian Vettel and Michael Schumacher". CNN International. 6 Desember 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Desember 2013. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Data dan Fakta Michael Schumacher". detikcom. Detik Sport. 11 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Januari 2022. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Michael Schumacher - A Brief Biography". 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Mei 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Klasemen musim 1988 - Formula Koenig". Driver Database. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Maret 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Fast Times: Joachim Winkelhock 20 Years at Opel". 23 Juli 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Desember 2021. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Domenjoz 2002, hlm. 10-12, 170-171.
- ^ a b "Ex-Manager Weber: Schumacher hätte mir auch 50 Prozent gegeben". Focus.de (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Juni 2020. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Kammertöns, Hans-Bruno (1997). "Formel I: Wie "Willi" Weber mit Michael Schumacher ein ganz Großer wurde" (dalam bahasa Jerman). Zeit Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2008. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Thürmer & Götting 1994, hlm. 30.
- ^ a b Rahmat, Arby (3 Januari 2017). "Menjadi Michael Schumacher: Pebalap Tanpa Titik Lemah". CNN Indonesia. CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Januari 2017. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Hilton 2006, hlm. 48-53.
- ^ a b "The M Legacy – A Profile On Jochen Neerpasch". BMW Blog. 1 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Oktober 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "1990 World Sports-Prototype Championship". Motorsport Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Mei 2021. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "1991 World Sports-Prototype Championship". Motorsport Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Februari 2021. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ a b Hilton 2006, hlm. 55-57.
- ^ Scott, Matthew (20 Mei 2021). "Schumacher and Häkkinen's clash at the Macau Grand Prix, and other tales; city's upgraded racing museum reopens". scmp.com. South China Morning Post. Archived from the original on 15 Oktober 2022. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ "Mika Mau Kembali?". F1 Racing. Indonesia: Quadra Media Publika. November 2004. hlm. 44–50.
- ^ "The top ten most controversial touring car clashes". Touring Car Times. 7 Januari 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Januari 2020. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Garcia, Alex (25 April 2013). "Cuando Michael Schumacher participó en la Fórmula 3000 en Japón". motorpasion.com (dalam bahasa Spanyol). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2021. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "1989 und 90 Der unbestrittene Formel 3 Star". michael-schumacher.de (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2015. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "History: Michael Schumacher Special: Part 1 - The birth of a great champion". GP Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Oktober 2020. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Ukyo Katayama biography". historicracing.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "F1: 20 glorious years of Michael Schumacher". Sportskeeda. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Kollmar, Tom; Milewski, Michel; Rulle, Silja (11 December 2021). "Niemand wird je größer als Schumi sein" [Nobody will ever be greater than Schumi]. Bild (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2022. Diakses tanggal 12 December 2021.
- ^ "Cabbie opens door for speedy German". 18 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Juni 2018. Diakses tanggal 27 Agustus 2016.
- ^ a b Collings 2004, hlm. 17.
- ^ Chandhok, Karun (27 Agustus 2021). "Driving the F1 icon that launched Schumacher's career". Autosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2022. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ Hilton 2006, hlm. 62-66.
- ^ Jones, Carl (25 Agustus 2011). ""He was on it from the word go" – Schumacher's debut remembered". Race Fans. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Januari 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "How Schumacher was snatched from Jordan after his F1 debut". The Race. 19 September 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2022. Diakses tanggal 11 Februari 2023.
- ^ van Wingerden, Joas (11 Oktober 2018). "Schumacher almost wasn't signed, reveals Briatore". GP Fans. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Januari 2022. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Domenjoz 2002, hlm. 38.
- ^ Hilton 2003, hlm. 131-132.
- ^ Petric, Darjan (30 Agustus 2021). "1992 Belgian GP - First victory for Michael Schumacher". Max F1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Maret 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Schumacher races to victory". BBC Sport. 18 Maret 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Desember 2010. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ "Michael Schumacher - Master of the F1 Circuit". Auto Racing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Agustus 2007. Diakses tanggal 12 Juli 2007.
- ^ "Grand Prix Results: Monaco GP, 1993". GrandPrix.com. Grand Prix Encyclopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Januari 2002. Diakses tanggal 6 November 2006. Tim Benetton pertama kali menggunakan kontrol traksi di Grand Prix Monako 1993, setelah memperkenalkan suspensi aktif di Grand Prix Eropa 1993 (Domenjoz (2002) hal. 40). Tim Williams pertama kali menggunakan sistem aktif pada tahun 1987 dan menggunakannya sepanjang tahun 1992, (Autocourse (1992) hal.50) sementara tim McLaren dan Ferrari keduanya memperkenalkan mobil bersuspensi aktif di balapan terakhir musim 1992. (Autocourse (1992) hlm.42 & 80)
- ^ "1993 Driver Standings". Formula One Management. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Agustus 2021. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
- ^ Domenjoz 2002, hlm. 44-47.
- ^ Saward, Joe (11 Agustus 1994). "Globetrotter: Rocking the boat". grandprix.com. Inside F1, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2008. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.
- ^ "A return to racing – Spanish Grand Prix 1994". Formula One Management. 30 April 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Mei 2008. Diakses tanggal 26 Mei 2008.
- ^ Ferrari, Luca (4 November 2015). "La regola del sospetto: le armi in più della Benetton B194" (dalam bahasa Italia). Formula Passion. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Februari 2023. Diakses tanggal 15 Februari 2023.
- ^ "L'incondannabile Ross Brawn (I)" (dalam bahasa Italia). Formula Passion. 25 Juni 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Februari 2023. Diakses tanggal 15 Februari 2023.
- ^ Hilton 2003, hlm. 118-120.
- ^ "Grand Prix Results: Belgian GP, 1994". grandprix.com. Inside F1, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Maret 2006. Diakses tanggal 13 Mei 2006.
- ^ Hilton 2003, hlm. 142.
- ^ a b c Benson, Andrew (28 Mei 2006). "Schumacher's chequered history". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Agustus 2007. Diakses tanggal 15 Juni 2007.
- ^ a b Molinaro, John F. (12 September 2006). "Top 10 Michael Schumacher Moments". CBC Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Januari 2007. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ a b Walker, Murray (18 Oktober 1999). "Now we are 76..." grandprix.com. Inside F1, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Desember 2007. Diakses tanggal 30 November 2007.
- ^ "Today in History – DW.COM". Deutsche Welle (Today in History). 13 November 1994. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2015. Diakses tanggal 26 November 2015.
- ^ Simmons, Marcus (7 Juli 2014). "How the war was won". Motor Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Agustus 2021. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
- ^ Cone, James; Duff, Alex (9 Oktober 2011). "Vettel Is Youngest Double F1 Champion as Title Decided in Japan". Bloomberg L.P. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Mei 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Throwback: The 1995 Formula One season in photos". FOX Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "Belgian GP 1995 Watchalong: Michael Schumacher vs Damon Hill at wet Spa". Sky Sports. BSkyB. 27 Mei 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Juni 2022. Diakses tanggal 14 Juni 2022.
- ^ "Schumacher signs for Ferrari". Motorsport Network. 8 Mei 1995. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Februari 2019. Diakses tanggal 6 Oktober 2022.
- ^ Hamilton, Maurice (18 April 2009). "Brawn has the brains and grace to turn any formula one team into a world-beater". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Agustus 2021. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
- ^ Joshi, Pratik (1 Oktober 2022). ""The team could have fallen apart out of disappointment"- Former Ferrari boss on team's 'tough' period before dominance under Michael Schumacher". sportskeeda.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Oktober 2022. Diakses tanggal 6 Oktober 2022.
- ^ Baker, Andrew (20 Oktober 2006). "Switch the key to Ferrari revival". London: Telegraph Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2012.
- ^ George, Patrick (1 Maret 2015). "Remember Michael Schumacher's Incredible First Win For Ferrari?". Jalopnik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Maret 2018.
- ^ Smit, Dylan (4 Januari 2019). "Schumi's Struggle – 1996 Ferrari F310". DriveTribe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 September 2021. Diakses tanggal 1 September 2021.
- ^ Benson, Andrew (14 Mei 2016). "Spanish Grand Prix: Why Michael Schumacher's epic 1996 win matters". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Mei 2016. Diakses tanggal 15 May 2016.
- ^ "Schumacher confirms retirement". MSN Cars. 11 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 September 2007. Diakses tanggal 28 September 2006.
- ^ "Ferrari: Formula 1's Most Successful Team Enters a New Era". about.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Juli 2007. Diakses tanggal 12 Juni 2007.
- ^ Benson, Andrew (18 October 2006). "Schumacher 'made Ferrari great'". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 September 2019. Diakses tanggal 6 November 2006.
- ^ "The Best of the Best". Autosport. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Maret 2016. Diakses tanggal 5 Oktober 2006.
- ^ "Grand Prix Results: French GP, 1996". grandprix.com. Inside F1, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Mei 2007. Diakses tanggal 18 April 2007.
- ^ Benson, Andrew (14 Mei 2016). "Spanish Grand Prix: Why Michael Schumacher's epic 1996 win matters". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Agustus 2022. Diakses tanggal 6 Oktober 2022.
- ^ Dias, Shayne (8 September 2021). "1996 Italian GP: When Michael Schumacher ended Ferrari's drought at home race". SportsLumo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2021. Diakses tanggal 8 September 2021.
- ^ "Friday Press Conference". grandprix.com. Inside F1, Inc. 10 Oktober 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2007. Diakses tanggal 8 November 2006.
- ^ "MICHAEL SCHUMACHER: SEVEN TIME WORLD CHAMPION". eMercedesBenz. 25 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juli 2013. Diakses tanggal 18 Januari 2014.
- ^ "1997 Driver Standings". Formula One Management. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 April 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ a b "Schumacher loses championship runner-up crown". BBC News. BBC. 11 November 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 April 2010. Diakses tanggal 5 Juli 2010.
- ^ a b "FIA World Motor Sport Council – 11 November 1997" (PDF). FIA. 11 November 1997. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 November 2006. Diakses tanggal 29 Oktober 2006.
- ^ a b c "The lost honor of Michael Schumacher". grandprix.com. Inside F1, Inc. 3 November 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Februari 2007. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ Burley, Ian (1997). "British Grand Prix Review". Autosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2007. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ "Crash was my fault, Coulthard admits". Sydney Morning Herald. Reuters. 7 June 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Juni 2007. Diakses tanggal 28 September 2006.
- ^ "Schumacher out of action". grandprix.com. Inside F1, Inc. 12 Juli 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2007. Diakses tanggal 25 Oktober 2006.
- ^ "Drivers: Michael Schumacher". grandprix.com. Inside F1, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2006. Diakses tanggal 30 November 2006.
- ^ Donaldson, Gerald. "Hall of Fame – World Champions: Mika Hakkinen". Formula One Management. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Februari 2018. Diakses tanggal 28 Mei 2018.
- ^ Benson, Andrew (21 April 2004). "A death that shocked the world". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 November 2010. Diakses tanggal 21 April 2007.
- ^ "Michael Schumacher's best races – Japanese Grand Prix 2000". BBC Sport. 30 Desember 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Oktober 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ Benson, Andrew (22 Oktober 2000). "Harder than it looked for Schumacher". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Agustus 2021. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
- ^ "Grand Prix du Canada – Statistiques". Telus. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2007. Diakses tanggal 15 Juni 2007.
- ^ "Send your tributes to Schumacher". BBC Sport. 2 September 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Oktober 2002. Diakses tanggal 3 Februari 2007.
- ^ a b c "Schumacher steals Austrian win". BBC Sport. 12 Mei 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Mei 2008. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ "Record fine for Turks". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 November 2017. Diakses tanggal 3 Juni 2020.
- ^ "Formula One: Ferrari team-mate hands Schumacher controversial victory". Daily Telegraph. 12 Mei 2002. ISSN 0307-1235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Mei 2019. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ Legard, Jonathan (30 September 2002). "Ferrari's own goal". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Juli 2004. Diakses tanggal 28 Februari 2009.
- ^ Wade, Stephen (28 Oktober 2002). "Formula One closes door on team orders". USA Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Mei 2008. Diakses tanggal 28 Oktober 2006.
- ^ "F1 Commission declaration". FIA. 28 Oktober 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Maret 2007. Diakses tanggal 30 Oktober 2006.
- ^ "F1 chiefs drop the ban on team orders in new rules". BBC Sport. 10 Desember 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2020. Diakses tanggal 27 Januari 2011.
- ^ Molinaro, John C. (12 September 2006). "Top 10 Michael Schumacher moments". CBC Sports. Canadian Broadcasting Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Januari 2007. Diakses tanggal 6 Januari 2012.
- ^ "2002 F1 World Championship". Motor Sport Magazine. 3 Juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "2003 Record World Champion". michael-schumacher.de. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Agustus 2021. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
- ^ "Coulthard takes Melbourne thriller". BBC Sport. 9 Maret 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juni 2004. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ "Raikkonen claims maiden win". BBC Sport. 23 Maret 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Juni 2004. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ "Raikkonen wins chaotic race". BBC Sport. 6 April 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 April 2004. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ Williams, Richard (21 April 2003). "Schumacher mourns mother on winner's podium". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2022. Diakses tanggal 1 September 2021.
- ^ "FIA stands by tyre rulings". BBC Sport. 9 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Maret 2004. Diakses tanggal 25 April 2007.
- ^ "2003 F1 World Championship". Motor Sport Magazine. 3 Juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "A tribute to Michael Schumacher". f1technical.net. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2008. Diakses tanggal 1 Desember 2007.
- ^ "FIA announce rule changes for 2005 and 2006". Formula1.com. Formula One Management. 22 Oktober 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2008. Diakses tanggal 13 April 2007.
- ^ "Michael Schumacher". f1complete.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Oktober 2007. Diakses tanggal 30 November 2007.
- ^ Sapa (11 September 2006). "The greatest driver of all time!". SuperWheels. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2006. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ a b "Alonso holds off Schumacher surge". BBC Sport. 24 April 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Desember 2010. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ a b Henry, Alan (27 Juli 2005). "Alonso within touching distance of title". The Guardian. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Januari 2006. Diakses tanggal 5 November 2006.
- ^ "Schumacher takes hollow USGP victory". Crash Media Group. 19 Juni 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2008. Diakses tanggal 19 June 2007.
- ^ "2005 F1 World Championship". Motor Sport Magazine. 3 Juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "Unbeatable Schumi sets new pole record". GPUpdate.net. 22 April 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 April 2016. Diakses tanggal 18 April 2016.
- ^ Zanca, Salvatore (1 Oktober 2006). "Alonso has trouble with his front tires". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 November 2012. Diakses tanggal 1 Agustus 2007.
- ^ "Michael Schumacher will retire from race driving at the end of the 2006 World Championship" (PDF). Ferrari S.p.A. 10 September 2006. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 November 2006. Diakses tanggal 24 Oktober 2006.
- ^ Evans, Simon (11 September 2006). "Italy shows gratitude to Schumacher". Autosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2007. Diakses tanggal 12 September 2006.
- ^ a b Henry, Alan (9 Oktober 2006). "Formula One: Engine failure ruins Schumacher's dream". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "Pele to honor Schumacher at start of Brazilian GP". ESPN F1. 20 Oktober 2006. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ Tomlinson, Sam (1 April 2020). "Pele's unforgettable Brazilian Grand Prix debut". Paddock Legends. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Schumacher suffers in qualifying". BBC Sport. 21 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Desember 2010. Diakses tanggal 1 Agustus 2007.
- ^ "Fisi did cause Schu puncture". itv.com/f1. 23 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2007. Diakses tanggal 23 Oktober 2006.
- ^ "Superb Schumi signs off in style". BBC Sport. 22 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Maret 2019. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ "Brazil: Alonso takes championship, but Michael steals the show". ManipeF1. 22 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2007. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ "2006 Brazil Grand Prix Report". PitPass. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Juli 2018. Diakses tanggal 3 November 2006.
- ^ Lostia, Michele (29 Oktober 2006). "Schumacher to help Ferrari select drivers". Autosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Oktober 2007. Diakses tanggal 30 November 2007.
- ^ Elizalde, Pablo (14 November 2007). "Schumacher stays on top in Barcelona". Autosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "Schumacher in frame to replace improving Massa". CNN International. 28 Juli 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Februari 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Lealdade custa caro: Schumi ganhará cerca de R$8,5 milhões por corrida" (dalam bahasa Portugis). Globo. 29 Juli 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Agustus 2009. Diakses tanggal 30 Juli 2009.
- ^ Henry, Alan (3 Agustus 2009). "Williams stop Michael Schumacher from testing this year's Ferrari". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Oktober 2022. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ Panzariu, Ovidiu (4 Agustus 2009). "Red Bull Also to Use Veto Against Schumacher's Testing". Auto Evolution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2009. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ Collantine, Keith (11 Agustus 2009). "Michael Schumacher cancels F1 return". Race Fans. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Mei 2022. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Schumi Batal Comeback!". detikcom. Detik Sport. 11 Agustus 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Noble, Jonathan (3 September 2009). "Fisichella: Ferrari drive a dream for me". autosport.com. Haymarket Publishing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Maret 2016. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ "Schumacher a 'founding father' of Mercedes success – Wolff". Formula One Management. 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2020. Diakses tanggal 4 April 2020.
- ^ a b "Michael Schumacher signs up for F1 return with Mercedes". BBC Sport. 23 Desember 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Mei 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2009.
- ^ Musolino, Adrian (24 Desember 2009). "Schumacher returns for a legacy or misery". The Roar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2018. Diakses tanggal 24 Desember 2009.
- ^ "Schumacher is 'past it' – Moss". ESPN F1. 27 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 September 2012. Diakses tanggal 25 Agustus 2011.
- ^ "Damon Hill: Never, Ever, Ever, Ever Write Off Schumacher". The Black Stuff. The Media Halls. 8 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Maret 2012. Diakses tanggal 25 Agustus 2011.
- ^ "Will chassis upgrade solve Schumacher woes?". Inside F1, Inc. 3 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Juni 2010. Diakses tanggal 27 Mei 2010.
- ^ "Schumacher's car designed for me – Button". WorldCarFans. Black Falcon Media Group. 28 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2010. Diakses tanggal 13 Desember 2010.
- ^ "Mercedes rule out appeal against Schumacher penalty". BBC Sport. 18 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Mei 2010. Diakses tanggal 27 Januari 2011.
- ^ "Michael Schumacher penalised for late-race pass". BBC Sport. 16 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Mei 2010. Diakses tanggal 18 Mei 2010.
- ^ Young, Byron (27 Juni 2010). "Michael Schumacher blasts Valencia Grand Prix stewards". Daily Mirror. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2010. Diakses tanggal 15 November 2010.
- ^ Rae, Richard (1 Agustus 2010). "Schumacher punished for dangerous move on Barrichello". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juli 2017. Diakses tanggal 2 Agustus 2010.
- ^ "Michael Schumacher defended by Ross Brawn after Rubens Barrichello near-miss". The Daily Telegraph. UK. 2 Agustus 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Januari 2011. Diakses tanggal 27 Januari 2011.
- ^ "Schumacher escapes unhurt from crash at Abu Dhabi". USA Today. David Hunke; Gannett Company. Associated Press. 14 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2010. Diakses tanggal 20 November 2010.
- ^ "Lucky escape for Michael Schumacher after crash with Vitantonio Liuzzi". The Daily Telegraph. UK. 14 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2010. Diakses tanggal 20 November 2010.
- ^ Hill, Matt (4 Desember 2010). "Michael Schumacher: The Good, the Bad and the Ugly of His 2010 Season". Bleacher Report. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2011. Diakses tanggal 10 Mei 2011.
- ^ Collantine, Keith (12 Juni 2011). "2011 Canadian GP review: Button bounces back to win". F1 Fanatic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Oktober 2016. Diakses tanggal 25 Januari 2017.
- ^ a b Noble, Jonathan (29 Agustus 2011). "Behind the scenes at Spa". Autosport. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Januari 2022. Diakses tanggal 30 Agustus 2011.
- ^ Sheringham, Sam (9 Oktober 2011). "Japanese Grand Prix as it happened". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 September 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2011.
Lap 40: This is the first time Schuey has led a race since the Japanese GP in 2006.
- ^ "2011 F1 Results & Standings Schedule". F1-Fansite.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Februari 2017. Diakses tanggal 25 Januari 2017.
- ^ "Schumacher could stay in F1 after 2012". ESPN F1. 27 Januari 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Desember 2014. Diakses tanggal 25 Juli 2010.
- ^ Weaver, Paul (25 Maret 2012). "Malaysian Grand Prix: five talking points from Sepang". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Desember 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Michael Schumacher's retirement at Chinese Grand Prix – What exactly happens when a wheel nut is loose?". 19 April 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ Cary, Tom (26 Mei 2012). "Monaco Grand Prix 2012: grid penalty denies Michael Schumacher of pole as Mark Webber leads the line". Daily Telegraph. ISSN 0307-1235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "Monaco Grand Prix 2012: bittersweet weekend for Mercedes as Rosberg shines and Schumacher's bad luck continues". Daily Telegraph. 27 Mei 2012. ISSN 0307-1235. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ "Schumacher Kembali Naik Podium F1". LKBN Antara. 25 Juni 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Mei 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Conclusions from the German GP". Sky Sports. BSkyB. 23 Juli 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2012. Diakses tanggal 24 Juli 2012.
- ^ Noble, Jonathan (28 September 2012). "Schumacher's indecision prompted Mercedes to chase Hamilton". Autosport. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Oktober 2012. Diakses tanggal 16 Oktober 2012.
- ^ "Schumacher announces Formula One retirement". Formula One Management. 4 Oktober 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Oktober 2012. Diakses tanggal 4 Oktober 2012.
- ^ "Schumacher Ready To Go 'Home' After Retirement". Speed Channel, Inc. GMM. 14 Oktober 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Oktober 2012. Diakses tanggal 16 Oktober 2012.
- ^ "2012 Driver Standings". formula1.com. Formula One Management. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2017. Diakses tanggal 5 November 2017.
- ^ "The Tainted Legacy of Michael Schumacher". Bleacher Report. 6 Agustus 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Michael Schumacher Driving Style". Bored Monday. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Oktober 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Taipale, Juuso (24 September 2020). "Huijasiko Michael Schumacherin talli maailmanmestaruuden? Jyrki Järvilehto näki Monacossa oudon yksityiskohdan: "Jotakin koodia se veteli"" (dalam bahasa Suomi). Iltalehti. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "The Sprint Master". FORIX. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Rencken, Dieter (21 September 2021). "Herbert on his painful debut, Schumacher's title-winning Benettons and more". Race Fans. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Overview Formula One Testing In 1995". Unraced F1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juni 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Heublein, Stephan (19 Mei 2006). "Alonso & Räikkönen: Gefahr beim großen Cockpit-Tausch?" (dalam bahasa Jerman). Motorsport Magazin. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Juni 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Hughes, Mark (28 Maret 2017). "Pat Symonds on Senna, Schumacher, Alonso". Motorsport Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Sanjeev, Shreya (27 Agustus 2021). "Only F1 Engineer to Work With Senna, Schumacher & Alonso Picks His 'Favourite' Driver". Essentially Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Juni 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Helgert, Marco (23 Oktober 2006). "Brundle: An was man sich erinnern wird" (dalam bahasa Jerman). Motorsport Total. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Juli 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ a b c Noble, Jonathan (9 September 2015). "The real differences: Hamilton vs Senna vs Schumacher vs Alonso". Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Watch: Ferrari's Michael Schumacher epic qualy and pole lap - 1996 Monaco GP". scuderiafans.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Abdillah, Yusuf (19 Mei 2020). "Kilas Balik Grand Prix Monaco 1996, Balapan Paling Gila Sepanjang Sejarah F1". Bola Skor. Archived from the original on 3 Juli 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Driving styles Part B – More thoughts and Michael Schumacher". Abu Lafia F1. Wordpress. 14 Maret 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 April 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Lonardo, Silvano. "Schumacher è l'ultimo pilota a vincere in Argentina" (dalam bahasa Italia). f1world.it. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Desember 2021. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Formula 1: Rubens Barrichello's driving style". Top Gear Autoguide. 29 Januari 2010. Archived from the original on 5 Juli 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ a b Grabianowski, Brian (29 Agustus 2021). "This is How Michael Schumacher Dominated in Formula 1". Motor Biscuit. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Juli 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Nimmervoll, Christian (24 Februari 2005). "Bringen die Reifenregeln 2005 alles durcheinander?" (dalam bahasa Jerman). Motorsport Total. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Mei 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "The Strategist". Atlas F1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Juli 2016. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ a b "Ross Brawn, Arsitek Dongeng Formula 1". Kompas.com. Kompas. 22 Mei 2009. Archived from the original on 2022-05-31. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Masefield, Fraser (3 Februari 2014). "5 Ways Ross Brawn Changed Formula 1". Bleacher Report. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juni 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Hughes, Mark (2 April 2020). "France 2004: How Ferrari stole victory from Renault with a secret 4-stop plan". formula1.com. Formula One Management. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ "Winning a race with four pit stops: Michael Schumacher and Ferrari's tactical masterclass in 2004 French Grand Prix". Sports Lumo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Juni 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Petrić, Darjan (16 Agustus 2021). "1998 Hungarian GP – Schumacher and Brawn pull a masterstroke". maxf1.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juli 2022. Diakses tanggal 15 Mei 2022.
- ^ Bentley, Ross (2006). Technik des Rennfahrens. Der Weg zum Erfolg. Königswinter. hlm. 173. ISBN 3-89880-642-1.
- ^ "Why Ayrton Senna Beats Michael Schumacher for "Best of All Time" Award". Bleacher Report. 9 Maret 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "Sejarah "The Master of Rain" Ayrton Senna". Intersport. 7 Mei 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 April 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ a b Tremayne, David (19 September 2001). "Senna vs Schumi - Icon vs. Icon". Grand Prix Encyclopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Maret 2008. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ Collantine, Keith (11 Juni 2010). "Prost's winning comeback at Kyalami". Race Fans. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Desember 2021. Diakses tanggal 1 April 2020.
- ^ "Today in History – DW.COM". Todayinhistory.de. 13 November 1994. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 26 November 2015.
- ^ Cooper, Adam (17 Februari 2010). "The Cooper Files: The day Michael Schumacher cried". Adam Cooper's F1 Blog. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ Wood, Vincent (2 Januari 2018). "Michael Schumacher 'forgiven' by Damon Hill as F1 legend talks of regrets with rival". Express.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ a b "Villeneuve slates Schumi 'lies'". BBC. 18 Agustus 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Mei 2022. Diakses tanggal 18 Agustus 2006.
- ^ "Pitpass: Sehat ala Schumi". F1 Racing. Indonesia: Quadra Media Publika. Oktober 2000. hlm. 22.
- ^ "New Schumi Video: I respect Häkkinen most of all". Grand Prix 247. 21 November 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "Schumacher: Alonso Pembalap F1 Terhebat". Berita Satu Media Holdings. 27 Agustus 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "Stats: Michael Schumacher". F1 Facts. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "Schumacher and Rosberg's head-to-head record at Mercedes". Motorsport Network. 30 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2022. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ "Even a tank can't halt schu now". JEC Composites. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Januari 2007. Diakses tanggal 8 November 2006.
- ^ "Michael Schumacher Helmet Profile". theprancinghorse.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Desember 2006. Diakses tanggal 10 Februari 2007.
- ^ "Gallery: Michael Schumacher's F1 helmets". Motorsport.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 March 2018. Diakses tanggal 22 March 2018.
- ^ "Michael Schumacher Biography". mschumacher.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2022. Diakses tanggal 25 Oktober 2006.
- ^ "Michael's winning helmet". Pitpass. 21 Oktober 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Oktober 2021. Diakses tanggal 7 November 2006.
- ^ "Michael Schumacher 2012 300TH GP Commemorative F1 Replica". www.cmhelmets.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2017. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "Pitpass: Schumi Masuk Dunia Keuangan". F1 Racing. Indonesia: Quadra Media Publika. Juli 2003. hlm. 32.
- ^ "JV Kembali". F1 Racing. Indonesia: Quadra Media Publika. Oktober 2004. hlm. 76.
- ^ Krzykowski, Matylda (7 Oktober 2008). "Michael Schumacher World Champion Tower by LAVA". Dezeen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "10 less known facts about Michael Schumacher". Scuderia Fans. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Oktober 2022. Diakses tanggal 5 Oktober 2022.
- ^ "Pitpass: Schumacher Membangun Gedung Pencakar Langit Mewah". F1 Racing. Indonesia: Quadra Media Publika. Oktober 2008. hlm. 16–17.
- ^ "CS Ranch - Texas, United States". cs-ranch.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Maret 2017. Diakses tanggal 7 April 2017.
- ^ "CS Ranch - Switzerland". cs-ranch.eu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 April 2017. Diakses tanggal 7 April 2017.
- ^ "Michael Schumacher: "I'm a great football fan"". FIFA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juli 2020. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ a b c Kardi, Dika Dania (3 Januari 2017). "Sepak Bola, 'Cinta' Kedua Michael Schumacher". CNN Indonesia. CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Juli 2022. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ a b "FIFA Fair Play: Playing for a better world". FIFA. 16 December 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2006. Diakses tanggal 25 Oktober 2006.
- ^ "F1 drivers 'miss' Schumacher at football game". Motorsport Network. 21 Mei 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Januari 2017. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Apa Itu Nazionale Piloti?". Football Tribe Indonesia. 20 Februari 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Mei 2022. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Martino, Nicola (30 Desember 2013). "Schumacher in coma, l'urlo di Del Piero: "Forza Campione!"" (dalam bahasa Italia). Calcio Web. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Oktober 2020. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "SCHUMACHER SUPPORTS RONALDO: "YOU WILL SCORE FOR ME AND BARRICHELLO"". Inter Millan Official Website. 18 Agustus 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2022. Diakses tanggal 2 Maret 2019.
- ^ "Schumacher gives Zidane a lap to remember". Reuters. 30 Juni 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Mei 2023. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ Holt, Sarah (28 Mei 2010). "Sarah Holt's Blog: F1 drivers banter over World Cup". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2022. Diakses tanggal 29 Mei 2010.
- ^ "Interesting facts about Michael Schumacher". vk.com. 3 Januari 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Oktober 2022. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ Babel, Esther dan Wiesinger, Günther (22 Maret 2008). "Schumi auf 2 Rädern!" (dalam bahasa Jerman). Motorsport Aktuell. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2018. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Wiesinger, Günther (30 Maret 2008). "Schumi 4. im ersten Rennen!" (dalam bahasa Jerman). Motorsport Aktuell. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 April 2008. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ McLaren, Peter (3 April 2008). "Schumacher back on a MotoGP bike!". Crash Media Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Dunker, Robert (16 Mei 2008). "Schumacher begeistert auch auf dem Motorrad" (dalam bahasa Jerman). Welt. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Mei 2021. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Kisah Schumi Sang Penyamar". detikcom. Detik Sport. 19 Mei 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Januari 2022. Diakses tanggal 16 Februari 2018.
- ^ "Michael Schumacher o... ¿Marcel Niederhausen?". motorpasion.com (dalam bahasa Spanyol). 15 Mei 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 16 Februari 2018.
- ^ "Pitpass: Schumi Jatuh dari Motor!". F1 Racing. Indonesia: Quadra Media Publika. Juli 2008. hlm. 28.
- ^ "Schumacher slips up in Superbike race". itv-f1.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Juli 2008. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Mamola, Randy (November 2008). "Schumacher and Motocycle Racing" (Wawancara). Motorcycle Sport and Leisure Magazine.
- ^ a b "Driver Page - Michael Schumacher". Race of Champions. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 November 2015. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Michael Schumacher to take on Jeff Gordon". Grand Prix Encyclopedia. 5 September 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2004. Diakses tanggal 17 September 2013.
- ^ "Mattias Ekstrom wins Race of Champions, Audi summary". Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Hardigree, Matt (17 Desember 2007). "Ekstrom Bests Schumacher, Wins Race of Champions". Jalopnik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Kovalainen stuns competition in Race of Champions". Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "Edwards beating Schumacher". Car Throttle. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2019. Diakses tanggal 1 Maret 2017.
- ^ "Jerman Juara, Schumi Tidak". detikcom. Detik Sport. 17 Desember 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Oktober 2022. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ Salisbury, Matt (18 Desember 2007). "ROC: Vettel shocks the regulars". Crash Media Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.
- ^ "This is ROC". Race of Champions. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Mei 2022. Diakses tanggal 1 September 2021.
- ^ a b Bellingham, Tom (2 Agustus 2016). "Six of the best: Unlikely F1 Movie cameos". redbull.com. Red Bull International. Archived from the original on 2018-02-16. Diakses tanggal 11 Februari 2018.
- ^ a b "Asterix at the Olympic Games: Bertemu Schumacher dan Zidane". Kompas.com. Kompas. 28 Juni 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2022. Diakses tanggal 1 Februari 2017.
- ^ Purnawangsuni, Diya Farida (13 Mei 2019). "Keluarga Michael Schumacher Siap Bersuara Melalui Film Dokumenter". Bola Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Mei 2022. Diakses tanggal 16 Mei 2022.
- ^ Cooper, Adam (12 Mei 2019). "Film dokumenter Schumacher siap tayang tahun ini". motorsport.com. Motorsport Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2022. Diakses tanggal 16 Mei 2022.
- ^ Manggalani, RR Ukirsari (13 Mei 2019). "Dari Festival Film Cannes 2019: Inilah Film Michael Schumacher!". Suara.com. Suara. Archived from the original on 2019-05-31. Diakses tanggal 16 Mei 2022.
- ^ "Top Gear doesn't need Jeremy Clarkson, says former Stig driver". The Guardian. 17 Maret 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Januari 2016. Diakses tanggal 14 Mei 2023.
- ^ "Schumacher 'revealed' as the Stig". BBC Online. 21 Juni 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2022. Diakses tanggal 22 Juni 2009.
- ^ Venkatesh, Tejas (23 Agustus 2022). "$5 Million Ferrari once forced Michael Schumacher to appear as Stig in Top Gear". thesportsrush.com. Archived from the original on 2022-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2022.
- ^ "Series 13, Episode 1". Top Gear. 12 Juni 2009. BBC Two.
- ^ "Michael Schumacher Racing World Kart 2002". IGN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Mei 2022. Diakses tanggal 16 Mei 2022.
- ^ "Michael Schumacher World Tour Kart 2004 PC". Game Pressure. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Maret 2019. Diakses tanggal 16 Mei 2022.
- ^ "Ehrungen" (dalam bahasa Jerman). German Motor Sport Federation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Mei 2021. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "Copperfield verzauberte BAMBI". BAMBI (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2020. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "Europäer vorn". Auto Bild (dalam bahasa Jerman). Axel Springer. 8 November 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Februari 2013. Diakses tanggal 28 Februari 2021.
- ^ Azzopardi, Stephen (8 January 2020). "Nadal and Hosszu chosen by AIPS Europe journalists as best in Europe". Malta Sports Journalists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 November 2020. Diakses tanggal 25 Februari 2021.
- ^ "FC Bayern: Große Ehre für Robert Lewandowski – Torjäger wird "Europas Sportler des Jahres"". sport.de (dalam bahasa Jerman). 27 Desember 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Desember 2020. Diakses tanggal 25 Februari 2021.
- ^ "Autosport Awards Videos | 1995". Autosport Awards. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2020. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "Full coverage from racing's big night out!". Autosport. 3 Desember 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2021. Diakses tanggal 28 Februari 2021.
- ^ Lüttgens, Markus (18 Desember 2016). "Sportler des Jahres: Michael Schumachers chaotische Anreise". Motorsport-Total.com (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juli 2022. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "Schumacher voted German's sportsman of the century". Pitpass. 20 November 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Juli 2022. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "Seehofers erster Auftritt als erster Mann im Staat". Die Welt (dalam bahasa Jerman). 24 Februari 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Februari 2012. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Michael Schumacher UNESCO Champion for sport". UNESCO. April 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Oktober 2008.
- ^ "Michael Schumacher". Laureus. Laureus World Sport Awards Limited. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 September 2007. Diakses tanggal 18 April 2007.
- ^ "Marca Leyenda". Marca (dalam bahasa Spanyol). 3 April 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Oktober 2022. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "French Newspaper Names German Driver Schumacher Voted World 'Champion of Champions'". Voice of America. 30 Oktober 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2021. Diakses tanggal 25 Februari 2021.
- ^ "Inventato nel 1978, votano i giornalisti della Gazza: da Rono-Simeoni a oggi, ecco tutti i vincitori". La Gazzetta dello Sport (dalam bahasa Italia). 31 Desember 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Juli 2022. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ "Schumacher Receives Bandini Award". Autosport. 22 Mei 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Agustus 2019. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
- ^ "Schumacher honoured by the FIA". Formula1.com. 11 Desember 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2007. Diakses tanggal 15 December 2006.
- ^ "Michael Schumacher, Prince of Asturias Award for Sports 2007". Prince of Asturias Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Mei 2022. Diakses tanggal 30 Agustus 2021.
- ^ Pryson, Mike (6 Desember 2017). "F1 legend Michael Schumacher's absence felt at inaugural FIA Hall of Fame inductions". Autoweek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Maret 2020. Diakses tanggal 22 Februari 2021.
- ^ "Der Formel-1-Rekordweltmeister" (dalam bahasa Jerman). Stiftung Deutsche Sporthilfe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2020. Diakses tanggal 1 Maret 2021.
- ^ "FIA Gala: Michael Schumacher honored – Corinna Schumacher's emotional appearance". NewsABC.net. 19 December 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Agustus 2021. Diakses tanggal 20 Februari 2021.
- ^ "Schumacher awarded honorary citizenship of Maranello". Pitpass. 5 Desember 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Agustus. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ "Schumacher Cittadino Onorario di Modena" (dalam bahasa Italia). Comune di Modena. 7 Februari 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Desember 2021. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
- ^ Hallam, Mark (30 Agustus 2012). "Schumacher's Spa milestones, from zero to 300". Deutsche Welle. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Desember 2016. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ Medina, Malagic (1 Mei 2014). "Former US Senator Bob Dole and Michael Schumacher are Honorary Citizens of Sarajevo". Sarajevo Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 April 2021. Diakses tanggal 24 Februari 2021.
- ^ "Légion d'honneur pour Schumacher". Sport24 (dalam bahasa Prancis). 29 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Juni 2022. Diakses tanggal 22 Februari 2021.
- ^ "Schumacher appointed ambassador of San Marino". Motorsport.com. 2 September 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juni 2011. Diakses tanggal 17 Maret 2010.
- ^ "Schumacher honoured by having a corner named after him at Nürburgring". Formula One Management. 21 Juli 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2007. Diakses tanggal 21 Juli 2007.
- ^ Benson, Andrew (2 Maret 2014). "Bahrain circuit honours Schumacher". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2022. Diakses tanggal 24 Februari 2021.
Daftar pustaka
- Allen, James (1999). Michael Schumacher : Driven to Extremes (dalam bahasa Inggris). Bantam Books. ISBN 0-553-81214-9.
- Allen, James (2007). The Edge of Greatness (dalam bahasa Inggris). Headline. ISBN 978-0-7553-1678-6.
- Brümmer, Elmar; Kräling, Bodo; Kräling, Ferdi (2006). Mensch Schumi. Michael Schumacher (dalam bahasa Jerman). Delius Klasing. ISBN 3-7688-1899-3.
- Casamassima, Pino (1999). Die Geschichte der Scuderia Ferrari (dalam bahasa Jerman). Heel Verlag. ISBN 978-3-8936-5745-2.
- Casamassima, Pino (2004). Michael Schumacher. Un Cannibale in F.1 (dalam bahasa Italia). Bevivino. ISBN 88-88764-32-1.
- Casamassima, Pino (2014). Il Campione. Storia di Michael Schumacher (dalam bahasa Italia). Sperling & Kupfer. ISBN 88-20056-67-4.
- Collings, Timothy (2004). The Piranha Club (dalam bahasa Inggris). Virgin Books. ISBN 978-0-7535-0965-4.
- Collings, Timothy (2005). Team Schumacher (dalam bahasa Inggris). Highdown. ISBN 1-905156-03-0.
- D'Alessio, Paolo (2004). Michael Schumacher (dalam bahasa Italia). Gribaudo. ISBN 88-8058-870-2.
- Domenjoz, Luc (2002). Michael Schumacher : Rise of a Genius (dalam bahasa Inggris). Parragon. ISBN 0-75259-228-9.
- Donazzan, Beppe (2004). Oltre il Mito. Michael Schumacher dalla A alla Z (dalam bahasa Italia). Limina. ISBN 88-88551-61-1.
- Hilton, Christopher (2003). Michael Schumacher : The Greatest of All (dalam bahasa Inggris). Haynes. ISBN 1-84425-044-X.
- Hilton, Christopher (2006). Michael Schumacher : The Whole Story (dalam bahasa Inggris). Haynes. ISBN 1-844250-08-3.
- Kehm, Sabine (2003). Michael Schumacher. Driving Force (dalam bahasa Inggris). Random House. ISBN 0-091894-352.
- Knupp, Willy (2002). Red Magic. Michael Schumacher und Ferrari. Hart am Limit (dalam bahasa Jerman). Motorbuch Verlag. ISBN 978-3-6133-0377-5.
- Knupp, Willy (2006). Danke, Schumi! Die Michael Schumacher-Story (dalam bahasa Jerman). Zeitgeist Media. ISBN 3-926224-59-2.
- Kräling, Ferdi; Zwickl, Helmut (2001). Michael Schumacher – SCHUMI. Simply the Best (dalam bahasa Jerman). Heel. ISBN 3-89880-015-6.
- Prüller, Heinz (1994). Michael Schumacher – Wunderkind und Weltmeister (dalam bahasa Jerman). Orac. ISBN 3-7015-0341-9.
- Schlang, Achim (2006). Michael Schumacher. Alle Siege des Rekordchampions (dalam bahasa Jerman). Motorbuch. ISBN 3-613-02762-3.
- Schlegelmilch, Rainer W. (2006). Michael Schumacher – Eine Weltkarriere (dalam bahasa Jerman). Heel. ISBN 3-89880-701-0.
- Schumacher, Michael; Kehm, Sabine; Comte, Michel (2006). Die offizielle und autorisierte Inside Story zum Karriere-Ende (dalam bahasa Jerman). Süddeutsche Zeitung. ISBN 3-86615-403-8.
- Secchi, Alessandro (2016). Il Mio Michael. Io, Schumi, la Formula 1 (dalam bahasa Italia). CreateSpace. ISBN 1-5303-3684-8.
- Sturm, Karin (1994). Michael Schumacher. Der erste deutsche Formel-1-Weltmeister (dalam bahasa Jerman). Herbig. ISBN 3-548-27649-0.
- Sturm, Karin (2001). Michael Schumacher. Mensch und Mythos (dalam bahasa Jerman). Herbig. ISBN 3-7766-2326-8.
- Sturm, Karin (2006). Michael Schumacher – Eine Ära geht zu Ende. Die Geschichte einer Weltkarriere (dalam bahasa Jerman). Herbig. ISBN 3-7766-2502-3.
- Thürmer, Mary; Götting, Markus (1994). Michael Schumacher. Die Erfolgsstory des 1. Deutschen Formel-1-Weltmeisters (dalam bahasa Jerman). Heyne. ISBN 3-453-08951-0.
- Turrini, Leo (2005). Schumacher - La leggenda di un Uomo Normale (dalam bahasa Italia). Mondadori. ISBN 88-04-54660-3.
- Uhl, Helmut (2006). König Schumi. Sein Leben – Seine Siege – Seine Tränen (dalam bahasa Jerman). Weltbild. ISBN 3-89897-598-3.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Michael Schumacher pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
![]() |
Gambar dan media dari WikiCommons |
![]() |
Berita dari Wikinews |
![]() |
Kutipan dari Wikiquote |
- (Inggris) (Jerman) Situs web resmi
- Statistik Michael Schumacher di Driver Database
- Statistik Michael Schumacher sebagai pembalap di Racing-Reference
- Profil dalam situs resmi Formula Satu
- Michael Schumacher di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- Michael Schumacher di Facebook
- Michael Schumacher di Twitter
- Orang hidup berusia 54
- Kelahiran 1969
- Michael Schumacher
- Keluarga Michael Schumacher
- Pembalap 24 Hours of Le Mans
- Pembalap Formula Satu Jerman
- Pembalap F1 tim Jordan
- Pembalap F1 tim Benetton
- Pembalap F1 tim Ferrari
- Pembalap F1 tim Mercedes-Benz
- Pemenang Grand Prix Monako
- Juara dunia pembalap Formula Satu
- Katolik Roma Jerman
- Filantropis Jerman