Lompat ke isi

Bahasa Haji

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Haji
BPS: Lua error in Modul:Deprecated at line 18: assign to undeclared variable 'warn'.
Basa Haji
Cawa Haji
WilayahKabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (sebagian)
EtnisAji
Penutur
18.500
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.

Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Sumbawa atau Kalimantan Utara Raya (diperdebatkan)
    • Haji
    Kode bahasa
    ISO 639-3hji
    LINGUIST List
    LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
    Lua error in Modul:Deprecated at line 18: assign to undeclared variable 'warn'. Lua error in Modul:Deprecated at line 18: assign to undeclared variable 'warn'.
    Glottologhaji1235[1]
    IETFLua error in Modul:Deprecated at line 18: assign to undeclared variable 'warn'.
    BPS (2010)Lua error in Modul:Deprecated at line 18: assign to undeclared variable 'warn'.
    Informasi penggunaan templat
    Status pemertahanan
    Terancam

    CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
    SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
    DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
    VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
    Aman

    NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
    Nilai parameter |1= diperlukan: isi parameter tersebut dengan istilah diatas ataupun NA apabila data tidak tersedia
    C10
    Kategori 10
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
    C9
    Kategori 9
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
    C8b
    Kategori 8b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
    C8a
    Kategori 8a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
    C7
    Kategori 7
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
    C6b
    Kategori 6b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
    C6a
    Kategori 6a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
    C5
    Kategori 5
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
    C4
    Kategori 4
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
    C3
    Kategori 3
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
    C2
    Kategori 2
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
    C1
    Kategori 1
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
    C0
    Kategori 0
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
    10
    9
    8
    7
    6
    5
    4
    3
    2
    1
    0
    Nilai parameter |1= diperlukan: isi parameter tersebut dengan istilah diatas ataupun NA apabila data tidak tersedia
    Referensi: [2][3][4]

    Lokasi penuturan
    Peta
    Peta
    Peta
    Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
    Koordinat jamak Sunting di Wikidata
     Portal Bahasa
    L B PW   
    Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

    Bahasa Haji atau Aji adalah sebuah ragam bahasa Melayik yang digunakan oleh masyarakat Marga Aji yang mendiami 12 desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, serta beberapa pemukiman di Kabupaten Lampung Selatan hasil migrasi penduduk pada paruh pertama abad ke-20. Wilayah tutur bahasa Haji dihimpit oleh ragam-ragam dari rumpun Lampung-Komering seperti Daya dan Ranau, serta ragam Melayu Barisan Selatan seperti Semende.[5]

    Klasifikasi

    [sunting | sunting sumber]

    Meskipun bahasa Haji memiliki persentase kata serapan Lampung-Komering yang signifikan, sebagian besar kosakata dasarnya lebih berpadanan dengan rumpun Melayik. Di antara bahasa-bahasa Melayik sendiri, bahasa Haji sejauh ini dianggap sebagai isolat dan tidak berkerabat dekat dengan ragam-ragam Melayik di kawasan sekitarnya.[5][6] Analisis leksikostatistik terhadap kosakata dasar menunjukkan bahwa bahasa Haji hanya berbagi rerata sekitar 65% kosakata sekerabat (kognat) dengan ragam-ragam Melayu Barisan Selatan, 60% dengan ragam-ragam Musi dan Palembang, 63% dengan bahasa Proto-Melayik, dan 60% dengan bahasa Indonesia.[6]

    Bahasa Haji memiliki beberapa ciri arkais yang dipertahankan dari Proto-Melayik, tetapi hilang di ragam Melayik lainnya, seperti retensi bunyi *h (< Proto-Melayu-Polinesia *q) di awal kata (hasap < PM *hasəp 'asap'), walaupun ada kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh ragam Lampungik di sekitarnya yang juga mempertahankan bunyi tersebut. Bahasa Haji juga mempertahankan sistem vokal Proto-Melayik yang terdiri dari dua vokal tinggi /i/ dan /u/ (dengan alofon yang sedikit lebih rendah di suku kata akhir tertutup), vokal rendah /a/, pepet, serta diftong /aj/ dan /aw/.[5] Bahasa ini juga merupakan satu dari sedikit ragam Melayik di Sumatra Selatan yang mempertahankan pengucapan Proto-Melayik *a di posisi akhir sebagai [a]; beberapa ragam Melayu Barisan Selatan di kawasan yang sama juga mempertahankan sistem vokal PM, tapi merealisasikan fonem /a/ di akhir secara bervariasi menjadi [ɘ], [ɨ] dan lain sebagainya.[6] Di sisi lain, bahasa Haji juga memiliki beberapa inovasi fonologis yang unik, seperti perubahan vokal tertutup menjadi /a/ sebelum /h/ yang tidak berada di posisi akhir, seperti bahaya < PM *buhaya 'buaya', lahat < PM *lihat 'lihat', dan tahang < PM *tihaŋ 'tiang'.[5]

    Sosiolinguistik

    [sunting | sunting sumber]

    Bahasa Haji lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan domestik, terutama di keluarga inti, dalam percakapan antarteman, serta sewaktu melakukan kegiatan di sawah dan kebun. Penutur bahasa Haji cenderung bertukar menggunakan bahasa Indonesia dalam domain formal seperti urusan kepemerintahan dan keagamaan, serta bahasa Daya (Komering) dan bahasa Palembang saat berbelanja di kalangan (pasar mingguan).[5]

    Penutur bahasa Haji cenderung menggunakan lebih banyak serapan rumpun Lampung ketika berbicara dengan penutur ragam dari rumpun tersebut. Tingginya penggunaan serapan rumpun Lampung kemungkinan juga dipengaruhi oleh pantangan untuk menggunakan kosakata Melayik tertentu di masa lalu. Linguis Karl Anderbeck yang merupakan ahli dialektologi Melayik dan Lampungik mencatat bahwa sebagian penutur bahasa Haji, misalnya, mengganti kata asli Melayik hujan 'hujan' dengan serapan Lampung terai akibat pantangan leluhur. Perubahan leksikon akibat pantangan seperti ini lazim ditemui dalam bahasa-bahasa Austronesia secara umum, walaupun tampaknya proses ini sudah tidak produktif lagi di bahasa Haji.[5]

    Tata bahasa

    [sunting | sunting sumber]

    Pronomina

    [sunting | sunting sumber]
    1. Pronomina persona[6]
    Persona Tunggal Jamak
    1P aku kami (EXCL), kita (INCL)
    2P kangau, kamu kuti (kasar), kamujan (sopan)
    3P ia ijan

    Bahasa Haji menggunakan kata ganti penunjuk hani 'ini' dan hatu 'itu':

    (1)

    Malam

    malam

    hani

    ini

    nyepok-lah

    cari-EMP

    tangkapan

    tangkapan

    hatu.

    itu

    Malam hani nyepok-lah tangkapan hatu.

    malam ini cari-EMP tangkapan itu

    'Malam ini (mereka) carilah tangkapan itu.'[5]

    Sintaksis

    [sunting | sunting sumber]

    Sebagaimana ragam Semende dan rumpun Lampung yang bertetangga dengannya, bahasa Haji cenderung tidak menggunakan penanda klausa relatif ('yang'):

    (2)

    Manik-manik

    manik-RDP

    mana

    mana

    ndak

    hendak

    ngguk-ku?

    untuk-1SG

    Manik-manik mana ndak ngguk-ku?

    manik-RDP mana hendak untuk-1SG

    'Manik-manik mana (yang) hendak (diberikan) untukku?'[5]

    Referensi

    [sunting | sunting sumber]
    1. Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Haji". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. ; ;
    2. "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
    3. "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
    4. "Bahasa Haji". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
    5. 1 2 3 4 5 6 7 8 Anderbeck, Karl (2007). "Haji: One language from twelve? A brief description of an interesting Malay dialect in South Sumatra". Dalam Chong, Shin; Harun, Karim; Alas, Yabit (ed.). Reflections in Southeast Asian Seas: Essays in honor of Professor James T. Collins. Vol. Book II. Pontianak: STAIN Pontianak Press. hlm. 51–92.
    6. 1 2 3 4 McDowell, Jonathan; Anderbeck, Karl (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. Vol. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52473.

    Pranala luar

    [sunting | sunting sumber]