Rumpun bahasa Melayu-Polinesia
Rumpun bahasa Melayu-Polinesia adalah sebuah cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia yang mencakup semua bahasa Austronesia yang dipertuturkan di luar Taiwan dan memiliki jumlah penutur sekitar 351 juta jiwa. Secara luas, bahasa-bahasa Melayu-Polinesia (MP) terbagi dalam 2 subkelompok utama, Melayu-Polinesia Barat dan Melayu-Polinesia Tengah-Timur.
Dua ciri khas morfologi bahasa Melayu-Polinesia adalah sistem afiksasi (awalan, akhiran, sisipan, dan kombinasinya) dan reduplikasi (pengulangan semua atau sebagian kata, seperti wiki-wiki) untuk membentuk kata-kata baru yang mengekspresikan berbagai makna. Seperti bahasa Austronesia lainnya, bahasa-bahasa tersebut memiliki sedikit fonem, memungkinkan sebuah teks untuk memiliki sedikit suara yang sering digunakan. Mayoritas bahasa Melayu-Polinesia tidak memiliki gugus konsonan. Sebagian besar juga hanya memiliki sejumlah kecil vokal (lima huruf hidup seperti a, i, u, e, dan o adalah suatu hal yang umum).[5]
Terminologi
[sunting | sunting sumber]Pada tahun, 1834 sejarawan dan ahli bahasa Inggris William Marsden menemukan bahasa-bahasa seperti Malagasi dan bahasa Melayu sebagai Polinesia Dalam (Hither Polynesian) dan bahasa-bahasa di Pasifik tengah dan timur sebagai bahasa Polinesia Lanjut (Further Polynesian), tetapi tidak menyebut suatu istilah untuk mengacu pada keseluruhan.
Sering kali, istilah "Melayu-Polinesia" dianggap dicetuskan oleh filsuf dan linguis Jerman, Wilhelm van Humboldt. Namun pada awalnya, istilah tersebut diciptakan pada tahun 1841 oleh Franz Bopp sebagai sebutan untuk rumpun bahasa Austronesia secara keseluruhan.[6] Sampai pertengahan abad ke-20 (setelah diperkenalkannya istilah "Austronesia" oleh Wilhelm Schmidt pada tahun 1906), "Melayu-Polinesia" dan "Austronesia" digunakan sebagai sinonim, sebelum bahasa penduduk non-Han Tionghoa Taiwan dipelajari secara baik. Penggunaan istilah "Bahasa Melayu-Polinesia" saat ini yang menunjukkan subkelompok yang terdiri dari semua bahasa Austronesia di luar Taiwan diperkenalkan pada tahun 1970-an.[7]
Bahasa-Bahasa Utama
[sunting | sunting sumber]Semua bahasa Austronesia utama dan resmi termasuk dalam subkelompok Melayu-Polinesia,[8] seperti bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Tagalog, Malagasi, Cebuano, Madura, Ilokano, Hiligaynon, dan Minangkabau. Di antara lebih dari 1.000 bahasa yang tersisa, beberapa di antaranya memiliki status bahasa nasional/resmi, misalnya Tonga, Samoa, Māori, Gilbertese, Fiji, Hawaii, Palau, dan Chamorro.
Klasifikasi
[sunting | sunting sumber]Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Sejarah awal
[sunting | sunting sumber]Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Adelaar (2005)
[sunting | sunting sumber]Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Smith (2017)
[sunting | sunting sumber]Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Klasifikasi lain
[sunting | sunting sumber]Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Kelompok Barat
[sunting | sunting sumber]Bahasa Melayu-Polinesia Barat memiliki 300 juta penutur dan termasuk Melayu, Sunda, Jawa, Tagalog, Cebuano, Ilokano, Hiligaynon, Bikol, Kapampangan, dan Waray-Waray, Bugis, Malagasi, dan sebagainya.
Kelompok Tengah-Timur
[sunting | sunting sumber]Bahasa Melayu-Polinesia Tengah–Timur memiliki 2 subkelompok: bahasa-bahasa Polinesia dan bahasa-bahasa Mikronesia. Bahasa-bahasa Mikronesia mencakup bahasa-bahasa yang diucapkan penduduk asli Mikronesia seperti Nauru, Sama dan Chamorro. Bahasa-bahasa Polinesia termasuk bahasa Hawai'i, Maori, Samoa, Tahiti, Tonga dan Tuvalu. Semua bahasa yang disebutkan memiliki status resmi di berbagai negara dan teritorial Samudra Pasifik, dan secara keseluruhan, bahasa-bahasa tersebut dituturkan hampir oleh 1 juta orang.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ↑ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu-Polinesia". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. ; ;
- ↑ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ↑ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ↑ "Rumpun bahasa Melayu-Polinesia". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ↑ "Austronesian languages - Phonetics and phonology". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-16.
- ↑ "Austronesian languages - Lower-level subgroups". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-16.
- ↑ Blust, Robert (2013). The Austronesian languages (dalam bahasa Australian English). Asia-Pacific Linguistics, School of Culture, History and Language, College of Asia and the Pacific, The Australian National University. ISBN 978-1-922185-07-5.
- ↑ "Austronesian languages - Classification and prehistory". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-16.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Languages: Proto Malayo-Polynesian Diarsipkan 2013-04-26 di Wayback Machine.
- (Inggris) Bilangan dalam bahasa Autronesia