Bahasa Tambora

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Tambora
Dituturkan diIndonesia
WilayahSumbawa
KepunahanPunah tahun 1815
  • Tanpa kelompok
    menurut leksikon, barangkali bahasa Papua
    • Bahasa Tambora
Kode bahasa
ISO 639-3xxt
Glottologtamb1257[1]
Status konservasi
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
Bahasa Tambora diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan
Referensi: [2][3]


 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Pemberitahuan
Templat ini mendeteksi bahwa artikel bahasa ini masih belum dinilai kualitasnya oleh ProyekWiki Bahasa dan ProyekWiki terkait dengan subjek.

Apa tujuan penilaian artikel?

Sistem penilaian memungkinkan ProyekWiki memantau kualitas artikel dalam bidang subjeknya, dan memprioritaskan pengerjaan artikel ini

Siapa yang dapat menilai artikel?

Secara umum, siapa pun dapat menambah atau mengubah peringkat artikel. Namun, menilai sebuah artikel sebagai "Kelas-A" umumnya membutuhkan persetujuan dari setidaknya dua penyunting, dan label "AB" dan "AP" hanya boleh digunakan pada artikel yang telah diulas dan saat ini ditetapkan sebagai artikel bagus atau artikel pilihan.
23.09, Sabtu, 2 Desember, 2023 (UTC) • hapus singgahan

Bahasa Tambora adalah sebuah bahasa Papua yang sudah punah. Kebanyakan penutur bahasa Tambora meninggal saat letusan gunung Tambora pada tahun 1815.

Kosakata[sunting | sunting sumber]

Perbandingan kosakata, termasuk kata-kata bahasa Tambora, dari Sejarah Pulau Jawanya Raffles

Bahasa ini sempat didokumentasikan sebelum letusan, dan dipublikasikan di buku Raffles, Sejarah Pulau Jawa (1817, 1830).

Tambora arti Tambora arti
seena (AN?) 'satu' maimpo 'kaki'
kálae 'dua' kiro 'darah'
nih 'tiga' kóngkong 'siang'
kude-in 'empat' tádung 'malam'
kutélin 'lima' kidjum 'tidur'
báta-in 'enam' sílam 'mati'
kúmba 'tujuh' si-yang (Z: Malay?) 'putih'
koného 'delapan' naido 'hitam'
láli 'sembilan' sámar 'baik'
saróne 'sepuluh' gonóre 'buruk'
sisaróne '20' maing'aing 'api'
simári 'seratus' naino (Z: Madura) 'air'
doh (Bima) 'orang' gónong (Z: Malay?) 'tanah'
sia-in (Z: Sangar) 'pria' ilah 'batu'
óna-yit 'wanita' kíwu 'babi'
homóri 'ayah' kilaíngkong 'burung'
yelai 'ibu' andik (Z: Javanese) 'telur'
kokóre 'kepala' karáyi 'ikan'
saing'óre 'mata' ingkong 'matahari'
saing kóme 'hidung' mang'ong 'bulan'
búlu (Malay) 'rambut' kingkong 'bintang'
sóntong 'gigi' mákan (Malay) 'makan'
sumóre 'perut' hok-hok (Z: German?) 'duduk'
taintu (Timor?) 'tangan' moríhoh (Sanskrit?) 'Tuhan'

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Tambora". Glottolog 4.1. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  3. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 

Bacaan[sunting | sunting sumber]

  • Stamford Raffles, 1817, 1830. History of Java, vol. 2, app. F, 198–199.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]