Bahasa Duriankari
Duriankari, dikenal juga sebagai Duriankere atau Efpan, adalah bahasa Papua (atau dialek) yang mungkin telah punah. Bahasa ini pernah dituturkan di kampung Duriankari di ujung selatan pulau Salawati, yang merupakan bagian dari Kepulauan Raja Ampat dan berbatasan dengan Semenanjung Kepala Burung di daratan Papua Barat Daya.
Pada tahun 1950-an, diamati bahwa penuturnya mengalami pergeseran ke bahasa Moi.[6] Bahasa Duriankari dilaporkan pada tahun 1980an memiliki sekitar 100 penutur,[7] tetapi pada tahun 1990-an dikatakan punah.[1] Bahasa ini diklasifikasikan sebagai bahasa terpisah oleh (Voorhoeve 1975a, hlm. 440), akan tetapi (Berry & Berry 1987, hlm. 92) menyimpulkan bahwa belum cukup informasi yang diketahui tentang hal ini untuk menentukan apakah itu bahasa terpisah atau dialek Inanwatan. Bahasa Inanwatan dituturkan di beberapa desa yang berjarak lebih dari 150 kilometer ke arah timur (serta oleh komunitas yang lebih kecil di seberang Selat Sele dari Duriankari di kampung Seget). Orang Inanwatan di sana menganggap suku Duriankari sebagai keturunan suku Inanwatan yang terbawa jauh ke barat oleh banjir mistis.[8]
Daftar kata dalam bahasa Duriankari yang dikumpulkan oleh J.C. Anceaux tersedia di (Voorhoeve 1975b, hlm. 104) dan (Smits & Voorhoeve 1998).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- 1 2 de Vries 2004, hlm. 1–2.
- ↑ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Duriankere". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. ; ;
- ↑ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ↑ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ↑ "Bahasa Duriankari". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ↑ Remijsen 2001, hlm. 30.
- ↑ Berry & Berry 1987, hlm. 84, 92.
- ↑ de Vries 2004, hlm. 2, 96.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Berry, Keith; Berry, Christine (1987). "A survey of the South Bird's Head Stock". Workpapers in Indonesian Languages and Cultures. 4: 81–117.
- Remijsen, Albert Clementina Ludovicus (2001). Word-prosodic systems of Raja Ampat languages (PDF). Utrecht: LOT. ISBN 978-90-76864-09-9. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2017-08-09. Diakses tanggal 2019-06-09.
- Smits, Leo; Voorhoeve, C. L. (1998). The J. C. Anceaux collection of wordlists of Irian Jaya languages B: Non-Austronesian (Papuan) languages (Part II). Irian Jaya Source Material No. 10 Series B. Vol. 4. Leiden-Jakarta: DSALCUL/IRIS.
- Voorhoeve, Clemens L. (1975a). "Central and western Trans-New Guinea phylum languages". Dalam S. A. Wurm (ed.). New Guinea area languages and language study. Vol. 1 : Papuan Languages and the New Guinea linguistic scene. Pacific linguistics, Series C, No. 38. hlm. 345–459.
- Voorhoeve, Clemens L. (1975b). Languages of Irian Jaya : checklist : preliminary classification, language maps, wordlists. Pacific linguistics. Canberra: Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University. ISBN 978-0-85883-128-5.
- Vries, L. J. de (2004). A short grammar of Inanwatan. An endangered language of the Bird's Head of Papua, Indonesia. Australian National University Press. ISBN 978-0-85883-545-0.

