Stasiun Cilegon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Cilegon
Kereta Api Indonesia
LM09

Bangunan utama Stasiun Cilegon.
Lokasi
Koordinat6°0′57″S 106°3′22″E / 6.01583°S 106.05611°E / -6.01583; 106.05611Koordinat: 6°0′57″S 106°3′22″E / 6.01583°S 106.05611°E / -6.01583; 106.05611
Ketinggian+14 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama rendah)
Jumlah jalur5 (jalur 2: sepur lurus)
LayananCommuter Line Merak
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • CLG
  • 0107[2]
  • LEGON
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1 Desember 1900
Nama sebelumnyaTjilegon
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Tonjong Baru Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Krenceng
ke arah Merak
Fasilitas dan teknis
FasilitasPemesanan langsung di loket Ruang/area tunggu Isi baterai Toilet Musala 
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Cilegon (CLG) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang Wetan, Jombang, Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +14 meter ini merupakan stasiun yang berada di Daerah Operasi I Jakarta dan letaknya dekat dengan Masjid Nurul Ikhlas. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Merak.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Agar mobilitas penumpang dari Batavia hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan Staatsspoorwegen (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah Duri hingga daerah Serang, melalui daerah Tangerang dan Cikande.[4]

Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah Parung Panjang hingga ke Rangkasbitung,[4] jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899.[5] Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai jalur kereta api Tangerang-Duri yang berstatus sebagai jalur cabang. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.[6]

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[7] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Stasiun Tjilegon).[8] Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan di Stasiun Krenceng yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyeberang ke Lampung.[9]

Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar. Stasiun Tjilegon ini menjadi titik awal dari keberangkatan kereta-kereta pengumpan (feeder) yang mengarah ke percabangan jalur Merak.

Dahulu, pada petak antara Stasiun Tjilegon dan Halte Tandjong (Tonjong Baru) terdapat Halte Serdang,[8] namun kini halte tersebut sudah tidak aktif lagi.

Pada era Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) hingga era Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), emplasemen Stasiun Cilegon digunakan untuk tempat menyimpan sekaligus juga tempat langsiran gerbong-gerbong barang angkutan baja coil yang menuju ke percabangan jalur pabrik PT Krakatau Wajatama, anak perusahaan dari PT Krakatau Steel. Terdapat beberapa seri lokomotif yang digunakan sebagai pelangsir seperti lokomotif BB300, C300, D301, dan juga sebuah lokomotif langsir buatan pabrik Nippon Yusoki (Nichiyu). Lokomotif langsir berukuran kecil ini dipreservasi dan dijadikan sebuah monumen di area taman PT Krakatau Wajatama. Diperkirakan pada ada awal era 2000-an, aktivitas langsiran gerbong-gerbong KA angkutan baja coil ini pun akhirnya berhenti, dan layanan KA yang menuju ke percabangan jalur PT Krakatau Wajatama akhirnya ditutup. Bekas trase dari jalur cabang ini sebagian besar hanya ditimbun oleh tanah maupun aspal saja. Terdapat pula beberapa bekas gerbong-gerbong barang tua yang tertinggal di emplasemen stasiun ini.

Bangunan dan tata letak[sunting | sunting sumber]

Stasiun Cilegon memiliki lima jalur dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Jalur 1 dan 3 biasa digunakan untuk tempat menyimpan rangkaian gerbong datar, sedangkan jalur 4 dan 5 digunakan untuk tempat menyimpan bekas gerbong-gerbong barang tua.

Bangunan stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset cagar budaya.[10] Bangunannya terdiri dari dua buah ruangan; ruangan pertama adalah ruangan Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) dan ruang kepala stasiun, sedangkan ruang kedua merupakan loket dan administrasi.[11] Bangunan tengah stasiun ini identik dengan bangunan Stasiun Tanah Abang generasi pertama.[12]

Stasiun Cilegon terletak dekat dengan Masjid Nurul Ikhlas Cilegon. Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron penumpang yang berukuran rendah. Stasiun ini juga telah dipasangi kanopi di area peron supaya melindungi penumpang dari sengatan panas matahari dan tempias air hujan. Pemasangan kanopi juga dilakukan di Stasiun Serang.

Insiden[sunting | sunting sumber]

Pada 4 September 2017, hampir terjadi tabrakan antara kedua KA Lokal Merak di daerah Seneja pada petak Cilegon-Tonjong Baru, peristiwa ini diduga terjadi karena kelalaian Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA). Kejadian ini bermula dari kagetnya warga Seneja pada sore hari yang mendengar kerasnya klakson kereta api. Setelah dilihat, ternyata klakson ini berasal dari kedua kereta api yang berlawanan arah dalam satu jalur rel yang sama dengan jarak yang sudah begitu dekat, yakni KA Lokal Merak jurusan Merak-Rangkasbitung yang baru saja berangkat dari Stasiun Cilegon dengan sesama KA Lokal Merak yang datang dari arah Stasiun Tonjong Baru. Beberapa warga yang panik berteriak mencoba menghentikan kedua kereta tersebut dengan lambaian tangan dan teriakan berupaya memberitahukan kedua masinis.[13]

Layanan kereta api[sunting | sunting sumber]

Lokal (Commuter Line)[sunting | sunting sumber]

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Rangkasbitung Merak

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Anne Reitsma, Steven (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Batavia: Landsdrukkerij. 
  5. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  6. ^ Anne Reitsma, Steven (1928). Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. KOLLF & Co. 
  7. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  8. ^ a b Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie. Semarang: Semarang-Drukkerij en Boekhandel. 1901. hlm. 10. 
  9. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  10. ^ "5 Gedung Tua Layak Jadi Cagar Budaya". 17 Februari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-03. Diakses tanggal 3 Agustus 2017. Kelimanya adalah makam Ki Wasyid, makam Syekh Jamaludin, Stasiun Kereta Api (KA) Cilegon, Yayasan Maulana Hasanudin, serta rumah tinggal Belanda atau yang kini digunakan sebagai rumah dinas Wali Kota Cilegon. 
  11. ^ "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2023-07-22. 
  12. ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java. Amsterdam: De Bataafsche Leeuw. hlm. 120. 
  13. ^ M, Rizal (2017-09-04). "Diduga Petugas Lalai, Hampir Terjadi Tabrakan antar Kereta di Cilegon · Faktabanten.co.id". Faktabanten.co.id. Diakses tanggal 2023-07-22. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Krenceng
ke arah Merak
Merak–Tanah Abang Tonjong Baru
ke arah Tanah Abang

Koordinat: 6°01′11″S 106°03′11″E / 6.019619°S 106.053124°E / -6.019619; 106.053124{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman