Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Burhanuddin Harahap | |
---|---|
Kabinet Pemerintahan Indonesia ke-16 | |
1955–1956 | |
Dibentuk | 12 Agustus 1955 |
Diselesaikan | 3 Maret 1956 |
Struktur pemerintahan | |
Presiden | Soekarno |
Wakil Presiden | Mohammad Hatta |
Perdana Menteri | Burhanuddin Harahap |
Wakil Perdana Menteri |
|
Jumlah menteri | 23 |
Total jumlah menteri | 23 |
Partai anggota | Masyumi Demokrat NU PSI Katolik Buruh PRN PIR-Hazairin PRI Parkindo Independen |
Partai oposisi | PNI PIR-Wongsonegoro SKI Progresif PKI |
Sejarah | |
Nasihat dan persetujuan | Dewan Perwakilan Rakyat Sementara |
Pendahulu | Kabinet Ali Sastroamidjojo I |
Pengganti | Kabinet Ali Sastroamidjojo II |
Artikel ini adalah bagian dari seri |
Politik dan ketatanegaraan Indonesia |
---|
Pemerintahan pusat |
Pemerintahan daerah |
Politik praktis |
Kebijakan luar negeri |
| ||
---|---|---|
Prakemerdekaan Kebijakan dalam negeri Kebijakan luar negeri Media dan warisan Galeri: Gambar, Suara, Video |
||
Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang terdiri dari beberapa partai dan hampir merupakan kabinet Nasional, karena jumlah partai yang tergabung dalam koalisi kabinet ini semua berjumlah 13 partai. Kabinet ini didominasi oleh partai Masyumi walaupun terdapat banyak partai dalam kabinet ini, tetapi seakan-akan hanya menjadi pelengkap saja. Selain itu, ada pihak yang menyebut kabinet ini sebagai kabinet Masyumi karena Masyumi yang mendominasi kabinet ini. PNI tidak duduk kabinet ini, tetapi PNI bersama-sama PIR Wongsonegoro, SKI, PKI dan Progresif bertindak sebagai oposisi. Seakan-akan kabinet ini sebagai ganti kabinet Ali-Wongso-Arifin, karena pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I sebagai partai yang besar Masyumi untuk pertama kali tidak duduk dalam kabinet tersebut dan bertindak sebagai oposisi. Kabinet ini diumumkan pada 11 Agustus 1955 dan bertugas sejak 12 Agustus 1955 hingga 3 Maret 1956. Pada 3 Maret 1956, Perdana Menteri Burhanuddin Harahap selaku formatur kabinet menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno sehingga kabinet ini resmi dinyatakan demisioner.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Kabinet sebelumnya, Kabinet Ali Sastroamidjojo I bubar pada 24 Juli 1955 setelah berseteru dengan Angkatan Darat. Wakil Presiden Mohammad Hatta kemudian bertugas sebagai penghubung pada 26 sampai 28 Juli, dan kemudian menunjuk Soekiman Wirjosandjojo dari Masyumi, Wilopo dari Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Assaat sebagai pembentuk kabinet baru. Kemudian disepakati bahwa dalam kabinet tersebut terdapat tiga tujuan utama: mengembalikan hubungan dengan Angkatan Darat, menjaga kepercayaan politik antara rakyat dan menyelenggarakan pemilihan umum. Dari segi isi, membentuk kabinet tidak menjadi masalah, namun pemilihan menteri yang sesuai ternyata menjadi titik perpecahan, terutama karena baik Masyumi maupun PNI ingin mendapatkan posisi perdana menteri.[1]
Pada 3 Agustus, Hatta menunjuk Burhanuddin Harahap dari Masyumi sebagai pembentuk kabinet baru. Burhanuddin Harahap pada saat itu merupakan politisi muda dan dianggap dapat diterima oleh semua partai dan gerakan politik. Ia gagal menyatukan Masyumi dan PNI, namun tetap mampu membentuk kabinet yang terdiri dari 12 partai. PNI kemudian menjadi oposisi, begitu pula dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pimpinan
[sunting | sunting sumber]Presiden | Wakil Presiden | ||
---|---|---|---|
Soekarno | Mohammad Hatta |
Anggota
[sunting | sunting sumber]Menteri
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah menteri Kabinet Burhanuddin Harahap.
No. | Jabatan | Foto | Pejabat | Mulai menjabat | Selesai menjabat | Partai | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Perdana dan Wakil Perdana Menteri | |||||||
1 | Perdana Menteri | Burhanuddin Harahap | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Masyumi | ||
2 | Wakil Perdana Menteri I | R. Djanu Ismadi | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PIR-Hazairin | ||
Wakil Perdana Menteri II | Harsono Tjokroaminoto[a] | 12 Agustus 1955 | 18 Januari 1956 | PSII | |||
Menteri | |||||||
3 | Menteri Luar Negeri | Ide Anak Agung Gde Agung | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Demokrat | ||
4 | Menteri Dalam Negeri | R. Sunarjo[b] | 12 Agustus 1955 | 19 Januari 1956 | NU | ||
Pandji Suroso (ad-interim) |
19 Januari 1956 | 3 Maret 1956 | Parindra | ||||
5 | Menteri Pertahanan | Burhanuddin Harahap | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Masyumi | ||
6 | Menteri Kehakiman | Lukman Wiriadinata | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PSI | ||
7 | Menteri Penerangan | Sjamsuddin Sutan Makmur | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PIR-Hazairin | ||
8 | Menteri Keuangan | Sumitro Djojohadikusumo | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PSI | ||
9 | Menteri Perdagangan | Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Katolik | ||
10 | Menteri Pertanian | Mohammad Sardjan | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Masyumi | ||
11 | Menteri Perhubungan | Frits Laoh | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PRN | ||
12 | Menteri Pekerjaan Umum | Pandji Suroso[c] | 26 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Parindra | ||
13 | Menteri Perburuhan | Iskandar Tedjasukmana | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Buruh | ||
14 | Menteri Sosial | Soedibjo[a] | 12 Agustus 1955 | 18 Januari 1956 | PSII | ||
Sutomo (ad-interim) |
18 Januari 1956 | 3 Maret 1956 | PRI | ||||
15 | Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan | Soewandi Notokoesoemo[d] | 26 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Parindra | ||
16 | Menteri Agama | Muhammad Ilyas[e] | 12 Agustus 1955 | 19 Januari 1956 | NU | ||
Mohammad Sardjan (ad-interim) |
19 Januari 1956 | 3 Maret 1956 | Masyumi | ||||
17 | Menteri Kesehatan | Johannes Leimena | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Parkindo | ||
18 | Menteri Agraria | Gunawan | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PRN | ||
19 | Menteri Negara | Abdul Hakim Harahap (Urusan Pertahanan) |
12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Masyumi | ||
Sutomo (Urusan Bekas Pejuang Bersenjata) |
12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PRI | ||||
Comala Adjaib Nur | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | PIR-Hazairin |
Menteri muda
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah menteri muda pada Kabinet Burhanuddin Harahap:
No. | Jabatan | Foto | Pejabat | Mulai menjabat | Selesai menjabat | Partai | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Menteri Muda Perhubungan | Asraruddin | 12 Agustus 1955 | 3 Maret 1956 | Buruh |
Catatan
- ^ a b Pada 18 Januari 1956, Wakil Perdana Menteri II Harsono Tjokroaminoto dan Menteri Sosial Sudibjo, yang keduanya dari Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) mengundurkan diri dari jabatannya. Kemudian, jabatan Wakil Perdana Menteri II dihapus dan jabatan Menteri Sosial ad interim dirangkap oleh Sutomo.
- ^ Pada 19 Januari 1956, Menteri Dalam Negeri R. Sunarjo dan Menteri Agama Muhammad Ilyas yang keduanya dari NU mengundurkan diri dari jabatannya. Kemudian, jabatan Menteri Dalam Negeri ad interim dirangkap oleh Pandji Suroso dan Menteri Agama ad interim dirangkap oleh Mohammad Sardjan.
- ^ Karena Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga belum dilantik, maka untuk sementara dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri I R. Djanu Ismadi. Baru pada tanggal 26 Agustus 1955, Pandji Suroso dilantik menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga yang baru (berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 1955).
- ^ Karena Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan belum dilantik, maka untuk sementara dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri II Harsono Tjokroaminoto. Baru pada tanggal 26 Agustus 1955, R.M. Suwandi dilantik menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang baru (berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 1955).
- ^ Pada 19 Januari 1956, Menteri Dalam Negeri R. Sunarjo dan Menteri Agama Muhammad Ilyas yang keduanya dari NU mengundurkan diri dari jabatannya. Kemudian, jabatan Menteri Dalam Negeri ad interim dirangkap oleh Pandji Suroso dan Menteri Agama ad interim dirangkap oleh Mohammad Sardjan.
Program Kabinet
[sunting | sunting sumber]Program Kabinet Burhanuddin Harahap terdiri dari tujuh poin:[1]
- Mengembalikan kewibawaan (gezag) moril Pemerintah termasuk kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada Pemerintah.
- Melaksanakan Pemilihan Umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan menyelenggarakan terbentuknya Parlemen yang baru.
- Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam tahun 1955 ini juga.
- Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.
- Memberantas korupsi.
- Meneruskan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia.
- Memperkembangkan politik kerja sama Asia-Afrika, berdasarkan politik bebas dan aktif menuju perdamaian.
Pembubaran kabinet Burhanuddin
[sunting | sunting sumber]Selama masa kabinet, pemilihan parlemen berhasil diselenggarakan baik untuk Dewan Perwakilan Rakyat pada 29 September dan Konstituante pada 15 Desember. Kabinet juga berhasil memulihkan hubungan dengan TNI dengan menunjuk Abdul Harris Nasution sebagai kepala staf baru. Selain itu, kabinet membubarkan Uni Belanda-Indonesia.[2]
Dalam kedua pemilu tersebut, partai oposisi PNI menjadi partai terbesar dan PKI menjadi partai terbesar keempat, sehingga kabinet berada di bawah tekanan dari oposisi yang semakin besar.[3] Pada tanggal 3 Maret, kabinet mengundurkan diri agar kabinet baru dapat dibentuk berdasarkan hubungan baru dengan parlemen yang baru.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Pengumuman Kabinet Burhanuddin Harahap oleh Pemerintah.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Buku
- Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 148–160, ISBN 979-428-499-8.
- ^ a b Mudjiono, Achmad (2017). "KABINET BURHANUDDIN HARAHAP TAHUN 1955-1956". Avatara e-Journal Pendidikan Sejarah. Vol. 5 (No. 3).
- ^ Hakiki, Paizon (2014). Sistem Pemerintahan Pada Demokrasi Liberal Tahun 1949-1959 (PDF). hlm. 5.
- ^ Poeze, Harry A. (2007). Verguisd en vergeten : Tan Malaka, de linkse beweging en de Indonesische revolutie, 1945-1949. Leiden: KITLV Uitgeverij. ISBN 978-90-04-25403-9.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Profil Kabinet Burhanuddin Harahap pada situs web Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
Kabinet Pemerintahan Indonesia | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Kabinet Ali Sastroamidjojo I |
Burhanuddin Harahap 1955–1956 |
Diteruskan oleh: Kabinet Ali Sastroamidjojo II |