Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sukrisman (bicara | kontrib)
k Merubah URL website bandara: https://soekarnohatta-airport.co.id/. menggunakan HTTPS and tanpa www, karena menyebabkan error in webbrowser.
Newgabrielmiolo77W (bicara | kontrib)
Perapihan artikel bandara Soetta sesuai kondisi saat ini
Baris 67: Baris 67:
Bandara ini mulai beroperasi pada tanggal [[1 Mei]] [[1985]], menggantikan [[Bandar Udara Kemayoran]] (penerbangan domestik) di [[Jakarta Pusat]], dan [[Halim Perdanakusuma]] di [[Jakarta Timur]]. [[Bandar Udara Kemayoran]] telah ditutup, sementara [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma]] masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal [[11 Mei]] [[1992]].
Bandara ini mulai beroperasi pada tanggal [[1 Mei]] [[1985]], menggantikan [[Bandar Udara Kemayoran]] (penerbangan domestik) di [[Jakarta Pusat]], dan [[Halim Perdanakusuma]] di [[Jakarta Timur]]. [[Bandar Udara Kemayoran]] telah ditutup, sementara [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma]] masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal [[11 Mei]] [[1992]].


Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 2 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 ''taxiway'' sepanjang 2,4 km. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh [[Garuda Indonesia]] dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional kecuali penerbangan [[Garuda Indonesia]].
Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 3 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 ''taxiway'' sepanjang 2,4 km. Terdapat tiga bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik [[Lion Air]], Terminal 2 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan Lion Air, Garuda Indonesia, dan Citilink Indonesia serta penerbangan internasional maskapai berbiaya rendah. Terminal 3 adalah terminal khusus penerbangan domestik dan internasional untuk [[Garuda Indonesia]] dan [[Citilink|Citilink Indonesia]], serta seluruh penerbangan internasional layanan penuh lainnya.


Terminal 1 adalah terminal pertama yang dibangun, selesai pada tahun 1985. Terletak di sisi selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal 1 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 loket check-in, 5 loket bagasi dan 7 Gerbang. Ini memiliki kapasitas untuk menangani 9 juta penumpang per tahun.
Terminal 1 adalah terminal pertama yang dibangun, selesai pada tahun 1985. Terletak di sisi selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal 1 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 loket check-in, 5 loket bagasi dan 7 Gerbang. Ini memiliki kapasitas untuk menangani 9 juta penumpang per tahun.
Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 ''concourse''. Terminal 1A, 1B, dan 1C. digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A melayani penerbangan oleh [[Lion Air]] (Kecuali Sumatra dan Bali), Dan [[Wings Air]]. Terminal 1B melayani penerbangan [[Lion Air]] (Khusus Sumatra Dan Bali). Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh [[Batik Air]] Domestik dan [[Citilink]] Domestik.
Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 ''concourse''. Terminal 1A, 1B, dan 1C. digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Saat ini Terminal 1 sedang ditutup sehubungan dengan operasi minimum bandara dikarenakan [[Pandemi Covid-19 di Indonesia|pandemi COVID-19 di Indonesia]] serta adanya revitalisasi besar-besaran di terminal ini<ref>{{Cite web|title=https://www.liputan6.com/bisnis/read/4486643/revitalisasi-selesai-terminal-1-bandara-soetta-siap-sambut-arus-mudik-2021|url=Liputan 6|website=Liputan 6|access-date=15 September 2021}}</ref>, dan nantinya setelah revitalisasi tersebut selesai, terminal ini hanya diperuntukkan untuk maskapai Lion Air saja.
Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan A, B Dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7 dan C1-C7.
Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan A, B Dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7 dan C1-C7.
Dalam rencana baru, Terminal 1 akan memiliki kapasitas meningkat menjadi 18 juta penumpang per tahun
Dalam rencana baru, Terminal 1 akan memiliki kapasitas meningkat menjadi 18 juta penumpang per tahun


Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional kecuali Garuda Indonesia. Terminal 2D untuk semua maskapai asing yang dilayani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E dan 2F untuk penerbangan internasional untuk maskapai lokal.
Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan domestik dan penerbangan internasional oleh maskapai berbiaya rendah ''(low-cost carrier)''. Terminal 2D saat ini diperuntukkan untuk maskapai Lion Air, [[NAM Air]], [[Sriwijaya Air]] dan [[Super Air Jet]] sedangkan Terminal 2E saat ini diperuntukkan untuk maskapai [[Batik Air]], sebagian penerbangan Lion Air, dan [[Indonesia AirAsia]] untuk penerbangan domestik. Terminal 2F saat ini berubah fungsi menjadi terminal internasional khusus maskapai berbiaya rendah/LCCT (low-cost carrier terminal)


Terminal 3 selesai dibangun pada tanggal [[15 April]] [[2009]]. Terminal 3 ini akan dipergunakan sementara oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah. Saat ini ada 2 Maskapai penerbangan yang menggunakan Terminal 3 yaitu [[Indonesia AirAsia]] dan [[Mandala Airlines]]. Dan direncanakan dapat didarati pesawat model [[Airbus A380]]. SHIA melakukan pendaratan perdana pesawat [[A380]] (SQ-232) pada tanggal [[4 Mei]] [[2012]] walaupun status pendaratan sendiri adalah ''divert landing''. Ketika penyelesaian Terminal 3 telah dibuka,seluruh penerbangan [[Garuda Indonesia]] akan berpindah ke Terminal 3 dan maskapai pengguna lama akan kembali tempat semula.
Terminal 3 Pier 1 selesai dibangun pada tanggal [[15 April]] [[2009]] sementara keseluruhan bangunan Terminal 3 rampung pada 01 Mei 2017. Terminal 3 ini pernah dipergunakan sementara oleh maskapai penerbangan berbiaya murah. Saat ini ada 2 Maskapai penerbangan yang menggunakan Terminal 3 yaitu [[Indonesia AirAsia]] dan [[Mandala Airlines]]. Dan direncanakan dapat melayani pesawat [[Airbus A380]] dengan disiapkannya gerbang khusus pada ''gate'' 8-10. Adapun pendaratan perdana pesawat [[A380]] (SQ-232) di bandara ini terjadi pada tanggal [[4 Mei]] [[2012]] walaupun status pendaratan sendiri adalah ''divert landing''. Saat ini Terminal 3 telah beroperasi penuh, dan seluruh penerbangan [[Garuda Indonesia]], Citilink Indonesia dan seluruh penerbangan internasional ''full-service'' telah berpindah ke Terminal 3.


Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Prancis [[Paul Andreu]], yang juga merancang [[Bandar Udara Charles de Gaulle]] di Paris, Prancis. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara ''lounge'' tempat tunggu.
Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Prancis [[Paul Andreu]], yang juga merancang [[Bandar Udara Charles de Gaulle]] di Paris, Prancis. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara ''lounge'' tempat tunggu.
Baris 239: Baris 239:
=== Terminal 1 ===
=== Terminal 1 ===
{{Main|Terminal 1 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta}}
{{Main|Terminal 1 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta}}
Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mengoperasikan penerbangan domestik kecuali [[Garuda Indonesia]] karena mereka mengoperasikan penerbangan domestik di Terminal 2. Terminal ini selesai pada tanggal:<br />{{Start date and age|1985|05|01|}}<br />dan terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi, dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf '''''A''''', '''''B''''', dan '''''C'''''. Gerbangnya adalah ''<big>A1</big>''-''<big>A7</big>'', ''<big>B1</big>''-''<big>B7</big>'', dan ''<big>C1</big>''-''<big>C7</big>''. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun.
Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mengoperasikan penerbangan domestik [[Lion Air]]. Terminal ini selesai pada tanggal {{Start date and age|1985|05|01|}} dan terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi, dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf '''''A''''', '''''B''''', dan '''''C'''''. Gerbangnya adalah ''<big>A1</big>''-''<big>A7</big>'', ''<big>B1</big>''-''<big>B7</big>'', dan ''<big>C1</big>''-''<big>C7</big>''. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun.


=== Terminal 2 ===
=== Terminal 2 ===
{{Main|Terminal 2 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta}}
{{Main|Terminal 2 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta}}
Terminal yang selesai pada tanggal<br />{{Start date and age|1992|05|11}}<br />terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di subterminal D dan E), dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf '''''D''''', '''''E''''', dan '''''F'''''. Gerbangnya adalah ''<big>D1</big>''-''<big>D7</big>'', ''<big>E1</big>''-''<big>E7</big>'', dan ''<big>F1</big>''-''<big>F7</big>''. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun.
Terminal yang selesai pada tanggal {{Start date and age|1992|05|11}} terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di subterminal D dan E), dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf '''''D''''', '''''E''''', dan '''''F'''''. Gerbangnya adalah ''<big>D1</big>''-''<big>D7</big>'', ''<big>E1</big>''-''<big>E7</big>'', dan ''<big>F1</big>''-''<big>F7</big>''. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun. Terminal ini awalnya melayani seluruh penerbangan internasional dan penerbangan domestik Garuda Indonesia, akan tetapi saat ini Terminal 2 hanya melayani penerbangan domestik kecuali yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia, Citilink Indonesia dan penerbangan internasional maskapai berbiaya rendah.


Pada [[28 November]] 2011, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ''ASEAN Open Sky Policy'' pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan anggota ''[[SkyTeam]]'' lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk penumpang internasional. Saat ini ''Sky Team'' memiliki 12 anggota, tetapi tidak semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.
Pada [[28 November]] 2011, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ''ASEAN Open Sky Policy'' pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan anggota ''[[SkyTeam]]'' lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk penumpang internasional. Saat ini ''Sky Team'' memiliki 19 anggota, tetapi tidak semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.


=== Terminal 3 ===
=== Terminal 3 ===
Baris 253: Baris 253:
Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal [[15 November]] 2011 ketika [[Indonesia AirAsia]] mulai menggunakan Terminal 3, karena itu ini telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional bersama-sama dengan penerbangan AirAsia domestik dan internasional. Transfer antar Terminal akan diminimalkan. [[Lion Air]] memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal [[30 Maret]] 2012, sejumlah rute yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh [[Lion Air]] yaitu Jakarta menuju [[Denpasar]], [[Bima]], [[Tambolaka]], Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut disebabkan adanya permintaan dari penumpang [[Lion Air]]. Sementara, [[PT Angkasa Pura II]] (Persero) selaku pemilik sarana bandara, akhirnya mengizinkan Lion Air menempati Terminal 3. Pada tanggal 9 Agustus 2016 pukul 00.00 Terminal 3 Ultimate dibuka. Seluruh penerbangan [[Garuda Indonesia]] baik Keberangkatan maupun Kedatangan Domestik dipindah operasionalnya dari Terminal 2 ke Terminal 3.
Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal [[15 November]] 2011 ketika [[Indonesia AirAsia]] mulai menggunakan Terminal 3, karena itu ini telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional bersama-sama dengan penerbangan AirAsia domestik dan internasional. Transfer antar Terminal akan diminimalkan. [[Lion Air]] memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal [[30 Maret]] 2012, sejumlah rute yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh [[Lion Air]] yaitu Jakarta menuju [[Denpasar]], [[Bima]], [[Tambolaka]], Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut disebabkan adanya permintaan dari penumpang [[Lion Air]]. Sementara, [[PT Angkasa Pura II]] (Persero) selaku pemilik sarana bandara, akhirnya mengizinkan Lion Air menempati Terminal 3. Pada tanggal 9 Agustus 2016 pukul 00.00 Terminal 3 Ultimate dibuka. Seluruh penerbangan [[Garuda Indonesia]] baik Keberangkatan maupun Kedatangan Domestik dipindah operasionalnya dari Terminal 2 ke Terminal 3.


Terminal 3 dilengkapi dengan BHS level 5 untuk mendeteksi bom, sebuah Airport Security System (ASS) yang dapat mengendalikan hingga 600 CCTV untuk mendeteksi wajah-wajah yang tersedia di register keamanan, Intelligence Building Management System (IBMS) yang dapat mengendalikan penggunaan Air dan listrik (ecogreen), sistem air hujan untuk menghasilkan air bersih dari hujan, sistem air daur ulang untuk menghasilkan air toilet dari air toilet bekas, dan kontrol teknologi iluminasi untuk menerangi terminal tergantung pada cuaca di sekitar terminal. Terminal 3 akan bisa melayani 60 pesawat dari 40 pesawat saat ini.
Terminal 3 dilengkapi dengan BHS level 5 untuk mendeteksi bom, sebuah Airport Security System (ASS) yang dapat mengendalikan hingga 600 CCTV untuk mendeteksi wajah-wajah yang tersedia di register keamanan, Intelligence Building Management System (IBMS) yang dapat mengendalikan penggunaan Air dan listrik (ecogreen), sistem air hujan untuk menghasilkan air bersih dari hujan, sistem air daur ulang untuk menghasilkan air toilet dari air toilet bekas, dan kontrol teknologi iluminasi untuk menerangi terminal tergantung pada cuaca di sekitar terminal. Terminal 3 saat ini dapat melayani 60 pesawat, dan mulai 23 Juli 2020, Citilink Indonesia resmi memindahkan operasional penerbangannya ke Terminal 3.


=== Terminal 4 ===
=== Terminal 4 ===

Revisi per 15 September 2021 16.09

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta

Soekarno–Hatta International Airport
Berkas:Soekarno-Hatta International Airport.png
Informasi
JenisPublik
PemilikPemerintah Indonesia
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniJabodetabek dan Banten
LokasiTangerang, Banten dan Cengkareng, Jakarta Barat
Dibuka1 Mei 1985; 39 tahun lalu (1985-05-01)
Maskapai penghubung
Maskapai utama
Ketinggian dpl10 mdpl
Koordinat6°07′32″S 106°39′21″E / 6.12556°S 106.65583°E / -6.12556; 106.65583Koordinat: 6°07′32″S 106°39′21″E / 6.12556°S 106.65583°E / -6.12556; 106.65583
Situs webhttps://soekarnohatta-airport.co.id/
Peta
CGK/WIII di Jakarta Metropolitan Area
CGK/WIII
CGK/WIII
Lokasi bandara di Banten, Indonesia
CGK/WIII di Jawa
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Jawa)
CGK/WIII di Indonesia
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Indonesia)
CGK/WIII di Asia Tenggara
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Asia Tenggara)
CGK/WIII di Asia
CGK/WIII
CGK/WIII
CGK/WIII (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
07R/25L 12,008 3,660 Beton
07L/25R 11,811 3,600 Aspal Beton
06/24 9,843 3,000 Aspal Beton
Statistik (2018)
Penumpang66,908,159 Kenaikan 6.2%[1]
Pergerakan Pesawat447,390 Kenaikan 8%
Kargo (Metrik Ton)953,606 Kenaikan 16.73%[2]
Dampak Ekonomi & Sosial$5.1 miliyar & 705 ribu[3]
Sumber: Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia,[4] Penumpang dan Pergerakan Pesawat ACI[5]
Kargo dari Angkasa Pura II Airports Company[6]

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta (bahasa Inggris: Soekarno–Hatta International Airport) (IATA: CGKICAO: WIII) disingkat SHIA[7] atau Soetta, sebelumnya secara hukum disebut Bandar Udara Cengkareng Jakarta (bahasa Inggris: Jakarta Cengkareng Airport) (dengan IATA penunjuk "CGK"), merupakan sebuah bandar udara utama yang melayani penerbangan untuk Jakarta, Indonesia. Bandar udara ini diberi nama sesuai dengan nama dwitunggal tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sekaligus merupakan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama. Nama populer dalam masyarakat adalah Bandara Cengkareng oleh karena berdekatan dengan wilayah Cengkareng, Jakarta Barat, meskipun secara geografis berada di Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

Bandara ini mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tanggal 11 Mei 1992.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 3 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 km. Terdapat tiga bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk semua penerbangan domestik Lion Air, Terminal 2 untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan Lion Air, Garuda Indonesia, dan Citilink Indonesia serta penerbangan internasional maskapai berbiaya rendah. Terminal 3 adalah terminal khusus penerbangan domestik dan internasional untuk Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia, serta seluruh penerbangan internasional layanan penuh lainnya.

Terminal 1 adalah terminal pertama yang dibangun, selesai pada tahun 1985. Terletak di sisi selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal 1 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 loket check-in, 5 loket bagasi dan 7 Gerbang. Ini memiliki kapasitas untuk menangani 9 juta penumpang per tahun. Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B, dan 1C. digunakan (kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Saat ini Terminal 1 sedang ditutup sehubungan dengan operasi minimum bandara dikarenakan pandemi COVID-19 di Indonesia serta adanya revitalisasi besar-besaran di terminal ini[8], dan nantinya setelah revitalisasi tersebut selesai, terminal ini hanya diperuntukkan untuk maskapai Lion Air saja. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan A, B Dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7 dan C1-C7. Dalam rencana baru, Terminal 1 akan memiliki kapasitas meningkat menjadi 18 juta penumpang per tahun

Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan domestik dan penerbangan internasional oleh maskapai berbiaya rendah (low-cost carrier). Terminal 2D saat ini diperuntukkan untuk maskapai Lion Air, NAM Air, Sriwijaya Air dan Super Air Jet sedangkan Terminal 2E saat ini diperuntukkan untuk maskapai Batik Air, sebagian penerbangan Lion Air, dan Indonesia AirAsia untuk penerbangan domestik. Terminal 2F saat ini berubah fungsi menjadi terminal internasional khusus maskapai berbiaya rendah/LCCT (low-cost carrier terminal)

Terminal 3 Pier 1 selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009 sementara keseluruhan bangunan Terminal 3 rampung pada 01 Mei 2017. Terminal 3 ini pernah dipergunakan sementara oleh maskapai penerbangan berbiaya murah. Saat ini ada 2 Maskapai penerbangan yang menggunakan Terminal 3 yaitu Indonesia AirAsia dan Mandala Airlines. Dan direncanakan dapat melayani pesawat Airbus A380 dengan disiapkannya gerbang khusus pada gate 8-10. Adapun pendaratan perdana pesawat A380 (SQ-232) di bandara ini terjadi pada tanggal 4 Mei 2012 walaupun status pendaratan sendiri adalah divert landing. Saat ini Terminal 3 telah beroperasi penuh, dan seluruh penerbangan Garuda Indonesia, Citilink Indonesia dan seluruh penerbangan internasional full-service telah berpindah ke Terminal 3.

Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Prancis Paul Andreu, yang juga merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris, Prancis. Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu.

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk (check-in counter), 42 pengklaiman bagasi, dan 45 gerbang. Setiap sub-terminal (A-F, terminal 1-2) memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi (8 di 2D-2E) dan 7 gerbang. Terminal 3 memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.

PT Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern. Terdapat sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan 4 landasan pacu. Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp. 150.000 (US$15) untuk setiap penumpang internasional dan Rp. 40.000 (US$4) untuk setiap penumpang domestik.

Sejarah

Latar belakang

Antara 1928–1974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.

Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi potensial dianalisis untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.

Antara 1974–1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangi tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dolar Kanada. Proyek 1 tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik, dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat 3 dibangun antara 1975–1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982–1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.

Tahap pengerjaan proyek

Waktu Aksi
1975–1977
  • Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan waktu. Schiphol Amsterdam ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.
  • Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal Bandar Udara Orly West, Lyon Satolas, Hanover-Langenhagen dan Kansas City digunakan karena sederhana dan efektif.
12 Nov '76 Undangan Tender kepada konsultan Prancis dengan pemenangnya Aéroports de Paris.
18 Mei '77
  • Kontrak akhir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Aeroport de Paris dengan biaya 22.323.203 Franc dan Rp177.156.000 yang ekuivalen dengan 2.100.000 Franc. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18 bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
  • Hasilnya adalah:
  1. 2 landasan pacu termasuk taxiway
  2. Jalan aspal: 1 di timur, yang lainnya di barat untuk layanan bandara. Jalan barat ditutup untuk publik.
  3. 3 terminal yang dapat menangani 3 juta penumpang per tahun
  4. 1 terminal untuk penerbangan internasional dan 2 untuk domestik
  5. Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.
20 Mei '80 Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.
1 Des '80 Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp140.450.513.000 dari APBN, 1.223.457 Franc disumbang oleh Prancis, dan US$15,898,251 dari pemerintah.
1 Des '84 Bandar udara ini secara fisik selesai.
1 Mei '85 Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992.
23 Des '86 Keppres nomor 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan.
Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta
Tahap Tahun Deskripsi Status
I 1985 Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang per tahun Selesai
II 1992 Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang per tahun Selesai
III 2008 Pembangunan Terminal 3 tahap I yang dapat menangani 22 juta penumpang per tahun Selesai
IV 2012 Revitalisasi Terminal 1 yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun Selesai
Revitalisasi Terminal 2 yang dapat menangani 41 juta penumpang per tahun Selesai
2013 Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 62 juta penumpang per tahun Selesai
Pembangunan Terminal Kargo baru berkapasitas 1,5 juta ton per tahun Selesai
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya Selesai
2014 Pembangunan landas pacu 3 Selesai
Pembangunan Terminal 4 yang dapat menangani 87 juta penumpang per tahun Ditunda

Statistik lalu lintas penumpang

Pada tahun 2009, Bandara Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22 bandara tersibuk di dunia. Semenjak tahun 2010, Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-16 di dunia. Pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang terbanyak ke-4 di Asia setelah bandara di Beijing, Tokyo, dan Hongkong, serta menduduki ranking 12 di dunia.[9]

Bandara terdekat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Bandara terdekat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta
volume penumpang 37.14juta (2009)CGK
volume penumpang 37.20juta (2009)SIN (878 km)
volume penumpang 6,70juta (2009)DPS (983 km)
volume penumpang 3,79juta (2009)SUB (692 km)
volume penumpang 1,98juta (2009)PKU (930 km)
volume penumpang 1,84juta (2009)PDG (910 km)
volume penumpang 1,81juta (2009)PLM (418 km)
volume penumpang 1,58juta (2009)PNK (728 km)




Lihat kueri mentah dan sumber di Wikidata.


Sumber: Airports Council International Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.

Terminal

Bandara yang memiliki tanah seluas 18 km² ini memiliki 2 landasan pacu paralel utama masing-masing sepanjang 3,66 km yang terhubung oleh 2 taxiway silang. Ada 3 bangunan terminal utama yaitu; Terminal 1 (penerbangan domestik saja), Terminal 2 (penerbangan internasional dan penerbangan domestik), dan Terminal 3 Ultimate (Air Asia internasional , Citilink Internasional dan Garuda Indonesia semua rute). Ada juga terminal angkutan untuk kargo domestik dan kargo internasional.

Terminal Gerai
lapor-masuk
Pengambilan
bagasi
Gerbang
1A 25 5 7
1B 25 5 7
1C 25 5 7
2D 25 8 7
2E 25 8 7
2F 25 5 7
3 244 13 28
Total 394 49 70

Terminal 1

Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mengoperasikan penerbangan domestik Lion Air. Terminal ini selesai pada tanggal 1 Mei 1985; 39 tahun lalu (1985-05-01) dan terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi, dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf A, B, dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7, dan C1-C7. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun.

Terminal 2

Terminal yang selesai pada tanggal 11 Mei 1992; 31 tahun lalu (1992-05-11) terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di subterminal D dan E), dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E, dan F. Gerbangnya adalah D1-D7, E1-E7, dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun. Terminal ini awalnya melayani seluruh penerbangan internasional dan penerbangan domestik Garuda Indonesia, akan tetapi saat ini Terminal 2 hanya melayani penerbangan domestik kecuali yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia, Citilink Indonesia dan penerbangan internasional maskapai berbiaya rendah.

Pada 28 November 2011, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk penumpang internasional. Saat ini Sky Team memiliki 19 anggota, tetapi tidak semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.

Terminal 3

Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari 2 tahap pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal
15 April 2009; 15 tahun lalu (2009-04-15).
Terminal ini mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu dengan menggunakan konsep eco-friendly dan modern. Terminal 3 ini berada di sebelah timur Terminal 2. Saat ini, Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air Asia, Mandala Airlines, dan Lion Air. Dengan kapasitas 4 juta penumpang per tahun, Terminal 3 sekarang memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi, dan 3 gerbang. Pengembangan Terminal 3 akan dirancang berbentuk 'U' dengan kapasitas total 25 juta penumpang per tahun.

Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal 15 November 2011 ketika Indonesia AirAsia mulai menggunakan Terminal 3, karena itu ini telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional bersama-sama dengan penerbangan AirAsia domestik dan internasional. Transfer antar Terminal akan diminimalkan. Lion Air memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal 30 Maret 2012, sejumlah rute yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh Lion Air yaitu Jakarta menuju Denpasar, Bima, Tambolaka, Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut disebabkan adanya permintaan dari penumpang Lion Air. Sementara, PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pemilik sarana bandara, akhirnya mengizinkan Lion Air menempati Terminal 3. Pada tanggal 9 Agustus 2016 pukul 00.00 Terminal 3 Ultimate dibuka. Seluruh penerbangan Garuda Indonesia baik Keberangkatan maupun Kedatangan Domestik dipindah operasionalnya dari Terminal 2 ke Terminal 3.

Terminal 3 dilengkapi dengan BHS level 5 untuk mendeteksi bom, sebuah Airport Security System (ASS) yang dapat mengendalikan hingga 600 CCTV untuk mendeteksi wajah-wajah yang tersedia di register keamanan, Intelligence Building Management System (IBMS) yang dapat mengendalikan penggunaan Air dan listrik (ecogreen), sistem air hujan untuk menghasilkan air bersih dari hujan, sistem air daur ulang untuk menghasilkan air toilet dari air toilet bekas, dan kontrol teknologi iluminasi untuk menerangi terminal tergantung pada cuaca di sekitar terminal. Terminal 3 saat ini dapat melayani 60 pesawat, dan mulai 23 Juli 2020, Citilink Indonesia resmi memindahkan operasional penerbangannya ke Terminal 3.

Terminal 4

Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara. Terminal 4 akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti desain Terminal 3. Pembangunan Terminal 4 akan dimulai pada tahun 2021 dengan diawali dengan pembebasan lahan di sekitar wilayah utara bandara.

Terminal kargo

Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.

Maskapai dan Tujuan

Terminal Penumpang

MaskapaiTujuan
AirAsia Johor Bahru, Kuala Lumpur—Internasional, Penang
Air China Beijing—Ibu Kota
All Nippon Airways Tokyo—Haneda, Tokyo—Narita
Asiana Airlines Seoul—Incheon
Batik Air Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bangkok–Don Mueang, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Bengkulu, Berau, Denpasar/Bali, Gorontalo, Guilin, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Kunming, Kupang, Labuan Bajo, Lubuklinggau, Luwuk, Makassar, Malang, Mamuju, Manado, Manokwari, Mataram—Lombok, Medan, Merauke, Muara Bungo, Nanning, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Penang, Phnom Penh, Phuket, Samarinda, Semarang, Sibolga, Silangit, Singapura, Sorong, Surabaya, Surakarta/Solo, Taipei–Taoyuan, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Ternate, Timika, Yogyakarta–Internasional
Charter: Haikou
Cathay Pacific Hong Kong
Cebu Pacific Manila
China Airlines Taipei—Taoyuan
China Eastern Airlines

Shanghai—Pudong

China Southern Airlines Guangzhou, Shenzhen
Citilink Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Frankfurt, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Kunming, Kupang, Labuan Bajo, Lubuklinggau, Makassar, Malang, Manado, Mataram—Lombok, Medan, Merauke, München, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Penang, Phnom Penh, Phuket, Pontianak, Samarinda, Semarang, Sibolga, Silangit, Surabaya, Surakarta/Solo, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Ternate, Tokyo–Narita, Yogyakarta–Internasional
Emirates Dubai—Internasional
Ethiopian Airlines Addis Ababa
Etihad Airways Abu Dhabi
EVA Air Taipei—Taoyuan
Flynas Charter: Jeddah
Garuda Indonesia Ambon, Amsterdam, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bangkok—Suvarnabhumi, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Beijing–Ibu Kota, Bengkulu, Biak, Denpasar/Bali, Gorontalo, Guangzhou, Gunung Sitoli, Hong Kong, Jambi, Jayapura, Jeddah, Kendari, Kuala Lumpur–Internasional, Kupang, Labuan Bajo, Madinah, Makassar, Malang, Manado, Manokwari, Mataram—Lombok, Medan, Merauke, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Samarinda, Semarang, Seoul–Incheon, Shanghai—Pudong, Sibolga, Silangit, Singapura, Sorong, Surabaya, Surakarta/Solo, Sydney, Tallinn, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Timika, Tokyo–Haneda, Yogyakarta–Internasional
Charter: Pulau Natal
Indonesia AirAsia Bangkok–Don Mueang, Denpasar/Bali, Johor Bahru, Kuala Lumpur—Internasional, Kupang, Makassar, Mataram–Lombok, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Penang, Phuket, Pontianak, Semarang, Singapura, Sorong, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Yogyakarta–Internasional
Japan Airlines Tokyo—Narita
Jetstar Asia Airways Singapura
KLM Amsterdam, Kuala Lumpur–Internasional, Singapura
Korean Air Seoul—Incheon
Lion Air Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kuala Lumpur—Internasional, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Manokwari, Mataram—Lombok, Medan, Merauke, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Samarinda, Semarang, Singapura, Surabaya, Surakarta/Solo, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Yogyakarta–Internasional
Charter: Sanya, Wuhan
Lufthansa Frankfurt, Kuala Lumpur–Internasional
Malaysia Airlines Kuala Lumpur—Internasional
Malindo Air Kuala Lumpur—Internasional
NAM Air Lubuklinggau, Muara Bungo, Padang, Palangkaraya, Palembang, Pangkalan Bun, Pangkal Pinang, Pontianak, Samarinda, Sampit, Semarang, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang
Oman Air Muskat
Philippine Airlines Manila
Qantas Sydney
Qatar Airways Doha
Royal Brunei Airlines Bandar Seri Begawan
Saudia Jeddah, Madinah, Riyadh
Scoot Singapura
Shenzhen Airlines Shenzhen
Singapore Airlines Singapura
SriLankan Airlines Kolombo–Bandaranaike
Sriwijaya Air Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Makassar, Padang, Palangkaraya, Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Ternate, Yogyakarta–Internasional
Super Air Jet Banjarmasin, Batam, Denpasar/Bali, Kupang, Makassar, Mataram–Lombok, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surabaya, Tanjung Pinang
Thai AirAsia Phuket
Thai Airways Bangkok—Suvarnabhumi
Thai Lion Air Bangkok—Don Mueang
Thai Vietjet Air Bangkok–Suvarnabhumi
Turkish Airlines Istanbul
Ukraine International Airlines Kiev–Boryspil
Uzbekistan Airways Tashkent
Vietnam Airlines Kota Ho Chi Minh
VietJet Air Kota Ho Chi Minh
Xiamen Airlines Fuzhou, Xiamen

Terminal kargo

MaskapaiTujuan
AeroLogicBangkok–Suvarnabhumi
AirBridge CargoMoskow–Sheremetyevo
ANA CargoTokyo–Narita
Cardig AirBanjarmasin, Hanoi, Kendari, Kota Ho Chi Minh, Makassar, Manado, Pekanbaru, Singapura
CargoluxDubai–Al Maktoum, Hong Kong
Cathay Pacific CargoHanoi, Hong Kong, Penang
China Airlines CargoKuala Lumpur–Internasional, Taipei—Taoyuan
China Cargo AirlinesShenzhen
China Southern Airlines CargoGuangzhou
Emirates SkyCargoDubai–Al Maktoum, Melbourne, Sydney
EgyptAir CargoBangkok–Suvarnabhumi, Kairo, Melbourne, Sydney
FedEx ExpressBangkok–Suvarnabhumi, Guangzhou, Kota Ho Chi Minh, Singapura
Garuda CargoAmman–Ratu Alia, Bangkok–Suvarnabhumi, Dammam, Hong Kong
K-Mile AirBangkok—Suvarnabhumi, Singapura
Korean Air CargoKota Ho Chi Minh, Penang, Seoul—Incheon
Lufthansa CargoFrankfurt, München
MASkargoKuala Lumpur—Internasional
My Indo AirlinesBalikpapan, Semarang, Singapura
Qantas FreightSydney
Qatar Airways CargoDoha
Raya AirwaysKuala Lumpur—Subang
Silk Way AirlinesBaku
Singapore Airlines CargoSingapura
Tri-MG Intra Asia AirlinesBatam, Kuala Lumpur—Internasional, Singapura
Turkish CargoIstanbul–Atatürk

Lounge

Terdapat 4 lounge kelas utama dan bisnis di Lounge Transit di area keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta (JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Qantas, Lufthansa, EVA Air, Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines dan Cathay Pacific.

Pura Indah Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Singapore Airlines (hanya kelas utama), KLM, Malaysia Airlines, Cathay Pacific dan China Airlines.

Lounge kelas utama eksekutif Aerowisata Catering Services (ACS), tersedia hanya untuk penumpang internasional Garuda Indonesia. Lounge ini juga menerima pemegang kartu GECC.

Lounge Garuda Indonesia tersedia untuk penumpang domestik kelas utama dan bisnis dan pemegang kartu GECC.

Transportasi dari dan ke Bandara

Bus

Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat kota, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan terminal lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Rute rute yang dilayani oleh Bus dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :

Bus Bandara Internasional Soekarno-Hatta[15]
Bus Tujuan Tarif Jam berangkat
pertama
Durasi Pangkalan
Primajasa Bandung Rp 115.000
23:30
4 jam
Batununggal Indah,

Caringin

Primajasa Rws Bandung Rp 170.000
23:15
2 jam
Jl. Diponegoro 32
RedWhite Star Bandung Rp 170.000
23:15
2 jam
Gedungsate
Cipaganti Bandung Rp 125.000
00:45
1 jam
Bandung Trade Center
Cipaganti Bandung Rp 125.000
01:00
1 jam
Jl. Dipati Ukur
Cipaganti Bandung Rp 125.000
01:00
1 jam
Jl. Cipaganti 84
Cipaganti Bandung Rp 125.000
01:00
1 jam
Jl. Cipaganti 75
Cipaganti Bandung Rp 125.000
01:30
2 jam
Jl. Terusan Buah Batu
X-Trans Bandung Rp 120.000 (umum)
Rp 110.000 (khusus)
07.45
3 jam
Hotel d'Batara (Jl. Cihampelas)
Cititrans Bandung Rp 120.000
04.45
2 jam
Cihampelas Walk
X-Trans Bintaro Rp 45.000 (umum)
Rp 40.000 (khusus)
05.15
30 menit
BTC Bintaro
X-Trans Serpong Rp 45.000 (umum)
Rp 40.000 (khusus)
05.15
30 menit
Ruko Golden Road
Hiba Utama Depok Rp 40.000
02.00 WIB
1 jam
Terminal Depok
Sinar Jaya Cileungsi Rp 40.000
00.00 WIB
1 jam
Terminal Cileungsi
Agra Mas Cililitan Rp 30.000
07.00 WIB
15-30 menit
Pusat Grosir Cililitan
Damri Bekasi via Bekasi Barat Rp 95.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Kayuringin
Damri Bekasi via Bekasi Timur Rp 95.000
04.00 WIB
1 jam
Bekasi Trade Centre
Damri Blok M Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Blok M
Damri Bogor Rp 120.000
04.00 WIB
2 jam
Botani Square
Damri Cibinong Rp 110.000
04.00 WIB
1 Jam
Cibinong City Mall
Damri Depok Rp 95.000
04.00 WIB
1 Jam
D Mall
Damri Jababeka Rp 110.000
04.00 WIB
1 jam
Hollywood Junction Jababeka
Damri Gambir Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Stasiun Gambir
Damri Kampung Rambutan Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Kampung Rambutan
Damri Kemayoran Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Damri Kemayoran
Damri Kota Harapan Indah Rp 95.000
04.00 WIB
1 jam
Pasar Modern Harapan Indah
Damri Lebak Bulus Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Stasiun MRT Lebak Bulus
Damri Mangga Dua Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Mangga Dua Square
Damri Pasar Minggu Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Pasar Minggu
Damri Green Pramuka City Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Main lobby Green Pramuka City Mall
Damri Rawamangun Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Rawamangun
Damri Merak Rp 130.000
06.00 WIB
1 jam
Terminal Terpadu Merak
Damri Pulo Gebang Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Pulo Gebang
Damri Lippo Village Rp 105.000
04.00 WIB
1 jam
Hypermart Cyberpark Lippo Village
Damri Tanjung Priok Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Tanjung Priok
Damri Karawang Rp 145.000
04.00 WIB
1 jam
Grand Taruma Karawang
Damri Purwakarta Rp 155.000
02.00 WIB
1,3 Jam
Pool DAMRI Purwakarta
Damri Kemang Pratama Rp 95.000
04.00 WIB
1 jam
Halte bus Kemang Pratama
Damri Sentul City Rp 120.000
04.00 WIB
2 Jam
Terminal Sentul City
Damri Serpong Rp 85.000
04.00 WIB
1 jam
WTC Matahari Serpong
Damri Thamrin City Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Main lobby Thamrin City
Damri Epicentrum Rasuna Rp 85.000
05.00 WIB
1 jam
Main lobby Epiwalk
Damri Pondok Cabe Rp 85.000
04.00 WIB
15–30 menit
Terminal Pondok Cabe
Damri Citra Raya Rp 105.000
03.00 WIB
1 jam
Eco Plaza Citra Raya
Damri Sukabumi Rp 195.000
07.00 WIB
1 jam
Terminal Sukabumi
Damri Labuan via Serang Rp 135.000
02.00 WIB
2 jam
Terminal Labuan
Damri Universitas Padjadjaran Rp 160.000
02.00 WIB
2 jam
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Jatinangor
JA Connexion Kelapa Gading Rp 35.000
06.00 WIB
15–30 menit
Mal Kelapa Gading
JA Connexion Mal Taman Anggrek Rp 30.000
05.00 WIB
15–30 menit
Mal Taman Anggrek
JA Connexion ITC Cempaka Mas Rp 35.000
05.45 WIB
15–30 menit
ITC Cempaka Mas
JA Connexion Lotte Shopping Avenue Rp 30.000
05.00 WIB
15–30 menit
Lotte Shopping Avenue
JA Connexion Pondok Indah Rp 35.000
05.00 WIB
15–30 menit
Pondok Indah Mall
JA Connexion BSD City Rp 35.000
05.00 WIB
15–30 menit
Apartemen Intermark
JA Connexion Summarecon Serpong Rp 30.000
05.00 WIB
15–30 menit
Scientia Square Park

Kereta Ekspres Bandara

Pada Juli 2011, pemerintah telah memberi tugas kepada PT Kereta Api Indonesia untuk membangun kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai ke Bandara melalui Tangerang dengan biaya Rp2.25 triliun (US$ 250 juta). Jalur sepanjang 7 km akan dibangun untuk menghubungkan stasiun kereta komuter di Tangerang dan bandara selain untuk mempercepat kinerja kereta api. Jalur tunggal yang ada di komuter antara Manggarai dan Batuceper akan diperluas menjadi 2 jalur. Jalur tersebut akan menghubungkan stasiun Manggarai, Sudirman Baru, Duri, Batuceper dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah juga menawarkan jalur ekspress sepanjang 33 KM antara Stasiun Manggarai dan bandara melalui Angke dan Pluit kepada investor sebagai Public Private Partnership (PPP). Pada Maret 2012, pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan kereta api komuter jalur ganda yang diprediksi akan mulai beroperasi pada pertengahan 2013. Sekarang PT KAI sedang mempelajari titik masuk di bandara, ketika kereta akan memasuki bagian belakang bandara melalui gerbang M1 atau berjalan berdampingan dengan koridor Jakarta Outer Ring Road sebelum memasuki bandara. Per 26 Desember 2017, kereta api bandara sudah dioperasikan dari Stasiun BNI City menuju Bandara Soekarno-Hatta dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Januari 2018.

Taksi

Tersedia banyak taksi, mulai dari Blue Bird Grup (Blue Bird, Pusaka Biru, Pusaka Sentra, Pusaka Nuri, Morante, Silver Bird (VIP), dll), Express Grup (Express, Express VIP), Transcab, Yellow Cab, Celebrity Grup, Mersindo, Golden Taxi, Primajasa ,Putera, dll.

Dikenakan biaya surcharge berkisar antara Rp9.000 – 11.000 untuk setiap taksi yang keluar dari bandara. Perlu diperhatikan bahwa banyak taksi yang beroperasi tidak menggunakan argo melainkan tawar-menawar langsung dengan pengemudinya, pastikan bahwa argo menyala sebelum taksi mulai berjalan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sewa mobil

Ada banyak pilihan jasa persewaan mobil ketika kita tiba di terminal kedatangan. Beberapa agen jasa sewa mobil di antaranya adalah TRAC, Primajasa RedWhite Star, Hertz, Avis, Cipaganti, dan masih ada banyak agen sewa mobil lainnya.

Jalan Raya dan Jalan Tol

Bandara Soekarno Hatta terkoneksi dengan Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo menuju ke Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, sedangkan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 menghubungkan menuju ke kabupaten dan kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan.

Kereta Cepat

Kereta cepat akan terkoneksi dengan Bandara Soekarno Hatta.

LRT

Light Rail Transit (LRT) akan terkoneksi dengan Bandara Soekarno Hatta.

MRT

Mass Rapid Transit (MRT) akan terkoneksi dengan Bandara Soekarno Hatta.

Permasalahan

Bandara Soekarno-Hatta telah mengalami banyak permasalahan, di antaranya adalah:

Jumlah penumpang yang meningkat

Di Terminal 1, bandara sering mengalami kelebihan kapasitas penumpang. Hal ini membuat para penumpang untuk mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah melayani lebih dari 50 juta penumpang per tahunnya, sementara bandara ini hanya dirancang untuk menangani sekitar 22 juta penumpang per tahunnya.

Banjir

Dalam beberapa tahun terakhir, 2 banjir telah melumpuhkan ribuan penumpang di bandara. Satu-satunya jalan ke bandara kebanjiran sehingga kendaraan tidak bisa bepergian di jalan raya, kecuali truk dan bus. Saat ini, adanya solusi untuk masalah ini terletak pada PT Jasa Marga Tbk. Solusinya adalah dengan membangun sebuah jembatan di atas tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya tidak akan banjir lagi. Kelihatannya, "jembatan" yang diusulkan sekarang ini menjadi seperti proyek bendungan. Pada bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi dilanda banjir. Menurut BMKG, ini adalah banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.

Premanisme

Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengaku ketakutan saat berurusan di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Bahkan saat kunjungan kerja ke Argentina baru-baru ini, Anggota Komisi IX DPR mendapat laporan dari ratusan pelaut asal Indonesia yang takut pulang karena khawatir bakal dikerjai oknum-oknum di Bandara Soekarno-Hatta.[16]

Kriminalitas

Kriminalitas yang tinggi seperti pencopetan, perampokan, pencurian, penukaran tas, pencongkelan bagasi dan lain-lain telah membuat penumpang di Bandara Soekarno-Hatta menjadi resah.[17][18]

Perencanaan

Grand Design SHIA

Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62 juta per tahun pada tahun 2014 mendatang. Bandara ini akan menggunakan tema "Bandara Modern Dengan Sentuhan Tradisional" untuk megaproyek tersebut. PT Angkasa Pura II sebagai operator merancang Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo baru 1 (Cargo Village) dan sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014. Juga akan ada peningkatan kapasitas apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta menuju bandara dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk transportasi darat dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan.

PT Angkasa Pura II akan menghabiskan dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta) untuk mengubah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara Berkelas Dunia' yang akan disebut Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3 terlebih dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area parkir untuk 20.000 kendaraan. Juga akan terintergrasi dengan commuter line.

Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, pemerintah membangun landasan pacu nomor 3,yang selesai pada tahun 2020. Jika bandara memiliki 3 landasan pacu, maka kapasitas layanan akan meningkat menjadi 623.420 pergerakan per tahun dan akan dapat mengantisipasi pertumbuhan setidaknya sampai dekade 2030-an. Perluasan lahan tersebut akan menggunakan 1.000 hektaree dari 10 desa di Teluk Naga dan Kosambi. Rencana ekspansi telah ditolak oleh Pemkab Tangerang karena penduduk yang tinggal di sekitar bandara tidak akan mampu untuk mendapatkan penghasilan untuk keluarga mereka. Pemerintah daerah menawarkan lokasi lain seperti di Balaraja, tetapi sekretaris perusahaan PT Angkasa Pura II mengatakan bahwa membangun bandara baru tidak akan menjadi tugas yang mudah, karena membutuhkan kajian yang menyeluruh.

Karena kurangnya ruang untuk membuat landasan pacu ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun bandara baru pada 2013 sekitar Cikarang dan Karawang. Bandara ini akan diintegrasikan dengan sebuah pelabuhan internasional yang sedang direncanakan, yaitu Pelabuhan Internasional Cilamaya di Karawang. Studi kelayakan masih berjalan dan akan selesai pada akhir 2011 atau awal 2012. Pembangunan bandara internasional baru di sekitar Cikarang dan Karawang akan dilakukan mulai tahun 2015 sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, sehingga Jabodetabek memiliki 2 bandara internasional.

Objek grand design

Objek Pekerjaan Sebelum Sesudah
Terminal 1 Revitalisasi 9 juta penumpang/tahun 18 juta penumpang/tahun
Terminal 2 Revitalisasi 9 juta penumpang/tahun 19 juta penumpang/tahun
Terminal 3 Penyelesaian 4 juta penumpang/tahun 25 juta penumpang/tahun
Terminal 4 Pembangunan Belum ada 25 juta penumpang/tahun
Drop-off zone Pelebaran 4 lajur 6 lajur
Apron Penambahan 125 parking stand 174-234 parking stand
Cargo village Pembaruan 500 kiloton/tahun 1.500 kiloton/tahun
Pergerakan pesawat Optimalisasi 64 kali/jam (2 runway) 72-90 kali/jam (2 runway)
Landas pacu Penambahan 2 buah 3 buah
Tangki air bersih Penambahan 3 buah 4 buah
Main power station Penambahan 1 buah, 35 MW 2 buah, 55 MW
  • Juga termasuk:
  1. Penutupan pintu M1 pada jam sibuk (07:00-18:00 WIB).
  2. Pembangunan people mover system, integrated building berlantai 7 di antara T1 dan T2, commercial area, shelter bus.
  3. Penataan parkir kendaraan T1 dan T2.
  4. Pembuatan centralized check-in dan automatic baggage handling system.
  5. Pemudahan akses masuk/keluar bandara.
  6. Pembenahan manajemen arus lalu lintas udara.

Opsi perluasan yang ditawarkan

  • Lahan seluas 400 hektaree yang berada di Kecamatan Teluknaga.
  • Lahan seluas 1.200 hektaree yang berada di Kecamatan Pakuhaji.
  • Pulau reklamasi seluas 9.000 hektaree yang sedang dalam proses pembuatan.[19]

Opsi landas pacu 3

Keputusan landas pacu 3 akan diputuskan pada bulan Maret 2014.[20]

  • Cross parallel runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak beberapa meter di sebelah utara landas pacu 2, tanpa membangun Terminal 4 (T4).
  • Independent runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak 1 km di sebelah utara landas pacu 2, serta membangun Terminal 4 (T4).

Galeri

Lihat pula

Catatan kaki


Referensi

  1. ^ "Preliminary world airport traffic rankings released". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2020. Diakses tanggal 31 July 2019. 
  2. ^ "Annual Report 2018" (PDF). 
  3. ^ "Soekarno–Hatta International airport – Economic and social impacts". Ecquants. Diakses tanggal 14 September 2013. 
  4. ^ (Persero), PT Angkasa Pura II. "Bandara Changi Terbaik, Soetta Berkembang Pesat – PT Angkasa Pura II". www.angkasapura2.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 March 2019. Diakses tanggal 18 March 2017. 
  5. ^ "Preliminary 2012 World Airport Traffic and Rankings". Airports Council International. 26 March 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 May 2013. Diakses tanggal 28 March 2013. 
  6. ^ PT Angkasa Pura II (Persero). "Halaman Tidak Ditemukan – PT Angkasa Pura II". PT Angkasa Pura II (Persero). Diakses tanggal 18 August 2015. 
  7. ^ "Bandara Soekarno Hatta Raih Dua Penghargaan". Media Indonesia. May 17, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 22, 2011. 
  8. ^ [Liputan 6 "https://www.liputan6.com/bisnis/read/4486643/revitalisasi-selesai-terminal-1-bandara-soetta-siap-sambut-arus-mudik-2021"] Periksa nilai |url= (bantuan). Liputan 6. Diakses tanggal 15 September 2021.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  9. ^ a b Airports.org
  10. ^ ATW Online
  11. ^ Airports.org
  12. ^ ATW Online
  13. ^ Airport.org
  14. ^ "Airports.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-11. Diakses tanggal 2012-03-03. 
  15. ^ DAMRI
  16. ^ JPNN[pranala nonaktif permanen]
  17. ^ Suara Pembaruan
  18. ^ Kompas
  19. ^ Tempo
  20. ^ Rencana landasan ketiga bandara Soekarno-Hatta diputuskan Maret

Pranala luar