Surah Al-A'raf

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Surah ke-7
ٱلْأَعْرَاف
Al-Aʿraf
Tempat Tertinggi
KlasifikasiMakkiyah
Juz8—9
Hizb16—18
Jumlah ruku24
Jumlah ayat206
Jumlah ayat sajdah1 (ayat 206)
MuqaṭṭaʻātAlif, Lām, Mīm, Ṣād

Surah Al-A'raf[1][2] (Arab: سورة الأعراف, translit: sūrah al-a‘rāf, lit.'tempat tertinggi') adalah surah ke-7 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An'am dan termasuk golongan surah Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A'raf karena perkataan Al-A'raf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A'raf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.[3][4]

Menurut Abul A'la Maududi, waktu pewahyuannya diperkirakan sama dengan Al-An'am, yakni, di saat tahun-tahun terakhir Nabi Islam Muhammad masih berada di Makkah: cara pewahyuannya dengan jelas menunjukkan bahwa surah ini berasal dari periode yang sama dan keduanya memiliki latar belakang sejarah yang sama. Akan tetapi, tidak dapat dipastikan mana dari keduanya yang lebih dahulu diwahyukan. Dengan demikian, perlu melihat bagaimana Al-An'am diturunkan terlebih dahulu.[5]

Isi[sunting | sunting sumber]

Kewajiban mengikuti wahyu dan akibat menantangnya (1–10)
Permusuhan dan godaan setan terhadap manusia
  • Penghargaan Allah kepada Adam dan keturunannya (11–25)
  • Peringatan Allah terhadap godaan setan (26–30)
  • Adab berpakaian, makan, dan minum (31–33)
  • Pengutusan para rasul dan akibat penerimaan dan penolakan kerasulan (34–53)
  • Siapakah Tuhan semesta alam dan bagaimana bermohon kepada-Nya (54–56)
  • Bukti kekuasaan Allah membangkitkan manusia sesudah mati (57–58)
Kisah beberapa orang rasul
  • Kisah Nuh (59–64)
  • Kisah Hud (65–72)
  • Kisah Saleh (73–79)
  • Kisah Lut (80–84)
  • Kisah Syuaib (85–102)
  • Kisah Musa (103–171)
Pengkhianatan orang-orang Yahudi terhadap perjanjian manusia dengan Allah
  • Ketauhidan sesuai fitrah manusia (172–174)
  • Perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat Allah (175–177)
  • Sifat-sifat penghuni Neraka (178–179)
  • Kedatangan azab Allah kepada orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj (180–186)
  • Hanya Allah yang mengetahui kapan terjadinya Hari Kiamat (187–188)
  • Tuhan mengingatkan manusia kepada asal usul kejadiannya (189–193)
  • Berhala tidaklah patut disembah (194–198)
  • Dasar-dasar akhlakulkarimah (199–206)


Surah ini mengisahkan Adam dan Hawa, Nuh, Lut, Hud, Saleh, Syuaib, Musa, dan Harun.[6]

Ayat-ayat penting[sunting | sunting sumber]

80–84 Kisah Nabi Lut[sunting | sunting sumber]

Ayat 80–84 mengisahkan Nabi Lut (Lot dalam Alkitab)[7] yang diutus ke sebuah negeri, yang menurut kisah Al-Qur'an, adalah negeri para pelanggar syariat. Malaikat turun untuk melindungi Lut dan anak-anaknya, dan kota itu dihancurkan oleh hujan batu. Istri Lut juga binasa. Lut diutus ke sekelompok orang yang telah melakukan tingkat kebejatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Laki-laki menyukai sesama jenisnya dengan syahwatnya, bukannya kepada perempuan; dan dengan demikian mereka melanggar aturan Allah. Mendengar tuduhan yang dilontarkan Nabi Lut kepada mereka, kaumnya tidak memberikan jawaban kecuali ini: mereka berkata, "Usir mereka (Lut dan kaumnya) dari negeri ini: ini memang orang-orang yang sok suci!" (ungkapan yang sarkastik). Pada akhirnya, Allah menyelamatkan Nabi Lut dan keluarganya kecuali istrinya yang termasuk di antara para pelaku kejahatan dan Allah menghukum orang-orang dengan menurunkan hujan batu ke atas mereka.

103-156 Musa[sunting | sunting sumber]

Ayat-ayat ini mengisahkan Nabi Musa.

142 Anak lembu emas[sunting | sunting sumber]

Peristiwa penyembahan patung anak lembu emas dalam ayat 7:142 diawali dengan penyerahan kepemimpinan Bani Israil oleh Musa kepada Harun. Karena Bani Israil tidak mau mengikuti Musa, Harun dipercayakan oleh Musa untuk mengganti kepemimpinan Bani Israil selama 40 hari, dan Musa berpuasa di Gunung Sinai untuk menerima Taurat (Arab: طُـور سِـيـنـاء, tur sina’).[8] Q19:50 menceritakan Harun berusaha untuk menghentikan Bani Israil dari penyembahan anak lembu emas. Kisah selanjutnya juga muncul dalam ayat 150 Surah Al-A'raf. Akhir kisah ini muncul pada Surah Al-Ma’idah ayat 25.

157 Kedatangan Muhammad[sunting | sunting sumber]

Ayat 7:157 mengungkapkan kabar kedatangan nabi terakhir, yakni Muhammad berdasarkan hukum Taurat dan Injil.

۩ 206 Ayat sajdah[sunting | sunting sumber]

Ayat terakhir surah ini adalah ayat sajdah, disunnahkan untuk sujud tilawah saat mendirikan salat atau saat membaca Al-Qur'an

۝[9] Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.[10][11]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ George Sale translation
  2. ^ "Tafsir Ibn Kathir (English): Surah Al A'raf". Quran 4 U. Diakses tanggal 8 December 2019. 
  3. ^ "Surah Al-A'raf - 46". 
  4. ^ Corpus.qoran.com.
  5. ^ Abul A'la Maududi - Tafhim-ul-Quran
  6. ^ The Meaning of Surah Al-Araf (The Heights Border Between Hell & Paradise)
  7. ^ The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary, Abdullah Yusuf Ali, Commentary on Surah Araf. Lut is the Lot of the English Bible. His story is biblical, but freed from some shameful features which are a blot on the biblical narrative, (e.g., see Gen. xix. 30-36). He was a nephew of Abraham, and was sent as a Prophet and warner to the people of Sodom and Gomorrah, cities utterly destroyed for their unspeakable sins. They cannot be exactly located, but it may be supposed that they were somewhere in the plain cast of the Dead Sea. The story of their destruction is told in the 19th chapter of Genesis. Two angels in the shape of handsome young men came to Lot in the evening and became his guests by night. The inhabitants of Sodom in their lust for unnatural crime invaded Lot's house but were repulsed. In the morning, the angels warned Lot to escape with his family. "Then the Lord rained upon Sodom and upon Gomorrah brimstone and fire from the Lord out of heaven; and He overthrew those cities, and all the plain, and all the inhabitants of the cities, and that which grew upon the ground. But his wife looked back from behind him, and she became a pillar of salt." (Gen. xix. 24-26). Note that Lot's people are the people to whom he is sent on a mission. He was not one of their own brethren, as was Salih or Shu'aib. But he looked upon his people as his brethren (I. 13), as a man of God always does. 
  8. ^ Qur'an 7:103-156
  9. ^ Arabic script in Unicode symbol for a Quran verse, U+06DD, page 3, Proposal for additional Unicode characters
  10. ^ Q7:206 George Sale translation
  11. ^ Sahih International: Indeed, those who are near your Lord are not prevented by arrogance from His worship, and they exalt Him, and to Him they prostrate. Note the inclusion of the Islamic Symbol, ۩ in the Arabic script.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Surah Sebelumnya:
Surah Al-An'am
Al-Qur'an Surah Berikutnya:
Surah Al-Anfal
Surah 7