Surah Yusuf

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Surah ke-12
يوسف,
Yusuf
Yusuf
KlasifikasiMakkiyah
Juz12-13
Jumlah ruku12 ruku
Jumlah ayat111
MuqaṭṭaʻātAlif, Lam, Ra
← Hud

Surah Yusuf (Arab: يوسف,, translit: Yūsuf, lit.'Yusuf') adalah surah ke-12 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 111 ayat[1] dan termasuk golongan surah Makkiyah.[2] Surah ini dinamakan surah Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita gaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai mukjizat bagi dia, sedang dia sebelum diturunkan surah ini tidak mengetahuinya. Dari cerita Yusuf ini, Nabi Muhammad mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap dia dalam menjalankan tugasnya. Menurut riwayat Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka ketahui.

Berbeda dengan kisah para nabi Islam lainnya,[3] kisah hidup Yusuf diriwayatkan secara runtut dalam surah ini.[2][4] Surah ini menceritakan bagaimana sosok Yusuf berserah diri, sehingga menjadi tokoh yang sangat dihormati di negara tempat ia tinggal, dan bahkan pernah dijual sebagai budak.[2]

Surah ini pernah diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Thomas van Erpe pada 1617 dan pada akhir abad ke-17 diterbitkan edisi dua bahasa Arab dan Latin sebagai bagian dari upaya kaum Lutheran dalam menerjemahkan ayat Al-Qur'an.[5]

Isi[sunting | sunting sumber]

  • Kisah Yusuf
    • Yusuf bermimpi (1–6)
    • Yusuf bersama saudaranya (7–19)
    • Yusuf mendapat godaan (20–29)
    • Yusuf masuk penjara (30–42)
    • Ta'bir Yusuf tentang mimpi raja (43–49)
    • Yusuf bebas dari penjara (50–57)
    • Yusuf bertemu dengan saudara-saudaranya (58–93)
    • Yusuf bertemu dengan kedua orang tuanya (94–100)
    • Doa Yusuf (101)
    • Pelajaran yang dapat diambil dari kisah Yusuf (102–111)

Kisah Yusuf[sunting | sunting sumber]

Surah ini khusus membahas Nabi Yusuf, salah satu nabi Bani Israil. Yusuf adalah anak Yakub yang piawai dalam menakwil mimpi. Suatu hari Yusuf bermimpi dan ia menceritakan mimpinya kepada ayahnya, yang langsung mengetahui bahwa Yusuf akan menjadi seorang nabi. Ayahnya memerintahkan untuk tidak memberi tahu saudara-saudaranya untuk menghindari bahaya. Namun, karena perlakuan Yakub yang penuh kasih sayang terhadap Yusuf, saudara-saudara Yusuf merasa cemburu. Mereka ingin menyingkirkan Yusuf, agar ayah mereka mau mencintai mereka pula. Rencana awal mereka adalah membunuh Yusuf, tetapi kemudian mereka memutuskan untuk membuangnya ke dalam sumur. Mereka berdusta kepada ayah mereka dan mengatakan kepadanya bahwa seekor serigala telah memangsanya. Belakangan, ada kafilah yang menyelamatkan Yusuf dari sumur, yang kemudian menjualnya ke Al-Aziz di Mesir. Al-Aziz menerima Yusuf dan berharap untuk mempekerjakannya atau mengangkatnya sebagai seorang putra. Belakangan, istri Al-Aziz mencoba merayu Yusuf, tapi Yusuf menolak. Wanita yang melihat perlawanannya menuduh Yusuf ingin menyakitinya dan menuntut agar dia dihukum berat atau dijebloskan ke penjara.

Seorang saksi yang telah membela bahwa Yusuf tidak bersalah, bersaksi, "jika bajunya robek di depan, Yusuf berdusta, dan jika bajunya robek di belakang, maka Yusuf jujur. Yusuf terbukti jujur.” Baju itu memang robek di belakang. Segera setelah peristiwa ini, para wanita di kota berbicara tentang bagaimana istri Al-Aziz berusaha merayu Yusuf. Istri Al-Aziz mengundang mereka ke jamuan makan, memberi para wanita itu masing-masing sebuah pisau, dan kemudian menyuruh Yūsuf untuk keluar. Para wanita tanpa sadar melukai tangan mereka dengan takjub. Istri Al-Aziz berkata, "Aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina."[6] Yusuf memilih bertahan di penjara karena ia ingin taat kepada Allah. Yusuf akhirnya dipenjara.

Di penjara, Yusuf bertemu dengan dua pemuda yang juga narapidana dan menakwil salah satu mimpi narapidana. Tawanan tersebut kemudian dibebaskan dan Yusuf meminta tawanan tersebut untuk menyebutkan keahliannya kepada Raja. Suatu hari, Raja bermimpi dan tawanan yang dibebaskan meminta Yusuf untuk menakwil mimpi Raja. Yusuf bersedia menakwil mimpi Raja, yaitu tentang Mesir yang mengalami kekeringan selama tujuh tahun. Untuk menghadiahinya, Raja memutuskan membebaskan Yusuf dari penjara dan Raja juga menyelidiki kasusnya. Istri yang mencoba merayu Yusuf bersaksi bahwa dia tidak bersalah, dan kebenaran terungkap. Yūsuf mendapatkan kedudukan di Mesir.

Selama kekeringan tujuh tahun di Mesir, saudara-saudara Yusuf bertolak ke Mesir untuk mendapatkan makanan bagi keluarganya. Saat melihat saudara-saudaranya, Yūsuf mengenali mereka meskipun mereka tidak mengenalinya.[7] Yusuf, dengan kedudukannya itu, meminta agar pada saat mereka datang lagi, mereka membawa serta adik bungsu mereka Benyamin. Ketika saudara-saudara kembali dengan adik bungsu mereka, Yusuf membawanya ke tempat pribadi dan memberitahukan identitas Yusuf. Yusuf merencanakan sebuah kasus pencurian, yang membuat adik bungsunya dituduh atas pencurian padahal ia benar-benar tidak pernah bersalah, dan ditahan dari keluarganya, sehingga dia bisa tinggal bersamanya. Kemudian, ketika ayah dan saudaranya menghadapi kemiskinan, mereka kembali ke Yūsuf dan Yūsuf kemudian membantu mereka dan mengungkapkan jati dirinya serta meminta mereka untuk datang dan tinggal bersamanya.[8]

11 Bacaan isymam[sunting | sunting sumber]

Dalam qiraat Imam Ashim riwayat Hafs, ayat 11 dari Surah Yusuf memiliki bacaan isymam, yakni pada kata لَا تَاۡمَنَّا lā ta'mannā, terj. har.'tidak mempercayai kami'. Isymam adalah mencampurkan tanda baca dhammah pada sukun dengan memoncongkan atau mengangkat dua bibir..[9]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ [1]|The Noble Quran (Surah 12)
  2. ^ a b c Ünal, Ali, author. (2006). The Qurʼan with annotated interpretation in modern English. hlm. 471. ISBN 978-1-59784-000-2. OCLC 1002857525. 
  3. ^ Wheeler, Brannon. (2002). Prophets in the Quran : an Introduction to the Quran and Muslim Exegesis. Bloomsbury Publishing Plc. ISBN 978-1-4411-0405-2. OCLC 1128453246. 
  4. ^ Qadhi, Yasir (22 April 2011). "The Best of Stories: Pearls from Surah Yusuf | Part 1". Diakses tanggal 27 March 2012. 
  5. ^ Alastair Hamilton, "A Lutheran Translator for the Qur'an: A Late Seventeenth-Century Quest". Taken from The Republic of Letters And the Levant, p. 197. Eds. Alastair Hamilton, Maurits H. Van Den Boogert and Bart Westerweel. Volume 5 of Intersections. Leiden: Brill Publishers, 2005. ISBN 9789004147614
  6. ^ "Surah Yusuf [12:32]". Surah Yusuf [12:32] (dalam bahasa Inggris). 
  7. ^ "Surah Yūsuf (Joseph) in English Translation". 
  8. ^ "PROPHET Joseph(YUSUF) (peace be upon him)". Diakses tanggal 28 March 2012. 
  9. ^ Marzuki & Ummah 2020, hlm. 269.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Marzuki; Ummah, Sun Choirol (2020). Dasar-dasar Ilmu Tajwid. Bantul: Diva Press. ISBN 9786232931459. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Surah Sebelumnya:
Surah Hud
Al-Qur'an Surah Berikutnya:
Surah Ar-Ra’d
Surah 12