Sahabat Nabi
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) |
Sahabat Nabi (bahasa Arab: أصحاب النبي, translit. aṣḥāb al-nabī) adalah orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad, membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim. Para Sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi Muhammad, sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid dan penerusnya. Bagi dunia Islam saat ini, sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaian hadis dan sunnah Nabi Muhammad yang mereka riwayatkan.
Definisi[sunting | sunting sumber]
Kebanyakan ulama secara umum mendefinisikan sahabat Nabi sebagai orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad, mempercayai ajarannya, dan meninggal dalam keadaan Islam. Dalam bukunya “al-Iṣābah fī Tamyīz al-Ṣaḥābah”, Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H/1449 M) menyampaikan bahwa:
- "Sahabat (صحابي, ash-shahabi) adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan Islam."[1][2][3]
Terdapat definisi yang lebih ketat yang menganggap bahwa hanya mereka yang berhubungan erat dengan Nabi Muhammad saja yang layak disebut sebagai sahabat Nabi. Dalam kitab “Muqadimmah” karya Ibnu ash-Shalah (w. 643 H/1245 M),
- Dikatakan kepada Anas, “Engkau adalah sahabat Rasulullah dan yang paling terakhir yang masih hidup.” Anas menjawab, “Kaum Arab (badui) masih tersisa, adapun dari sahabat beliau, maka saya adalah orang yang paling akhir yang masih hidup.”[4][5]
Demikian pula ulama tabi'in Said bin al-Musayyib (w. 94 H/715 M) berpendapat bahwa: “Sahabat Nabi adalah mereka yang pernah hidup bersama Nabi setidaknya selama setahun, dan turut serta dalam beberapa peperangan bersamanya.”[3][4]
Sementara Imam an-Nawawi (w. 676 H /1277 M) juga menyatakan bahwa: “Beberapa ahli hadis berpendapat kehormatan ini (sebagai Sahabat Nabi) terbatas bagi mereka yang hidup bersamanya (Nabi Muhammad) dalam waktu yang lama, telah menyumbang (harta untuk perjuangannya), dan mereka yang berhijrah (ke Madinah) dan aktif menolongnya; dan bukan mereka yang hanya menjumpainya sewaktu-waktu, misalnya para utusan Arab badui; serta bukan mereka yang bersama dengannya setelah Pembebasan Mekkah, ketika Islam telah menjadi kuat.”[4]
Tingkatan dan status[sunting | sunting sumber]
Identifikasi terhadap Sahabat Nabi, termasuk tingkatan dan statusnya, merupakan hal yang penting dalam Dunia Islam karena digunakan untuk mengevaluasi keabsahan suatu hadis maupun perbuatan Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh mereka.[6]
Menurut Al-Hakim an-Naisaburi dalam karyanya Al-Mustadrak, tingkatan Sahabat terbagi dalam dua belas tingkatan,[7][8] yaitu:
- Para Khulafa'ur Rasyidin dan selebihnya dari Sepuluh yang Dijanjikan Surga ketika masih hidup
- Para sahabat yang masuk Islam di Makkah sebelum Umar dan mengikuti majelis Daarul Arqam
- Para sahabat yang ikut serta berhijrah ke negeri Habasyah
- Para sahabat Kaum Anshar yang ikut serta dalam Bai'at Aqabah Pertama
- Para sahabat Kaum Anshar yang ikut serta dalam Bai'at Aqabah Kedua
- Para sahabat Kaum Muhajirin yang berhijrah sebelum sampainya Nabi Muhammad di Madinah dari Quba
- Para sahabat yang ikut serta dalam Perang Badar
- Para sahabat yang berhijrah antara Perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah
- Para sahabat yang ikut serta dalam Baiat Ridwan pada saat ekspedisi Hudaibiyyah
- Para sahabat yang masuk Islam dan berhijrah ke Madinah setelah Perjanjian Hudaibiyyah
- Para sahabat yang masuk Islam setelah Fathu Makkah
- Para sahabat anak-anak yang melihat Nabi Muhammad di waktu atau tempat apapun setelah Fathu Makkah
Terdapat sekelompok Sahabat Nabi yang dipandang lebih tinggi statusnya di antara kalangan mereka sendiri, yaitu sebagai ulama yang dimintakan fatwanya untuk berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Sahabat Nabi yang memberikan fatwa diperkirakan ada sekitar 130 orang, laki-laki dan perempuan.[9] Menurut Ibnu Qayyim, para ulama Sahabat Nabi terbagi sbb.:[9][10]
- Para sahabat yang banyak berfatwa, yaitu tujuh orang: Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas'ud, Aisyah Ummul Mukminin, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, dan Abdullah bin Abbas
- Para sahabat yang pertengahan dalam berfatwa, antara lain: Abu Bakar, Ummu Salamah, Anas bin Malik, Abu Sa'id al-Khudri, Abu Hurairah, Utsman bin Affan, Abdullah bin Amr bin al-Ash, Abdullah bin Zubair, dll.
- Para sahabat yang sedikit berfatwa, hanya satu-dua masalah, yaitu: Abu Darda, Abu al-Yasar, Abu Salamah al-Makhzumi, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Nu'man bin Basyir, Ubay bin Ka'ab, Abu Ayyub, Abu Thalhah, Abu Dzar, Ummu Athiyyah, Shafiyah Ummul Mukminin, Hafshah, dan Ummu Habibah.
Daftar Sahabat laki-laki[sunting | sunting sumber]
- Abdullah bin Abbas
- Abdullah bin Abi Bakar
- Abdullah bin Abdul-Asad
- Abdullah bin Abdullah bin Ubay
- Abdullah bin Amr bin Ash
- Abdullah bin Amr bin Haram
- Abdullah bin Hanzhalah
- Abdullah bin Hudhafah as-Sahmi
- Abdullah bin Ja'far
- Abdullah bin Jahsy
- Abdullah bin Jubair
- Abdullah bin Mas'ud
- Abdullah bin Umar
- Abdullah bin Ummi-Maktum
- Abdullah bin Salam
- Abdullah bin Suhail
- Abdullah bin Rawahah
- Abdullah bin Tariq
- Abdullah bin Unais
- Abdullah bin Zaid
- Abdullah bin Zubair
- Abdurrahman bin Auf
- Abdurrahman bin Abi Bakar
- Aban bin Sa`id
- Abu Ayyub al-Anshari
- Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Abu Dzar Al-Ghifari
- Abu Dujanah
- Abu Hudzaifah bin Utbah
- Abu Hurairah
- Abu Jandal bin Suhail
- Abu Sinan bin Mihshan
- Abu Thufail Amru bin Watsilah al-Kinani
- Abu Ubaidah bin al-Jarrah
- Abu Umamah al-Bahili
- Al-Ala'a Al-Hadrami
- Al-Aqra’ bin Habis
- Al-Arqam bin Abi al-Arqam
- Al-Fadhl bin al-Abbas
- Al-Hakam bin Amr al-Ghifari
- Al-Hushain bin al-Harits
- Al-Mughirah bin Syu'bah
- Al-Muhajir bin Abi Umayyah
- Al-Musayyib bin Hazn
- Ali bin Abi Thalib
- Ammar bin Yasir
- Amr bin Ash
- Amr bin Sa`id
- Amru bin al-Jamuh
- Amru bin Tsabit
- Anas bin Malik
- Anas bin Nadhar
- An-Nu'man bin Basyir al-Anshari
- An-Nu'man bin Malik
- Arfaja al-Bariqi
- Aqil bin Abi Thalib
- Aqil bin Al-Bakir
- Ath-Thufail bin al-Harits
- Basyir bin Sa'ad
- Bilal bin Rabah
- Bilal bin al-Harits
- Dhirar bin Al-Azwar
- Dihyah al-Kalbi
- Dzil Jausyan
- Fadhalah bin 'Ubaid
- Fayruz al-Daylami
- Hakim bin Hizam
- Hamzah bin Abdul Muthalib
- Hazn bin Abi Wahb
- Hanzhalah bin Abi Amir
- Hasan bin Tsabit
- Hasyim bin Utbah
- Hudzaifah al-Bariqi
- Hudzaifah bin al-Yaman
- Ikrimah bin Abu Jahal
- Imran bin Hushain
- Iyad bin Ghanm
- Jabir bin Abdullah
- Ja'far bin Abi Thalib
- Jarir bin Abdullah al-Bajali
- Jubair bin Mut'im
- Khabbab bin al-Arat
- Khalid bin Walid
- Khalid bin Sa`id
- Kharijah bin Hudzafah
- Khubaib bin Adi
- Khuzaimah bin Tsabit
- Madlaj bin Amr
- Miqdad bin Amr
- Malik al-Asytar
- Malik bin Amr
- Mua'dz bin Jabal
- Mu'awiyah bin Abu Sufyan
- Muhammad bin Maslamah
- Muhriz bin Nadhlah
- Mujadzar bin Ziyad
- Munabbih bin Kamil
- Mush'ab bin Umair
- Qais bin Sa'ad
- Qudamah bin Mazh'un
- Rabi'ah bin Aktsam
- Rabi'ah bin Harits
- Sahl bin Hunaif
- Sahl bin Sa'ad
- Salim maula Abi Hudzaifah
- Salman al-Farisi
- Sa'ad bin Abi Waqqas
- Sa'ad bin Mu'adz
- Sa'ad bin Ubadah
- Said bin Amir al-Jumahi
- Sa'id bin Zaid
- Shafwan bin Umayyah
- Sufyan bin 'Auf
- Suhail bin Amr
- Suraqah bin Malik
- Syuja' bin Wahab
- Syurahbil bin al-Simt
- Syurahbil bin Hasanah
- Tamim ad-Dari
- Thalhah bin Ubaidillah
- Thalib bin Abu Thalib
- Tsabit bin Arqam
- Tsabit bin Qais
- Tsaqaf bin Amr
- Ubaidah bin al-Harits
- Ubadah bin ash-Shamit
- Ubay bin Ka'ab
- Ukkasyah bin Mihshan
- Umar bin Khattab
- Umair bin Abi Waqqas
- Umair bin Sa'ad al-Anshari
- Umair bin Wahb
- `Uqbah bin Amir
- Uqbah bin Wahab
- Urwah bin Mas'ud
- Usamah bin Zaid
- Usayd bin Hudhayr
- Utsman bin Affan
- Utsman bin Hunaif
- Utsman bin Mazh'un
- Utbah bin Farqad al-Sulami
- Utbah bin Ghazwan
- Utbah bin Mas'ud
- Wahb bin Sa'ad
- Wahb bin Umair
- Wahsyi
- Walid bin al-Walid
- Yasir bin Amir
- Yazid bin Abu Sufyan
- Yazid bin Ruqaisy
- Zaid bin Arqam
- Zaid bin Haritsah
- Zaid bin Khattab
- Zaid bin Tsabit
- Ziyad bin Labid al-Anshari
- Zubair bin Awwam
Daftar Sahabat perempuan[sunting | sunting sumber]
- Arwa binti Kuraiz
- Nusaibah binti Ka'ab
- Asma' binti Abu Bakar
- Ummu Kultsum binti Uqbah
- Sumayyah binti Khayyat
- Fatimah binti al-Khattab
- Al-Khansa
Referensi[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki[sunting | sunting sumber]
- ^ Kitab Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, karya Ibnu Hajar, hal. 101.
- ^ Akaha, Abduh Zulfidar (2006). Siapa Teroris? Siapa Khawarij?. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 213. ISBN 979-592-358-7, 9789795923589.
- ^ a b Gülen, Fethullah (2000). The Messenger of God Muhammad: An Analysis of the Prophet's Life (edisi ke-berilustrasi, cetak ulang, direvisi). Tughra Books. hlm. 369. ISBN 1-932099-83-2, 9781932099836.
- ^ a b c Imam al-Bukhari (2013). Sahih al-Bukhari: The Early Years of Islam. Diterjemahkan oleh Muhammad Asad (edisi ke-Cetak ulang). The Other Press. hlm. 13-15. ISBN 967-5062-98-3, 9789675062988.
- ^ Fazal, Mohammad Fazal (2003). Child Companions Around the Prophet. Diterjemahkan oleh Sameh Strauch. Riyadh: Darussalam. hlm. 287. ISBN 9960-897-58-3, 9789960897585.
- ^ Al-Qaradhawi, DR. Yusuf (1995). Fatwa-Fatwa Kontemporer 2. 2. Gema Insani. hlm. 47. ISBN 979-561-332-4, 9789795613329.
- ^ Gülen, Fethullah. The Messenger of God Muhammad: An Analysis of the Prophet's Life. hlm. 370.
- ^ Ali Unal (2008). The Qur'an with Annotated Interpretation in Modern English (edisi ke-cetak ulang, beranotasi). Tughra Books. hlm. 413. ISBN 1-59784-144-7, 9781597841443.
- ^ a b An-Nadawi, Sulaiman (2016). Aisyah. Diterjemahkan oleh Iman Firdaus, Lc.Q, Dpl. Qisthi Press. hlm. 265-266. ISBN 979-1303-07-X, 9789791303071.
- ^ Al-Qaradhawi, DR. Yusuf (1995). Fatwa-Fatwa Kontemporer 3. 3. Gema Insani. hlm. 790. ISBN 979-561-780-X, 9789795617808.
Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]
- Ibn Sa'd al-Baghdadi, Muhammad – The book of The Major Classes, only partially translated into English; see Men of Medina and Women of Medina published by Ta-Ha Publishers, and first two volumes as published by Kitab Bhavan, New Delhi.
- Wilferd Madelung – The Succession to Muhammad, Cambridge University Press, 1997.
- Maxime Rodinson – Muhammad, 1961, as translated into English and published in 1980 by Pantheon Books.
- William Montgomery Watt – Muhammad at Medina, Oxford University Press 1956.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Sahabat Nabi yang Terkemuka.
- (Inggris) Islamic Glossary termasuk nama-nama sahabat.
- (Inggris) Sahabat Nabi, definisi, status dan tingkatan.
- (Inggris) Companions of the Prophet, biografi 7 orang Sahabat Nabi.
- Reality of Abu Bakr and Umar
- Sahaba: Companions of the Prophet
- Male Companions of the Prophet
- Describes the Sunni perspective
- Describes the Shia perspective
- Innovation with regards to the Shari`i Penalty of Cursing Sahaba by "Sipah-e-Sahaba"
- Sermons of the Commander of the Faithful, Imam Ali b. Abi Talib, from Nahj al-Balaghah
![]() | Artikel bertopik Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |