Yazid bin Abi Sufyan
Yazid bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah (bahasa Arab: يزيد بن أبي سفيان بن حرب بن أمية; meninggal 639) adalah seorang jenderal terkemuka dalam Penaklukan Suriah pada 634 hingga kematiannya pada tahun 639 karena Wabah Amwas. Setelah kota Damaskus berhasil ditundukkan sekitar tahun 635, ia diangkat menjadi pemimpinnya. Setelah Abu Ubaidah bin al-Jarrah meninggal pada tahun 639, Yazid diangkat oleh Khalifah Umar bin Khattab (m. 634–644) sebagai gubernur Damaskus, Yordania dan Palestina.
Setelah Yazid meninggal, Umar mengangkat Muawiyah bin Abi Sufyan, saudara tiri Yazid, sebagai penggantinya atas wilayah Damaskus dan Yordania dan secara bertahap Muawiyah menjadi gubernur atas seluruh wilayah Suriah. Pada 661 ia menjadi khalifah dan mendirikan pemerintahan Umayyah di Suriah.
Masa muda[sunting | sunting sumber]

Yazid adalah putra Abu Sufyan, seorang kepala suku Quraisy yang berasal dari kabilah Bani Umayyah dari kabilah Bani Abdu Syams di Makkah. Ibunya adalah Zainab binti Naufal (juga diidentifikasi sebagai Zainab binti Hasyim) berasal dari kabilah Bani Kinanah.[1] Yazid memeluk Islam bersama ayah dan saudara tirinya Muawiyah ketika Nabi Muhammad merebut Makkah pada tahun 630.[2]
Setelah memeluk Islam, Yazid berperang bersama kaum Muslimin melawan suku Bani Tsaqif dan sekutunya di Pertempuran Hunain. Ia termasuk di antara orang Quraisy yang hatinya dilembutkan oleh Nabi dan menerima harta rampasan perang berupa seratus unta dan empat puluh ons perak.[3][2]
Yazid menikah dengan Fakhitah, putri dari Abdurrahman bin Auf, salah satu sahabat dekat Nabi.[4]
Jenderal dan gubernur di Suriah[sunting | sunting sumber]
Yazid dikirim oleh Khalifah Abu Bakar (berkuasa 632–634) sebagai salah satu jenderal Muslim untuk menaklukan wilayah Suriah Bizantium pada tahun 633 atau 634.[2] Yazid dan pasukannya yang berjumlah antara 3.000 dan 7.500, awalnya dikirim ke wilayah Balqa timur dan timur laut Laut Mati.[5]
Pada bulan Mei 634 Yazid dan jenderal utama lainnya, Amr bin Ash, Syurahbil bin Hasanah dan Khalid bin Walid, mengepung dan merebut Bosra, kota besar Bizantium pertama yang jatuh ke tangan pasukan Muslim di Suriah.[6] Yazid menjadi jenderal dalam Pertempuran Ajnadayn dan setelah meraih kemenangan besar melawan Bizantium,[6] ia meluncurkan serangan di Balqa. Di antaranya adalah perebutan benteng Amman pada tahun 635.[2]
Yazid berpartisipasi dalam Pengepungan Damaskus yang dimulai pada tahun 634.[7] Setelah Damaskus berhasil ditundukkan pada tahun 635,[8] atau kemudian pada tahun 637, Yazid menjadi wakil gubernur Damaskus di bawah Abu Ubaidah bin al-Jarrah yang saat itu menjadi jenderal keseluruhan pasukan Muslim di Suriah.[9] Menurut beberapa sumber Muslim, Yazid mengirim Dihyah bin Khalifah dari Bani Kalb ke Palmyra di timur laut gurun dan Zahrah dari Bani Qusyair dikirim ke Batanea, sebuah dataran di Hauran wilayah selatan Damaskus. Para pembela kedua tempat memilih menyerah setelah negosiasi.[10] Ia kemudian meninggalkan Damaskus untuk menghadapi pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Theodore, seorang bangsawan yang dikirim oleh kaisar Bizantium Heraklius untuk merebut kembali kota tersebut. Khalid mengirim pasukan untuk memperkuat Yazid dan pasukan Bizantium dikalahkan.[11]
Kemenangan kaum Muslim dalam Pertempuran Yarmuk yang terjadi pada tahun 636 membuat sebagian besar wilayah Suriah terus ditaklukan dan Yazid adalah salah satu dari empat jenderal utamanya.[12] Ia bersama Muawiyah juga melancarkan serangan di pesisir Suriah dan merebut kota pelabuhan Mediterania Sidon, Beirut dan Byblos.[13]
Ketika Abu Ubaidah meninggal karena terinfeksi Wabah Amwas pada tahun 639, Khalifah Umar bin Khattab (berkuasa 634–644) mengangkat Yazid sebagai gubernur Damaskus, Yordania dan Palestina.[14] Pada saat itu wabah telah melanda sebagian besar Suriah dan memakan korban yang sangat besar pada pasukan Muslim di sana. Kemudian pada tahun 639, Yazid terinfeksi pada wabah juga. Ia tidak meninggalkan anak.[2] Umar mengangkat Muawiyah untuk menggantikan saudaranya sebagai gubernur Damaskus dan Yordania.[15]
Penilaian[sunting | sunting sumber]
Dalam sumber-sumber Islam, Yazid dijuluki sebagai 'Yazid al-Khair' (Yazid yang baik) karena perannya yang mulia selama Penaklukan Suriah. Karena penyebab kematiannya seperti meninggal dalam keadaan perang, ia dianggap oleh sumber-sumber ini sebagai seorang syahid.[2]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Caskel 1966, hlm. 596.
- ^ a b c d e f Bosworth 2002, hlm. 312.
- ^ Biografi Muawiyah bin Abi Sufyan, hal 35, Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Beirut Publishing, 2014
- ^ Ahmed 2007, hlm. 448.
- ^ Donner 2014, hlm. 115, 118–119.
- ^ a b Donner 2014, hlm. 129.
- ^ Donner 2014, hlm. 131.
- ^ Donner 2014.
- ^ Madelung 1997, hlm. 60–61.
- ^ Donner 2014, hlm. 137.
- ^ Donner 2014, hlm. 138.
- ^ Donner 2014, hlm. 361.
- ^ Donner 2014, hlm. 154.
- ^ Madelung 1997, hlm. 61.
- ^ Hinds 1993, hlm. 264.
Sumber[sunting | sunting sumber]
- Ahmed, Asad Q. (2007). "Prosopography and Reconstruction of the Hijazi History for the Early Islamic Period: The Case of the Awfid Family". Dalam Keats-Rohan, K. S. B. Prosopography Approaches and Applications: A Handbook. Oxford: University of Oxford. ISBN 978-1-900934-12-1.
- Bosworth, C. E. (2002). "Yazīd b. Abī Sufyān". Dalam Bearman, P. J.; Bianquis, Th.; Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W. P. The Encyclopedia of Islam, New Edition, Volume XI: W–Z. Leiden: E. J. Brill. hlm. 312. ISBN 90-04-12756-9.
- Caskel, Werner (1966). Ğamharat an-nasab: Das genealogische Werk des His̆ām ibn Muḥammad al-Kalbī, Volume II (dalam bahasa Jerman). Leiden: Brill.
- Donner, Fred M. (2014) [1981]. The Early Islamic Conquests. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-05327-8.
- Hinds, Martin (1993). "Muʿāwiya I b. Abī Sufyān". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W. P.; Pellat, Ch. The Encyclopedia of Islam, New Edition, Volume VII: Mif–Naz. Leiden: E. J. Brill. hlm. 263–268. ISBN 90-04-09419-9.
- Madelung, Wilferd (1997). The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-56181-7.