Amru bin Ash
![]() | Artikel biografi tokoh ini tidak memiliki referensi dari sumber yang dapat dipercaya sehingga tidak dapat diverifikasi. Bantulah untuk menambahkan referensi atau sumber tepercaya. Hal-hal mengenai tokoh yang masih hidup tetapi tidak memiliki referensi atau sumber yang memadai harus segera dihapus. Temukan sumber: (Amru bin Ash – berita, buku, cendekia) |
Artikel atau halaman tentang atau mungkin bertopik biografi tokoh muslim ini membutuhkan lebih banyak rujukan, kutipan, sitasi atau catatan kaki. Gunakan templatnya atau alat untuk pemastian. Anda dapat berkontribusi dalam WBI memperbaiki artikel ini dengan menambahkannya dari sumber yang tepercaya, dalam WBI ada 422 halaman sejenis ini. Silakan menghapus templat pemeliharaan ini setelahnya. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
|
Amru bin Ash bin Wa'il bin Hisyam (583-664) (Arab:عمرو بن العاص) atau lebih dikenal dengan nama Amru bin Ash adalah Sahabat Nabi Muhammad.
Biografi[sunting | sunting sumber]
Beliau merupakan tokoh Quraisy yang mahir dalam urusan politik dan strategi berperang bahkan pada saat kaum Muslimin hijrah dari Madinah ke Habasyah,beliau menjadi utusan Quraisy yang bertugas membujuk agar raja Najasyi atau Negus mengembalikam kaum Muslimin ke negerinya semula tetapi hal ini tidak berhasil.Beliau juga pernah mengambil bagian dalam peperangan menentang Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim. Ia masuk Islam bersama Khalid bin Walid. Enam bulan setelah masuk Islam, dia bersama Rasulullah SAW menaklukan Mekkah dalam peristiwa Fathul Mekkah. Ia adalah panglima perang yang bijak dalam mengatur strategi perang.
Dia adalah panglima perang yang menaklukan Baitul Maqdis dan Mesir dari cengkraman Romawi. Ia kemudian dilantik sebagai gubernur Mesir oleh Umar bin Khattab, tetapi kemudian dipecat oleh Khalifah Usman bin Affan. Selanjutnya Muawiyah bin Abu Sufyan melantik kembali dia menjadi gubernur Mesir. Panglima Amru mengerahkan tentara yang al-Quran menjujung diujung tombak, ia menggunakan cara ini dalam pertempuran dengan Ali bin Abi Thalib agar Ali bin Abi Thalib menghentikan serangan.
|