Malik al-Asytar
Malik ibn al-Harits Arab: مالك |
|
---|---|
Gelar: al-Ashtar dan al-Nakha'i | |
Kelahiran | Yaman |
Etnik | Bangsa Arab Yamani |
Dikenal karena | Menjadi Sahabat dekat Muhammad dan Ali |
Dipengaruhi | Muhammad, Ali |
Makam | Mesir |
Sebab kematian | Madu yang diracuni oleh Mu'awiyah |
Ayah | al-Harith |
Anak | Ishaq dan Ibrahim |
Agama | Islam |
Malik Al-Asytar (Arab: مالك الأشتر) (juga dikenal sebagai Malik bin al-Harith al-Nakha'i) adalah Sahabat yang paling dekat dengan Ali bin Abi Talib, sepupu Nabi Islam Muhammad. Malik al-Asytar memutuskan diri menjadi Muslim pada masa kenabian Muhammad dan merupakan pendukung utama Kabilah Hasyimiyah. Bersama Ali, ia juga mengikuti beberapa pertempuran, seperti Perang Jamal dan Siffin.
Malik digambarkan sebagai seorang yang "berani" dan "tidak kenal takut" oleh beberapa sumber Syi'ah [1] dan gelarnya sebagai "al-Ashtar" diterima karena luka pada matanya yang ia dapatkat ketika Perang Yarmuk.[1]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ a b "Biography of Malik al-Ashtar." N.p., n.d. Web. 27 May 2013. http://www.sayedammar.com/ARBAEEN%202011/arbaeen2011poppa.html