Amir bin Fuhairah
Amir bin Fuhairah (bahasa Arab: عامر بن فهيرة) atau Amru bin Fuhairah adalah sahabat Nabi Muhammad dan merupakan salah satu budak yang dimerdekakan oleh Abu Bakar serta termasuk yang pertama masuk Islam. Ia juga dikenal dengan kunya Abu 'Amr.[1][2]
Peran dalam Hijrah Nabi saw
[sunting | sunting sumber]Saat Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi kurang lebih selama 3 hari. Dalam masa persembunyiannya itu dibantu oleh Amir Bin Fuhairah yang menggembalakan kambing seperti biasanya bersama para penggembala yang lain, dia berangkat pagi sekali dan menjaga ternak-ternaknya untuk merumput. Ketika pulang sengaja ia paling belakangan dari yang lain dengan tujuan untuk singgah terlebih dahulu ke persembunyian Nabi dan Abu Bakar mengantarkan susu kambing untuk mereka.[3][4]
Abdullah ibn Uraiqith, seorang musyrik, disewa untuk menjadi penunjuk jalan menuju Yatsrib (Madinah). Tiba di Yatsrib, Abu Bakar, Bilal, dan Amir menderita sakit. Namun, berkat izin Allah, mereka pulih dengan cepat.Ketika Aisyah menanyakan sakitnya, Amir menjawab dengan lantunan syair sementara tubuhnya menggigil karena demam:
Telah kutemui kematian sebelum merasakannya.
Sungguh rasa takut telah membunuhnya dari atas
Setiap orang adalah pejuang dengan segala potensinya
bagaikan gua Tsur yang melindungi dengan dindingnya[2]
Aisyah menceritakan keadaan Amir kepada Nabi dan beliau pun berdoa, “Ya Allah, tumbuhkan cinta penduduk Madinah kepada kami sebagaimana Engkau tumbuhkan cinta Makkah kepada kami, bahkan lebihkanlah!”[2]
Nabi mempersaudarakan al-Harits bin al-Shamt dengan Amir bin Fuhairah. Setelah menetap di Madinah, Amir berusaha agar bisa senantiasa berada di dekat Nabi. la tak pernah absen mengikuti berbagai peperangan bersama kaum muslim, termasuk Perang Badar dan Perang Uhud. Dalam kedua peperangan itu Amir menunjukkan keberaniannya.[2]
Wafat
[sunting | sunting sumber]Seorang tokoh dari Nejd, Abu Barra, dari Bani Amr pada 4 H menghadap Nabi untuk meminta diutus pendakwah. Abu Barra berkata meyakinkan, “Aku akan mendampingi mereka. Utuslah mereka uncuk mengajak manusia kepada ajaranmu.”[4]
Maka, Nabi mengutus al-Mundzir bin Amr dari Bani Saidah bersama beberapa sahabat pilihan lain, termasuk al-Harits bin al-Shamt, Haram bin Miihan dari Bani Adi al-Najjar, Urwah bin Asma bin al-Shalt al-Silmi, Nafi bin Budail bin Warqa al-Khuza’i, dan Amir bin Fuhairah . Mereka inilah yang ditunjuk menjadi utusan Nabi yang ternyata jebakan di Bir Ma'unah.[2]
Amir berpartisipasi dalam Pertempuran Bir Ma'una, 130 km sebelah timur kota Madinah, pada bulan Juli atau Agustus 625.[5] Ketika ia ditusuk oleh tombak yang dihantamkan dari tangan Jabbar bin Salma, ia berseru lantang, "Demi Allah. Aku telah menang, wahai Jabbar bin Salma!" Dia termasuk orang pertama yang wafat dalam pertempuran tersebut. Urwah meriwayatkan bahwa tubuhnya tidak pernah ditemukan, karena "para malaikat telah menguburkannya" dan dia langsung diangkat ke Surga. Beberapa waktu kemudian Jabbar bertanya apa yang dimaksud dengan menang. Saat dia paham bahwa yang dimaksud menang adalah Surga, itulah saat dimana dia memutuskan masuk Islam.[1]
Amir bin al-Thufail bertanya ke pada Nabi, “Siapakah orang yang ketika terbunuh engkau melihatnya diangkat antara langit dan bumi sehingga langit berada di bawahnya?” Nabi berkata,"Dialah Amir bin Fuhairah.”[2] Nabi lalu mendoakan siksaan adzab selama 30 Qunut solat subuh bagi pelaku pembantaian Bir Maunah.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- 1 2 Muhammad bin Saad. Kitab al-Tabaqat al-Kabir vol. 3. Translated by Bewley, A. (2013). The Companions of Badr, hlm. 176-177. London: Ta-Ha Publishers.
- 1 2 3 4 5 6 Muhammad Raji Hassan, Kinas (2012). Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi. Jakarta: Penerbit Zaman. ISBN 978-979-024-295-1
- ↑ https://dalamislam.com/sejarah-islam/kisah-amir-bin-fuhairah diakses 10 Desember 2019
- 1 2 3 Syaikh, Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri (2012). Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-602-98968-3-1
- ↑ Muhammad bin Ishaq. Sirat Rasul Allah. Translated by Guillaume, A. (1955). The Life of Muhammad. Oxford: Oxford University Press.