Isman HS: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Ryannurhaq (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 73: Baris 73:
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Tokoh dari Karawang]]
[[Kategori:Tokoh dari Karawang]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]

Revisi per 8 Februari 2015 08.53

Templat:Infobox artis indonesia

Isman Hidayat Suryaman adalah seorang penulis serta pelawak tunggal Indonesia. Pria kelahiran Karawang, Jawa Barat ini adalah penulis humor Indonesia yang piawai menggelitik urat tawa dengan menggunakan humor pengamatan. Ciri karyanya terlihat dalam sentilan pada berbagai pola pikir atau pengkondisian sosial di Indonesia. Ia juga tak ragu untuk menertawakan diri dalam tulisannya[1].

Karya

Pada September 2004, Isman menerbitkan buku pertamanya, Bertanya atau Mati, sebuah kumpulan esai humor yang mengajak pembacanya untuk berpikir dan tertawa. Ia percaya bahwa dua aktivitas tersebut (berpikir dan tertawa) tidak saling bertolak belakang. Menurutnya, "Seperti politikus dan kepedulian terhadap rakyat. Sama-sama dua hal yang tampak jarang berpadu, tapi sebenarnya bisa."

Bersama sang istri yang juga penulis, Primadonna Angela, Isman menerbitkan buku keduanya, Jangan Berkedip, sebuah kumpulan flash fiction, cerita yang sangat pendek. Bahkan ada ceritanya yang hanya berisi satu kata.

Masih dengan gaya humor, ia menuliskan buku ketiganya, 7 Dosa Besar Penggunaan PowerPoint. Buku ini menyentil berbagai salah praktik presentasi yang terlalu mengandalkan perangkat lunak seperti PowerPoint, Impress, atau Keynote, sehingga "merupakan ajang pertempuran antara penyaji yang tidak kompeten melawan hadirin yang ingin kabur". Buku ini dipilih menjadi 1 dari 3 buku nonfiksi terbaik tahun 2007 versi pembaca Ruang Baca Koran Tempo.

Pada Ubud Writers and Readers Festival 2007, Isman terpilih sebagai salah satu penulis tuan rumah. Bertanya atau Mati bahkan disebut-sebut di kalangan panitia seleksi sebagai "Parasit Lajang versi Laki". Dalam festival sastra bergengsi ini, Isman menjadi salah satu panelis dalam topik "The Art of Satire". Penampilannya sebagai komedian solo (stand-up comedian) di Jazz Cafe Bali juga mendapatkan sambutan hangat.

Saat ditanya mengapa memilih berdomisili di Bandung, ia menjawab, "Di kota ini banyak orang yang senasib, sering kesulitan membedakan mana kiri dan kanan." Ia pun menertawakan latar belakangnya yang lulusan Teknik Informatika ITB tapi kalau ditanya umur saja harus menghitung dulu pake jari. Sehari-harinya, Isman menjadi konsultan teknologi informasi. Selain itu, ia juga menjadi copywriter, editor, dan penerjemah lepas.

Oksimoron adalah novel pertama dan buku kelimanya. Lalu kembali bersama sang istri, ia menerbitkan buku keenamnya Nguping Jakarta. Lalu berkolaborasi bersama dengan 3 orang komika, Sammy Notaslimboy, Miund, dan Andi Gunawan, menerbitkan buku Saya Cinta Indonesia: Ocehan Komika Tentang Kelucuan di Negerinya, seiring berkembangnya stand up comedy di Indonesia.

Karier Stand Up

Selain sebagai penulis, Isman juga merupakan seorang komika. Dengan modal sebagai penulis humor inilah Isman mulai mencoba-coba untuk open mic. Pada waktu itu Stand Up Comedy belum begitu populer di Indonesia. Isman yang berdomisili di Bandung sering tampil open mic di beberapa kafe. Seiring mulai dikenalnya Stand Up Comedy di kalangan masyarakat pada akhir 2010, Isman mulai sering terlibat dan sekaligus menjadi pengamat stand up comedy[2]. Puncaknya di tahun 2011, Isman bersama Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Ryan Adriandhy, dan Ernest Prakasa mendirikan StandUpIndo, sebuah komunitas pelawak tunggal pertama di Indonesia, yang hingga kini telah memiliki sub-komunitas di lebih dari 15 provinsi, dan dianggap sebagai salah satu perintis budaya komedi tunggal di Indonesia[3]. Tidak hanya itu, Isman juga tampil open mic di beberapa stasiun TV salah satunya mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Indonesia musim kedua yang diadakan Kompas TV di tahun 2012. Pada ajang kompetisi ini, Isman adalah perwakilan dari Bandung bersama dengan Ge Pamungkas, Randhika Djamil, Gilang Bhaskara, dan Boris Bokir, meskipun ia saat itu lolos audisi di Yogyakarta. Dari sinilah kemudian namanya mulai dikenal tidak hanya sebagai penulis, tetapi juga sebagai komika.

Karya Tulis

Acara TV

Referensi

Pranala luar