Masjid Gede Kauman
Masjid Gede Kauman مسجد جيد كاومان ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦒꦼꦝꦺꦏꦲꦸꦩ꧀ꦩꦤ꧀ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠꦲꦢꦶꦤꦶꦤꦔꦿꦠ꧀ Masjid Gědhé Kauman Karaton Ngayogyåkartå Hadiníngrat | |
---|---|
Tampak depan Masjid Gede Kauman | |
Informasi umum | |
Letak | ![]() |
Koordinat geografi | 7°48′14″S 110°21′45″E / 7.803951°S 110.362617°EKoordinat: 7°48′14″S 110°21′45″E / 7.803951°S 110.362617°E |
Afiliasi agama | Islam |
Deskripsi arsitektur | |
Arsitek | Kyai Wiryokusumo |
Jenis arsitektur | Masjid |
Gaya arsitektur | Tajug lambang teplok |
Rampung | 1773 |
Spesifikasi | |
Kubah | 0 |
Menara | 0 |
![]() Masjid Gede Kauman | |
Kategori | Bangunan |
No. Regnas | RNCB.20111017.02.000201 |
Lokasi keberadaan | Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta |
Tanggal SK | 2011 |
Pemilik | Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat |
Pengelola | Kawedanan Pengulon |
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya |
Mesjid Gede Kauman (bahasa Jawa: ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦒꦼꦝꦺꦏꦲꦸꦩꦤ꧀ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠꦲꦢꦶꦤꦶꦔꦿꦠ꧀, translit. Masjid Gědhé Kauman Karaton Ngayogyåkartå Hadiníngrat) adalah masjid raya Kesultanan Yogyakarta, atau Masjid Besar Yogyakarta, yang terletak di sebelah barat kompleks Alun-alun Utara
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Masjid Gede Kauman dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu kraton pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsiteknya. Masjid ini dibangun pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 M atau 6 Rabi'ulakhir 1187 H.
Arsitektur[sunting | sunting sumber]
Kompleks Mesjid Gede Kauman dikelilingi oleh suatu dinding yang tinggi. Pintu utama kompleks terdapat di sisi timur dengan konstruksi semar tinandu. Arsitektur bangunan induk berbentuk tajug persegi tertutup dengan atap bertumpang tiga. Untuk masuk ke dalam terdapat pintu utama di sisi timur dan utara. Di sisi dalam bagian barat terdapat mimbar bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, mihrab (tempat imam memimpin ibadah), dan sebuah bangunan mirip sangkar yang disebut maksura. Pada zamannya (untuk alasan keamanan) di tempat ini sultan melakukan ibadah. Serambi masjid berbentuk limas persegi panjang terbuka.
Lantai ruang utama dibuat lebih tinggi dari serambi masjid dan lantai serambi sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan halaman masjid. Di sisi utara-timur-selatan serambi terdapat kolam kecil. Pada zaman dahulu kolam ini berfungsi untuk mencuci kaki orang yang hendak masuk masjid.
Di depan masjid terdapat sebuah halaman yang ditanami pohon tertentu. Di sebelah utara dan selatan halaman (timur laut dan tenggara bangunan masjid raya) terdapat sebuah bangunan yang agak tinggi yang dinamakan Pagongan. Pagongan di timur laut masjid disebut dengan Pagongan Ler (Pagongan Utara) dan yang berada di tenggara disebut dengan Pagongan Kidul (Pagongan Selatan). Saat upacara Sekaten, Pagongan Ler digunakan untuk menempatkan gamelan sekati Kangjeng Kyai (KK) Naga Wilaga dan Pagongan Kidul untuk gamelan sekati KK Guntur Madu.
Di barat daya Pagongan Kidul terdapat pintu untuk masuk kompleks masjid gede yang digunakan dalam upacara Jejak Bata pada rangkaian acara Sekaten setiap tahun Dal. Selain itu terdapat Pengulon, tempat tinggal resmi kangjeng kyai pengulu di sebelah utara masjid dan pemakaman tua di sebelah barat masjid.
Galeri[sunting | sunting sumber]
Pintu gerbang utama tahun 1920-an
Mustaka, hiasan kemuncak atap
- Bagian Dalam Mesjid Gede Kauman Yogya.jpg
Bagian dalam Masjid Gede Kauman
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- Masjid Kaum Duafa Diarsipkan 2015-01-18 di Wayback Machine.