Istana Merdeka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Firman.Nst (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k bagian sejarah
Baris 20: Baris 20:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Zaal in paleis van de Gouverneur-Generaal Batavia TMnr 10013665.jpg|jmpl|ka|Bagian dalam istana tahun 1936]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Zaal in paleis van de Gouverneur-Generaal Batavia TMnr 10013665.jpg|jmpl|ka|Bagian dalam istana tahun 1936]]
[[Berkas:Merdeka Palace Changing Guard 2.jpg|jmpl|Pergantian penjaga, Jakarta, Indonesia.]]
[[Berkas:Merdeka Palace Changing Guard 2.jpg|jmpl|Pergantian penjaga, Jakarta, Indonesia.]]
Istana Risjwijk yang dibangun lebih awal pada tahun [[1796]] dinilai sesak untuk kegiatan administratif kenegaraan. sehingga Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, [[Pieter Mijer]] memerintahkan untuk membangun sebuah bangunan baru sebagai pengganti Istana Risjwijk pada tahun 1869. Pembangunan istana ini baru dilaksanakan 4 tahun kemudian ketika masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[James Loudon]] pada tahun 1873. Istana baru ini dibangun disebelah selatan Istana Risjwijk dan menghadap ke arah Koningsplein (sekarang [[Medan Merdeka]]). Kemudian istana ini diresmikan tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[Johan Wilhelm van Lansberge]]. Total dari keseluruhan pembangunan istana ini memakan biaya sebesar 360,000 Gulden Hindia Belanda. Istana ini lalu dinamakan ''Paleis te Koningsplein'' (Istana Koningsplein) atau masyarakat sering menyebutnya sebagai ''Istana Gambir'' karena banyak pohon Gambir yang tumbuh disekitar [[Medan Merdeka|Lapangan Koningsplein]].<ref name=setneg>[http://www.setneg.go.id/images/stories/kepmen/ppid/istana_istana_kepresidenan_republik_indonesia.pdf ISTANA-ISTANA KEPRESIDENAN REPUBLIK INDONESIA], setneg.go.id</ref><ref name=merdeka>{{cite encyclopedia |archive-url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1933/Merdeka-lstana |title=Merdeka, Istana |encyclopedia=Jakarta |url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1933/Merdeka-lstana |archive-date=January 13, 2010}}</ref>
Istana Risjwijk yang dibangun lebih awal pada tahun [[1796]] dinilai sesak untuk kegiatan administratif kenegaraan sehingga Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, [[Pieter Mijer]] memerintahkan untuk membangun sebuah bangunan baru sebagai pengganti Istana Risjwijk pada tahun 1869.


Pembangunan istana ini baru dilaksanakan 4 tahun kemudian ketika masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[James Loudon]] pada tahun 1873. Istana baru ini dibangun di sebelah selatan Istana Risjwijk, menghadap ke arah Koningsplein (sekarang [[Medan Merdeka]]). Akhirnya istana ini diresmikan tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal [[Johan Wilhelm van Lansberge]] setelah menelan biaya 360.000 Gulden.
Pada masa pendudukan Jepang, Istana ini bersamaan dengan Istana Rijswijk dijadikan tempat kediaman resmi ''Saiko Shikikan''.


Istana ini lalu dinamakan ''Paleis te Koningsplein'' (Istana Koningsplein) atau masyarakat sering menyebutnya sebagai ''Istana Gambir'' karena banyak pohon gambir yang tumbuh di sekitar [[Medan Merdeka|Lapangan Koningsplein]].<ref name=setneg>[http://www.setneg.go.id/images/stories/kepmen/ppid/istana_istana_kepresidenan_republik_indonesia.pdf Istana-Istana Kepresidenan Republik Indonesia], setneg.go.id</ref><ref name=merdeka>{{cite encyclopedia |archive-url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1933/Merdeka-lstana |title=Merdeka, Istana |encyclopedia=Jakarta |url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1933/Merdeka-lstana |archive-date=January 13, 2010}}</ref>
Pada awal masa pemerintahan [[Republik Indonesia]], sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) oleh Pemerintah [[Belanda]] pada [[27 Desember]] [[1949]]. Waktu itu RI diwakili oleh Sri Sultan [[Hamengkubuwono IX]], sedangkan kerajaan Belanda diwakili [[A.H.J. Lovink]], wakil tinggi mahkota Belanda di Indonesia.

Pada masa pendudukan Jepang, Istana ini bersamaan dengan Istana Rijswijk dijadikan tempat kediaman resmi ''[[Saiko Shikikan]]''.

Pada awal masa pemerintahan [[Republik Indonesia]], Istana Merdeka sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) oleh Pemerintah [[Belanda]] pada [[27 Desember]] [[1949]]. Waktu itu RI diwakili oleh Sri Sultan [[Hamengkubuwono IX]], sedangkan kerajaan Belanda diwakili [[A.H.J. Lovink]], wakil tinggi mahkota Belanda di Indonesia.


Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: ''Merdeka!'' ''Merdeka!'' Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.<ref name=merdeka />
Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: ''Merdeka!'' ''Merdeka!'' Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.<ref name=merdeka />
Baris 32: Baris 36:
[[Berkas:Istana Merdeka.jpg|jmpl|Istana Merdeka dilihat dari atas]]
[[Berkas:Istana Merdeka.jpg|jmpl|Istana Merdeka dilihat dari atas]]
[[Berkas:Vladimir Putin with Susilo Bambang Yudhoyono-5.jpg|jmpl|Russian-Indonesian talks in an extended format.]]
[[Berkas:Vladimir Putin with Susilo Bambang Yudhoyono-5.jpg|jmpl|Russian-Indonesian talks in an extended format.]]
Kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara dan penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat.
Kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara, dan penyerahan surat-surat kepercayaan [[duta besar]] negara sahabat.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 11 Juni 2019 09.19

Istana Merdeka
Bagian depan Istana Merdeka
Peta
Informasi umum
Gaya arsitekturPalladian architecture
LokasiJalan Medan Merdeka Utara Gambir
Jakarta 10160, Indonesia
Mulai dibangun1873
Desain dan konstruksi
ArsitekJacobus Bartholomeus Drossaers

Istana Merdeka merupakan tempat resmi kediaman dan kantor Presiden Indonesia yang letaknya menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas) Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Awalnya istana ini digunakan sebagai tempat kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda hingga pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Istana dengan luas sekitar 2.400 m² ini terletak satu kompleks dengan Istana Negara dan Bina Graha.

Sejarah

Litografi istana Koningsplein pada tahun 1880-an
Bagian dalam istana tahun 1936
Pergantian penjaga, Jakarta, Indonesia.

Istana Risjwijk yang dibangun lebih awal pada tahun 1796 dinilai sesak untuk kegiatan administratif kenegaraan sehingga Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu, Pieter Mijer memerintahkan untuk membangun sebuah bangunan baru sebagai pengganti Istana Risjwijk pada tahun 1869.

Pembangunan istana ini baru dilaksanakan 4 tahun kemudian ketika masa pemerintahan Gubernur Jenderal James Loudon pada tahun 1873. Istana baru ini dibangun di sebelah selatan Istana Risjwijk, menghadap ke arah Koningsplein (sekarang Medan Merdeka). Akhirnya istana ini diresmikan tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge setelah menelan biaya 360.000 Gulden.

Istana ini lalu dinamakan Paleis te Koningsplein (Istana Koningsplein) atau masyarakat sering menyebutnya sebagai Istana Gambir karena banyak pohon gambir yang tumbuh di sekitar Lapangan Koningsplein.[1][2]

Pada masa pendudukan Jepang, Istana ini bersamaan dengan Istana Rijswijk dijadikan tempat kediaman resmi Saiko Shikikan.

Pada awal masa pemerintahan Republik Indonesia, Istana Merdeka sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Waktu itu RI diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan kerajaan Belanda diwakili A.H.J. Lovink, wakil tinggi mahkota Belanda di Indonesia.

Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.[2]

Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada 28 Desember 1949 Presiden Soekarno beserta keluarganya tiba dari Yogyakarta dan untuk pertama kalinya mendiami Istana Merdeka. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada 1950. Tercatat selain Presiden Sukarno, yang mendiami istana ini adalah Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden Joko Widodo.

Istana Merdeka dilihat dari atas
Russian-Indonesian talks in an extended format.

Kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara, dan penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Istana-Istana Kepresidenan Republik Indonesia, setneg.go.id
  2. ^ a b "Merdeka, Istana". Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 13, 2010. 

Pranala luar