Gunung Lokon
Gunung Lokon | |
---|---|
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 1.580 m (5.184 kaki)[1] |
Masuk dalam daftar | Ribu |
Koordinat | 1°21′28.8″N 124°47′31.2″E / 1.358000°N 124.792000°E |
Geografi | |
Geologi | |
Usia batuan | 7500 year |
Jenis gunung | Stratovolcano |
Busur/sabuk vulkanik | Busur kepulauan / Cincin Api Pasifik |
Letusan terakhir | 2014 |
Gunung Lokon adalah sebuah gunung berapi di dekat Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung ini memiliki ketinggian 1.580 m dari permukaan laut.[2] Sesuai namanya, Gunung Lokon berarti yang tertua dan terbesar. Pengertian lain ialah orang yang sudah tua, atau tertua berbadan besar. Dalam bahasa daerah juga disebut Tua Lokon atau Tou Tua Lokon, artinya orang yang sudah tua. Gunung Lokon adalah Gunung yang masih aktif, Gunung Lokon memiliki lubang kawah di sisi nya dan bukan di puncak gunung,ditemukan juga jejak kaki raksasa di sekitar gunung ini
Lokasi
[sunting | sunting sumber]Puncak gunung Lokon berjarak sekitar 5.300 meter di sebelah barat laut dari Kota Tomohon dan sekita 6.700 meter di sebelah barat daya dari kota kecamatan Pineleng. Dari ibu kota provinsi Manado jaraknya hanya sekitar 20 kilometer di barat daya kota.[3]
Letusan
[sunting | sunting sumber]Beberapa peristiwa meletusnya gunung ini yang bisa terekam dalam masa kini diantaranya:
1951
[sunting | sunting sumber]Terjadi letusan pada tahun ini yang tidak sehebat letusan tahun 1991 dan 2011.[4]
1991
[sunting | sunting sumber]Gunung Lokon pada Oktober 1991 pernah meletus yang menimbulkan kerugian material mencapai Rp 1 miliar. Ribuan jiwa penduduk di Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow dan Tinoor, ketika itu setempat diungsikan besar-besar ke sejumlah daerah yang dinilai tidak rawan karena atap ribuan rumah penduduk hancur dihantam batu dan debu setebal 15 sampai 20 cm. Dalam musibah tersebut, seorang wisatawan asal Swiss, Vivian Clavel yang berkunjung saat terjadi letusan hebat itu tidak dapat ditemukan. Ia dipastikan tewas tertimbun longsoran lahar dingin.
2001
[sunting | sunting sumber]Waktu meletus pada 2001, sebagian wilayah Kota Manado yang berjarak sekitar 25 Km dari gunung itu, ditutupi hujan debu yang mengguyur disebabkan karena tiupan angin. Material debu yang dikeluarkan dari kawah gunung api ini berbentuk lava pijar dan ketinggiannya diperkirakan mencapai 400 meter. Letusan ini tidak sebesar letusan tahun 1991.
2011
[sunting | sunting sumber]Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni 2011.[4]
Minggu, 10 Juli 2011 status gunung ini telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.[5]
Pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter.[6] Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter.[7] Letusan ini mengakibatkan lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranya Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado.[8] Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Lokon-Empung". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-30. Diakses tanggal 2006-12-31.
- ^ Gunung Lokon Diarsipkan 2011-08-29 di Wayback Machine. Diakses 16 Juli 2011
- ^ Pengukuran menggunakan aplikasi Google Earth
- ^ a b Kompas.com: Seolah Beradu Dengan Kekuatan Gunung Diarsipkan 2023-02-03 di Wayback Machine. Diakses 23 Juli 2011
- ^ Aktivitas Gunung Lokon Meningkat Diarsipkan 2022-03-08 di Wayback Machine. Diakses 15 Juli 2011
- ^ a b Erupsi Lokon, Paksa 10.000 Warga Mengungsi Diarsipkan 2022-04-21 di Wayback Machine. Diakses 15 Juli 2011
- ^ Gunung Lokon Meletus Warga Dievakuasi Diarsipkan 2022-03-08 di Wayback Machine. Diakses 15 Juli 2011
- ^ Jumlah Pengungsi Terus Bertambah Diarsipkan 2022-03-08 di Wayback Machine. Diakses 15 Juli 2011.