Lompat ke isi

Gunung Klabat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gunung Klabat
Gunung Klabat pada tahun 1981
Titik tertinggi
Ketinggian1.995 m (6.545 ft)[1]
Puncak1.850 m (6.070 ft)[2][3]
Masuk dalam daftarUltra
Ribu
Geografi
Gunung Klabat di Indonesia
Gunung Klabat
Gunung Klabat
Lokasi di Indonesia
LetakSulawesi, indonesia
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Pendakian
Rute termudahAirmadidi

Gunung Klabat merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara. Puncak ketinggiannya mencapai sekitar 1995 mdpl. Gunung ini oleh masyarakat Tonsea (Minahasa Utara) disebut juga Gunung Tamporok. Gunung ini merupakan objek wisata alam dan dapat ditelusuri mulai dari Airmadidi (Ibu Kota Kabupaten Minahasa Utara). Gunung ini merupakan gunung api yang tidak aktif lagi. Puncak Gunung Klabat ini mempunyai kepundan berbentuk danau kecil dengan air yang sangat jernih. Mendaki gunung klabat melalui daerah air madidi ditempuh sekitar 8 jam perjalanan.

Sejarah Nama Klabat

[sunting | sunting sumber]

Kata Klabat diambil dari bahasa Tonsea "Kalawat”. Kalawat adalah nama dari sejenis satwa lokal yang juga disebut babirusa. Kata ini disebutkan oleh para pelaut Portugis "Calabets" sebagai nama gunung di pulau sulawesi, dari kata ini dinamakan sebagai nama pulau yang kemudian Calabes jadi Calabes = Celebes yang menjadi Sulawesi akhirnya kata ini menjadi nama pulau Sulawesi. Baca sejarah Sulawesi oleh David DS Lumoindong.

Nama-nama yang dari kata Klabat

[sunting | sunting sumber]

Nama Klabat diabadikan menjadi nama desa Klabat, Stadion Klabat di Kota Manado, dan Universitas Klabat di Kota Airmadidi.

Hidrologi pegunungan

[sunting | sunting sumber]

Terdapat setidaknya lima sistem daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di kawasan Gunung Klabat

Gunung Klabat berperan penting sebagai daerah tangkapan air utama bagi wilayah di sekitarnya, khususnya di Kabupaten Minahasa Utara. Fungsi ini didukung oleh karakteristik alami gunung yang menjadikannya sebagai kawasan resapan air yang vital. Peran Gunung Klabat sebagai tangkapan air diantaranya:[4][5]

  • Fungsi resapan air: Sebagai gunung tertinggi di Sulawesi Utara, Gunung Klabat memiliki vegetasi hutan yang lebat. Hutan ini berperan sebagai spons alami yang menyerap air hujan, menyimpannya di dalam tanah, dan melepaskannya secara perlahan ke dalam sistem air tanah. Proses ini membantu menjaga ketersediaan air bersih di daerah hilir.
  • Sumber air bagi warga: Kawasan di lereng dan kaki Gunung Klabat adalah sumber mata air yang menjadi pasokan air bagi masyarakat setempat, terutama di Kabupaten Minahasa Utara. Kawasan ini merupakan hulu dari setidaknya lima sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang penting, seperti DAS Talawaan, DAS Girian, DAS Sawangan, DAS Tondano, DAS Paniki serta beberapa DAS berukuran kecil di lereng sebelah tenggara Gunung Klabat. DAS Tondano merupakan DAS terbesar di mana aliran utamanya yakni Sungai Tondano, melewati Kota Manado hingga bermuara di Teluk Manado.[6]
  • Penyeimbang ekosistem: Air yang tersimpan di Gunung Klabat berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem di sekitarnya. Ketersediaan air yang stabil ini mendukung kehidupan flora dan fauna, serta menjaga kesuburan tanah.
  • Pencegah bencana alam: Kawasan hutan yang terjaga di Gunung Klabat membantu mencegah erosi dan tanah longsor, yang berisiko meningkat jika daerah tangkapan airnya rusak. Kerusakan hutan dapat menyebabkan aliran air deras dan membawa material lumpur serta batu saat hujan, seperti yang pernah terjadi di desa-desa sekitar.
  • Kawah sebagai telaga alami: Puncak Gunung Klabat memiliki kawah yang berisi telaga kecil berair jernih. Meskipun ukurannya kecil, telaga ini juga menjadi bagian dari sistem tangkapan air alami di kawasan tersebut.

Dengan demikian, pelestarian hutan di Gunung Klabat berperan krusial dalam menjaga fungsi ekologisnya sebagai daerah tangkapan air. Konservasi ini penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air bagi masyarakat di Minahasa Utara. Upaya ini juga berpotensi memitigasi risiko akibat daya rusak air, seperti banjir bandang dan tanah longsor, dengan menjaga keseimbangan hidrologi pegunungan yang kompleks.[4][5]

Jalur Pendakian

[sunting | sunting sumber]

Sebagai gunung tertinggi di Sulawesi Utara Klabat merupakan salah satu objek wisata alam.

Untuk jalur pendakian, kebanyakan pendaki mengambil jalur dari Airmandidi, dan untuk sampai ke puncak, pendakian dari Airmadidi akan melewati 6 pos (tempat istirahat). Pos yang terdapat mata air adalah pos 2, pos 4 dan pos 5.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. "Klabat". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari asli tanggal 2013-03-21. Diakses tanggal 2006-12-31.
  2. "Mountains of the Indonesian Archipelago" Diarsipkan 2012-08-09 di Wayback Machine. The prominence value of 1,850 m given here was calculated based on a summit elevation of 1,990 m for Mount Klabat. Peaklist.org. Retrieved 2012-01-22.
  3. "Klabat, Indonesia" Diarsipkan 2013-08-22 di Wayback Machine. The prominence value given at Peakbagger (1,852 m) was calculated from a summit elevation of 1,990 m. Peakbagger.com. Retrieved 2012-01-22.
  4. 1 2 Dwi Arini, Diah Irawati (2018). "KEANEKARAGAMAN SATWA LIAR UNTUK EKOWISATA TAMAN HUTAN AQUA LESTARI, MINAHASA UTARA". WASIAN - Keanekaragaman Satwa Liar untuk Ekowisata. 5 (1): 01–14.
  5. 1 2 Kompasiana.com (2015-05-14). "Lestarikan Hutan di Gunung Klabat". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2025-09-26.
  6. "Peta Interaktif SIGAP Kementerian LHK - Klasifikasi DAS". Geoportal MenLHK. Diakses tanggal 2025-09-17.