Harmoko
Harmoko | |
---|---|
![]() Potret resmi Harmoko sebagai Menteri Penerangan | |
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat 10 | |
Masa jabatan 1997–1999 | |
Presiden | Soeharto Bacharuddin Jusuf Habibie |
Pendahulu | Wahono |
Pengganti | Amien Rais |
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat 12 | |
Masa jabatan 1997–1999 | |
Presiden | Soeharto Bacharuddin Jusuf Habibie |
Pendahulu | Wahono |
Pengganti | Akbar Tandjung |
Menteri Penerangan Indonesia ke-22 | |
Masa jabatan 19 Maret 1983 – 16 Maret 1997 | |
Presiden | Soeharto |
Pendahulu | Ali Murtopo |
Pengganti | R. Hartono |
Ketua Umum Golongan Karya ke-6 | |
Masa jabatan 1993–1998 | |
Pendahulu | Wahono |
Pengganti | Akbar Tandjung |
Informasi pribadi | |
Lahir | 7 Februari 1939 (umur 82)![]() |
Tanda tangan | Tanda tangan Harmoko |
H. Harmoko (lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939; umur 82 tahun) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.
Riwayat Pekerjaan[sunting | sunting sumber]
Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.
Karier Politik[sunting | sunting sumber]
Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah. Harmoko pun dinilai berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum (Pemilu) melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.
Budaya Populer[sunting | sunting sumber]
Dalam film Di Balik 98, sosok Harmoko sebagai Ketua MPR/DPR-RI diperankan oleh komedian Iang Darmawan.
Galeri[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- "The Editors" (1993), The Sixth Development Cabinet Announced March 17, 1993, Indonesia, Vol. 55, pp. 167–176
- Simanjuntak, P.N.H, (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia (Cabinets of the Republic of Indonesia), Penerbit Djambatan, Jkaarta, ISBN 979-428-499-8
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Wahono |
Ketua MPR / DPR RI 1997—1999 |
Diteruskan oleh: Akbar Tandjung sebagai Ketua MPR |
Diteruskan oleh: Amien Rais sebagai Ketua DPR | ||
Didahului oleh: Ali Moertopo |
Menteri Penerangan Republik Indonesia 1983—1997 |
Diteruskan oleh: R. Hartono |
Jabatan partai politik | ||
Didahului oleh: Wahono |
Ketua Umum Golongan Karya 1993–1998 |
Diteruskan oleh: Akbar Tandjung |
![]() | Artikel bertopik biografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- Orang hidup berusia 82
- Tanggal kelahiran 7 Februari
- Kelahiran 1939
- Menteri Indonesia
- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
- Ketua Partai Golongan Karya
- Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
- Tokoh dari Nganjuk
- Wartawan Indonesia
- Tokoh Jawa Timur
- Tokoh Jawa
- Tokoh Orde Baru