Batalyon Komando 463

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batalyon 463 Kopasgat/Trisula
Aktif1965
NegaraIndonesia
CabangKopasgat
Tipe unitSatuan Tempur Dirgantara
PeranPasukan Senapan Udara
Bagian dariWing 1 Paskhas/Harda Marutha
MarkasMagetan, Jawa Timur
JulukanYonko 463/Trisula
BaretJingga
MaskotTrisula
Situs webYon 463/Trisula

Batalyon Komando 463 Kopasgat/Trisula adalah batalyon yang berada di jajaran Wing 1 Paskhas/Harda Marutha markas Batalyon Komando 463/Trisula berada di Lanud Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur. Batalyon Komando 463/Trisula bertugas melaksanakan operasi perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis Angkatan Udara dalam operasi militer.[1]

Profil Satuan[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Peraturan KASAU nomor PERKASAU/53/VIII/2008 tanggal 13 Agustus 2008, Batalyon Komando 463 Paskhas adalah satuan pelaksana operasi Wing II Paskhas bertugas melaksanakan pertempuran darat dan penangkis serangan udara untuk merebut dan mempertahankan objek vital TNI Angkatan Udara serta tugas-tugas khas matra udara dalam penyelenggaraan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) yang diperintahkan oleh komando atas.

Namun berdasarkan Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Validasi Organisasi dan Tugas Korpaskhas dan Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 6 Tahun 2013 tanggal tentang Validasi Organisasi Korpaskhas, maka tanggal 17 Oktober 2013 telah dilaksanakan pengukuhan atas organsasi dan tugas Korpaskhas yang mana kedudukan Batalyon Komando 463 Pasukan Khas disingkat Yonko 463 Paskhas adalah satuan tempur Paskhas yang berkedudukan langsung di bawah Danwing I Paskhas yang berada di Jakarta.

Tugas[sunting | sunting sumber]

Melaksanakan operasi perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis Angkatan Udara dalam operasi militer.

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka pelaksanaan tugas menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

  1. Melaksanakan fungsi intelijen meliputi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan secara terbatas serta penyebaran bahan intelijen kepada satuan yang membutuhkannya untuk memungkinkan perencanaan dan pengambilan keputusan untuk pelaksanaan tugas.
  2. Melaksanakan fungsi operasi meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan perencanaan pelaksanaan penggunaan taktik dan prosedur (membuat Rencana Taktis Darat/Rencana Gerak) serta melaksanakan pertempuran darat dan penangkis serangan udara untuk merebut dan mempertahankan objek vital TNI Angkatan Udara serta tugas-tugas khas matra udara dalam penyelenggaraan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) yang diperintahkan oleh komando atas.
  3. Melaksanakan kegiatan administrasi meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di bidang personel yang mencakup pemeliharaan kekuatan, pemeliharaan moril, kesejahteraan, penegakan hukum, disiplin dan tata tertib, serta di bidang materiil penyediaan fasilitas pembekalan, pemberian jasa bagi perorangan/satuan perawatan/pemeliharaan personel dan alat peralatan yang dipertanggungjawabkan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang terbentuknya Batalyon 463 Paskhas, maka perlu adanya suatu pengumpulan data dan informasi yang saling berkaitan. Dapat kita lihat dari periode 1945-1950 (Terbentuknya Alat Negara dan Penyempurnaan Organisasi), Periode 1950-1965 (Pengembangan Pasukan Pertahanan Pangkalan) dan Periode 1965 sampai Sekarang (Terbentuknya Batalyon 463 Paskhas).

Periode 1945-1950[sunting | sunting sumber]

Periode ini merupakan awal terbentuknya pasukan.

  1. Terbentuknya alat Negara dan penyempurnaan organisasi. Indonesia sebagai Negara yang baru merdeka, disamping harus memiliki susunan pemerintahan yang lengkap, juga harus memiliki alat–alatnya termasuk tentara. Tanggal 22 Agustus 1945 dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertugas menjaga dan mempertahankan Pangkalan – Pangkalan Udara terutama di jawa seperti Bugis-Malang, Andir-Bandung, Clilitan-Jakarta, Maguwo-Yogya, Panansan-Solo, dan Maospati-Madiun, disebut Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO). Dalam rangka penyempurnaan organisasi Alat Negara ini, Pada tanggal 5 Oktober 1945 BKR diubah menjadi TKR (tentara Keamanan Rakyat) dan BKRO menjadik TKRO (Tentara Keamanan Rakyat Oedara). Selanjutnya diadakan perubahan- perubahan TKR menjadi TRI ( Tentara republik Indonesia), sedangkan TKRO menjadi TRIO (Tentara republik Indonesia Oedara), TRIO yang bertugas di Pangkalan Maospati Madiun tidak diketahui berapa kekuatannya.
  2. Pada Tahun 1945 Pendidikan Latihan Batalyon Sukowati, pada tanggal 25 Februari 1946 dari Batalyon Sukowati diserahkan kepada AURI/Pangkalan Udara 926 Maospati diserahkan satu Kompi di bawah Pimpinan Serma Mardiyono. Seksi I: Sersan Udara Manan, Seksi II: Sersan Udara Sutrisno, Seksi III: Sersan Udara Sa’id, (Seksi dulunya sama dengan Peleton sekarang). Pada waktu itu ditempatkan di Hanggar Kleco (merupakan basis utama Pasukan HANLAN) sampai dengan Class I dan Class II sampai dengan penyerahan pada Komandan Lanud.
  3. Pada Tanggal 21 Juli 1947 Perang kemerdekaan I Pasukan pada waktu itu sedang melaksanakan kegiatan olahraga, sehingga hanya menimbulkan korban masyarakat karena di bom.
  4. Pada Tahun 1948 Gerakan pemberontakan PKI Madiun Muso, Angkatan Udara ikut gerakan Operasi di Pimpin oleh Opsir Muda Udara II R. Suprantidjo (Sekarang Peltu).
  5. Perang kemerdekaan II pangkalan Maospati diserang oleh Belanda sehingga pasukan di bawah pimpinan opsir Muda Udara II R. Suprantidjo tidak dapat bertahan sehingga keluar dari pangkalan, menyusun kekuatan di luar Pangkalan. Sebagian pasukan di bawah Pimpinan Opsir Muda Udara R. Suprantidjo bergerak ke timur daerah Nganjuk dan bertempur dengan Belanda sehingga membawa korban 2 orang kawan kita yaitu KUP. onidin dan KUM. Sihap gugur.
  6. Gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia sehingga seluruh wilayah Indonesia diserahkan terkecuali Irian Barat.
  7. Pada tanggal 29 Desember 1949 Pangkalan Udara Maospati diserahkan dari tangan Belanda ke RI, pada waktu itu yang menerima penyerahan pertama dari kapten AD S. Sukani (asli AURI LMU I) kepada Komandan Lanud yang baru opsir Udara Hardjono. Setelah itu satu Kompi yang dipimpin oleh Opsir Muda Udara II R. Suprantidjo melaksanakan koordinasi ke Solo bergabung dengan Garuda Mulyo dipimpin oleh Bapak R. Wiryadinata (Opsir Udara I). Satu Peleton Pasukan HANLAN di bawah pimpinan Opsir Muda Udara II R. Suprantidjo bergerilya di daerah Barat, karena sering di serang oleh Belanda dari arah Barat (Glodok), bisa melambung menuju ke sebelah selatan Desa Bendo (Pingkuk), sampai menunggu penyerahan dari Belanda pada tahun 1949.

Periode 1950-1965[sunting | sunting sumber]

Periode pengembangan Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP)

  1. Penambahan Personel
    Wirjadinata selaku Pimpinan tertinggi pasukan Pertahanan Pangkalan (waktu itu) mengembangkan pasukannya dengan menambah personel baik yang berasal dari pasukan Eks Gerilya maupun penyerahan dari Eks KNIL yang selanjutnya ditingkatkan kemampuannya secara bertahap guna mendukung tugas pokoknya sebagai Pasukan Pertahanan Pangkalan, Dengan dikirim ke tempat–tempat pendidikan seperti Para Komando, Zeni Pioneer, Arhanud, Secapa dan Suslapa Infantri dan lainnya
  2. Penempatan Pasukan
    1. Pioneer
      Pada tahun 1958, 1 (satu) kompi pasukan Genie Pioneer Angkatan Udara (PGPAU) berkekuatan 127 orang anggota dengan Komandan Kompi Lettu Soedjito, yang tugas dan kegiatannya:
      1. Intern Pangkalan
        Mempertahankan dan mengamankan Pangkalan, utamanya menghadapi kemungkinan serangan musuh dari darat, dengan menempati pos–pos di ring luar mapun ring dalam termasuk dengan menggelar SMB 12,7 mm. Sedang pada tahun 1961/1962 sebagian anggota di BP-kan ke proyek pembangunan Landasan Maospati.
      2. Extern Pangkalan
        Mempertahankan dan mengamankan Pangkalan, utamanya menghadapi kemungkinan serangan musuh dari darat, dengan menempati pos–pos di ring luar mapun ring dalam termasuk dengan menggelar SMB 12,7 mm. Sedang pada tahun 1961/1962 sebagian anggota di BP-kan ke proyek pembangunan Landasan Maospati.
        1. Satu kompi pioneer (PGPAU) Pasuka Gerilya Pioneer Angkatan Udara yang terbentuk pada 1 Juli 1958 dengan kekuatan 127 personel dan sebagai Komandan Kompinya Lettu Sujito dari MAKOPPAU Husen S. Selama 1 tahun yaitu 1959 Selanjutnya Lettu Sujito ditarik ke Makorppau dan digantikan oleh Peltu R. setyono dibantu oleh Pelda R. Sutedjo kedudukan untuk sementara kompi pioneer berkedudukan di wilayah Kecamatan Plaosan Magetan dan bertempat di Asrama Condrodimuko Plaosan Magetan. Di asrama tersebut berstatus pendidikan ke pioniran selama kurang lebih 6 bulan dari DIR ZENI AD selanjutnya Januari 1959, kedudukan dipindahkan ke Pangkalan.
        2. Pada bulan Mei 1959 satu peleton pioneer di berangkatan ke Tanjung Pandang, Bliliton untuk membuat perlindungan Pesawat dalam rangka Operasi TRIKORA dengan Komandan Peleton Pelda Soetedjo, tugas ini bergiliran setiap 3 bulan sekali sampai dengan bulan januari 1960.
        3. Pada bulan Januari 1961, 60 anggota pioneer di berangkatkan ke Kendari, Sulawesi Tenggara di bawah pimpinan Serma Ali Masjkar untuk membuat barak-barak pasukan tingkat batalyon dalam rangka operasi TRIKORA.
        4. Pada bulan Februari 1961, satu peleton pioneer di bawah pimpinan Serma Soepardi di berangkatkan ke Langgur untuk Pengamanan di Tual.
        5. Pada bulan September 1963, 45 anggota pioneer di bawah pimpinan Peltu Sutrisno diterjunkan ke Sintang Kalimantan barat untuk Ops Karya membuat landasan sepanjang 1500 m, lebar 60 m, dalam rangka Operasi DWIKORA. Dalam pelaksanaan tugas ini bergabung dengan PGT dari Husein Bandung di bawah pimpinan Letda Nurisman dan tugas berakhir pada tahun 1964.
    2. Penangkis Serangan Udara (PSU)
      1. Battry VI PSU yang dibentuk pada tanggal 1962 dengan kekuatan 175 personel yang dipimpin oleh Capa Soenjoto dibantu oleh Peltu Manan dan peltu Samad. Kedudukan untuk sementara battry VI PSU ini berkedudukan di desa Setalu dan menempati barak–barak pasukan (sengkuap pasukan darurat) juga dibuat oleh kompi pioneer (PGPAU).
      2. Battry VII dibentuk bersama dengan battry VI PSU yaitu tahun 1962 dengan kekuatan 175 personel di pimpin oleh Capa Wagimun sebagai Dan Battry dibantu oleh pelda A. Sugiwang, dan dibantu oleh peltu D. Bastaman.
      3. Tugas pokok kedua battry PSU tersebut adalah mempertahankan dan mengamankan Pangkalan dari kemungkinan adanya serangan Pesawat Udara musuh dengan menempati/ menggelar PSU di sekitar pangkalan dengan persenjataan Canon HSS 30 mm, Triple Gun dan SMB 12,7 mm. Tugas Extern pangkalan, pada tahun 1963/1964 satu peleton battry VI diberangkatan ke Pontianak dan satu peleton battry VII di berangkatkan ke banjarmasin untuk melaksanakan tugas–tugas pengamanan pangkalan.
    3. Pergantian sebutan / nama Kesatuan Pioneer
      1. Pada tahun 1961/1962, sebutan Kompi Pasukan Genie Pioneer Angkatan Udara (PGPAU) diubah menjadi Kompi Pioneer lapangan Udara (PLU).
      2. Pada tahun 1964, sebutan Kompi PLLU diubah menjadi Kompi VI Pasukan Pertahankan Pangkalan (PPP).
    4. Terbentuknya Pasukan gerak Tjepat (PGT)
      Sejak tahun 1950 seluruh anggota pasukan berpangkat Sersan ke atas diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan Para Dasar di Bandung secara bergelombang yang selanjutnya ditingkatkan lagi kepada anggota lainnya yang memenuhi syarat kesehatannya. Setelah cukup banyak anggota yang telah memiliki kuwalifikasi Para Komando dan ketrampilan – ketrampilan lainnya maka atas prakarsa Bapak R. Soeprantidjo, dibentuklah Pasukan Gerak Tjepat (P.G.T), sehingga pada waktu itu AURI mempunyai 4 macam Pasukan:
      1. Pasukan Gerak Tjepat (PGT)
      2. Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP)
      3. Penangkis Serangan Udara (PSU)
      4. Pasukan Penembak Ricoelles Rifle dan Bazoola (PPRRB) yang berkekuatan satu kompi dan berkedudukan di Polonia Jakarta.

Periode Terbentuknya Skadron 463 Paskhas[sunting | sunting sumber]

Kedudukan Markas Batalyon. Kedudukan markas batalyon B Men III Pasgat Lanud Iswahjudi, Waktu Pembentukan Berada di sebelah Timur Landasan, Berhadapan dengan Kantor POL AU (waktu itu). Pada tahun 1980 menempati markas Batalyon yang baru dibangun di sebelah Barat Landasan, di Desa Setren sampai sekarang. Berdasarkan hasil penyempurnaan organisasi yang dilaksanakan guna memantapkan jalur komando terhadap pasukan yang berada di Lanud-Lanud. Maka pada tanggal 1 September 1966 terbentuklah Batalyon Tempur B Men lll Pasgat yang bertugas mempertahankan Pangkalan Udara Iswahjudi bersama-sama dengan unsur pengamanan lainnya. Markas Batalyon Tempur B Men lll Pasgat pada waktu itu berada di sebelah Timur Lanud tepatnya berhadapan dengan kantor POL AU (skrg POMAU). Pada tahun 1980 menempati gedung baru yang terletak di sebelah barat Lanud (Desa Setren).

Berdasarkan surat keputusan Komandan Jenderal Kopasgat Nomor: Skep/007/XII/1976 tanggal 4 desember 1976, Batalyon Tempur B Men III Pasgat dinyatakan likuidasi dan dibentuk Batalyon Tempur III Kopasgat. Upacara Likuidasi dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 1976 yang pada saat itu Komandan Batalyonnya adalah Mayor Psk Paidi H.R. Seiring berjalannya waktu diadakan perubahan-perubahan nama dan kesatuan sampai akhirnya pada tanggal 7 Oktober 2008 Komandan Korps Paskhas Mengeluarkan Surat Telegram dengan Nomor T/784/2008 Tentang penyempurnaan POP Korpaskhas. Yaitu adanya perubahan nama Skadron menjadi Batalyon dan Flight menjadi Kompi. Dengan demikian Skadron 463 Paskhas diubah namanya menjadi Batalyon 463/Trisula Paskhas. dan Berdasarkan Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Validasi Organisasi dan Tugas Korpaskhas dan Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 6 Tahun 2013 tanggal tentang Validasi Organisasi Korpaskhas, maka tanggal 17 Oktober 2013 telah dilaksanakan pengukuhan atas organsasi dan tugas Korpaskhas yang baru, Batalyon 463/Trisula Paskhas diubah namanya menjadi Batalyon Komando 463/Trisula Paskhas.

Komandan[sunting | sunting sumber]

  1. Kapten Psk Darmono (1966-1969)
  2. Kapten Psk Ediarto (1969-1970)
  3. Mayor Psk Widodo D.S (1970-1975)
  4. Mayor Psk Budi Sutrisno (1975-1976)
  5. Mayor Psk Paidi H.R (1976-1979)
  6. Mayor Psk M.T Hariandja (1979-1981)
  7. Mayor Psk Budhi Santoso (1981-1983)⭐⭐⭐
  8. Mayor Psk Zein Arif (1983-1985)
  9. Mayor Psk Petrus M (1985-1987)
  10. Letkol Psk Addy M (1987-1990)
  11. Letkol Psk Muyanto (1990-1991)
  12. Letkol Psk Sunarbowo Sandi (1991-1995)⭐⭐
  13. Letkol Psk M. Harpin Ondeh (1995-1997)⭐⭐
  14. Letkol Psk D.F.O Tambunan (1997-2000)
  15. Letkol Psk Yudi P (2000-2003)
  16. Letkol Psk Ambar Kisnoto (2003-2005)
  17. Letkol Psk Rolland Dulista G. Waha (2005-2007)⭐
  18. Letkol Psk M.A Silaban (2007-2010)
  19. Letkol Psk Roosen Lombok Sinaga (2010-2013)
  20. Letkol Psk Suratno (2013-2015)
  21. Letkol Pas Deni Ramdani (2015-2016)
  22. Letkol Pas Banu Kusworo (2016-2018)
  23. Letkol Pas Sigit Sasongko, M.Si., M.Han. (2018-2019)
  24. Letkol Pas Verial Tunruribela (2019-2022)
  25. Letkol Pas Armiyanto Nurhuda Respati, M.Han. (2022-Sekarang)

[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]