Lompat ke isi

Kitab Keluaran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kitab Keluaran (disingkat Keluaran; akronim Kel.) merupakan kitab kedua dan bagian dari kelompok kitab Taurat (atau Pentateukh) pada Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan Tanakh (atau Alkitab Ibrani).[1][2] Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut Sefer Syemot (סֵפֶר שְׁמֹות).

Isi kitab ini menceritakan tentang kaburnya rakyat Israel secara massal dari perbudakan di Mesir melalui kekuatan Yahweh, yakni Tuhan yang telah memilih mereka sebagai umat-Nya. Orang-orang Israel kemudian melakukan perjalanan bersama Nabi Musa ke Gunung Sinai, di mana Yahweh menjanjikan mereka tanah Kanaan ("Tanah yang dijanjikan") sebagai ganti atas keimanan mereka. Di sana, mereka membentuk perjanjian bersama Yahweh, yang memberikan mereka hukum dan instruksi untuk mendirikan Tabernakel, yang merupakan cara supaya Tuhan dapat datang dari langit dan tinggal bersama mereka dan memimpin mereka dalam perang suci untuk mengambil alih tanah tersebut, dan memberikan mereka ketenangan.

Secara tradisional, Kitab ini dianggap berasal dari Musa sendiri, akan tetapi menurut para ilmuwan modern, kitab ini adalah produk dari pembuangan bangsa Israel ke Babilonia, yang didasarkan pada tradisi tertulis ataupun oral yang lebih awal, dengan revisi akhir dibentuk pada masa periode Israel dikuasai oleh Persia setelah masa pembuangan (5 SM). Carol Meyers, dalam komentarnya mengenai Kitab Keluaran, mengajukan bahwa Kitab ini bisa jadi merupakan Kitab paling penting di Alkitab, karena dia mewakili fitur-fitur pembentuk identitas Israel—memori mengenai masa lalu yang ditandai dengan kesulitan dan kaburnya mereka, perjanjian mereka dengan Tuhan, yang memilih mereka, dan pembentukan kehidupan berkomunitas dan petunjuk-petunjuk untuk menyokongnya.[3]

Konsensus di antara para ilmuwan adalah bahwa Kitab Keluaran hanyalah berisi mitos, dan sama sekali tidak mendeskripsikan secara akurat kejadian sejarah.[4]

Nama "Keluaran" merupakan terjemahan maknawi dari judul kitab ini dalam Septuaginta Yunani, yakni Éxodos (Ἔξοδος, har. "keluar, kepergian, keberangkatan"), yang merupakan gabungan dari prefiks ἐκ- (ek-, har. "ke luar") dan kata ὁδός (hodós, har. "jalan, jalur"); nama Yunani tersebut diserap menjadi Exodus dalam Bahasa Latin dan Inggris. Penamaan "Keluaran" telah terbukti digunakan untuk berbagai versi terjemahan Alkitab bahasa Melayu dan bahasa Indonesia sejak zaman Hindia Belanda.[5][6] Nama "Keluaran" dan Éxodos mendeskripsikan isi kitab yang memuat peristiwa keluarnya bangsa Israel kuno dari Mesir.

Dalam bahasa Ibrani, judul שְׁמֹות (Syemot) secara harfiah berarti "nama". Istilah ini merupakan insipit yang diambil dari Keluaran 1:1.

וְאֵלֶּה, שְׁמוֹת בְּנֵי יִשְׂרָאֵל, הַבָּאִים, מִצְרָיְמָה׃ אֵת יַעֲקֹב, אִישׁ וּבֵיתוֹ בָּאוּ. (Teks Ibrani)
Ve’elleh shemot bnei Yisrael habaim Mitzraymah; et Ya’akov, ish uveito ba’u.

Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing: (TB)

— Keluaran 1:1
  1. Laporan meningkatnya jumlah orang Yahudi di Mesir.
  2. Panggilan Musa.
  3. Pembebasan orang Yahudi dari perbudakan dengan 10 bencana yang ditimpakan terhadap bangsa Mesir.
  4. Keluarnya bangsa Yahudi dari Mesir dan perjalanan mereka ke Gunung Sinai.
  5. Perjanjian Tuhan dengan umat-Nya di Gunung Sinai. Kepada bangsa Israel diberikan hukum-hukum moral, sipil dan keagamaan untuk pedoman hidup.
  6. Instruksi pembuatan tempat beribadat (tabernakel) untuk bangsa Israel; peraturan-peraturan untuk para imam dan cara beribadat kepada Tuhan.

Amanat kitab ini terutama menguraikan apa yang dilakukan Tuhan pada waktu Ia membebaskan umat-Nya yang diperbudak, lalu membimbing mereka menjadi suatu bangsa yang mempunyai harapan bagi masa depan.

Tokoh utama dalam kitab ini adalah Musa, orang yang dipilih Tuhan untuk memimpin umat-Nya keluar dari Mesir. Bagian yang paling terkenal dari kitab ini ialah daftar Sepuluh Perintah Allah.

Judul perikop dalam Kitab Keluaran menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Riwayat dan pengutusan Musa
  • Orang Israel ditindas di Mesir (1:1–22)
  • Musa lahir dan diselamatkan (2:1–10)
  • Musa membela bangsanya ─ Ia lari ke tanah Midian (2:11–22)
  • Musa diutus TUHAN (2:23 – 4:17)
  • Musa kembali ke Mesir (4:18–31)
  • Musa menghadap Firaunbangsa Israel makin ditindas (5:1–24)
  • Pengutusan Musa (6:1–12)
  • Nenek moyang Musa dan Harun (6:13–26)
Sepuluh tulah Mesir
Keluar dari Mesir
Peraturan-peraturan
Pelaksanaan peraturan-peraturan
  • Anak lembu emas (32:1–35)
  • Musa meminta penyertaan TUHAN di gurun (33:1–23)
  • Dua loh batu yang baru (34:1–35)
  • Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (35:1–3)
  • Persembahan khusus untuk mendirikan Kemah Suci dan untuk kebaktian di dalamnya (35:4–29)
  • Pengangkatan Bezaleel dan Aholiab (35:30 – 36:7)
  • Membuat Kemah Suci (36:8–38)
  • Membuat tabut perjanjian (37:1–9)
  • Membuat meja roti sajian (37:10–16)
  • Membuat kandil (37:17–24)
  • Membuat mezbah pembakaran ukupan (37:25–28)
  • Membuat minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian (37:29)
  • Membuat mezbah korban bakaran (38:1–7)
  • Membuat bejana pembasuhan (38:8)
  • Membuat pelataran (38:9–20)
  • Biaya untuk mendirikan Kemah Suci (38:21–31)
  • Membuat pakaian imam (39:1–31)
  • Pekerjaan itu diterima baik oleh Musa (39:32–43)
  • Musa mendirikan Kemah Suci (40:1–33)
  • Kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci (40:34–38)

Kesejarahan

[sunting | sunting sumber]

Konsensus yang luar biasa besar di antara para ilmuwan adalah bahwa cerita dalam Kitab Keluaran paling baik dipahami sebagai mitos dan tidak dapat diperlakukan sebagai sejarah dalam artian apapun.[4] Arkeolog Israel Finkelstein dan Neil Asher Silberman mengatakan bahwa tidak ditemukan sedikitpun bukti arkeologis mengenai adanya sekelompok orang Israel pengembara, bahkan dalam jumlah sangat sedikit pun, yang pernah tinggal di Sinai: "Kesimpulannya bahwa kisah Eksodus (atau keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dengan dituntun oleh Musa) ini tidak terjadi pada waktu dan dengan cara sebagaimana yang dijelaskan dalam Alkitab, dan ini tampaknya tidak terbantahkan [...] penggalian dan survei berulang di seluruh area tidak menghasilkan bukti sedikit pun".[7] Arkeologi modern justru menunjukkan kesinambungan antara Kanaan dan pemukiman Israel, menunjukkan bahwa bangsa Israel aslinya merupakan bangsa Kanaan itu sendiri, tanpa adanya indikasi adanya orang-orang awal Israel sebagiannya dari Mesir.[8][9]

1585 map
1641 map
Historical representations of the Stations of the Exodus

Meskipun seluruh ilmuwan kecuali yang konservatif menolak cerita Alkitab mengenai Eksodus,[4] mayoritas masih percaya bahwa terdapat basis sejarah atas penulisannya,[10][11] walaupun secara besar tidak sepakat apa basisnya tersebut.[12] Kenton Sparks menyebutnya sebagai "sejarah yang dimitoskan"[13]

Exodus: Gods and Kings

Sejumlah film telah dibuat berdasarkan kitab ini, antara lain:

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Meyers, p. xv.
  4. ^ a b c Collins 2005, hlm. 46.
  5. ^ "Surat Jang Kaduwa Deri Pada Tawrat Musaj Jang bernama 'Elchurudj, ija itu Kaluwaran". Pustaka Kuno. Diakses tanggal 2025-06-02.
  6. ^ "Kitab Nabi Moesa Jang Kadoewa Jang Bernama Kitab Kaloewaran". Pustaka Kuno. Diakses tanggal 2025-06-02.
  7. ^ Finkelstein & Silberman 2001, hlm. 63.
  8. ^ Barmash 2015, hlm. 4.
  9. ^ Shaw 2002, hlm. 313.
  10. ^ Faust 2015, hlm. 476.
  11. ^ Redmount 2001, hlm. 87.
  12. ^ Geraty 2015, hlm. 55.
  13. ^ Sparks 2010, hlm. 73.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]