Jiwa
Jiwa (berasal dari bahasa Sanskerta : jiva yang artinya "benih kehidupan") Dalam berbagai agama dan filsafat, jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah (immaterial) dari seseorang. Biasanya jiwa dipercaya mencakup pikiran dan kepribadian dan sinonim dengan roh, akal, atau awak diri.[1] Di dalam teologi, jiwa dipercaya hidup terus setelah seseorang meninggal, dan sebagian agama mengajarkan bahwa Tuhan adalah pencipta jiwa. Di beberapa budaya, benda-benda mati dikatakan memiliki jiwa, kepercayaan ini disebut animisme.[2] Penggunaan istilah jiwa dan roh sering kali sama, meskipun kata yang pertama lebih sering berhubungan dengan keduniaan dibandingkan kata yang kedua.[3] Jiwa dan psyche bisa juga digunakan secara sinonimous, meskipun psyche lebih berkonotasi fisik, sedangkan jiwa berhubungan dekat dengan metafisik dan agama.[4] Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh manusia (yang ada di di tubuh dan menyebabkan seseorang hidup atau nyawa. Jiwa juga diartikan sebagai seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya).[5] Jiwa manusia berbeda dengan jiwa makhluk yang lain seperti binatang, pohon, dan sebagainya. Jiwa manusia bagaikan alam semesta, atau alam semesta itu sendiri, yang tersembunyi di dalam tubuh manusia dan terus bergerak dan berotasi.[butuh rujukan] jiwa hanya lah sebuah nyawa yang dikendalikan oleh roh.
Pandangan
[sunting | sunting sumber]Filsafat
[sunting | sunting sumber]Filsuf pertama yang mempelajari dan memberikan definisi mengenai jiwa adalah Plato. Dalam pemikirannya, Plato mengartikan jiwa sebagai sesuatu yang tidak tampak tetapi merupakan dunia nyata yang tidak berubah. Sifat dari jiwa ialah kekal dan tidak berubah. Tubuh dan jiwa dianggap berbeda. Masing-masing mempunyai fungsi bagi keberadaan manusia. Jiwa berperan sebagai pengatur tindakan rasional yang kemudian mengendalikan keinginan atau nafsu manusia.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Soul", Encyclopædia Britannica. 2008. Retrieved November 12, 2008.
- ^ "Soul" Diarsipkan 2008-07-09 di Wayback Machine., The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition. 2001-07. Retrieved November 12, 2008.
- ^ Hillman J (T Moore, Ed.) (1989). A blue fire: Selected writings by James Hillman. New York, NY, USA: HarperPerennial. hlm. 112–129.
- ^ Hillman J (T Moore, Ed.) (1989). A blue fire: Selected writings by James Hillman. New York, NY, USA: HarperPerennial. hlm. 20.
- ^ Arti jiwa di Diarsipkan 2009-08-05 di Wayback Machine. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
- ^ Asrori (2020). Psikologi Pendidikan: Pendekatan Multidisipliner (PDF). Banyumas: CV. Pena Persada. hlm. 1. ISBN 978-623-7699-72-9.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Our Real Identity: The Science of the Soul Diarsipkan 2006-09-27 di Wayback Machine. Summary from a lecture at the London School of Economics by H.G. Bhuta Bhavana dasa, a Hindu brahmin
- Stanford Encyclopedia of Philosophy entry on Ancient Theories of the Soul
- The soul in Judaism at Chabad.org
- The Old Testament Concept of the Soul Diarsipkan 2015-02-09 di Wayback Machine. by Heinrich J. Vogel (Christian)
- Body, Soul and Spirit Article in the Journal of Biblical Accuracy (Christian)
- The Science of the Soul Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine.
Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Bremmer, Jan (1983). The Early Greek Concept of the Soul (PDF). Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-03131-2. Diakses tanggal 2007-08-16.
- Christopher, Milbourne, Search for the Soul, Thomas Y. Crowell Publishers, 1979
- McGraw, John J., Brain & Belief: An Exploration of the Human Soul, Aegis Press, 2004