Lompat ke isi

Madyan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infotaula de geografia políticaMadyan
daerah historis
orang Edit nilai pada Wikidata
מִדְיָן‬ (he)
مَـدْيَـن‎ (ar) Edit nilai pada Wikidata

Tempat

Madyan atau Midian (Arab: مدين, Madyan; bahasa Ibrani: מִדְיָן‎, Madyan; bahasa Yunani: Μαδιάμ, "Μαδιανίτης", Madianites, untuk orang Midian, bahasa Inggris: Midian) adalah sebuah tempat geografis yang disebutkan di dalam Alkitab Ibrani, Alkitab Kristen, Injil dan Al-Qur'an. Madyan diyakini terletak disebelah barat laut Hijaz dipantai timur dari Teluk Aqaba[1] dan ke arah utara Laut Merah,[2] tepatnya di daerah Al-Bad'.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Negeri "Madyan" diambil dari nama Madyan (Midian) bin Ibrahim (Abraham), dari istrinya yang bernama Qanthura (Ketura), kemudian dijadikan nama kabilah yang terdiri dari keturunan anak cucu Madyan itu. Menurut tradisi Islam, dari Qanthura binti Yaqthan lahir enam orang anak, yakni Madyan, Zamran, Saraj, Yaqsyan, Nasyaq, dan yang keenam belum sempat diberi nama.[3] Menurut tradisi Yahudi dan Kristen yang dicatat dalam Kitab Kejadian pasal 25: "Ketura melahirkan bagi Abraham 6 orang putra: Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah."[4]

Dalam Qur'an

[sunting | sunting sumber]
Sebuah peta daerah Madyan, kota dimana Syu'aib pernah diutus.

Di dalam Qur'an penduduk Madyan disebutkan di dalam beberapa surah, di antaranya adalah At-Taubah 70, Al-Hijr 78, Thaha 40, Al-Hajj 44.

Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ʿĀd, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (At-Taubah 9:70)

...dan sesungguhnya adalah penduduk Aykah[5] itu benar-benar kaum yang zalim, (Al-Hijr 15:78)

(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berdukacita, dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, (Thaha 20:40)

...dan penduduk Madyan, dan telah didustakan Musa, lalu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir, kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagaimana besarnya kebencian-Ku (kepada mereka itu). (Al-Hajj 22:44)

Menurut sejarah Islam, penduduk Madyan telah diutus seorang nabi sekaligus rasul yang bernama Syu'aib.[6] Kemudian Syu'aib bertemu dengan Musa, ketika Musa kabur bersembunyi dari kejaran pasukan Fir'aun. Kemudian Musa dikisahkan melamar anak gadisnya yang bernama Shafura binti Syu'aib.

Keturunan Midian

[sunting | sunting sumber]

Anak-anak Midian bin Abraham ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa.[7]

Riwayat orang Midian

[sunting | sunting sumber]
  • Seorang raja yang memerintah di tanah Edom (sebelum ada seorang raja memerintah atas orang Israel), bernama Hadad bin Bedad pernah memukul kalah orang Midian di daerah Moab.[8]
  • Pada waktu Yusuf dibuang ke dalam sumur kering oleh saudara-saudaranya yang iri hati kepadanya, mereka berikhtiar membunuhnya, tetapi mengurungkan niatnya setelah melihat rombongan saudagar-saudagar yang pergi ke tanah Mesir. Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.[9] Kemudian, Yusuf dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.[10]
  • Ketika Firaun mendengar Musa membunuh seorang Mesir, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian.[11] Adapun imam di Midian yang bernama Rehuel atau Yitro, mempunyai tujuh anak perempuan. Musa menolong anak-anak perempuan imam itu mengusir gembala-gembala yang mengganggu mereka dan mengambilkan air memberi minum kambing domba mereka. Rehuel mengundang Musa untuk tinggal bersama mereka. Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu Rehuel memberikan Zipora, anaknya, kepada Musa menjadi istrinya.[12]
  • Bangsa Israel menjelang masuk ke tanah Kanaan berkemah di tepi timur sungai Yordan di batas tanah Moab. Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab. Lalu Balak mengutus para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di tangannya upah penenung untuk memanggil Bileam bin Beor datang mengutuki orang Israel. Namun, Allah tidak mengizinkan Bileam menyampaikan kutukan, malah Bileam harus menyampaikan berkat, sampai tiga kali, untuk kesejahteraan Israel.[13]
  • Kisah Bileam masih berlanjut, karena meskipun ia tidak mengutuki orang Israel, ia menasehati orang-orang Midian untuk memikat orang Israel menyembah berhala mereka dengan memakai perempuan-perempuan cantik. Peristiwa penyembahan berhala itu menyebabkan orang Israel tertimpa tulah hebat dari Allah dan dikenal dengan peristiwa Baal-Peor. Tulah itu baru berakhir setelah para pemimpin Israel menyuruh bangsanya untuk menghentikan hubungan dengan perempuan-perempuan Midian. Puncaknya adalah ketika seorang Israel, Zimri bin Salu, pemimpin salah satu puak orang Simeon, terang-terangan berhubungan dengan seorang perempuan Moab, Kozbi binti Zur (Zur itu adalah seorang kepala kaum—yaitu puak—di Midian) di hadapan Musa dan pemimpin Israel, imam Pinehas membunuh mereka berdua dan tulah itu berhenti.[14]
  • Akibatnya kemudian Tuhan Allah memerintah Musa dan orang Israel untuk melakukan pembalasan terhadap orang Midian. Maka berperanglah mereka melawan Midian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, lalu membunuh semua laki-laki mereka. Selain dari orang-orang yang mati terbunuh itu, merekapun membunuh juga kelima raja Midian, yakni Ewi, Rekem, Zur, Hur dan Reba, kelima raja Midian, juga Bileam bin Beor dibunuh mereka dengan pedang.[15]
  • Gideon diangkat Allah menjadi seorang hakim untuk melepaskan orang Israel dari penindasan orang Midian. Dengan 300 orang, Gideon mengalahkan orang Midian dengan telak. Demikianlah orang Midian tunduk kepada orang Israel dan tidak dapat menegakkan kepalanya lagi; maka amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya pada zaman Gideon.[16]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dever, William G. Who were the Early Israelites and Where Did They Come From? William B Eerdmans Publishing Co (24 May 2006) ISBN 978-0-8028-4416-3 p.34
  2. ^ The Miracles of Exodus by Colin Humphreys, 2003, ISBN 0-8264-6952-3
  3. ^ "Sejarah singkat Bani Israel diambil dari Qishashul Anbiya oleh Ibnu Katsir". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-21. Diakses tanggal 2010-09-22. 
  4. ^ Kejadian 25:2; 1 Tawarikh 1:32
  5. ^ Penduduk Aykah ini ialah kaum Syu'aib. Aykah adalah tempat yang berhutan di daerah Madyan.
  6. ^ "...dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'aib." (Al A'raaf 7:85)
  7. ^ Kejadian 25:4; 1 Tawarikh 1:33
  8. ^ Kejadian 36:35
  9. ^ Kejadian 37:28
  10. ^ Kejadian 37:36
  11. ^ Keluaran 2:15; Kisah Para Rasul 7:29
  12. ^ Keluaran 2:16–22
  13. ^ Bilangan 22–24
  14. ^ Bilangan 25
  15. ^ Bilangan 31
  16. ^ Hakim Hakim 6–8

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]