Lompat ke isi

Gideon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangGideon

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(he) גִּדְעוֹן בֶּן יוֹאָשׁ Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran1252 SM Edit nilai pada Wikidata
Ophrah (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kematiank. 1152 SM Edit nilai pada Wikidata (99/100 tahun)
Ophrah (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanOphrah (en) Terjemahkan Galat: Kedua parameter tahun harus terisi!
Ofra (en) Terjemahkan Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Hakim Israel kuno
Nabi
Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
Kelompok etnikBani Israil Edit nilai pada Wikidata
AgamaMosaic Judaism (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpemimpin militer, Hakim Edit nilai pada Wikidata
Exaltation (en) Terjemahkan
Tanggal perayaan26 September Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakAbimelekh, Yotam bin Gideon, Jether (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
AyahJoash (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata


Gideon (bahasa Ibrani: גִּדְעוֹן, Modern Gidʻon Tiberias Giḏʻôn), juga dikenal sebagai Yerubaal, adalah seorang hakim yang muncul dalam Kitab Hakim-hakim, di dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Kisahnya terdapat dalam Hakim-hakim 6-8 . Ia juga disebutkan dalam Surat Ibrani sebagai contoh orang beriman. Gideon adalah anak Yoas, dari bani Abiezer dari suku Manasye. Nama Gideon berarti "Si Penghancur", "Pahlawan perkasa" atau "Penebang (pohon)".

Hakim Israel kuno

Kitab Yosua:
Yosua
Kitab Hakim-hakim yoi: OtnielEhudSamgarDeboraBarak† • GideonAbimelekh† • TolaYairYeftaEbzanElonAbdonSimson
Kitab 1 Samuel:
EliSamuel

Tidak resmi diangkat sebagai hakim


Allah memilih Gideon

[sunting | sunting sumber]

Seperti halnya pola di dalam Kitab Hakim-hakim, bangsa Israel kembali berpaling dari Allah setelah masa damai selama 40 tahun yang dihasilkan oleh kemenangan Debora atas Kanaan dan dibiarkan diserang oleh suku bangsa Midian dan Amalek yang tinggal di sekitarnya. Allah memilih Gideon, seorang pemuda dari sebuah keluarga yang tidak dikenal dari suku Manasye, untuk membebaskan rakyat Israel dan mengutuk penyembahan berhala mereka. Gideon sendiri tidak yakin akan dirinya dan perintah Allah, karena itu ia meminta bukti tentang kehendak Allah lewat sebuah mujizat:

36Kemudian berkatalah Gideon kepada Allah: "Jika Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan itu, 37maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan." 38Dan demikianlah terjadi; sebab keesokan harinya pagi-pagi ia bangun, dipulasnya guntingan bulu itu dan diperasnya air embun dari guntingan bulu itu, secawan penuh air.39Lalu berkatalah Gideon kepada Allah: "Janganlah kiranya murka-Mu bangkit terhadap aku, apabila aku berkata lagi, sekali ini saja; biarkanlah aku satu kali lagi saja mengambil percobaan dengan guntingan bulu itu: sekiranya yang kering hanya guntingan bulu itu, dan di atas seluruh tanah itu ada embun." 40 Dan demikianlah diperbuat Allah pada malam itu, sebab hanya guntingan bulu itu yang kering, dan di atas seluruh tanah itu ada embun.[1]

Perang melawan Midian

[sunting | sunting sumber]

Atas perintah Allah, Gideon menghancurkan altar kota yang dipersembahkan kepada dewa asing Baal dan lambang dewi Asyera di sampingnya. Ia kemudian mengirimkan utusan-utusan untuk mengumpulkan orang-orang dari suku-suku Asyer, Zebulon, dan Naftali, serta dari sukunya sendiri Manasye untuk melawan pasukan-pasukan bangsa Midian dan Amalek yang telah menyeberangi Sungai Yordan dan yang saat itu sedang berkemah di Lembah Yizreel.

Allah berkata kepada Gideon bahwa orang-orang yang dikumpulkannya terlalu banyak. Dengan orang yang begitu banyak, pasukan Gideon dapat mengklaim bahwa kemenangan mereka tercapai karena kekuatan mereka, dan bukan karena Allah. Karena itu Allah menyuruh Gideon memulangkan orang-orang yang takut. Dari seluruh pasukannya, 22.000 orang pulang ke rumah dan yang tersisa hanya 10.000 orang:

4Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: "Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, tetapi barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan pergi." 5Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum." 6Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air.7 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya." [2]

Allah menunggu hingga malam turun sebelum Ia memberi perintah kepada Gideon untuk menyerang kubu bangsa Midian. Gideon memberikan masing-masing tentaranya sebuah terompet, obor, dan kendi dari tanah liat. Dengan diam-diam mereka mengepung perkemahan lawan, masing-masing obor disembunyikan di dalam sebuah kendi. Begitu Gideon memberikan tanda, setiap orang meniup terompetnya dan memecahkan kendinya. Allah membuat bangsa Midian kebingungan, sehingga mereka saling membunuh. Mereka yang selamat dan bingung melarikan diri dan terus mundur ke luar perbatasan Israel.

Meskipun Allah tidak menyuruhnya, Gideon kemudian mengumpulkan sejumlah besar orang untuk mengejar orang-orang Midian dan menghadang mereka. Akhirnya ia berhasil menangkap mereka dan kemudian membunuh Zebah dan Salmuna, dua raja Midian, untuk membalas dendam saudara-sudaranya yang terbunuh dalam pertempuran.

Bangsa Israel memohon kepada Gideon agar menjadi raja mereka, tetapi ia menolaknya. Katanya, Allah sajalah pemimpin mereka satu-satunya. Namun, yang menarik ialah bahwa ia tetap membuat "efod" dari emas yang dimenangkannya dalam pertempuran, yang membuat seluruh bangsa Israel kembali berpailng dari Allah.

Keturunan

[sunting | sunting sumber]

Gideon mempunyai 70 putra dari istri-istrinya. Ia menikahi banyak perempuan, tetapi tidak disebutkan jumlahnya. Ia juga mempunyai seorang selir yang melahirkan seorang anak lelaki yang dinamainya Abimelekh (yang artinya "ayahku adalah raja"). Selama 40 tahun masa hidup Gideon, bangsa Israel hidup dalam damai. Setelah Gideon meninggal, Abimelekh, putra Gideon dari gundiknya, menyuruh bunuh semua tujuh puluh putra Gideon. Tetapi Yotam, putra bungsu Gideon, tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri.[3] Setelah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem, pergilah Yotam ke gunung Gerizim, berdiri di atasnya, lalu menyampaikan sebuah perumpamaan yang bersifat nubuat (dikenal sebagai "Perumpamaan Yotam" atau "Perumpamaan tentang pohon-pohon"; bahasa Inggris: Jotham's Parable atau Parable of the Trees; bahasa Ibrani: משל יותם‎) untuk mengecam perbuatan itu.[4] Nubuat yang disampaikannya terlaksana 3 tahun sesudahnya, dimana Abimelekh membunuhi penduduk kota Sikhem[5] dan dibunuh sendiri ketika menyerang kota yang dulu merupakan sekutunya.[6]

Gideon
Suku Manasye
Didahului oleh:
Debora
Hakim Israel kuno Diteruskan oleh:
Abimelekh

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]