Yotam bin Gideon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Yotam bin Gideon (Ibrani: יוֹתָם, yotham, "Allah itu sempat" atau "Allah itu lengkap"; Yunani: Ιωαθαμ; bahasa Latin: Joatham); Inggris: Jotham Error: {{IPA}}: unrecognized language tag: ˈ[1]) adalah anak bungsu Gideon di antara tujuh puluh putra yang dilahirkan istri-istrinya, menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Kakeknya bernama Yoas, dari bani Abiezer yang termasuk suku Manasye. Ketika Abimelekh, putra Gideon dari gundiknya, menyuruh bunuh semua tujuh puluh putra Gideon, kecuali tinggal Yotam yang hidup, karena ia menyembunyikan diri.[2]

Perkataan Yotam[sunting | sunting sumber]

Setelah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin[3] di tugu peringatan[4] yang di Sikhem, pergilah Yotam ke gunung Gerizim, berdiri di atasnya, lalu menyampaikan sebuah perumpamaan yang bersifat nubuat (dikenal sebagai "Perumpamaan Yotam" atau "Perumpamaan tentang pohon-pohon"; Inggris: Jotham's Parable atau Parable of the Trees; Ibrani: משל יותם) untuk mengecam perbuatan itu.[5]

Di akhir dongeng sindiran itu Yotam menyampaikan pilihan kepada orang-orang:

  • "Maka sekarang, jika kamu berlaku setia dan tulus ikhlas dengan membuat Abimelekh menjadi raja, dan jika kamu berbuat yang baik kepada Yerubaal dan kepada keturunannya dan jika kamu membalaskan kepadanya seimbang dengan jasanya ... maka silakanlah kamu bersukacita atas Abimelekh dan silakanlah ia bersukacita atas kamu."
  • "Tetapi jika tidak demikian, maka biarlah api keluar daripada Abimelekh dan memakan habis warga kota Sikhem dan juga Bet-Milo, dan biarlah api keluar daripada warga kota Sikhem dan juga dari Bet-Milo dan memakan habis Abimelekh."[6]

Kemudian Yotam melarikan diri ke Beer, dan tinggal di sana karena takut kepada Abimelekh, saudaranya itu.[7]

Nubuat yang disampaikannya terlaksana 3 tahun sesudahnya, dimana Abimelekh membunuhi penduduk kota Sikhem[8] dan dibunuh sendiri ketika menyerang kota yang dulu merupakan sekutunya.[9]

Tradisi Yahudi[sunting | sunting sumber]

Perumpamaan yang disampaikan oleh Yotam itu sering dibacakan ulang pada hari raya Yahudi Tu Bishvat dan sampai sekarang masih terkenal di Israel.[10]

Tradisi Kristen[sunting | sunting sumber]

Semak duri yang disebut dalam perkataan Yotam itu dalam bahasa Ibraninya adalah "אטד" (atad), yaitu tumbuhan berduri Ziziphus spina-christi[11] yang menurut tradisi dipakai untuk membuat mahkota duri yang ditaruh di atas kepala Yesus Kristus menjelang penyaliban-Nya.[12]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]