Anak lembu emas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Anak Lembu Emas)
Penyembahan Anak Lembu Emas karya Nicolas Poussin

Anak lembu emas (Ibrani: עגל הזהב, translit. Egel haZahav, Arab: عجل الذهب, translit‘ijl aż-żahab) adalah berhala yang dibuat oleh bangsa Israel ketika Musa naik ke Gunung Sinai. Menurut kitab Keluaran,[1] anak lembu emas ini dibuat oleh Harun untuk menuruti keinginan bangsa Israel, sedangkan Al-Qur'an menyebutkan pembuatnya bernama Samiri.

Dalam Alkitab[sunting | sunting sumber]

Dalam Ibrani, kejadian ini dikenal sebagai "Chet ha'Egel" (חטא העגל) atau "Dosa Anak Lembu".

Penyembahan Anak Lembu oleh Filippino Lippi (14571504)

Ketika Musa disuruh Allah untuk naik ke Gunung Sinai untuk menerima perintah Tuhan (Keluaran 24:12) ia tinggal di atas gunung selama 40 hari 40 malam. Bangsa Israel takut Musa tidak kembali dan berkata kepada Harun untuk membuatkan bagi mereka allah (Keluaran 32:1). Harun menyuruh mereka mengumpulkan anting-anting emas mereka lalu dari anting-anting yang terkumpul dibentuk dan dibuatlah anak lembu tuangan. Harun juga mendirikan mezbah di depan anak lembu itu. Keesokan harinya dinyatakan Harun sebagai hari raya bagi Tuhan dan seluruh bangsa Israel mempersembahkan korban, makan dan minum, dan bersukaria

Tuhan lalu menyuruh Musa turun dan Ia berencana untuk membinasakan bangsa Israel dan membuat Musa menjadi bangsa baru yang besar. Musa mencoba melunakkan hati Tuhan sehingga Tuhan tidak jadi membinasakan bangsa pilihan-Nya tersebut (Keluaran 32:9-14). Musa lalu turun gunung dengan membawa kedua loh batu yang ditulis oleh Allah sendiri. Ketika ia bertemu dengan Yosua yang menungguinya turun dari gunung, Yosua berkata bahwa ia mendengar bunyi perang di perkemahan Israel, namun Musa menjawab Yosua bahwa yang didengarnya bukan nyanyian kemenangan atau kekalahan, melainkan nyanyian bersahut-sahutan. Ketika turun dari gunung tersebut Musa melihat anak lembu emas dan orang yang menari-nari, maka Musa menjadi marah, kedua loh batu yang dibawanya dilemparkannya dari tangannya dan dipecahkannya di kaki gunung tersebut. Musa lalu membakar anak lembu emas tersebut dengan api, digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan orang Israel disuruh meminumnya. Musa lalu bertanya kepada Harun mengapa ia mendatangkan dosa sebesar itu kepada bangsa Israel, yang dijawab Harun bahwa pada dasarnya bangsa Israel adalah jahat; ia menyuruh mereka menanggalkan emas mereka, dan ketika emas sudah terkumpul dan ia melemparkannya ke dalam api, keluarlah anak lembu itu (Keluaran 32:22-24).

Musa melihat bahwa orang Israel sudah seperti kuda terlepas dari kandang, dan Harunlah yang melepaskan mereka, sampai menjadi ejekan bagi musuh mereka, maka Musa mengundang seluruh orang Israel yang berpihak kepadanya dan seluruh bani Lewi berkumpul kepada Musa. Musa lalu memberikan perintah Tuhan kepada bani Lewi untuk berjalan kian ke mari dengan masing-masing mengikatkan pedang di pingganngnya, dari pintu gerbang perkemahan hingga pintu gerbang satunya lagi, dan masing-masing biarlah membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya. Mereka melakukan seperti yang diperintahkan Musa dan matilah tiga ribu orang dari bangsa Israel (Keluaran 32:28).

Dalam Islam[sunting | sunting sumber]

Peristiwa ini dicatat dalam surah ke-2 dalam Al-Qur'an, Al-Baqarah, juga literatur Islam lain seperti hadis, maupun tafsir. Al-Qur'an menceritakan bahwa ketika Bani Israil menolak untuk masuk ke tanah yang telah dijanjikan, Allah menjatuhkan hukuman kepada Bani Israil yakni tersesat selama 40 tahun. Musa berupaya untuk memimpin Bani Israil agar mereka menghadap Allah untuk menerima wahyu. Allah memerintahkan Musa untuk berpuasa selama 40 hari sebelum menerima kitab suci untuk Bani Israil.[2][3] Ketika Musa selesai berpuasa, ia akhirnya menerima Kitab Taurat. Sebelum melaksanakan perintah puasa di Sinai, Musa meminta kepada Harun menggantikan dirinya dalam memimpin Bani Israil.[3]

Sekitar 30 hari setelah kepergian Musa, sosok bernama Samiri tiba-tiba muncul di tengah masyarakat Bani Israil. Samiri mengeklaim bahwa Musa tega meninggalkan Bani Israil sehingga memerintahkan mereka untuk menyalakan api dan menyerahkan perhiasan emas yang dimiliki kepada Samiri.[4] Samiri kemudian melelehkan emas tersebut, serta melemparkan tanah jejak kuda Malaikat Jibril, sehingga terbentuklah patung anak lembu emas, yang ia yakini sebagai wajah "Tuhan" Musa dan "Tuhan" yang mengeluarkan Bani Israil dari Mesir.[5] Ada perbedaan yang cukup tajam antara Al-Qur'an dan catatan Alkitab tentang tindakan nabi Harun. Al-Qur'an menyebutkan bahwa Harun berusaha untuk membimbing dan memperingatkan orang-orang agar tidak menyembah anak lembu emas. Namun, Bani Israil menolak untuk berhenti sampai Musa kembali.[6] Orang Bani Israil yang masih beriman pun akhirnya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Allah memberi tahu Musa bahwa Dia telah mengadili Bani Israil saat Musa tidak hadir di tengah-tengah mereka dan bahwa mereka telah keluar dari agama yang benar hanya karena menyembah anak lembu emas.

Kembali ke tengah-tengah Bani Israil dengan wajah marah, Musa bertanya kepada Harun mengapa ia tidak menghentikan Bani Israil ketika ia melihat mereka menyembah anak lembu emas. Al-Qur'an menceritakan bahwa Bani Israil menganggap Harun sangat lemah dan hampir membunuh Harun, bahkan Harun meminta Musa untuk tidak menjadikan musuh-musuhnya menyoraki kemalangan Harun. Musa menyadari ketidakberdayaannya dalam situasi tersebut, dan keduanya memohon tobat kepada Allah.[7] Menurut sumber Al-Qur'an, Musa kemudian mendatangi Samiri tentang alasannya membuat anak lembu emas;[8] Samiri mengatakan bahwa ia telah melemparkan tanah bekas jejak kaki Jibril ke dalam api karena nafsunya memang telah membujuknya.[9][4] Akhirnya, Musa mengusir Samiri dari Bani Israil serta memusnahkan patung tersebut dengan membakarnya hingga menjadi abu, kemudian membuangnya di laut.[10] Musa memerintahkan 70 orang untuk memohon tobat kepada Allah.[11] Para perwakilan yang masih beriman tersebut melakukan perjalanan bersama Musa ke Gunung Sinai. Mereka menyaksikan percakapan antara Musa dengan Allah tetapi menolak untuk percaya sampai mereka telah menyaksikan Allah dengan penglihatan mereka. Sebagai hukuman, Allah mengazab mereka dengan sambaran petir dan gempa bumi yang dahsyat.[12] Musa berdoa kepada Allah untuk memohon pengampunan kepada mereka. Allah menghidupkan kembali mereka dan melanjutkan perjalanan mereka.[butuh rujukan]

Perilaku menyembah lembu emas tersebut, menurut Islam, adalah perbuatan syirik (Arab: شرك), sebuah dosa yang sangat besar.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Keluaran 32:4
  2. ^ (Quran 2:51)
  3. ^ a b (Quran 7:142)
  4. ^ a b M. Th Houtsma (1993). First encyclopaedia of Islam: 1913-1936. hlm. 136. ISBN 9004097961. 
  5. ^ Abdul-Sahib Al-Hasani Al-'amili. The Prophets, Their Lives and Their Stories. hlm. 354. ISBN 9781605067063. 
  6. ^ IslamKotob, Sayyed Abul Hasan Ali Nadwi. Stories of the Prophets - قصص الانبياء. hlm. 115. 
  7. ^ (Quran 7:167-174)
  8. ^ "(Quran 20:95)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-07-09. 
  9. ^ "(Quran 20:96)" (dalam bahasa Inggris). 
  10. ^ "(Quran 20:97)" (dalam bahasa Inggris). 
  11. ^ IslamKotob, Sayyed Abul Hasan Ali Nadwi. Stories of the Prophets - قصص الانبياء. hlm. 113. 
  12. ^ Iftikhar Ahmed Mehar (2003). Al-Islam: Inception to Conclusion. hlm. 123. ISBN 9781410732729. 

Ilustrasi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]