Lompat ke isi

Kesengsaraan Yesus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sengsara Kristus)
Yesus Kristus dalam Kisah Sengsara-Nya. Minyak di atas kanvas karya Matthias Stom.

Kisah Sengsara dalam Kekristenan adalah periode akhir pendek dalam kehidupan Yesus yang menyoroti masa pada sejak kunjungan terakhir-Nya ke Yerusalem dalam periode Minggu Sengsara dan perjalanan-Nya menuju penyaliban-Nya di atas Gunung Kalvari, yang didefinisikan sebagai peristiwa klimaktik utama pada doktrin "Sejarah Keselamatan" Kristen.

Peristiwa tersebut dimulai dengan pertanda yang didapatkan Bunda Maria, disusul dengan Yesus dielu-elukan di Yerusalem dan pengadaan Ekaristi-Nya pada Perjamuan Terakhir, kepergian-Nya ke Taman Getsemani disusul dengan penangkapan-Nya oleh para imam Sanhedrin dan dibawa ke pengadilan Pontius Pilatus. Bagian-bagian dari empat Injil menceritakan tentang peristiwa tersebut, beserta Injil Petrus non-kanonikal, yang dikenal sebagai "naratif Kisah Sengsara". Dalam kalender liturgi Gereja Katolik Roma, kisah sengsara dirayakan dalam Minggu Kudus, dimulai pada Jumat Kesedihan, Minggu Palma dan berpuncak pada kematian-Nya pada Jumat Agung.

Catatan Alkitab

[sunting | sunting sumber]

Kisah Kesengsaraan Yesus dicatat dalam empat Kitab Injil kanonik, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes. Tiga kitab Injil yakni Matius, Markus, dan Lukas, dikenal sebagai Injil Sinoptik, memuat catatan yang mirip, sedangkan Injil Yohanes memuat catatan yang agak berbeda, tetapi keempatnya saling melengkapi.

Enam hari sebelum Paskah Yesus tiba di Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.[1] Paskah dirayakan pada malam hari menjelang tanggal 15 Nisan sesuai perintah Tuhan kepada Musa dalam Kitab Keluaran pasal 12. Jadi 6 hari sebelumnya jatuh pada tanggal 9 Nisan (Abib).

Pada malam harinya (10 Nisan malam[2]), di Betania diadakan perjamuan untuk Yesus yang dilayani oleh Marta, seorang sahabat dekatnya.[3] Perjamuan itu diadakan di rumah Simon si kusta.[4] Salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus yang pernah dibangkitkan dari kematian.[5]

Ketika perjamuan berlangsung, Maria, saudara Marta dan Lazarus, mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.[6][7]

Sumber: Matius 21:1–11, Markus 11:1–10, Lukas 19:28–44, Yohanes 12:12–19
Keesokan harinya (10 Nisan pagi) ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"[8] Di dekat Yerusalem dan tiba dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh murid-murid-Nya seekor keledai muda dan induknya, lalu Ia naik ke atas mereka.[9]

  • Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" [10]
  • Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota Yerusalem, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."[11]
  • Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."[12]
  • Sesampainya di Yerusalem Yesus masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia pergi ke luar Yerusalem.[13]

Ketika hari sudah hampir malam, Yesus keluar dari Yerusalem dan berangkat ke Betania untuk bermalam di sana bersama dengan kedua belas murid-Nya.[13]

Sumber: Matius 21:18–19a; Markus 11:12–14

Pada pagi-pagi hari (11 Nisan pagi) Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania dan berjalan menuju Yerusalem. Dalam perjalanan itu Yesus merasa lapar. Di dekat jalan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja (menurut Injil Markus: sebab memang bukan musim buah ara). Kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" (versi Injil Matius: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!") Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.[14]

Sumber: Matius 21:12–17; Markus 11:15–19; Lukas 19:45–48

  • Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, Ia mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Yesus berkata kepada mereka: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun."[15]
  • Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" [16]
  • Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.[17]

Ketika hari sudah hampir malam, Ia meninggalkan Yerusalem dan pergi ke luar kota ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya dan bermalam di situ.[18]

Pertanyaan-pertanyaan dan pengajaran di Bait Allah

[sunting | sunting sumber]
Pohon ara yang sudah kering dan nasihat Yesus tentang doa.

Sumber: Matius 21:19–22; Markus 11:20–26

Pada pagi-pagi hari (12 Nisan pagi) Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania dan berjalan menuju Yerusalem, mereka melewati pohon ara yang kemarin dikutuk oleh Yesus. Para murid melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?" Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu."[19]

Kecaman terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi

[sunting | sunting sumber]

Ke luar dari Bait Allah

[sunting | sunting sumber]

Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi ke luar kota Yerusalem. Maka datanglah murid-murid-Nya berbicara dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah serta mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan. Seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!" Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Aku berkata kepadamu, apa yang kamu lihat di situ--akan datang harinya di mana sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."[37]

Setelah pada siang hari (12 Nisan siang) Yesus mengajar di Bait Allah, pada malam hari (13 Nisan malam) Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.[38]

Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah, datanglah murid-murid-Nya—Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas—bertanya dan bercakap-cakap sendirian kepada-Nya: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia? Apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya."[39]

Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."[49]

Pengajaran terakhir di Bait Allah

[sunting | sunting sumber]

Dicatat dalam Injil Lukas (Lukas 21:38) bahwa pada hari di mana hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi, yaitu tanggal 15 Nisan/Abib, pagi-pagi itu (13 Nisan pagi) semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia.[50] Ini merupakan terakhir kalinya Yesus mengajar di Bait Allah.

Dalam Injil Yohanes mencatat bahwa di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya:

"Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada.
Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!"

Maka terdengarlah suara dari sorga:

"Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!"

Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Jawab Yesus:

"Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."

Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?" Kata Yesus kepada mereka:

"Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu;
barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang."

Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka.[51]

Rencana untuk membunuh Yesus

[sunting | sunting sumber]

Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas. Imam-imam kepala dan ahli-ahli itu Taurat mencari jalan dan merundingkan suatu rencana untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat. Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat."[52]

Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. Yudas berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. Mereka membayar 30 uang perak kepadanya. Yudas Iskariot menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak.[53] Injil Matius dan Markus menghubungkan pengkhianatan Yudas ini dengan ketidaksenangannya atas teguran Yesus, sewaktu murid-murid mengecam Maria yang mengurapi Yesus dengan minyak narwastu yang mahal.[7] Injil Yohanes mencatat bahwa peristiwa pengurapan ini terjadi pada tanggal 10 Nisan/Abib malam (jadi, 3 hari sebelumnya) di rumah Simon si kusta di Betania.[54]

Maka tibalah hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah, sebelum hari raya Paskah mulai. Datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-Nya: "Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan." Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.[55]

Setelah hari malam (14 Nisan malam), Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.[56] Ketika itu Yesus membasuh kaki para murid-Nya, menetapkan Perjamuan Kudus, menyuruh Yudas pergi dan memberikan Amanat Perpisahan.[57]

Yesus ditangkap

[sunting | sunting sumber]

Saat menyampaikan Amanat Perpisahan, Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan nyanyian pujian, kemudian pergi ke Bukit Zaitun, sementara terus memberikan pengajaran.[58][59]

Yesus dan murid-murid-Nya pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.[60] Tempat itu bernama Getsemani dan di sana Yesus berdoa.[61] Yudas Iskariot datang ke sana dengan serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, yang disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua,dan mengkhianati Yesus dengan ciuman.[62] Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia.[63]

Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar.[64] Setelah menanyai sambil menyiksa, maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.[65][66]

Pada waktu itulah di halaman kediaman Imam Besar, Simon Petrus menyangkali Yesus tiga kali dan semua penyangkalan ini dicatat dalam keempat Injil, masing-masing dalam versi yang khas.[67]

Setelah hari mulai terang (fajar menyingsing; 14 Nisan pagi) berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka (Sanhedrin) dan sudah bulat mupakatnya mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Lalu bangkitlah seluruh sidang itu, mereka membelenggu Yesus, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pontius Pilatus, wali negeri Provinsi Iudaea, karena mereka tidak diperbolehkan membunuh seseorang tanpa melalui pengadilan Romawi.[68]

Penyesalan Yudas

[sunting | sunting sumber]

Menurut Injil Matius (Matius 27:3–10), pada waktu Yudas, yang menyerahkan Yesus, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu Yudas mengembalikan uang yang 30 perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah." Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut "Tanah Tukang Periuk" untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut "Tanah Darah". Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku."[69]

Injil Yohanes mencatat bahwa mereka membawa Yesus dari rumah Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah (yaitu pada tanggal 15 Nisan petang hari itu juga). Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu." Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang." Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati, yaitu bukan dirajam dengan batu sebagaimana adat Yahudi, melainkan disalibkan sesuai hukum Romawi.[70] Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!" Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini."[71] Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini." Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem.[72]

Herodes sangat girang melihat Yesus, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun. Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.[73]

Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, dan berkata kepada mereka: "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."[74]

Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka: "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?" Tetapi mereka berteriak bersama-sama: "Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!" Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.[75]

Yesus diolok-olok

[sunting | sunting sumber]

Setelah dijatuhi hukuman mati, serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu daripada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya.[76]

Yesus berjalan ke Golgota sambil memikul salib

[sunting | sunting sumber]

Kemudian para serdadu Romawi menggiring Yesus, disuruh memikul kayu salib-Nya sambil berjalan, keluar dari benteng Antonia ke tempat penyaliban-Nya. Dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang baru datang dari luar kota bernama Simon. Markus mengenal orang ini sebagai ayah Aleksander dan Rufus. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus pada bahunya.[77]

Yesus disalibkan

[sunting | sunting sumber]

Sumber: Matius 27:45; Markus 15:25, 33; Lukas 23:44; Yohanes 20:25
Yesus digantungkan pada kayu salib dengan dipaku kedua tangan-Nya.[78] Ia mulai digantung di salib sejak sekitar pukul 9 pagi.[79] Pada pukul 12 siang sampai pukul 3 sore kegelapan melanda daerah itu.[80]

Kematian Yesus terjadi setelah jam 3 sore dan sebelum jam 6 malam. Pada saat yang sama (14 Nisan sore), domba Paskah disembelih di Bait Suci. Ketika Yesus mati, Injil mencatat bahwa tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah,[81] dan terjadilah gempa bumi.[82] Datanglah prajurit-prajurit untuk mematahkan kaki orang-orang yang disalib, supaya cepat mati dan mayat-mayat dapat diturunkan. Hal ini atas permintaan orang-orang Yahudi kepada Pilatus, berhubung hari itu hari persiapan sebelum Paskah Yahudi. Ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.[83]

Yusuf dari Arimatea, seorang anggota Majelis Besar (Sanhedrin) yang terkemuka, kaya,[84] dan sembunyi-sembunyi menjadi murid Yesus,[85] mengambil inisiatif meminta Gubernur Pontius Pilatus untuk menyerahkan mayat Yesus kepadanya supaya dikuburkan. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf.[86]

Setelah mendapat izin dari Pilatus, Yusuf pergi memberi kain lenan yang putih bersih, kemudian menurunkan mayat Yesus dari kayu salib.[87] Juga Nikodemus, datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus.[88] Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.[89] Yusuf dan Nikodemus mengapani mayat Yesus dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat.[90]

Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang, milik Yusuf dari Arimatea, yang digalinya di dalam bukit batu[91] Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi dan sabat hampir mulai, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ[92] Kemudian digulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu.[93] Maka setelah pintu kubur ditutup, orang-orang segera pergi untuk mengikuti aturan hukum sabat, yaitu tidak boleh bekerja lagi atau berjalan jauh, dan terutama mereka juga mempersiapkan diri makan malam untuk merayakan Paskah Yahudi.

Paskah Yahudi

[sunting | sunting sumber]

Pagi harinya sesudah hari persiapan, yaitu Hari Pertama Perayaan Roti Tidak Beragi (15 Nisan pagi), datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah 3 hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ke-3; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya daripada yang pertama."[94] Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Tiga hari ini berarti tanggal 15-17 Nisan penanggalan Romawi yang berakhir pada tanggal 17 malam (menjelang tanggal 18 pagi). Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.[95]

Yesus di dalam kubur

[sunting | sunting sumber]

Setelah lewat hari Sabat Agung (hari Paskah Yahudi),[96] Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah dan minyak mur untuk nantinya dibawa pergi ke kubur guna meminyaki Yesus.[97]

Pada hari Sabat[98] orang-orang beristirahat menurut hukum Taurat.[99]

Pada malam itu (18 Nisan malam) terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga kubur itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.[100]

Setelah hari-hari Sabat (bahasa Yunani asli dalam bentuk jamak) lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu (Hari Minggu; 18 Nisan pagi), pagi-pagi benar, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain (menurut Markus, Maria ibu Yakobus), menengok kubur itu.[101] Injil Yohanes mencatat bahwa Maria Magdalena berangkat terlebih dahulu ketika hari masih gelap,[102] sedangkan yang lain, menurut Injil Markus, berangkat setelah matahari terbit.[103]

Yesus menampakkan diri

[sunting | sunting sumber]
Pagi hari
  • Kepada perempuan-perempuan yang datang ke kubur (tanpa Maria Magdalena) ketika mereka berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.[104]
  • Kepada Maria Magdalena.[105]
  • Kepada Simon Petrus.[106]
Sore hari
  • Kepada dua orang murid yang berjalan ke Emaus.[107]
  • Kepada para murid (tanpa Yudas Iskariot dan Tomas).[108]

Catatan di luar Alkitab

[sunting | sunting sumber]
Cadar Veronika, lukisan karya Domenico Fetti (~ 1620).

Ada pula catatan-catatan mengenai Kisah Kesengsaraan dalam tulisan-tulisan kuno, tetapi tidak dianggap sebagai bagian kanon Alkitab.

Injil Petrus

Suatu catatan ditemukan dalam Injil Petrus yang dalam keadaan terfragmentasi, dan diketahui namanya dari rujukan kuno, di mana satu fragmen ditemukan di Kairo pada tahun 1884. Naratif dimulai dari pencucian tangan oleh Pilatus, sebagaimana dalam Injil Matius, tetapi orang Yahudi dan Herodes menolak melakukannya. Yusuf dari Arimatea, sebelum penyaliban Yesus, sudah meminta tubuh-Nya, dan Herodes mengatakan akan menurunkan jenazah itu supaya memenuhi adat Yahudi yang tidak membiarkan mayat tergantung di atas "pohon" (atau tiang) semalaman. Herodes kemudian menyerahkan Yesus kepada orang-orang yang menyeret-Nya, mengenakan jubah ungu, memahkotai dengan mahkota duri, memukuli dan mencambuki-Nya.

Ada pula dua penjahat yang disalibkan di kedua sisi-Nya, seperti dalam Injil Lukas. Salah satu penjahat meminta ampun kepada Yesus. Ditulis bahwa Yesus diam saja ketika mereka menyalibkan Dia, "...seperti tidak ada rasa sakit."[109] Pada salib Yesus ditempelkan label Raja Israel dan pakaian-Nya dibagi-bagi serta diundi.

Sebagaimana pada Injil kanonik, kegelapan menutupi seluruh negeri. Yesus juga diberi minum cuka. Kata-kata terakhir Yesus dalam Injil Petrus adalah "Kuasa-Ku, Kuasa-Ku, mengapa engkau meninggalkan Aku?", bukan "Allah-Ku, Allah-Ky, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" seperti dalam Injil Markus. Ia kemudian "diangkat", kemungkinan suatu efemisme untuk kematian atau mungkin kiasan untuk surga.[110] Selanjutnya dicatat ada kebangkitan, mirip dengan kitab-kitab lain.

Serapion dari Antiokhia mengusulkan agar Injil Petrus dibuang dari Gereja karena pengikut aliran Doketisme menggunakannya guna mendukung klaim teologis mereka, yang ditolak oleh Serapion.[111] Banyak sarjana modern juga menolak kebenaran kitab ini, karena pernyataan mengenai Yesus diam saja "seperti tidak ada rasa sakit" tampaknya didasarkan pada penggambaran Kitab Yesaya mengenai "Hamba yang menderita", yaitu "seperti domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. " (Yesaya 53:7).[110]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
Kesengsaraan Yesus
Didahului oleh:
Pemberitahuan tentang penderitaan Yesus
Peristiwa dalam
Perjanjian Baru
Diteruskan oleh:
Kebangkitan Yesus

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Yohanes 12; Yohanes 12:1
  2. ^ Perhitungan hari Yahudi dimulai pada malam hari. Jadi hari baru dimulai setelah matahari terbenam.
  3. ^ Yohanes 12:2
  4. ^ Matius 26:6; Markus 14:3
  5. ^ Lihat Yohanes 11 untuk kisah Yesus membangkitkan Lazarus.
  6. ^ Yohanes 12:2–8
  7. ^ a b Matius 26:6–13; Markus 14:3–9
  8. ^ Yohanes 12:12–13
  9. ^ Matius 21:1–3; Markus 11:1–3; Lukas 19:28–31; Yohanes 12:14
  10. ^ Matius 21:8–9; Markus 11:8–10; Lukas 19:36–38
  11. ^ Lukas 19:41–44
  12. ^ Matius 21:10–11
  13. ^ a b Markus 11:11
  14. ^ Matius 21:18–19a; Markus 11:12–14
  15. ^ Matius 21:12–13; Markus 11:15–17
  16. ^ Matius 21:14–16
  17. ^ Markus 11:18
  18. ^ Matius 21:17; Markus 11:19
  19. ^ Matius 21:19–22; Markus 11:20–26
  20. ^ Markus 11:27
  21. ^ Matius 21:23–27; Markus 11:27–33; Lukas 20: Lukas 20:1–8
  22. ^ Matius 21:28–32
  23. ^ Matius 21:33–44; Markus 12: Markus 12:1–11; Lukas 20:9–18
  24. ^ Matius 21:45–46; 22:1; Markus 12:12; Lukas 20:19
  25. ^ Matius 22: Matius 22:1–14
  26. ^ Matius 22:15–22; Markus 12:13–17; Lukas 20:20–26
  27. ^ Matius 22:23–33; Markus 12:18–27; Lukas 20:27–39
  28. ^ Matius 22:24–40; Markus 12:28–34
  29. ^ Matius 22:41–45; Markus 12:35–37; Lukas 20:41–44
  30. ^ Matius 22:46
  31. ^ Markus 12:34
  32. ^ Lukas 20:40
  33. ^ Markus 12:38–40; Lukas 20:45–47
  34. ^ Matius 23; Matius 23:1–36
  35. ^ Matius 23:37–39
  36. ^ Markus 12:41–44; Lukas 21: Lukas 21:1–4
  37. ^ Matius 24: Matius 24:1–2; Markus 13: Markus 13:1–2; Lukas 21:5–6
  38. ^ Lukas 21:37
  39. ^ Matius 24:3; Markus 13:3–4; Lukas 21:7
  40. ^ Matius 24:4–14; Markus 13:5–13; Lukas 21:8–19
  41. ^ Matius 24:15–28; Markus 13:14–23; Lukas 21:20–24
  42. ^ Matius 24:29–36; Markus 13:24–32
  43. ^ Lukas 21:25–33
  44. ^ Matius 24:37–44; Markus 13:33–37; Lukas 21:34–36
  45. ^ Matius 24:45–51
  46. ^ Matius 25: Matius 25:1–13
  47. ^ Matius 25:14–30
  48. ^ Matius 25:31–46
  49. ^ Matius 26; Matius 26:1–2
  50. ^ Lukas 21:38
  51. ^ Yohanes 12:20–36
  52. ^ Matius 26:3–5; Markus 14: Markus 14:1–2; Lukas 22: Lukas 22:1–2
  53. ^ Matius 26:14–16; Markus 14:10–11; Lukas 22:3–6
  54. ^ Yohanes 12:1–8
  55. ^ Matius 26:14–19; Markus 14:12–16; Lukas 22:7–13; Yohanes 13:1
  56. ^ Matius 26:20–29;Markus 14:17–25; Lukas 22:14–38
  57. ^ Yohanes 13, 14, 15, 16, 17
  58. ^ Matius 26:30–35, Markus 14:26–31, Lukas 22:39
  59. ^ Yohanes 14:31
  60. ^ Yohanes 18:1
  61. ^ Matius 26:36–46; Markus 14:32–42; Lukas 22:40–46
  62. ^ Matius 26:47–50; Markus 14:43–45; Lukas 22:47–48; Yohanes 18:2
  63. ^ Matius 26:47–56; Markus 14:43–52; Lukas 22:47–53; Yohanes 18:2–12
  64. ^ Yohanes 18:12–14, 18–23
  65. ^ Matius 26:57–68; Markus 14:53–65; Lukas 22:54,63–65
  66. ^ Yohanes 18:24
  67. ^ Matius 26:69–75; Markus 14:66–72; Lukas 22:54–62; Yohanes 18:15–17, 25–27
  68. ^ Matius 27: Matius 27:1–2; Markus 15: Markus 15:1; Lukas 22:66–71; 23:1
  69. ^ Matius 27:3–10
  70. ^ Yohanes 18:28–32
  71. ^ Matius 27:11–14; Markus 15:2–5; Lukas 23: Lukas 23:2–4; Yohanes 18:33–38
  72. ^ Lukas 23:5–7
  73. ^ Lukas 23:8–12
  74. ^ Lukas 23:13–16
  75. ^ Matius 27:15–26; Markus 15:6–15; Lukas 23:17–25; Yohanes 18:39–40; 19:1–16
  76. ^ Matius 27:27–31; Markus 15:16–20; Yohanes 19:17
  77. ^ Matius 26:2; Markus 15:21; Lukas 23:26
  78. ^ Yohanes 20:25
  79. ^ Markus 15:25
  80. ^ Matius 27:45; Markus 15:33; Lukas 23:44
  81. ^ Matius 27:51; Markus 15:38; Lukas 23:45
  82. ^ Matius 27:51
  83. ^ Yohanes 19:31–34
  84. ^ Matius 27:57; Markus 15:43; Lukas 23:50–51
  85. ^ Yohanes 19:38
  86. ^ Markus 15:44–45
  87. ^ Markus 15:46
  88. ^ Yohanes 3:1
  89. ^ Yohanes 19:39
  90. ^ Yohanes 19:40
  91. ^ Matius 27:60
  92. ^ Yohanes 19:42
  93. ^ Markus 15:46; Matius 27:60
  94. ^ Matius 27:62–64
  95. ^ Matius 27:65–66
  96. ^ Sehari setelah Paskah Yahudi jatuh pada tanggal 16 Nisan pagi.
  97. ^ Markus 16:1
  98. ^ Dua hari setelah Paskah Yahudi jatuh pada tanggal 17 Nisan.
  99. ^ Lukas 23:56
  100. ^ Matius 28:2–4
  101. ^ Matius 28:1
  102. ^ Yohanes 20:1
  103. ^ Markus 16:2
  104. ^ Matius 28:8–10
  105. ^ Yohanes 20:11–18
  106. ^ Lukas 24:34
  107. ^ Lukas 24:13–32
  108. ^ Lukas 24:36–49; Yohanes 20:19–23
  109. ^ Miller 403. Inilah perikop yang dikecam sebagai kemungkinan mengarah ke Doketisme.
  110. ^ a b Miller 403
  111. ^ Brown 11
  • Brown, Raymond E. An Introduction to the New Testament Doubleday 1997 ISBN 0-385-24767-2
  • Brown, Raymond E. et al. The New Jerome Biblical Commentary Prentice Hall 1990 ISBN 0-13-614934-0
  • Hugo, William R. Studying the Life of Saint Francis of Assisi: A Beginner's Workbook New City Press 2011 ISBN 1-56548-397-9
  • Kilgallen, John J. A Brief Commentary on the Gospel of Mark Paulist Press 1989 ISBN 0-8091-3059-9
  • Miller, Robert J. Editor The Complete Gospels Polebridge Press 1994 ISBN 0-06-065587-9

Pustaka tambahan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]