Kota Pekalongan
Kota Pekalongan
| |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀ |
• Pegon | ڤكلوڠن |
• Hanzi | 北加隆岸 |
• Belanda | Pacalongan |
Julukan: Kota Batik • Kota Kreatif[1] • Kota Santri • Kota Aji | |
Motto: Rasa swarga gapuraning bumi (Jawa) (1906 Masehi)[a] | |
Koordinat: 6°53′18″S 109°40′31″E / 6.8883°S 109.6753°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950 |
Dasar hukum | Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 |
Hari jadi | 1 April 1906 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Achmad Afzan Arslan Djunaid |
• Wakil Wali Kota | Salahudin |
• Sekretaris Daerah | Nur Priyantomo |
Luas | |
• Total | 45,25 km2 (17,47 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 317.535 |
• Kepadatan | 7,000/km2 (18,000/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Jawa |
• IPM | 75,90 (2022) tinggi[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0285 |
Pelat kendaraan | G xxxx |
Kode Kemendagri | 33.75 |
DAU | Rp 480.230.431.000,- (2020) |
Semboyan daerah | Pekalongan BATIK "Bersih, Aman, Tertib, Indah, Komunikatif" |
Flora resmi | Bambu wulung |
Fauna resmi | Perenjak jawa |
Situs web | www |
Kota Pekalongan (Hanacaraka: ꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀, Pegon: ڤكلوڠن, translit. Pakalongan, Hanzi: 北加隆岸; Pinyin: Běi Jiā Lóng Àn, Belanda: Pacalongan) adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini merupakan pelabuhan terpenting di Jawa Tengah dan terkenal dengan batiknya. Pekalongan merupakan kota pertama di Indonesia dan kota Asia Tenggara pertama yang menjadi bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO.[1]
Pekalongan berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat, dan terletak di lintas utara. Pekalongan berjarak 417 km sebelah barat dari Kota Surabaya, atau 384 km sebelah timur dari Jakarta. Pekalongan dikenal dengan julukan "Kota Batik", karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk kota Pekalongan sebanyak 317.535 jiwa dengan kepadatan 6.983 jiwa/km².[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Nama Kota Pekalongan (Gemeente Pekalongan) dapat ditelusuri pada arsip dokumen Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomor 40 tahun 1931. Nama Pekalongan diambil dari kosakata bahasa Jawa 'Along' (dapat banyak) dan di bawah lambang kota tertulis 'Pek-along-an'. Hal ini diikuti dengan keputusan DPRD Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan tambahan Lembaran Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958, serta persetujuan Pepekupeda Teritorium 4 dengan SK Nomor KTPS-PPD/00351/II/1958 yang menyatakan bahwa nama Pekalongan berasal dari kata 'Pek-Along-An' yang berarti pendapatan atau dalam bahasa Jawa Krama disebut dengan 'Pangangsalan'.
Pada pertengahan abad ke-19 di kalangan kaum liberal Belanda muncul pemikiran etis, yang selanjutnya dikenal sebagai politik etis, yang menyerukan Program Desentralisasi Kekuasaan Administratif yang memberikan hak otonomi kepada setiap Keresidenan dan Kota Besar serta pembentukan dewan-dewan daerah di wilayah administratif tersebut.
Pemikiran kaum liberal ini ditanggapi oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dengan dikeluarkannya Staatbland Nomor 329 Tahun 1903 yang menjadi dasar hukum pemberian hak otonomi kepada setiap residensi dan untuk Kota Pekalongan. Hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomor 124 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 tentang Decentralisatie Afzondering van Gelmiddelen voor de Hoofplaatss Pekalongan uit de Algemenee Geldmiddelen de dier Plaatse yang berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menandatangani penyerahan kekuasaan kepada tentara Jepang. Jepang menghapus keberadaan dewan-dewan daerah, sedangkan Kabupaten dan Kotamadya diteruskan dan hanya menjalankan pemerintahan dekonsentrasi.
Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh dwitunggal Soekarno-Hatta di Jakarta, ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata untuk merebut markas tentara Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari tentara Jepang.
Secara yuridis formal, Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, maka Pekalongan berubah sebutannya menjadi Kotamadya Dati II Pekalongan.
Terbitnya PP Nomor 21 Tahun 1988 tanggal 5 Desember 1988 dan ditindaklanjuti dengan Inmendagri Nomor 3 Tahun 1989 mengubah batas wilayah Kotamadya Dati II Pekalongan sehingga luas wilayahnya berubah dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa dan 24 kelurahan. Sejalan dengan era reformasi yang menuntut adanya reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 32 Tahun 2004 yang mengubah sebutan Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan.
Lambang
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan pertama kali menggunakan coat of arms bergaya Belanda yang pada perisainya tergambar tiga ekor ikan di jaring. Representasi ini melambangkan bahwa Pekalongan merupakan pusat penangkapan ikan utama di Jawa Tengah bagian utara.[butuh rujukan]
Lambang Kota Pekalongan yang kini digunakan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Besar Pekalongan Tentang Bentuk Lambang Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan kini menggunakan Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 3 Tahun 2017. Lambang ini berupa perisai yang dimahkotai benteng 5 menara. Pada perisai utama terdapat canting di atas bidang kuning emas (Or), tiga ikan berenang pada bidang biru (Azure), serta motif batik Jlamprang menyilang dari kanan atas ke kiri bawah (per bend sinister).
Pada tanggal 30 Januari 2015, Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad meluncurkan logo baru dan dikukuhkan berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2014. Logo ini diluncurkan untuk memberikan citra baru bahwa Pemerintah Kota harus melayani masyarakat. Ahmad menyebut bahwa logo ini "tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat."[5] Logo Kota Pekalongan tampil dengan bentuk yang lebih modern, membentuk lingkaran dengan unsur-unsur seperti orang bekerja, canting, ikan, dan orang beribadah. Ahmad menyebut bahwa lambang ini akan disandingkan dengan emblem UNESCO untuk memudahkan pemasaran dan penjenamaan.[6]
Logo ini mendapat komplain dari masyarakat Kota Pekalongan karena bentuknya terlalu abstrak dan tak terkesan formal. Akhirnya Pemerintah Kota memutuskan untuk mengembalikannya ke coat of arms yang dibuat tahun 1958 dengan mengukuhkan Perda No. 3 Tahun 2017.[7]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan 109º37’55”–109º42’19” BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00–518,00 km membujur dan 517,75–526,75 km melintang, dimana semuanya merupakan daerah datar, tidak ada daerah dengan kemiringan yang curam, terdiri dari tanah kering 67,48% Ha dan tanah sawah 32,53%.[8]
Berdasarkan jenis tanahnya, di Kota Pekalongan memiliki jenis tanah yang berwarna agak kelabu dengan jenis aluvial kelabu kekuningan dan aluvial yohidromorf. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai ± 9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai ± 7 km.
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas wilayah administrasi Kota Pekalongan yaitu:
Utara | Laut Jawa |
Timur | Kabupaten Batang |
Selatan | Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang |
Barat | Kabupaten Pekalongan |
Iklim dan cuaca
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan merupakan daerah beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm–300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120 hari. Keadaan suhu rata-rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah, berkisar antara 17–35 °C.
Data iklim Pekalongan | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.0 (78.8) |
26.5 (79.7) |
26.9 (80.4) |
27.4 (81.3) |
27.5 (81.5) |
27.0 (80.6) |
26.4 (79.5) |
26.7 (80.1) |
27.3 (81.1) |
27.6 (81.7) |
27.4 (81.3) |
26.8 (80.2) |
27.0 (80.6) |
Presipitasi mm (inci) | 632.5 (24.902) |
415.4 (16.354) |
327.0 (12.874) |
195.1 (7.681) |
152.6 (6.008) |
87.7 (3.453) |
82.1 (3.232) |
74.2 (2.921) |
81.4 (3.205) |
143.6 (5.654) |
186.3 (7.335) |
319.5 (12.579) |
2.697,4 (106,197) |
Rata-rata hari hujan atau bersalju | 18.4 | 16.6 | 16.5 | 13.8 | 10.6 | 8.5 | 4.7 | 4.5 | 5.2 | 8.8 | 14.8 | 17.6 | 140.0 |
Sumber: [9] |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Secara administrasi pemerintahan Kota Pekalongan dipimpin oleh seorang Wali kota dan Wakil Wali kota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi beberapa kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Sejak 2005, Wali kota Pekalongan dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD.
Walikota
[sunting | sunting sumber]Wali kota Pekalongan saat ini dijabat oleh Achmad Afzan Arslan Djunaid, didampingi wakil wali kota Salahudin. Achmad dan Salahudin adalah pemenang pada pemilihan umum walikota Pekalongan 2020, dan dilantik pada 26 Februari 2021, untuk masa jabatan 2021-2026.[10]
No | Wali Kota | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Achmad Afzan Arslan Djunaid |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Pekalongan dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[11] | 2014–2019[12] | 2019–2024[13] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 3 | 7 | 6 | |
Gerindra | (baru) 1 | 3 | 2 | 2 | |
PDI-P | 4 | 4 | 5 | 5 | |
Golkar | 8 | 9 | 9 | 8 | |
NasDem | (baru) 0 | 1 | 2 | ||
PKS | 2 | 3 | 3 | 4 | |
Hanura | (baru) 0 | 0 | 1 | 1 | |
PAN | 5 | 3 | 3 | 2 | |
Demokrat | 2 | 1 | 0 | 0 | |
PPP | 4 | 4 | 4 | 5 | |
PKNU | (baru) 1 | ||||
Jumlah Anggota | 30 | 30 | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 9 | 8 | 9 | 9 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Pekalongan. Kota Pekalongan memiliki 4 kecamatan dan 27 kelurahan pasca-penggabungan (berdasarkan Perda Kota Pekalongan No.8 Tahun 2013).[14]
Kota Pekalongan memiliki 4 kecamatan dan 27 kelurahan pasca-penggabungan (berdasarkan Perda Kota Pekalongan No.8 Tahun 2013).[15] Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan sebesar 305.052 jiwa dan luas wilayah 45,25 km² dengan kepadatan 6.741 jiwa/km².[16][17]
Daftar kecamatan dengan masing-masing kelurahan di Kota Pekalongan, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kodepos[18] | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|---|
33.75.01 | Pekalongan Barat | 51111-51119 | 7 | |
33.75.04 | Pekalongan Selatan | 51131-51138 | 6 | |
33.75.02 | Pekalongan Timur | 51121-51129 | 7 | |
33.75.03 | Pekalongan Utara | 51141-51148 | 7 | |
TOTAL | 27 |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Agama
[sunting | sunting sumber]Sejak dahulu, Kota Pekalongan dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat religiositas yang cukup tinggi, indikatornya adalah dengan banyaknya jumlah pondok pesantren yang ada yakni 44 buah dengan jumlah santri mencapai 4.706 orang. Keberagaman pemeluk agama tidak lagi menimbulkan permasalahan yang berarti menunjukkan kondusifnya kehidupan antar umat beragama Kota Pekalongan.
Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kota Pekalongan, sedangkan agama lain yang dianut sebagian warga Kota Pekalongan adalah Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Untuk memenuhi kebutuhan peribadatan, di Kota Pekalongan terdapat berbagai jenis tempat ibadah berupa Masjid 106 unit, Musholla 613 unit, 13 buah Gereja Kristen, 2 Gereja Katolik, 1 Pura dan 5 Wihara yang tersebar diseluruh kecamatan Kota Pekalongan.[19]
Etnis
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan secara etnik didominasi oleh Suku Jawa yang bertutur dengan Bahasa Jawa dialek Pekalongan yang secara dialek dekat dengan Bahasa Jawa Banyumasan dialek Tegal ataupun Bahasa Jawa Semarang. Sejarah Pekalongan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan membuatnya memiliki sejumlah komunitas pendatang yang menonjol, seperti etnis Cina dan Arab, selain tentu saja suku-suku Nusantara lain seperti suku Melayu dan Banjar.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Karena letaknya sangat strategis yaitu di antara Jakarta dan Surabaya, perekonomian Kota Pekalongan cukup maju di antara kota-kota lain di Jawa Tengah yaitu dalam bidang industri, perikanan dan properti. Dalam bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki sebuah pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa.
Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan dikenal akan batiknya yang telah mendunia, banyak wisatawan yang datang atau sekadar singgah di Kota Pekalongan. Tempat wisata di Kota Pekalongan tidak hanya wisata batik saja, tetapi terdapat juga wisata keagamaan, sejarah dan alam.
Tempat wisata
[sunting | sunting sumber]- Museum Batik Pekalongan
- Kampoeng Batik Kauman
- Kampung Wisata Batik Pesindon
- Kampung Wisata ATBM Medono
- Kampung Wisata Canting Landungsari
- Pantai Pasir Kencana
- Pantai Slamaran Indah
- Seaworld Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP)
- Wisata Hutan Bakau (Mangrove Park)
- Water Park Dupan
- Kawasan Kota Tua Jetayu
- Ziarah Makam Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas
- Taman Kota Kawasan Mataram
- Monumen 03-10-1945
Kuliner
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan memiliki kuliner khas, diantaranya:
- Tauto, merupakan salah satu makanan khas Kota Pekalongan, makanan ini merupakan sebagaimana makanan soto namun menggunakan daging kerbau dengan bumbu khas yaitu taoco.
- Kopi tahlil, sebuah minuman kopi yang diracik dengan menggunakan bahan rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, pandan.
- Gule kambing kacang hijau, makanan ini dipengaruhi budaya khas Timur Tengah, gule kambing ini disajikan dengan dicampur bersama kacang hijau.
- Nasi kebuli, merupakan nasi yang dimasak menggunakan rempah-rempah yang disajikan dengan potongan daging kambing yang dilengkapi acar nanas.
- Garang asem Pekalongan, makanan yang berkuah bening dari daging sapi dengan racikan tomat dan cabai rawit gelondongan yang disajikan dalam kondisi panas. Biasa disajikan bersama megono.
- Megono, makanan yang terbuat dari nangka muda yang dirajang, diramu dengan bumbu dan dimasak dengan cara dikukus.
- Nasi uwet, makanan ini hampir mirip gulai kambing namun dengan kuah yang lebih encer karena tidak menggunakan santan.
- Nasi Otot, makanan yang terdiri dari nasi dan otot sapi yang diberi bumbu yang khas, serta ditambah dengan tambahan gorengan.
- Pindang tetel adalah makanan khas pekalongan yang berasal dari desa Ambokembang, Kedungwuni, Pekalongan dan Kota Pekalongan Selatan. Meskipun bernama pindang tetel, masakan ini lebih mirip rawon dan dibuat dari tetelan daging iga sapi, bukan ikan pindang.
- Kluban, kuliner tradisional khas Pekalongan, menjadi pilihan tepat bagi pecinta sayuran. Banyak orang yang sulit membedakan antara kluban dan urap karena tampilannya yang serupa. Namun, kedua hidangan ini memiliki perbedaan tersendiri.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan memiliki sekitar 2.687 sekolah, 451.609 siswa dan 22.137 guru
Perguruan Tinggi
[sunting | sunting sumber]- Universitas Pekalongan (UNIKAL)
- Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN GUSDUR)
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Pratama Pekalongan (STMIK Widya Pratama)
- Akademi Kebidanan Harapan Ibu (AKBID Harapan Ibu)
- Prodi Keperawatan Pekalongan, Poltekkes Semarang
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Rumah sakit
[sunting | sunting sumber]№ | Kode | Nama Rumah Sakit | Jenis | Tipe | Alamat |
---|---|---|---|---|---|
1. | 3326049 | RSUD Bendan | RSUD | B | Jalan Sriwijaya №2, Bendan Kergon, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51119 |
2. | 3375074 | RS Aro Pekalongan | RS Bedah | D | Jalan Dr. Sutomo №16, Gamer, Kec. Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51123 |
3. | 3375022 | RS Budi Rahayu | RS | C | Jalan Barito №5, Padukuhan Kraton, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51146 |
4. | 3375073 | RS H.A Zaky Djunaid | RS | D | Jalan Pelita II №8, Pringrejo, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51117 |
5. | 3375071 | RS Karomah Holistic | RS | D | Jalan Gajah Mada Barat №124, Tirto, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51118 |
6. | 3375075 | RS Hermina Pekalongan | RS | D | Jalan Jenderal Sudirman №16, Podosugih, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51112 |
7. | 3375033 | RS Siti Khodijah Pekalongan | RS | C | Jalan Bandung №39, Kauman, Kec. Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51129 |
8. | 3375072 | RSIA Anugerah Pekalongan | RSIA | D | Jalan Perintis Kemerdekaan №3, Pasirkratonkramat, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51145 |
9. | - | RSUD Kraton | RS | B | Jl. Veteran No.31, Dukuh, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51117 |
10. | - | RS Bhakti Waluyo | RS | D | Jl. Dr. Sutomo No.32, Sokorejo, Kec. Pekalongan Tim., Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51121 |
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Kota Pekalongan mudah dijangkau karena merupakan kota perlintasan yang terletak di lintas utara Jawa, menghubungkan Jakarta dengan Surabaya melalui Semarang. Di Pekalongan terdapat beberapa fasilitas transportasi:
- Stasiun Pekalongan, semua kereta api penumpang berhenti di stasiun ini
- Terminal Bus Pekalongan
- Terminal Ponolawen
- Terminal Sayun
- Terminal Banjarsari
- Terminal Slamaran
- Terminal Grogolan
- Jalan Tol Pemalang-Batang, exit Kota Pekalongan di Sentono
Olahraga
[sunting | sunting sumber]Di Kota Pekalongan terdapat fasilitas olahraga pada berbagai cabang olahraga, diantaranya:
- Stadion Jenderal Hoegeng
- Stadion Bumirejo
- Stadion Kuripan Lor
- Kolam Renang Tirta Sari (Sudah dibongkar)
- Gedung GOR Jetayu
- Gedung GOR Peritis Kemerdekaan
- Gedung GOR Medono
- Lapangan Tenis Prabajaya
- Lapangan Tenis PDAM
- Sungai Cemoro Sewu
- Lapangan Abdi Jaya Pringrejo
- Lapangan Golf Setono
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Pelabuhan Pekalongan (1911).
-
GOR Jatayu (1915).
-
Jalan Jatayu menuju rumah jabatan Residen Pekalongan (1916).
-
Rumah kediaman Kapitan Arab di Pekalongan (1920).
-
Kawasan Pecinan di Pekalongan (1923).
-
Lapas Kelas IIA Pekalongan (1935).
-
Gereja Protestan di Pekalongan (antara abad ke-19 dan 20).
-
Jembatan loji di sungai Kupang (sekitar 1900-1940).
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Pekalongan | Creative City of Crafts and Folk Arts". en.unesco.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-09. Diakses tanggal 2022-06-12.
- ^ "Peringatan Hari Jadi Kota Pekalongan". Pemerintah Kota Pekalongan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-08. Diakses tanggal 2022-11-20.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 Agustus 2023.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 17 Oktober 2023.
- ^ Pujangga, Raka F. "Hari ini, Pemkot Pekalongan Resmi Ganti Logo". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-29. Diakses tanggal 2021-12-29.
- ^ "Ini Dia Arti Logo Baru Pemkot Pekalongan". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-29. Diakses tanggal 2021-12-29.
- ^ "Kota Pekalongan Launching Logo Baru Tapi Lama". Tribrata News Jawa Tengah. 2017-05-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-19. Diakses tanggal 2021-12-19.
- ^ ""Kota Pekalongan Dalam Angka 2017" (BPS Kota Pekalongan), diakses 13 Juni 2018". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-13. Diakses tanggal 2018-06-13.
- ^ "Pekalongan, Indonesia Travel Weather Averages". Weatherbase. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-15. Diakses tanggal 7 Februari 2016.
- ^ "Resmi Dilantik Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Pekalongan Periode 2021-2026". pekalongankota.go.id. Diakses tanggal 17 Oktober 2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Pekalongan 2009-2014
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Pekalongan 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Pekalongan 2019-2024
- ^ "Biro Hukum". www.jdih.setjen.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-12.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Biro Hukum". www.jdih.setjen.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-12.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kota Pekalongan
- ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- ^ "Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 5 Tahun 2014". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2022-03-11.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Cari tahu mengenai Pekalongan pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Buku dari Wikibuku |